Jumat, 20 April 2012

RUKUN IMAN part4

Posted by Nis |


PASAL KE EMPAT
IMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH


Termasuk rukun iman, adalah beriman kepada kitab-kitab yang diturunkan Allah SWT kepada nabi-nabi-nya dan rasul-rasulnya. Di antara kitab-kitab yang telah diturunkan-nya ada sebagian yang namanya diberitakan secara jelas kepada kita di dalam Al-Qur’an dan sebagian lagi tidak diberi-nya nama yang jelas. Dan Allah SWT telah memberitakan kepada kita tentang kitab-kitab tersebut di dalam ayat-ayat berikut:
1.     Taurat.
Taurat adalah kitab yang diturunkan kepada nabi Musa AS., seperti diterangkan dalam firman Allah SWT berikut ini:
“Sesungguhnya Kami telah menurunkan Kitab Taurat di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi), yang dengan Kitab itu diputuskan perkara orang-orang Yahudi oleh nabi-nabi yang menyerah diri kepada Allah, oleh orang-orang alim mereka dan pendeta-pendeta mereka, disebabkan mereka diperintahkan memelihara kitab-kitab Allah dan mereka menjadi saksi terhadapnya. Karena itu janganlah kamu takut kepada manusia, (tetapi) takutlah kepada-Ku. Dan janganlah kamu menukar ayat-ayat-Ku dengan harga yang sedikit. Barang siapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir”. (QS Al-Maaidah: 44)
2.     Injil.
Injil adalah kitab-Nya yang diturunkan kepada Nabi Isa AS., sebagaimana diterangkan dalam firman Allah SWT sebagai berikut:
“Dan Kami iringkan jejak mereka (nabi-nabi Bani Israel) dengan Isa putra Maryam, membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu: Taurat. Dan Kami telah memberikan kepadanya Kitab Injil sedang di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi), dan membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu Kitab Taurat. Dan menjadi petunjuk serta pengajaran untuk orang-orang yang bertakwa”. (QS Al-Maaidah: 46)
3.     Zabur.
Zabur adalah kitab-Nya yang diturunkan kepada Nabi Daud AS., sebagaimana diterangkan dalam firman Allah SWT sebagai berikut:
“Dan Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang (ada) di langit dan di bumi. Dan sesungguhnya telah Kami lebihkan sebagian nabi-nabi itu atas sebagian (yang lain), dan kami berikan Zabur (kepada) Daud”. (QS Al-Israa: 55)
-          Shuhuf.
Shuhuf adalah kitab-Nya yang diturunkan kepada Nabi Ibrahim AS dan Nabi Musa AS. Allah SWT berfirman:
Sesungguhnya ini benar-benar terdapat dalam kitab-kitab yang dahulu, (yaitu) Kitab-kitab Ibrahim dan Musa”.(QS Al-A’laa: 18-19)
4.     Al-Qur’an.
Ø  Al-Qur’an mencakup ringkasan pengajaran-pengajaran ilahiyah, serta memperkuat dan membenarkan isi kitab-kitab yang mendahuluinya, yaiut kewajiban mentauhidkan Allah, beribadah kepada-nya, dan taat kepada-Nya.
Allah SWT berfirman:
Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Qur'an dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat di antara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu,”
(QS. Al-Maaidah: 48)
Selain itu, Al-Qur’an juga datang dengan membawa seperangkat aturan Syari’at untuk seluruh ummat manusia, dimana semua aturan-aturan itu dapat menghantarkan mereka kepada kebahagiaan dunia-akhirat. Dan sekaligus menashahkan syari’at-syari’at amaliyah khusus kaum-kaum (ummat) terdahulu, dan mengukuhkan hukum-hukum yang memang tetap berlaku untuk setiap tempat dan di segala jaman.
Ø  Bahwa Al-Qur’an itu adalah satu-satunya kitab Rabbani yang telah dijanjikan pemeliharaan (keaslian)nya oleh Allah SWT sendiri.
Allah SWT berfirman:
Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Qur'an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.” (QS. Al-Hijr: 9)
Sesungguhnya orang-orang yang mengingkari Al Qur'an ketika Al Qur'an itu datang kepada mereka, (mereka itu pasti akan celaka), dan sesungguhnya Al Qur'an itu adalah kitab yang mulia. Yang tidak datang kepadanya (Al Qur'an) kebatilan baik dari depan maupun dari belakangnya, yang diturunkan dari Tuhan Yang Maha Bijaksana lagi Maha Terpuji.” (QS. Fushshilat: 41-42)

Sedangkan tentang kitab-kitab yang lainnya yang tidak jelas namanya, sudah pasti juga diturunkan oleh Allah SWT kepada ummat-ummat tertentu yang terdahulu, sebab sebagai ciri adanya hukum-hukum khas yang sesuai dengan kondisi kaum tertentu itu.
Allah SWT berfirman:
“...Untuk tiap-tiap umat di antara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang...” (QS. Al-Maaidah: 48)
Oleh karena itu Allah SWT tidak berjanji untuk menjaga keutuhannya agar berlaku di segala zaman seperti halnya janji-Nya kepada Al-Qur’an, bahkan Allah SWT telah memberitakan kepada kita bahwa kitab-kitab-Nya terdahulu (Selain Al-Qur’an) itu telah mengalami perubahan dan penyimpangan, akibat ulah manusia-manusia jahil yang tidak bertanggung jawab.
Perubahan dan penyimpangan yang dilakukan oleh orang-orang Yahudi terhadap Kitab Taurat, diberitakan oleh Allah SWT dalam ayat berikut:
“Apakah kamu masih mengharapkan mereka akan percaya kepadamu, padahal segolongan dari mereka mendengar firman Allah, lalu mereka mengubahnya setelah mereka memahaminya, sedang mereka mengetahui?” (QS. Al-Baqarah: 75)
Firman-Nya juga:
“Yaitu orang-orang Yahudi, mereka merubah perkataan dari tempat-tempatnya. Mereka berkata: "Kami mendengar", tetapi kami tidak mau menurutinya. Dan (mereka mengatakan pula): "Dengarlah" sedang kamu sebenarnya tidak mendengar apa-apa. Dan (mereka mengatakan): "Raa'ina", dengan memutar-mutar lidahnya dan mencela agama. Sekiranya mereka mengatakan: "Kami mendengar dan patuh, dan dengarlah, dan perhatikanlah kami", tentulah itu lebih baik bagi mereka dan lebih tepat, akan tetapi Allah mengutuk mereka, karena kekafiran mereka. Mereka tidak beriman kecuali iman yang sangat tipis.” (QS. An-Nisaa’: 46)
Adapun penyimpangan kaum Nashara terhadap Injil, telah diberitakan oleh Allah SWT dalam ayat berikut:
“Dan di antara orang-orang yang mengatakan: "Sesungguhnya kami ini orang-orang Nasrani", ada yang telah Kami ambil perjanjian mereka, tetapi mereka (sengaja) melupakan sebahagian dari apa yang mereka telah diberi peringatan dengannya; maka Kami timbulkan di antara mereka permusuhan dan kebencian sampai hari kiamat. Dan kelak Allah akan memberitakan kepada mereka apa yang selalu mereka kerjakan. Hai Ahli Kitab, sesungguhnya telah datang kepadamu Rasul Kami, menjelaskan kepadamu banyak dari isi Al Kitab yang kamu sembunyikan, dan banyak (pula yang) dibiarkannya. Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah, dan kitab yang menerangkan.” (QS. Al-Maaidah: 14-15)
Sebagai contoh penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan oleh kaum Yahudi dan Nasharani terhadap agama mereka adalah kaum Yahudi mendakwakan Uzair sebagai anak Allah SWT, sedangkan kaum Nashrani mendakwakan Isa Al Masih juga sebagai anak Allah, sebagaimana dinyatakan Allah dalam ayat berikut ini:
“Orang-orang Yahudi berkata: "Uzair itu putra Allah" dan orang Nasrani berkata: "Al Masih itu putra Allah". Demikian itulah ucapan mereka dengan mulut mereka, mereka meniru perkataan orang-orang kafir yang terdahulu. Dilaknati Allah-lah mereka; bagaimana mereka sampai berpaling?” (QS. At-Taubah: 30)
 Maka dengan tercantumnya ayat itu di dalam Al-Qur’an berarti telah menunjukkan kepada kita penyimpangan yang mereka perbuat dengan kreasi mereka sendiri itu, dan Allah SWT menjelaskan kepada segenap ummat manusia bahwa diri-Nya bersih dari rekaan dan sangkaan mereka, sebab Dia tidak beranak (seperti yang disebutkan-Nya) dalam surat Al-Ikhlas:
“Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan, dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia". (QS. Al-Ikhlas: 2-4)
Suatu kenyataan bahwa di atas bumi ini tidak ada suatu kitab pun yang sampai detik ini masih tetap terjaga keutuhannya tanpa adanya suatu perubahan dan penyimpangan seperti Al-Qur’an (yang selalu terpelihara keutuhannya itu).
Oleh karena itu dapatlah disimpulkan:
1.      Kitab-kitab yang turun sebelum Al-Qur’an telah hilang naskah aslinya, dan tidak satupun yang masih tersisa di tangan manusia kecuali sekedar terjemahannya belaka. Adapun Al-Qur’an senantiasa utuh isinya dan terpelihara dari penyimpangan-penyimpangan baik mengenai isinya surat-suratnya, ayat-ayatnya, kalimat-kalimatnya, bahkan harakat-harakatnya. Semuanya masih sama persis dengan yang dibacakan oleh Jibril kepada Rasulullah SAW, dan seperti yang dibacakan Rasulullah SAW kepada para sahabat yang diridhai Allah SWT. (lihat prinsip-prinsip Islam, Al Maududi, halaman 77).
2.      Dalam kitab-kitab tersebut (sebelum Al-Qur’an) telah terjadi pencampur-adukan antara Kalamullah dengan ucapan-ucapan manusia, baik dalam hal penafsirannya, sejarahnya, sirah para nabinya, murid-murid mereka, dan pemikiran-pemikiran fuqahanya. Sudah tidak dikenali lagi mana yang di dalamnya merupakan Kalamullah dan mana yang merupakan kalam manusia, semuanya sudah kacau balau. Adapun Al-Qur’an, seluruh kandungannya merupakan Kalamullah, tidak setitikpun tercampuri oleh hadits Rasulullah SAW, atau ucapan para sahabat, atau oleh yang lainnya. (Lihat prinsip-pronsip Islam, Al Maududi).
3.      Sesungguhnya kitab-kitab itu (selain Al-Qur’an) sudah tidak merupakan kitab yang sah lagi jika dinisbatkan (ditetapkan) kepada rasul yang seharusnya menerimanya. Kitab Taurat atau yang juga dikenal dengan kitab Perjanjian Lama yang kita temukan sekarang misalnya, di dalamnya mengandung sanad tarikh (kodifikasi sejarah) yang sudah tidak akurat lagi (tidak bisa dipercaya kebenarnnya), karena sebenarnya kitab tersebut dibukukan jauh berabad-abad setelah Nabi Musa AS., wafat.
Sangat lain dengan Al-Qur’an; Kitab yang agung itu merupakan kitab pemersatu yang memperkokoh kedudukannya dengan memberikan gambaran gath’i (meyakinkan) tentang rasul yang menerima wahyu, yakni Muhammad SAW. Kitab Al-Qur’an tersebut disusun dalam bentuk surat-surat dan ayat-ayat, dengan metode penyususnan yang sistematis, dan dengan aturan pembacaan yang tetap dari masa ke masa tanpa mengalami perubahan. Ini membuktikan kepastian kebenarannya, dan bagi kita yang membacanya menjadi semakin yakin bahwa Al-Qur’an itu telah diturunkan Allah SWT kepada Rasul-Nya yang mulia SAW.
4.      Dari dalil-dalil yang menunjukkan terjadinya penyimpangan terhadap kitab-kitab tersebut (kitab-kitab selain Al-Qur’an), dapatlah disimpulkan bahwa penyimpangan-penyimpangan yang ada menyangkut keaslian naskahnya, perbedaan-perbedaan nukilan kata-kata yang ada di dalamnya. (Prinsip-prinsip Islam, Al Maududi, halaman 78)
5.     Di antara tindakan-tindakan manusia yang mengarah kepada penyimpangan-penyimpangan terhadap kitab-kitab tersebut mencakup pengonsepan akidah yang secara rusak, penggambaran-penggambaran batil tentang Allah SWT, dan begitu juga perihal rasu-rasul-Nya yang mulia alaihissalam. Misalnya memperumpamakan Allah dengan manusia, mencerca para nabi dengan menafikkah kehormatan mereka, dan sebagian lagi dengan menafikan kesucian mereka (Misalnya seperti yang diceritakan dalam perjanjian lama, II Samuel 12 : 1-25, bahwa Nabi Daud AS., telah menzinahi permpuan cantik bersuami).
Dengan demikian, setelah kita mengetahui perbedaan antara Al-Qur’an dan kitab-kitab lainnya, maka mudahlah bagi kita untuk menentukan batas-batas keimanan pada Al-Qur’an dan terhadap kitab-kitab lainnya. Beriman kepada kitab-kitab selain Al-Qur’an adalah berfungsi sebagai dan sebatas pengakuan; kita wajib mengakui bahwa kitab-kitab selain Al-Qur’an itu juga berasal dari sisi-Nya secara benar dan jujur.
Adapun dalam beriman kepada Kitab Al-Qur’an, maka wajib bagi kita untuk mengimani bahwa kitab itu merupakan Kalamullah SWT yang murni dan haq. Tiap-tiap lafadznya terpelihara dan tiap-tiap kalimatnya terjaga kebenarannya. Wajib bagi kita untuk mengikuti perintah-perintah-Nya yang terkandung di dalamnya, menjauhi larangan-larangan-nya, membenarkan berita-beritanya dan menolak hukum-hukum yang berlawanan dengannya.

_________________________


YANG MENGUATKAN
YANG MEMBATALKAN IMAN
KAJIAN RINCI DUA KALIMAH SYAHADAH
Dr. Muhammad Na’im Yasin




__Aku tinggalkan untuk kalian dua perkara. Kalian tidak akan sesat selama berpegangan dengannya, yaitu Kitabullah (Al Qur'an) dan sunnah Rasulullah Saw. (HR. Muslim)

Orang yang pandai membaca Al Qur'an akan bersama malaikat yang mulia lagi berbakti, dan yang membaca tetapi sulit dan terbata-bata maka dia mendapat dua pahala.
(HR. Bukhari dan Muslim)

Sebaik-baik kamu ialah yang mempelajari Al Qur'an dan mengajarkannya. (HR. Bukhari)


----Perpus Pusat UII, 20 April 2012----

Menjelang Jum’atan


0 komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger
Powered By Blogger
Powered By Blogger