Kamis, 26 September 2019

JALAN MENJAGA ISTIQOMAH

Posted by Nis |

Bismillah.




Agar tetap teguh di atas istiqamah maka seseorang harus melakukan hal-hal berikut ini, dinataranya adalah :

1). Taubat nasuha.
Sebenar2 taubat, dari dalam hati yang paling dalam. Taubat nasuha itu bukan seperti tobat sama pedes, alias kapok lombok. Ketika merasakan pedes seolah tobat ndak akan mengulangi, nyatanya udah tw pedes ya dimakan lagiii dan lagi. Taubat nasuha itu kek trauma yang disengaja. Trauma dengan dosa. Sehingga merasakan takut, tertekan, enggan, ketika dihadapkan pada subjek trauma yang pernah terjadi/dilakukan.


2). Senantiasa mentauhidkan Allâh dan menjauhkan syirik.
Tauhid. Materi kajian yang kadang terasa beraaaat bangettt. Sampe bosen, sampe males, sampe ogah2an kalau datang ke kajian yang temanya tauhid. Padahal, ini pentiiiiinggg sangat sodara-sodara. Karena hidup kadang tak bisa lepas dari adanya kesyirikan di sekitar kita. Bahkan mungkin di rumah kita. Padahal sebenarnya kita paham dan berhati2., namung kadang masih bisa tanpa sengaja mengikuti. Misal yang melakukan adalah tetangga, lingkungan sekitar, atau bahkan keluarga, orang tua juga sodara. Maka harus benar2 memahami bagaimana itu tauhid dan seperti apa kategori syirik. Jangan sampai kita terjerumus karna tidak tw ilmunya, karna malas mempelajarinya. Pasalnya ini menyangkut surga dan neraka kita yaw. Bahkan bagi kepala keluarga, diwasiatkan oleh baginda Nabi, untuk menjauhkan keluarganya dari api neraka. Yangmana ini tanggungjawab besarr wahai bapak2 suami.


3). Selalu berusaha untuk selalu konsekuen dan konsisten dalam ketaatan kepada Allâh danRasul-Nya.
Ini kaitannya istiqomah sodara2. Bahwasanya amalan yang sedikit tapi rutin, lebih disukai Allah Ta’ala daripada yang buanyakkk tapi hanya sekali, udah, ndak diamal2kan lagi. Meskipun ini susyah yaw, pasalnya iman itu kadang naik, kadang turun. Kalau pas lagi naik mah bisa menggebu-gebu, tilawah bisa seharian gak pake brenti2. Tapi kalau pas lagi futhur,, duh, bawaannya pen maksiaatt mulu. Marah2 ndak jelas lah ke nyokap, ke swami, ke oyen. Malas beribadah, bawaanya males ke kajian, banyak aja alesan mah. Tapi jangan menyerah lah,, berusaha selalu menjalankan ketaatan.


4). Muraqabatullâh, yaitu selalu merasa diawasi oleh Allâh Ta’ala baik dalam keadaan rahasia maupun terang-terangan.
Merasa diawasi ini efektif mencegah maksiat. Kalau mau maksiat coba dong mikir, dimana gitu kek yang gk diliat Allah. Malu gaess.






5). Muhasabah, yaitu menginstrospeksi segala amal perbuatan yang telah dikerjakan.
Sebelum tidur nah, ingat2 lagi seharian tadi banyakan amal apa maksiat. Istighfar banyak2.



6). Mujâhadah, yaitu berjuang sungguh-sungguh menggembleng jiwa di atas ketaatan kepada Allâh Ta’ala.
Memang awal ibadah itu dipaksa, lama2 terbiasa, lalu masukkan ikhlas sebagai ruhnya. Males, tapi harus dipaksaaaa. Contohnya ya,, sholat. Sholat itu beraattt gaes bagi sebagian orang. Padahal kuat naik gunung, menyusuri lembah, berkemah, namun ke masjid yang dekat rumah rasanya beratt tak bersyemangat.



7). Ikhlas dalam beramal dan mutaba’ah (mengikuti contoh Rasûlullâh).
Ingattt,, kunci diterimanya amal ada 2, sesuai sunnah alias tuntunan yang diajarkan Rasul, dan ikhlas. Jika salah satu dari dua itu hilang, ostomastis... wallahu’allam dah. Nanti dikata panitia surga deh saya. Memang kadar pahala dan dosa itu Allah Yang Maha Tahu. Tapi kan sudah dikasih kisi2nya, bisa dong kita mengira2. Bahkan jelas dong mana pahala mana dosa. Semoga kita terlindung dari bid’ah dan hati yang tidak ikhlas.



8). Berpegang teguh kepada Sunnah dan menjauhi bid’ah.
Ini ditekankan lagi ya,, mengikuti sunnah. Apa2 yang Rasul ajarkan. Segala hal di luar itu... ‘ah, tapi kan ini baik’..katanya. Baik menurut siapa? Apa kita berani beranggapan kalau dulu Rasul itu tugasnya belum selesai? Masih ada yang lupa beliau ajarkan? Masih ada kebaikan2 yang tidak beliau tunjukkan? Na’udzubillah. Sunnah2 nya saja buanyaakkkk, belum semua kita amalkan. Hindari bid’ah gaes,, semoga Allah menjaga kita semua dari perbuatan sia2 yang malah cenderung berujung ke dosa.



9). Menjaga shalat lima waktu dengan berjama’ah di masjid.
Ini bagi kaum pria ya sodara-sodara. Kalau perempuan, kebalikannya. Shalat di bilik paling rahasia di rumah, itu yang lebih utama.






10). Berani dalam melakukan amar ma’ruf dan nahi munkar.
Kalau mampu dan aman, lakukan yaw. Jangan takut, ada Allah yang Maha Kuasa yang menjaga kita.



11). Senantiasa menuntut ilmu syar’i.
Ayoooo ngajii. Jaman canggih seperti sekarang, dunia sudah hanya seluas genggaman tangan. Kalau tak bisa menghadiri langsung kan bisa cari di utas jejaring sosial. Jangan akun mantan aja yang dipantau, akun kajian malah diabaikan. Wkwkwk.



12). Takut kepada Allâh Ta’ala dengan mengingat pedihnya siksa neraka.
Jadi, boleh ndak beribadah karena mengharap surga dan takut neraka? Jawabannya boleh sodara-sodara.



13). Mencari teman yang shâlih.
Teman di sini bisa juga teman hidup loh. Cari pasangan yang sholeh / sholehah ya temanss. Semoga bahagia dunia akhirat.



14). Menjaga hati, lisan, dan anggota badan serta sabar dari hal-hal yang diharamkan.
Sabar ada tiga ya sodara-soodara. 1.sabar dalam ketaatan, 2.sabar untuk menghindari hal2 yang dilarang/diharamkan, 3.sabar dalam menerima ketentuan dari Allah baik yang kita suka ataupun yang tidak.



15). Mengetahui langkah-langkah setan.
Langkah setan yang mana nih? Ya langkah2nya dalam menyesatkan manusia yaw. ‘apa aja itu’?. Banyak. Kamu harus ngaji, cari biyar taw.. Diantaranya setan menyesatkan dengan hawa nafsu. Nafsu dunia yang hanya sementara, tapi bisa menyemplungkan ke neraka hingga kekal selama lama lamanya. Na’udzubillah.



16). Senantiasa berdzikir dan berdo’a agar diteguhkan di atas istiqamah.
Dimanapun, kapan pun, kita bisa berdzikir kan sodara-sodara. Di sela-sela kemacetan, di antara tumpukan kesibukan. Sejenak mengingat Allah. Mengingat segala nikmat dan karuniaNya, sehingga syukur yang tercipta. Alhamdulillah.


Diantara do’a yang sering Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam baca ialah:

يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوْبِ ثَبِّتْ قَلْبِيْ عَلَى دِيْنِكَ.

"Wahai Rabb yang membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agamamu."
[HR at-Tirmdizi (no. 3522) dan Ahmad (VI/302, 315) dari Ummu Salamah radhiyallâhu ’anha]



Doa minta istiqomah  via: https://yufidia.com/4909-doa-agar-istiqomah-2.html




والله أعلم… وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم

Diringkas dari Pembahasan "Keutamaan Istiqomah"

Ust. Yazid bin Abdul Qodir Jawas

*dengan beberapa perubahan











-------Jakarta, 26 September 2019-------
ba'da ashar

KEUTAMAAN MEMBERI NAFKAH KEPADA KELUARGA

Posted by Nis |

Bismillah.


Tidaklah Allah Azza wa Jalla memerintahkan satu perkara, melainkan perkara itu pasti dicintaiNya dan memiliki keutamaan di sisiNya serta membawa kebaikan bagi para hamba. Termasuk masalah memenuhi nafkah keluarga.

Melalui lisan RasulNya Shallallahu ‘alaihi wa sallam , Allah Azza wa Jalla telah menjelaskan tentang keutamaan memberi nafkah kepada keluarga. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda;

“Dinar yang engkau infakkan di jalan Allah, dinar yang engkau infakkan untuk membebaskan budak, dinar yang engkau sedekahkan kepada orang miskin, dan dinar yang engkau nafkahkan kepada keluargamu, pahala yang paling besar adalah dinar yang engkau nafkahkan untuk keluargamu” 
[HR Muslim, Ahmad dan Baihaqi.]


Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda

“Apa yang engkau berikan untuk memberi makan dirimu sendiri, maka itu adalah sedekah bagimu, dan apa yang engkau berikan untuk memberi makan anakmu, maka itu adalah sedekah bagimu, dan apa yang engkau berikan untuk memberi makan orang tuamu, maka itu adalah sedekah bagimu. Dan apa yang engkau berikan untuk memberi makan isterimu, maka itu adalah sedekah bagimu, dan apa yang engkau berikan untuk memberi makan pelayanmu, maka itu adalah sedekah bagimu”
[HR Ibnu Majah, 2138; Ahmad, 916727; dan dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih Ibnu Majah, 1739.]






=========================

Semangat ya para penjemput nafkah. Semoga lelahmu selalu lillah, bernilai berkah. Seumur hidupmu memberi nafkah, seumur hidupmu pula dihitung sedekah. MaasyaAllah. 









-------Jakarta, 26 September 2019-------
11;19



Selasa, 17 September 2019

Ujian Yang Berbuah Manis

Posted by Nis |


بـــــــــــسم اللـــــــه الرحمـــــن الرحـــــــيم




Abu Sa’id dan abu Hurairah Radhiyallahu’anhuma  berkata bahwa Rasulullah  bersabda,

“Segala sesuatu yang menimpa seorang muslim, baik berupa rasa letih, sedih, gangguan, gundah gulana, maupun duri yang mengenainya (adalah ujian baginya). Dengan ujian itu Allah mengampuni dosa-dosanya”.
(Muttafaq ‘alaih).



 Pelajaran-pelajaran Hadits,

Pertama, Penyakit yang diderita seorang muslim dan penderitaan lain yang menimpa darinya adalah sarana untuk membersihkan dirinya dari dosa.

Kedua, Orang yang tercela adalah orang yang diharamkan dari pahala kebaikan.




Sumber: Kitab Riyadhussholihin, Imam Nawawi.




Ujian yang berbuah manis. via: whatsapp image







=====================



Kadang saya was2 jika beberapa lama tidak dikasih sakit sama Allah. Karna begitu lah kisah shahabat dulu yang pernah saya dengar. Sebab sakit adalah karunia, penggugur dosa. Jika Allah tidak berkenan kita bersih dari dosa, lantas bukan kah itu musibah.?

Tentu, sakit yang saya maksud adalah yang ringan, tidak perlu harus masuk rumah sakit. Seperti flu, bisul, digigit semut, kegores kertas, dll yang semacamnya. 

Meskipun ringan, keikhlasan membuatnya bernilai besar. Jika pertama kita sadar merasakan sakit kemudian reflek berpikirnya itu ada pahala pembersih dosa, maka hati bukan lagi mengeluh, namun bersyukur.

Misal, lagi ngucek2 cucian, kog tangan terasa kegores.., ternyata ada jarum pentul di jilbab yang lupa dilepas. Ekspresi pertama ketika melihat njlarit di jari, dan dirasa kog perih2 ennyoiiy.. dalam hati, "innalillahi.., ya Allah.. hmm gpp. semoga jd penggugur dosa. iklas ya Allah".

MaasyaAllah... syahdu lho ini. Beneran.!



Baarakallahufiiik. ^_^








***Baca juga (klik):


















-------Jakarta, 17 September 2019-------
10;26








Senin, 16 September 2019

Haruskah wanita mengenakan jilbab saat membaca Al-Qur'an ? _kaitannya sujud tilawah

Posted by Nis |


بـــــــــــسم اللـــــــه الرحمـــــن الرحـــــــيم


Pertanyaan :

Haruskah wanita mengenakan jilbab ketika membaca Alqur'an ?



Jawaban :

Berkata Asy-Syaikh Al-'Allaamah Ibnu 'Utsaimin rohimahulloh :

قراءة القرآن لا يشترط فيها ستر الرأس

"Membaca Alqur'an tidak ada syarat padanya harus menutup kepala"

Majmuu' Al-Fataawa [1/420]



Dan beliau juga berkata didalam ucapannya tentang sujud tilawah :

وسجود التلاوة يكون حال قراءتها للقرآن، لا بأس بالسجود على أي حال و لو مع كشف الرأس و نحوها لأن هذه السجدة ليس لها حكم الصلاة

"Dan sujud tilawah ketika membacanya didalam Al-Qur'an, maka tidak mengapa untuk sujud dalam keadaan apapun walaupun dalam keadaan tidak menutup kepala dan yang semisalnya. Dikarnakan sujud ini tidak sama seperti hukum didalam sholat."

Al-Fataawa Al-Jami'ah Lil Mar'ah Al-Muslimah (1/249)


Ilustrasi jilbab --via : https://www.mizutex.com/bagaimana-kriteria-jilbab-wanita-muslimah-dalam-pandangan-al-quran/




==============

Kadang., keadaan memberikan kita tekanan dan dilema kan ya, sodara-sodara..? Cuaca lagi gerah2nya, kosan tak ber ac (air conditioner), hanya mengandalkan ac alternatif (angin cendela). Habis shalat pengin banget tilawah, tapi kog gobyoss, mana habis mandi keramas, badan udah syegerrr. Kalo mukena gak dilepas keringat mengalir deras,, badan sekaligus rambut takutnya jadi bau lagi. Kalo dcopot kog rasane tidak sreg,, keg gimanaa gitu. _kakean alasunnn. Jadinya ragu, malah ndak jadi tilawah. 

Sekarang sudah lebih tenang kan.,? Syudah tw ilmunya. Bahwa tidak harus berjilbab ketika tilawah. 

Namun tentu lebih berkesan jika sebisa mungkin memenuhi adab2 terbaik.









***Baca juga:


Agar setan lari dari rumah



Bukan tanggung jawab mereka












-------Jakarta, 16 September 2019-------
wayah Ashar






Powered By Blogger
Powered By Blogger
Powered By Blogger