Jumat, 05 Desember 2014

Bencana Hidup_Hutang & Penindasan **Kajian #4

Posted by Nis |

Bismillah.., 

Alhamdulillah.. memasuki episode terakhir serial kajian; Bencana Hidup.

Sedikit recap bahasan sebelumnya masalah bakhil, ada ungkapan menarik. Bahwasanya bakhil dalam bahasa arab, terdiri dari tiga buah huruf. Filosofi dari tiga huruf tersebut adalah hal2 yang merupakan buah dari sifat bakhil yang menghinggapi hati seseorang. Ke tiga huruf tersebut yaitu ba’ [], khof [], dan lam []. 

Ba’ -> Al-Bala’ = berarti bala’. Bahwasanya orang yang bakhil itu tidak akan mendapat kebaikan, akan tetapi balasan baginya adalah Bala’ (musibah/bencana/kerusakan, dll). Hal ini nyata, sebagaimana yang terjadi pada Qarun yang kisahnya diabadikan di dalam Al-Qur’an agar menjadi pelajaran bagi kita semua.

Khof -> Khushron = merugi, dibenci. Tidak ada orang menjadi kaya dikarenakan kikir. Dan tidak pula orang menjadi melarat/kismin #miskin, dikarenakan sedekah. Dan juga orang yang kikir itu dibenci oleh makhluk yang di bumi dan di langit. 

Lam -> Laamun = tercela. Sifat kikir digolongkan sebagai salah satu sifat yang tercela. Dan lawan dari sifat kikir adalah dermawan(suka memberi), inilah sifat yang terpuji.
Kemudian ,, selanjutnya di sini akan kita bahas mengenai; 

@Al-Gholabatiddaini = hutang yang membuat terhinakan. 

@Al-Qohrirrijal = penguasaan/penindasan manusia.

Suatu ketika Rasulullah hendak men-shalatkan jenazah salah seorang shahabat. Sebelum itu beliau terlebih dahulu bertanya, “Apakah orang ini mempunyai hutang.?”. jawab seorang shahabat yang lain, “Iya, dia masih mempunyai hutang ya Rasulullah”. “Kalau begitu shalatkanlah shahabat kalian ini, (aku tidak mau)”, kata Rasulullah. Mendengar perkataan Rasulullah tersebut, salah seorang shahabat (Abu Qatadah) berkata, “Ya Rasulullah, aku yang akan menanggung semua hutang2nya. Oleh karena itu, shalatkan lah dia.?!”. Maka, Rasulullah pun turut serta menyalatkan jenazah orang tersebut, karena sudah ada orang yang bersedia menanggung hutangnya.

Keesokan harinya, Rasulullah bertemu dengan Abu Qatadah. Beliau pun bertanya, “Wahai Abu Qatadah, sudahkah kau bayarkan hutang orang yang kemarin,?”. “Belum ya Rasulullah, saya belum sempat”, jawab Abu Qatadah. Keesokannya lagi Rasulullah kembali menanyakan apakah Abu Qatadah sudah membayarkan hutang orang yang kemarin atau belum. Ternyata Abu Qatadah belum membayarkannya karena lupa. Hari berikutnya lagi, Rasulullah kembali bertemu dan menanyakannya lagi. Abu Qatadah menjawab, “Sudah ya Rasulullah”. Lalu Rasulullah berkata, “Baru lah hari ini setelah engkau membayarkan hutang orang yang meninggal kemarin, kulit orang itu menjadi dingin”... (HR. Bukhari)

Pagi sebelum berangkat ke kajian, saya sempat menyaksikan berita di televisi, dan berita ini pun sempat diceritakan pula oleh Ustadz, mengenai pembunuhan 2 orang wanita (seorang ibu dan anak gadisnya), yang dilakukan oleh 2 orang lelaki tetangganya sendiri. Motif pembunuhan tersebut, yang menjadi akarnya adalah disebabkan oleh hutang. Salah seorang dari pelaku merasa dendam kepada korban, karena istrinya diancam akan dipolisikan jika tidak segera melunasi hutangnya. Merasa tidak terima dengan ancaman tersebut, akhirnya pelaku nekat menghabisi nyawa korban. Tidak hanya itu, pelaku juga mengambil barang2 berharga milik korban, diantaranya perhiasan, hand phone, dan sepeda motor. Kedua tersangka berhasil diringkus oleh polisi, dan mereka terancam hukuman pidana, maksimal 20 tahun kurungan penjara. Subhanallah..

Itulah,, bencana-bencana yang bisa ditimbulkan oleh adanya hutang. Tidak hanya di dunia saja, akan tetapi dibawa sampai di akherat. Na’udzubillah... 

Oleh karena itu, jangan sampai kita menyepelekan masalah hutang ini sodara-sodara. Islam mengajarkan, hendaklah setiap transaksi hutang-piutang ada pencatatannya. Supaya jelas, dan selalu ingat, sehingga tidak akan lalai terhadap masalah hutang ini.
Pembahasan lebih detail mengenai hutang ini bisa dilihat di sini. 

Selanjutnya adalah mengenai penindasan. Istilah masa kini-nya adalah bully. Ada beberapa macam bentuk bullying, diantaranya adalah berupa ejekan, penekanan mental, sampai pada kekerasan fisik. Tidak mengenal dari kalangan mana, atau pun usia berapa, kasus bully membully saat ini sudah sedemikian meluasnya. Buanyakk deh,, bisa ditemukan dimana saja dan kapan saja #waduwh.

Sebenarnya bully-membully ini sudah ada sejak dahulu kala. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pun pernah mengalaminya. Tengok lagi sejarah Nabi dan Rasul dalam berdakwah. Semuuuuaaanya pernah kena bully. Dan juga riwayat hidup para ulama pendahulu dan sekarang yang juga mendapatkan bully dalam perjuangannya menyi’arkan Islam. Namun itu merupakan ketentuan dari Allah, sebagai ujian untuk para Nabi dan Rasul beserta para pewarisnya. Bully yang mereka terima diberikan ganti dengan yang lebih mulia, yaitu surga.

Bully pada jaman Fir’aun yaitu perbudakan, pemaksaan, penindasan. Di masa sekarang,, subhanallah, anak2 kecil (SD) sudah bisa melakukan tindakan2 semacam penindasan. Mengejek anak2 lain, yang kelihatannya punya kekurangan, memaki2, meminta dengan paksa, dan buanyyakk lagi lainnya. Menurut analisa saya #ehhehemm, salah satu faktor kuattnya adalah pengaruh dari film2, sinetron di televisi yang amat sangat tidak berbobot. Itu bisa berpengaruh pada psikologi anak2 di usia2 pertumbuhannya, yang memang masa-nya untuk mudah meniru dan terprofokasi.

Dampak dari bully ini bisa berakibat buruk terhadap mental atau bahkan juga fisik si korban. Banyak yang akhirnya depresi, kemudian menjadi trauma, timbul rasa takut yang terlalu berlebihan. Dan tak sedikit yang disebabkan depresi akut, kemudian memutuskan untuk bunuh diri. Na’udzubillah.. 

Mungkin, tak seorang pun dari kita yang tidak pernah merasakan yang namanya dibully. Namun, semoga kita menjadi orang yang kuat dalam menghadapinya, dan hal tersebut bisa mengantarkan kita kepada pahala yang buanyakkk, bukan menjadikan-nya bencana yang merusak hidup kita.


Pada intinya,., tanpa kita sadari, begitu banyak bencana yang bisa menimpa hidup kita. Hidup di dunia bahkan hingga ke akherat. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sudah memberikan peringatan agar kita mewaspadai, dan juga resep supaya kita tidak menjadi salah satu korban bencana tersebut. Dengan berdo’a kepada Allah, maka Allah akan mengabulkan do’a kita tersebut. insyaAllah..

So, demikian lah ilmu yang bisa saya sarikan dari kajian di Masjid Ar-Rahmat, Slipi. Tentu ada begitu banyak kekurangan. Mohon dimaafkan.


Dari kajian di Masjid Ar-Rahmat, Slipi (29 nov’14) dengan beberapa tambahan.
Sumber lain




-----Jakarta, 5 Desember 2014-----
Jam makan siang, di meja kerja

0 komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger
Powered By Blogger
Powered By Blogger