Bismillah,,,
Segala puji bagi Allah, penguasa alam semesta.,
“Dia memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam dan menundukkan matahari dan bulan, masing-masing berjalan menurut waktu yang ditentukan. Yang (berbuat) demikian itulah Allah Tuhanmu, kepunyaan-Nyalah kerajaan. Dan orang-orang yang kamu seru (sembah) selain Allah tiada mempunyai apa-apa walaupun setipis kulit ari.” (QS. 35:13)
Subhanallah,, ayat2 Qur’an selalu sangatlah mak nyosss.... tengok-lah ayat diatas... jika di dunia ini ada banyak raja-raja dengan masing2 wilayah kekuasaannya.. misal kerajaan2 di Indonesia #tempoe doeloe,, yaitu kerajaan Majapahit, Sriwijaya, Demak, dll ., sampai kerajaan-nya Fir’aun di Mesir,, dan sekarang pun masih ada kerajaan di Arab Saudi. Itu semua sangat-lah keciiiillllll dibandingkan kerajaannya Allah Ta’aalaa,, yangmana Kekuasaan-Nya meliputi apa yang ada di langit dan di bumi alias seluruh alam semesta.. MasyaAllah.
Segala puji bagi Allah, penguasa alam semesta.,
“Dia memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam dan menundukkan matahari dan bulan, masing-masing berjalan menurut waktu yang ditentukan. Yang (berbuat) demikian itulah Allah Tuhanmu, kepunyaan-Nyalah kerajaan. Dan orang-orang yang kamu seru (sembah) selain Allah tiada mempunyai apa-apa walaupun setipis kulit ari.” (QS. 35:13)
Subhanallah,, ayat2 Qur’an selalu sangatlah mak nyosss.... tengok-lah ayat diatas... jika di dunia ini ada banyak raja-raja dengan masing2 wilayah kekuasaannya.. misal kerajaan2 di Indonesia #tempoe doeloe,, yaitu kerajaan Majapahit, Sriwijaya, Demak, dll ., sampai kerajaan-nya Fir’aun di Mesir,, dan sekarang pun masih ada kerajaan di Arab Saudi. Itu semua sangat-lah keciiiillllll dibandingkan kerajaannya Allah Ta’aalaa,, yangmana Kekuasaan-Nya meliputi apa yang ada di langit dan di bumi alias seluruh alam semesta.. MasyaAllah.
Lalu bagaimana-lah pula kita nak bandingkan apa
yang kita punya dengan itu tadi semua. Apalagi di hadapan Allah.,, hhemmm,,
se-titik pun atau se-koma pun,, #ndak layak untuk dibandingkan.
#Dunia
Menurut Rasulullah shallallahu’alaihi
wassalam.
Dalam sebuah hadits disebutkan bahwasanya Rasul
bersabda tentang dunia;
“Apa urusanku dengan dunia?! Tidaklah aku di
dunia ini kecuali hanyalah seperti musafir yang bernaung di bawah pohon
lalu pergi meninggalkannya.” [H.R. At-Tirmidzi].
Hadits di atas senada dengan falsafah-nya orang
Jawa, bahwasanya orang hidup di dunia itu ibarat mampir ngombe. Mampir = singgah, Ngombe = Minum,, mampir ngombe = singgah untuk minum.
Kedua hal tersebut di atas, mengisyaratkan bahwa
hidup di dunia ini layaknya seorang musafir yang tengah rehat (di dunia), lalu
nanti akan melanjutkan lagi perjalanan safar-nya.
Singgah untuk minum, pastinya kan cuman sebentar
kan ya,?? Apa ada, minum aja nyampe se-jam, dua jam,?? Bisa mlembung ntar...
Permisalan ‘singgah’,, misal; wayahnya lebaran nih, pada pulkam alias pulang kampung atau bahasa keren-nya adalah
mudik. Yang anak rantau, pastilah berpengalaman dalam hal ini. Ketika melakukan
perjalanan mudik, pastilah ada waktunya untuk berhenti sejenak, untuk
makan-lah, buang air, istirohat, ngopi, shalat, de-es-be. Hal tersebut untuk
semua kalangan, baik yang nunggang motor, naik bus, naik mobil pribadi, ada
yang bawa bajai juga, bahkan yang naik pesawat juga perlu istirahat lho,. Ciyuzz,,!! Tanya deh sama
pramugarinya, ehh sama penumpangnya maksud saya. Yang pake’ motor khususnya,
sangat penting untuk beristirahat, menjaga kebugaran tubuhnya. Kalo’ mudiknya
dari Jakarta ke Bekasi mah gak masalah.,,
tapi yang Jakarta-Jawa,, kalo’ gak istirahat
alias digebEr terus,, dan kuat,,??!!
Wah,, makk nyoss banget berarti orang tersebut.
Kembali ke topik utama,, dunia. Jadi, lumrahnya
orang singgah beristirahat, itu apa,??? Yaitu adalah; mempersiapkan bekal untuk
capcuzz lagi, lanjut-kan perjalanan.
Yang mampir ngombe tadi, sembari
minum tak lupa juga mengisi jrigen-nya,
nanti kalau2 haus lagi di tengah jalan berikutnya. Menyiapkan fisik-nya agar
kembali bugar, sehingga bisa fokus berkendara., dan lain sebagainya. Tak ada
kan,, orang singgah, malah di tempat persinggahannya itu dia beli dispenser,
beli ricecooker, composerr, minicooperr,, helikopterrr,, atau bahkan cetakan
agerr,??! Rumah siapa itu yang disinggahi,?? Lha kalo’ singgah-nya di bawah
pohon,, ,?! Hhmm, kalau-pun beli sesuatu, pastilah untuk nanti ditempatkan di
rumah kita yang sebenarnya., betul tak,??
Seperti itu-lah dunia, sifatnya hanya sementara.
Segala yang kita punya, tidak akan kita bawa saat telah datang masa untuk
kembali kepada-Nya. Tak perlu berkecil hati bila kita tidak dkaruniakan kaya,
karena hakekat kaya sesungguhnya letaknya di hati, dan itu bukan berupa dunia. Tak
sedikit orang yang kaya harta, namun hidupnya penuh dengan problematika dunia. Ada
juga yang hidupnya sederhana, tapi hati-nya selalu diliputi bahagia karena
hati-nya itu dekat dengan Tuhan-nya,, sehingga jadilah dia awet muda #semoga
kita juga.
Pun jika kita dilimpahi banyak harta, jangan
lupa, bahwa itu hanya sementara. Gunakan untuk menumpuk sebaik-baik bekal
menuju kampung akherat yang abadi alias kekall.... jangan sampai nanti
menyesall.,,!
#Dunia
Menurut Para Salaf
Seorang ulama pernah mengatakan, “Aku heran
kepada yang dunianya berpaling dari dia, dan akherat mendatanginya,, namun dia
sibuk dengan yang meninggalkannya (dunia) dan melalaikan yang datang menghampiri-nya
(akherat).”
Maksudnya, kita hidup ini semakin bertambah
umur, semakin tua usia kita, semakin dekat dengan ajal yang pasti akan datang
kepada kita. Dan pastinya, dunia ini juga akan kita tinggalkan. Namun seringnya
kita dilalaikan dengan pernak-pernik, gemerlapnya dunia yang pasti akan kita
tinggalkan ini,, sehingga melupakan akherat yang akan segera menghampiri. Sadarrrr
woyyy,,,!!!
Pernah ada orang yang bertamu menemui Abu Dzar,
orang tersebut melihat-lihat rumahnya, kemudian berkata, “Wahai Abu Dzar, mana
hartamu,? Aku tidak melihat perabotan2 maupun perhiasan2 di dalam rumahmu ini,?”
Abu Dzar menjawab, “Sesungguhnya, kita punya rumah dan harta, namun tidak di
sini.,. Pemilik sebenarnya rumah ini (Allah) tidak meninggalkan hartanya di
sini,, suatu hari pasti akan diambilnya,, maka sebelum kami dipisahkan
oleh-Nya, kami sendiri yang memisahkannya (harta) dari diri kami”.
Jadi, pasti suatu hari kita akan kehilangan
harta dunia yang sangatt2 kita cintai, Daripada nanti berpisah dengan sesal
karena tak tertinggal apa2,, mendingan melepaskan-nya sekarang,, untuk dapat
ganti nanti yang lebih besar dan menguntungkan,, yaitu surga-Nya. Cara-nya,???
Membelanjakan harta di jalan Allah Ta’aalaa. Maksudnya,??? Ya mengeluarkan-nya
pada apa2 yang diridhoi-Nya,, dan yang berbuah pahala,, bukan malah yang
menyebabkan dosa.,! Semoga kita sadar ke arah sana ya, sodara-sodara.
#Firman
Allah tentang Dunia, diantaranya;
"Dan berilah perumpamaan kepada mereka (manusia),
kehidupan dunia sebagai air hujan yang Kami turunkan dari langit, maka menjadi
subur karenanya tumbuh-tumbuhan di muka bumi, kemudian tumbuh-tumbuhan itu
menjadi kering yang diterbangkan oleh angin. Dan adalah Allah, Maha Kuasa atas
segala sesuatu." (QS Al Kahfi: 45)
"Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia
ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah
antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti
hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu
menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di
akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya.
Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu." (QS Al Hadiid: 20)
"Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari
main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik
bagi orang-orang yang bertakwa. Maka tidakkah kamu memahaminya?" (QS Al An’am: 32)
Jadi, sebenarnya, hakekatnya,, sudah dipastikan
bahwa dunia ini memiliki sifat –sementara saja. Misal, makan,, yang satu makan
masakan restoran, satu lagi masakan rumahan. Yang beda mungkin, rasa,, dan
harga,, tapi fungsinya adalah sama (menegakkan tulang punggung). Bila rasa-nya
enak, itu hanyalah sementara, tidak mungkin akan terasa selama-lama-nya,,
paling lama se-jam mungkin.,, iya gak,? Termasuk
segala pangkat, jabatan, nanti juga akan digantikan.. lalu harta yang kita
tumpuk2,, bisa dengan mudah lenyap jika Allah menghendaki. Sekejap mata saja,,,
tak perlu lama. Bisa dari sebab kebakaran, longsor, gempa, dan berbagai bencana
lainnya.
Ingat2 lagi-lah, kisahnya Qarun.,, yang
buanyakkk-nya harta-nya,, sampai2 kunci2 penyimpanan-nya harus dipikul-kan ke
onta... Lalu apa,??? Semuuuaaaaa harta Qarun itu ditenggelamkan oleh Allah ke
dalam bumi. Subhanallah....
Semoga kita senantiasa dilindungi Allah Ta’aalaa,,
dari tipu daya dunia..
Wallahu a’lam...
Referensi:
--- Kajian Sabtu Pagi, 10 Januari 2015,, Ustd. Ahmad Zainuddin
-----Jakarta, 30 Januari 2015-----
10:06