Selasa, 24 April 2012

WAHAI HATI _yang MERUSAK 'hati'

Posted by Nis |





 HAL-HAL YANG DAPAT MERUSAK HATI


Hal-hal di bawah ini adalah hal-hal yang dapat merusak hati, semoga kita terhindar darinya,.

Pertama, bergantung kepada selain Allah, secara mutlak ini merupakan penyakit yang paling merusak hati. Karena, jika seorang hamba bergantung kepada selain Allah, maka Allah akan menjadikan hamba itu tunduk kepada tempat ia bergantung. Allah juga akan membuat hamba tersebut lemah di hadapan tempat ia bergantung. Hamba tersebut tidak akan mendapatkan hal yang diperoleh dari Allah swt karena dia bergantung pada selain-Nya. Allah Ta’ala berfirman:
“Dan mereka telah memilih sesembahan-sesembahan selain Allah afar sesembahan-sesembahan itu menjadi pelindung bagi mereka. Sama sekali tidak! Kelak mereka (sesembahan) itu akan mengingkari penyembahan mereka terhadapnya, dan akan menjadi musuh bagi mereka.” (Maryam:81-82) 

Kedua, selalu mengarungi lautan angan-angan.
Lautan itu merupakan laut yang tidak bertepi. Lautan itu hanya dinikmati oleh orang-orang yang tidak mempunyai ilmu dan orang yang rudi, sebagaimana ada yang mengatakan “Sesungguhnya angan-angan itu adalah harta yang paling berharga bagi orang-orang yang rugi, barang dagannya ialah janji-janji setan dan khayalan-khayalan harta serta khayalan-khayalan kebatilan yang selalu bermain dengan orang yang memilikinya, sebagaimana anjing yang bermain-main dengan air liurnya.”

Ketiga, Makanan
Makanan yang merusak hati ada dua macam:
Pertama, makanan yang rusak karena memakannua maupun karena bentuk makanan itu sendiri. Hal ini dibagi menjadi dua macam, yaitu diharamkan secara nash oleh Allah swt, seperti memakan bangkai, darah, daging babi, dan daging hewan bertaring dari jenis hewan buas, serta burung pemakan daging. Sedangkan yang kedua ialah haram disebabkan oleh seorang hamba yang memakannya, seperti memakan makanan tanpa sepengetahuan pemiliknya atai dengang memaksa, serta makanan yang dimakan tanpa kerelaan pemiliknya.
Kedua, makanan yang merusak hati karena ukurannya, maupun karena melampaui batas-batasnya. Misalnya, berlebihan memakan makanan yang halal dan kekenyangan hingga menyebabkan malas. Menjadikan seorang hamba berat untuk melakukan ibadah kepada Allah, serta menyibukkan seorang hamba untuk menghilangkan beban di dalam perutnya dan terus berusaha sampai beban dalam peruntnya ilang.

Keempat, memperbanyak tidur
Tidur dengan intensitas tinggi dapat mematikan hati, melemahkan tubuh, menyia-nyiakan waktu, serta menghasilkan sikap lalai dan malas. Termasuk jenis tidur yang makruh menurut ulama ialah tidur antar shalat Subuh dan tebitnya matahari. Tidur yang tidak bermanfaat ialah tidur di awal malam, yaitu tidur sesudah tenggelamnya matahari sampai waktu Isya’ berlalu.
Nabi saw membenci tidur yang seperti itu. Secar syari’ah, hokum daru rudur seperti itu adalah makruh.



Dikutip dari kitab Madaarij as-Salikiin
Karya Ibnul Qayyim


____________________________________________________________________________________


Wahai hati.,
Kau kah yang berbisik, dengan bisikan lembut..
Mengatakan “sesungguhnya Allah melihat-Mu”., saat noda maksiat mendekat..
Kau kah yang berkata “sesungguhnya Allah Maha Pemberi balasan”
Ketika hendak ku lakukan dosa..
Tak kulihat kini berapa banyak noda mengotorimu..
Tak terbayang seberapa keruh kau kini..
Wahai hati.,
Berharganya kau, meski pun tersembunyi.,
Tak nampak namun terlihat..
Sikap dan budi sebagai cerminan..
Wahai hati.,
Cahaya itu, masihkah ada padamu.,
Terang-kah... gelap-kah..
Wahai hati,.
Tempat keikhlasan, kesabaran..
Berat beban-beban kehidupan..
Bercampurnya segala macam perasaan..
Wahai hati,.
Apa kabar kau kini..?



__________________________________
dari Anas ia berkata; Bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam banyak mengucapkan doa:
يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ
“YA MUQALLIBAL QULUUB, TSABBIT QALBI ‘ALA DINIK”
(ya Allah Dzat yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hati kami di atas agama-Mu).

Anas berkata; Maka kami (PARA SHAHABAT) berkata;
“Wahai Rasulullah, kami telah beriman kepadamu dan kepada wahyu yang engkau bawa, maka apakah engkau masih mengkhawatirkan kami?”

Beliau menjawab:
نَعَمْ إِنَّ الْقُلُوبَ بَيْنَ أُصْبُعَيْنِ مِنْ أَصَابِعِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ يُقَلِّبُهَا
Ya, sesungguhnya hati itu berada di antara jari-jari Allah ‘azza wajalla, Dialah yang membolak-balikkannya.
(HR. Ahmad; Ibnu ‘Adiy berkata didalamnya terdapat perawi yang bernama Abu Sufyan dan dia tidak mengapa.)

Dalam riwayat at-Tirmidziy dengan lafazh:
‎نعم إن القلوب بين إصبعين من أصابع الله يقلبها كيف شاء
Benar, sesungguhnya hati itu berada diantara jari-jari Allah, Ia membolak-balikannya sekehendakNya.
(HR.at Tirmidziy dishahiihkan syaikh al-albaaniy dalam shahiih at Tirmidziy)



----Perpus Pusat UII, 24 April 2012----
dari berbagai sumber referensi

0 komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger
Powered By Blogger
Powered By Blogger