Senin, 29 September 2014

Jatuh Cinta, Pacaran ?? _Tere Liye#2

Posted by Nis |

Bismillah...
Wa Alhamdulillah....

Ini adalah sambungan dari yang bersambung kemaren, cekidot.....

-------------------------------------------------

#5. Tapi apa salahnya pacaran? Boleh2 saja dong? Saya justeru merasa lebih semangat, lebih kreatif, lebih apa gitu setelah pacaran? Nah itu dia, kalian benar2 menyimpan bom waktu jika meyakini pacaran itu memberikan energi positif. Pacaran itu bentuk hubungan, dan sebagaimana sebuah bentuk hubungan antar manusia, posisinya rentan rusak, gagal, dan binasa. Boleh jadi betul, riset canggih akademik membuktikan orang2 pacaran bisa memperoleh motivasi baik, tapi saya, tidak akan memilih menggunakan 'pacaran' sbg sumber energi, mengingat sifatnya yg temporer sekali. Mending sy milih kekuatan bulan, jelas2 bulan itu sudah ada milyaran tahun, pacaran paling mentok hitungan jari tangan bertahannya.



#6. Baik, baik, lantas kalau tidak boleh pacaran, gimana dong? Kongkretnya apa yg harus sy lakukan? jawabannya mudah: Tidak ada yg perlu dilakukan. jatuh cinta, alhamdulillah, itu berarti tanda kita normal. lantas? Biarkan saja. Sibukkan diri sendiri dgn hal2 positif, isi waktu bersama teman2, keluarga. Belajar banyak hal, mempersiapkan banyak hal. Hanya itu. Nggak seru, dong? Lah, memangnya kalau pacaran seru? Paling juga cuma nonton ke manalah, pergi kemanalah. Pacaran itu seolah seru, karena dunia telah menjadi etalase industri entertainment. Pesohor2 menjadi teladan--padahal akal sehat siapapun tahu itu bahkan rendah sekali nilainya. Dari jaman batu, hingga kelak dunia ini game over, pegang kata2 saya: menghabiskan waktu bersama orang tua, kakak, adik, teman2 terbaik selalu paling seru. Apalagi jika ditambah dgn terus belajar, produktif, dsbgnya.

#7. Lantas bagaimana sy melewati masa2 galau ini? Lewati seperti kebanyakan remaja lainnya. Lurus. Boleh kalau kalian mau menulis diary tentang perasaan2 kalian. Boleh galau menatap langit2 kamar. Boleh cerita2 curhat sama teman dekat dan orang tua. Boleh, tapi ingatlah selalu perasaan itu punya kehormatan. Kalian pasti sebal kan lihat teman sekelas yg tiba2 datang ke sebuah pesta ultah (padahal dia tidak diundang), sudah tdk diundang, makannya paling banyak, teriakannya paling kencang, paling gaya, norak, tidak tahu malu. Nah, ada loh--bahkan banyak-- orang2 yg tdk sadar kalau dia sebenarnya juga norak dan tidak tahu malu dalam urusan perasaan. Ya, kita sih kadang tdk merasa kalau sudah genit, ganjen, lebay. Sy tahu, istilah menjaga kehormatan perasaan ini boleh jd susah dipahami, tapi itu nyata, orang2 yg bisa menjaga perasaannya, maka se galau apapun dia, sesengsara apapun dia menanggung semua perasaan, besok lusa, kemungkinan untuk tiba di ujungnya dgn selamat akan lebih besar. Jangan coba2 berdua2an, jangan coba2 pergi kemanalah hanya berdua, bergandengan tangan, dsbgnya. Itu benar2 menghabisi kehormatan kalian.




#8. Nah, bersabarlah. Tunggu hingga kalian memang telah siap. Jika sudah yakin, silahkan kirim sinyal2, menyatakan perasaan, lantas silahkan libatkan orang tua. Btw (masih ngeyel), tapi banyak juga orang2 yg menikah tanpa pacaran bercerai, kok. Dan sebaliknya, orang2 yg pacaran malah langgeng? Itu benar. Sama benarnya dgn banyak orang2 yg mabuk2an, ngobat, tetap saja umurnya panjang. Eh, ada tetangga, alimnya ampun2an, malah meninggal lebih dulu. Harusnya kan kalau mereka melanggar peraturan, langsung ada petir menyambar. Menikah, membina keluarga, langgeng atau tdk, bahagia atau tidak, boleh jadi tdk ada korelasinya dgn pacaran atau tidak. Kita mungkin tdk pernah tahu misteri ini, tapi dengan menjalani prosesnya dgn baik, mengakhirinya dgn baik, semoga fase berikutnya berjalan dgn baik.

Sy konsen sekali masalah pacaran ini, karena sy tdk ingin kalian menghabiskan masa2 penting kalian utk urusan perasaan yg sebenarnya di usia kalian tdk penting2 amat. Dan sy harus bilang, orang2 yg paham, mengerti benar bahwa pacaran adalah pintu gerbang pergaulan bebas. Itu mengerikan. Masa' kalian mau dekat2 dengan pintu yg ada tandanya 'pergaulan bebas'. Saya bisa menjaga diri kok, tenang saja. Well, rasa2nya tidak ada orang di muka bumi ini, di zaman sekarang, yg bisa bilang dia sempurna bisa menjaga dirinya. Kalau bisa, maka setan akan gigit jari. 

Sy membuat beberapa novel tentang perasaan, semoga itu bisa menjadi salah-satu alternatif kalian memahami beberapa poin di atas, hidup ini memiliki batasan2 yg tdk bisa dilanggar, bahkan sekuat apapun cinta tsb. Selalu ambil sisi positif dlm cerita2 tsb, lihat dr sudut pandang berbeda, maka boleh jd kalian akan menemukan pemahaman baru yg baik. Bukan sebaliknya, mengambil yg bisa memberikan argumen buat kalian--karena namanya novel, tentu sj sy harus memasukkan tokoh2 buruk, jahat. Sy juga menumpahkan banyak postingan soal ini, konsen saya. 

Sy benar2 tdk bisa melakukan hal yg lebih kongkret dalam urusan ini, selain dgn tulisan2. Tapi itu hanya tulisan2. Itulah kenapa sy sangat menghormati guru2, orang2 dewasa, orang tua di sekitar remaja yg lebih kongkret, secara terus menerus menanamkan pemahaman itu ke remaja2 mereka. Dan di atas segalanya, yg akan membuat itu berhasil atau tidak, adalah kalian sendiri.  

Mari kita janjian, yuks, hari ini, 13 September 2012, maka dua puluh tahun lagi, 2032, kalau umur kita panjang, dan kalian masih ingat postingan ini, kenanglah kembali masa remaja, masa usia 20-an something kalian. Rasa2nya sy bisa menebak, kalian akan nyengir mengingatnya. Boleh, nanti tiba2 mengirimkan email ke saya, Bang tere, sy masih ingat postingan 20 tahun lalu itu--asumsi sy masih ber narsis ria di mana2. Dan Bang tere ternyata salah. Boleh. Atau kalau sebaliknya, tentu saja boleh, kirim email, bilang, ternyata Bang tere benar.

------------------------------------------------

Demikianlah sodara-sodara.. postingannya bang Tere Liye, tanpa saya kurangi kata2nya. Original seperti itu. Semoga bisa memberikan pencerahan bagi kita semua.

Semoga bermanfaat..,



Akhiru da’wana, ‘anilhamdulillahirobbil ‘alamiin. 

                     



-----Jkt, 29 Sept 2014-----
makan siang, di meja kerja

Jatuh Cinta, Pacaran ?? _Tere Liye#1

Posted by Nis |





Bismillah..
Segala Puji hanya milik Allah Ta’ala...

Sodara-sodara-ku yang berbahagia #ceileh,, ala Mario Teguh, :D.. hhmm baiklah, langsung saja ya, kali ini saya hanya ingin berbagi, sebuah postingan. Sumbernya dari sebuah akun facebook seorang penulis yang saya selalu suka bangett kata2nya yang penuh inspirasi. Tere Liye. Silahkan searching dari akun facebook kalian masing2, dilanjutkan dengan nge-like page-nya juga boleh. Ini postingan beliau beberapa tahun lalu, karena bagus, saya copas, dengan maksud nanti kapan2 dibaca lagi bisa sebagai pengingat diri pribadi saya. Kini, saya bagikan untuk teman2 semua. Bagi yang sudah pernah baca, boleh baca lagi kog. :D 


Beberapa poin permasalahan dan jawaban secara logika-nya, ala Tere Liye. Ini temanya tentang jiwa muda yang identiknya dengan kasmaran, pernak-pernik cinta masa remaja. Beliau sangat konsen masalah ini lhoh pemirssa, mengingatkan kepada yang hatinya galau tak karuan agar tetap di jalan yang lurus. Kalau versi Salim A.Fillah, -jalan cinta para pejuang. Mak nyusss..


Silahkan disimak;

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Perkenankanlah.

1.      Jatuh cinta itu manusiawi. Urusan perasaan, urusan membolak-balik hati itu adalah milik Allah. Boleh jatuh cinta? Ya boleh, tidak ada ulama dari mazhab manapun yg melarang jatuh cinta lawan jenis, mengharamkannya. Apalagi, duhai, seperti terjatuh, kita tdk pernah tahu kapan jatuh cinta itu terjadi. Tiba2 perasaan itu sudah mekar tak berbilang.


2.      Lantas, kalau kalian jatuh cinta, so what? Nah, ini bagian yg menariknya. Kalian mau menyatakan perasaan itu? Lantas so what? Kalian mau dekat2 dgn seseorang itu? Kalian mau telpon2an, tahu dia sedang apa, apakah bisulnya sudah sembuh, apakah panunya tidak melebar, apakah konstipasinya sudah hilang, sudah bisa ke belakang? Kebanyakan di usia remaja, hingga 20-an something, lantas kemudiannya ini yg tidak jelas. Pacaran? Tidak pacaran? Langsung menikah?

3.  Ketahuilah, kita hidup dalam norma2, nilai2, batasan2 yg harus dihormati. Kecuali kalau kalian menolak norma2, nilai2, batasan2 tersebut, silahkan (dan berhenti sudah meneruskan membaca notes ini, karena kalian sudah tdk se-zona waktu lg dgn tulisan ini). Itu benar, memiliki perasaan itu kadang serba salah, makan tak enak, tidur tak enak. Itu benar, ada keinginan utk tahu apakah seseorang itu balik menyukai, keinginan utk bilang, cemas nanti dia digaet orang. Tapi kalau hanya ini argumen kalian, oh dear, orang2 sakau, ngobat, lebih tersiksa lagi saat dipisahkan dr hobinya tersebut. Mereka bisa mencakar2, bahkan melukai diri sendiri hingga begitu mengenaskan dan (maaf) is dead. Sy rasa, seingin apapun kalian jumpa dia, paling cuma nangis, tidak akan mati. Itulah kenapa hidup kita ini punya peraturan, agar semua orang bisa punya pegangan, selamat dr merusak dirinya sendiri. Sy tdk akan menggunakan dalil2 agama dalam notes ini--karena orang2 yg pacaran, kadang risih mendengarnya. Jadi kita sama2 kuat, sy pakai logika kalian sj.


4.      Tapi saya harus bilang agar lega, bagaimana dong? Ya silahkan saja kalau mau bilang. Tapi camkan ini baik2, cinta sejati adalah melepaskan. Catat itu baik2, tanyakan pd pujangga kelas dunia, hingga pujangga amatiran narsis tere liye, semua bersepakat, cinta sejati adalah melepaskan, lepaskan dia jauh2, maka kalau memang berjodoh, skenario menakjubkan akan terjadi. Jadi? Kalau kalian belum jelas so what-nya, lantas kemudian mau apa setelah bilang, maka mending ditahan, disimpan dalam hati. Tuhan itu mendengar, bahkan desah tersembunyi anak manusia di pojok kamar paling gelap, paling sudut, di salah-satu kampung paling terpencil, paling jauh dari peradaban, paling tdk ada aksesnya. Jodoh itu misteri. Kalau nggak pakai usaha, nanti nggak dapat, gimana dong? Tentu saja usaha, tapi bukan dengan pacaran. Usaha terbaik mencari jodoh adalah: dgn terus memperbaiki diri. Nggak paham, kok malah aneh, malah disuruh memperbaiki diri. Ya itulah, dalam banyak hal, kalau kita nggak nyambung, memang nggak ngerti. Misalnya, banyak orang yg mikir kalau mau dapat ikan itu harus mancing di sungai. Padahal sebenarnya sih, kalau mau ikan, ya tinggal pergi ke pasar ikan. Lebih tinggi kemungkinan dapat ikannya--asumsinya punya uang.

5. Tapi apa salahnya pacaran? Boleh2 saja dong? Saya justeru merasa lebih semangat, lebih kreatif, lebih apa gitu setelah pacaran? Nah itu dia, kalian benar2 menyimpan bom waktu jika meyakini pacaran itu memberikan energi positif. Pacaran itu bentuk hubungan, dan sebagaimana sebuah bentuk hubungan antar manusia, posisinya rentan rusak, gagal, dan binasa. Boleh jadi betul, riset canggih akademik membuktikan orang2 pacaran bisa memperoleh motivasi baik, tapi saya, tidak akan memilih menggunakan 'pacaran' sbg sumber energi, mengingat sifatnya yg temporer sekali. Mending sy milih kekuatan bulan, jelas2 bulan itu sudah ada milyaran tahun, pacaran paling mentok hitungan jari tangan bertahannya. 

-------------------------------------------------------------

     to be continue...... :D







----Jkt, 29 Sept 2014----
pagi, di meja kerja 





Senin, 22 September 2014

Eh, copott.!!! _Refleks

Posted by Nis |


Bismillah..,,                                                                                                           
Segala puji kepunyaan Allah Ta’ala...                                           

Refleks. Seseorang yang mau diambil darahnya saat donor darah, biasanya disuruh refleks dan tenang ketika hendak dimasukkan jarum suntik. #rileks.,,!!. Rileks itu kan yang bangunan rumah orang2 di bantaran sungai di Jakarta kebanyakan terbuat dari rileks. #tripleks.!!! Tripleks itu kan,,, stop.! Sudah...sudah...

Ceritanya begini, dahulu kala,, saat seorang teman sedang input kerjaannya di ruangan yang kebetulan hanya ada beliau seorang, ke-iseng’an saya muncul untuk mengageti-nya. “Badala,,!!!”, beliau benar2 kaget bukan kepalang, saya pun ikut kaget melihat reaksi beliau #malah kaget2an. Tapi jadi agak gimana....gitu di hati. Pasalnya, beliau ketika kaget entah sadar atau tidak, beliau itu mengatakan kata2 yang sangat tidak saya sukai untuk mendengarnya#misuh. Mana saat mengucapkannya, arah pandangan beliau tertuju pada pandangan saya. #hiks.. Ingin tahu kata-kata apakah itu.?? Ah.. jangan lah... Serius pengin  tahu.?? Baik lah... kata2nya adalah .... tolong jangan dibenarkan penulisannya yak.. Bener lho ya.. #anyrit#. Astaghfirullah...

Beberapa hari saya merenung,, berdiam diri dari hingar-bingar setiap obrolan kawan2 rekan kerja. Selang beberapa hari kemudian saya konfirmasi kepada teman saya tersebut. Dan dari situ saya tahu kalau beliau itu tidak bermaksud misuh-i saya, itu refleks,, kata beliau. Hhhmm hati jadi lega. 


Cerita lain, seorang ibu tengah duduk ngobrol dengan kawan2nya di dalam sebuah rumah di daerah Bekasi. Sedang asik ngobrol, tiba2 terdengar suara dentuman dari arah luar rumah. “Jeblukkk!!”.  Sontak ibu tadi dengan reaksi kaget, berucap “Eh copot, eh copot, copot”. Ada ibu yang lain yang bereaksi sama dengan ibu tadi, dengan kata2 yang berbeda. Suara apa tadi ya.? Entahlah, saya juga tidak tahu.. hehe.

Cerita lain lagi, beberapa waktu lalu saya pulang kerja. Transportasi sehari-hari saya adalah kereta KRL. Saat itu, sampailah saya di stasiun transit Kampung Bandan. Dari sana saya harus naik kereta lagi ke stasiun Jakarta Kota. Saat tiba di sana, ternyata kereta jurusan Jak-Kot sudah ada. Saya harus naik jembatan penyeberangan #yang tinggi# dulu untuk mencapainya. Begitu turun dari tangga, kereta masih 100 meter lagi, suara bapak2 operator dari corong pengeras suara mengagetkan saya, “Yak dari jalur tiga, kereta jurusan Jakarta Kota, persiapan diberangkatkan.” Gubyakkk. Sontak saya langsung lari,,lari... Takut ketinggalan kereta, harus nunggu 45 menit lagi. Mau nyampe rumah jam berape.?! Hadehh,, Bapak satpam pada neriakin, “ayo, lari.! lari.!” Malu saya... hhmm. 

Cerita lain pula... stop! ,,, jangan kebanyakan cerita mbak.! Bahasannya mana.??!
Baik.. sabar...sabar... :D 

Jadi, refleks itu apa sih? Nih, saya copast-kan dari Wikipedia; Refleks adalah gerakan yang dilakukan tanpa sadar dan merupakan respon segera setelah adanya rangsang. Pada manusia gerak refleks terjadi melalui [reflex arc], namun refleks-refleks ini sangat penting artinya di dalam mendiagnosis dan melokalisasi lesi neurologi.


Hmm,, setiap orang mempunyai reaksi refleksnya sendiri-sendiri. Mungkin ada yang sama,, tapi kebanyakan berbeda, satu dengan yang lain. Yang perlu diperhatikan adalah apabila reaksi tersebut diikuti dengan perkataan. Nah, ucapan apa yang muncul ketika kita refleks.??
Contohnya seperti teman saya yang saya ceritakan di atas. Umumnya reaksi refleks itu terjadi ketika seseorang dalam kondisi kaget. Misalkan kakinya tersandung, lalu refleks ”Astaghfirullah,!”. Atau kaget saat dikejutkan dengan suatu kejadian, “Allahuakbar.!”. Yang demikian adalah ucapan yang baik. Tapi ada juga yang kata2nya itu tidak pantas untuk diucapkan maupun didengarkan. Yah.. pada tahu lah ya... Semisal dengan latah2, begitu2.. 

Kalau menurut saya, sebenarnya ucapan2 refleks itu bisa disetting lho, pemirsa.. Gimana caranya.?? Ya.. dengan yaitu ketika dalam keadaan rileks, tenang, konsentrasi.. Pikirkan, dan tanamkan dalam hati. Cukup berkata dalam hati, ‘Aku kalo’ refleks, pengin bilangnya astaghfirullah!’.  Baca, dan ulang2i dalam hati ucapan tersebut. Dan.. semoga berhasil. :)

Sesuatu yang kita pikirkan, dan kita inginkan dengan sungguh2 dengan segenap jiwa, maka nantinya akan diikuti dan didukung oleh raga kita. Contohnya, saat kita niatkan untuk shalat tahajjud nanti malam. Sebelum merem, katakan dalam hati bahwasanya ingin bangun jam sekian. Tidak usah menghidupkan alarm. Maka insyaAllah akan terbangun sesuai dengan yang diniatkan. Atau contoh lain, dalam kondisi cuaca panas di luar rumah, sangat panas dan tenggorokan dalam keadaan kering banget, pengin minum. Pada saat itu bayangkan di pikiran, es jeruk yang sangat anyess,,. Coba deh, maka reaksinya adalah liur mengucur, dan... nelen ludah deh.. 

Artinya, segala yang kita lakukan itu, dipengaruhi oleh apa yang kita pikirkan. Jadi, jaga selalu pikiran kita agar selalu bersih dan terkendali. Maka segala sesuatu yang kita kerjakan juga akan seperti itu. Wallahu’alam. 


Waktu itu saya masih setingkat SMA. Pelajaran Agama. Pak Guru bertanya, “Pagi tadi siapa saja yang sudah baca do’a bangun tidur, tunjuk jari,!”. Hhmmm amazing sodara-sodara. Telunjuk yang diangkat tidak ada separoh dari jumlah orang yang ada di dalam kelas. Saya tahu, itu juga dengan dibumbui malu2 teman2 saya. Kata pak guru saya tersebut, “InsyaAllah, orang yang ketika bangun tidur, saat membuka mata pertama kali kemudian ingat Allah, membaca do’a, nanti ketika sakaratul maut dia akan bisa menyebut nama Allah”. Benar kah.?? Wallahu a'lam. Semoga kita semua nantinya termasuk dalam golongan orang2 yang khusnul khatimah, amiin. 

Hhmm..,, refleks juga bisa berarti kebiasaan yang sudah melekat dalam diri seseorang. Dalam kondisi tertentu, maka akan melakukan sesuatu tertentu secara refleks sebagai kebiasaan. Contoh; saat jam kuliah/kerja selesai kurang beberapa menit, maka akan siap2, masuk2in ke tas. Atau saat mau bersin, segera menutupkan tangan ke mulut. Pokoknya yang kebiasaan2 sehari2 deh. 

Nah, sekarang mari kita merefleksi, refleks2 #belibet.,!# kita dalam hidup kita sehari-hari. Kebiasaan2 refleks yang mungkin dianggap kecil, namun itu mencerminkan apa yang ada di dalam hati dan pikiran kita. Contohnya nih, dari membuka mata pertama kali di pagi hari, refleks baca do’a tak.? Saat mengenakan sesuatu, refleks dari kanan dulu tak? Saat masuk ke kakus, refleks kaki kiri dulu tak? Saat hendak makan/minum, refleks untuk duduk dan bismillah tak? Saat ada orang salam, refleks menjawab salam tak? Saat ada orang bersin, refleks untuk “yarhamukallah/yarhamukillah” tak.? Dan... ini penting., saat mendengar kumandang adzan, refleks matiin musik lalu menjawab adzan tak??? Hayo....... 

Masih banyak lagi kebiasaan2 yang perlu kita tilik dan koreksi dalam diri kita masing2. Ayo lah,, sama2 sebagai kebiasan, sama2 mengeluarkan tenaga, yang satu baik+berpahala dan satunya tidak/kurang baik+sia-sia, pilih mana.? #saya juga masih belajar# :) .

Kebiasaan kita saat ini, akan menentukan kebiasaan anak2 dan cucu2 kita kelak. Maka dari itu, marilah bersama-sama kita arahkan refleks2 kita, dalam hal kebaikan, dengan niat untuk meraih ridho-Nya.

Semoga bermanfaat,,,
Akhiru da’wana ‘anilhamdulillahirobbil’alamin...





-----Jakarta, 22 Sept 2014-----
jam istirahat, di meja kerja

Jumat, 12 September 2014

DIAM-DIAM SUKA

Posted by Nis |

Bismillah.,,
Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam....

-----------------



Aku Mencintaimu Dalam Diam


Hanya bisa mengatakan dalam hati "aku padamu.!"  via: http://www.kaskus.co.id/


Sesungguhnya yang mendatangkan rasa cinta ini, yang mendatangkan rasa kagum ini, yang memekarkan hati ini adalah dari-Nya. Sungguh aku hanya bisa menerimanya. Aku hanya bisa pasrah tertegun tak bisa mengelak atas perasaan ini padamu.

Aku yang mengagumimu dalam diam. Utuh tak tersentuh. Seperti mentari yang menyapa bunga-bunga bermekaran. Tak pernah menyentuh namun cintanya terasa bagi kuntum-kuntum bunga yang sedang bermekaran itu.

Tak mengapa aku tak bertegur sapa denganmu. Cukuplah bagiku menyapamu dalam doa-doaku. Cukuplah bagiku tersenyum lezat melihatmu bahagia. Cukuplah bagiku menyebut namamu dalam hamparan  sajadahku.

Aku yang terkagum lekat dalam sikapmu, mencintaimu dalam diam mungkin lebih baik bagi diriku dan dirimu. Lebih mulia bagi perasaanku dan perasanmu. Lebih menjaga kehormatanmu. Lebih menjaga kemuliaanmu. Maka izinkan aku, hai engkau yang begitu mulia, izinkan aku mencintaimu dalam keikhlasan karena aku tak pernah tau apakah engkau yang tercatat dalam lauful mahfudz untukku?

Bukan karena mencintaimu dalam diam aku akan menderita. Bukan karena mengagumimu dalam diam aku akan merana. Namun, ketika ku artikan cinta itu pada sisi kehadiran dan kebersamaan denganmu. Maka itu lah penderitaan yang sesungguhnya.

Aku yang mencintaimu dari kejauhan. Walaupun sungguh aku merasa sangat dekat denganmu.

Biarlah aku dekap rapat perasaanku ini. Biarlah aku tutup rapat hingga Allah mengizinkan pertemuan kita. Namun jika memang engkau bukan tercatat untukku. Jika memang engkau hanya hiasan duniaku yang sementara, sungguh aku yakin Allah akan menghapus cinta dalam diamku padamu. Allah akan menghilangkan perasaanku untukmu. Dia akan memberikan rasa yang lebih indah pada orang yang paling tepat. Begitulah kuasa-Nya. Begitulah Dzat yang membolak-balikan hati hamba-Nya.

“Ketika aku tak lagi terkagum denganmu, maka pahamilah jejakku.. Karena mungkin, aku pernah menulis tentangmu dan menyapa namamu dalam tiap untaian doaku”

------------------------------------------------ 



Beberapa waktu lalu, secara tak sengaja, saya menemukan tulisan ini dari komputer kerja saya. Begitu tak baca, kog,,, rasanya mak nyuusss buangett ya....#halah. Gimana?? Kalian yang barusan baca.? Ngerasain mak nyusss juga tak.?

Suka sama seseorang, sudah lamaaaaaaaa buangett... Tapi dia-nya gak tahu2. Bahkann,,,, sekarang dia sudah menikah PUNN.,! Masih tetep suka juga. Bayang punn,! Bagaimana rasanya, saudara2., Ahhaii,, ini bukan curhat, serius bukan.,! :D

Tapi memang ada lho, yang seperti itu, pemirsa. Hhmm semoga Allah mengganti rasa itu di hati-nya untuk orang yang tepat, yang memang tercatat sebagai jodoh dunia-akhirat. Amin....


Semoga bermanfaat,,.. :)






-----Jakarta, 14 Sept'14-----
di meja kerja 



Kamis, 11 September 2014

Pesan Seorang Ibu

Posted by Nis |


 

Bismillah…


Segala puji kepunyaan Allah Ta’ala, Penggenggam alam raya...




PESAN SEORANG IBU UNTUK PUTRA-PUTRINYA
My Dear Cildren...
Ibu bersyukur kepada Allah dan bangga kepada kalian. Allah telah memunculkan tunas-tunas pejuang baru yang mulai merekah, penerus perjuangan Bapak dan Ibu di jalan dakwah. Ini adalah jalan penuh onak dan duri, jalan terjal dan berliku, jalan para nabi dan rasul, jalan yang sangat melelahkan.
Oleh karena itu, peliharalah diri kalian dengan ibadah yang tertib, berbakti kepada orang tua, menjauhi maksiat dan tetaplah saling menolong dalam keluarga dan sesama.

 Kuatkan tarbiah, terbukalah dalam menerima nasihat, perdalam ilmu, dan usahakan yang terbaik dalam setiap urusan. Patri batin kalian hingga peka terhadap keadaan serta perluaslah hubungan dengan siapa pun. Tidak apa-apa lelah dunia, tapi bahagia di akhirat. Insya Allah kita berkumpul lagi di surga-Nya. Semoga Allah memudahkan segala urusan kalian. Doa Bapak dan Ibu selalu menyertai kalian.
I Love U...

Izzatul Jannah; “10 Bersaudara Bintang Al-Qur’an”

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Baru saja menyelesaikan sarapan pagi ini, segelas susu dan beberapa gorengan, hmm semoga barokah.. Sekarang saatnya fokus dengan kerjaan. Voucher2 yang sudah tersusun rapi di beberapa oudner, siap untuk diinput ke komputer. ‘Zahir’,, salah satu program aplikasi akuntansi yang diajarkan semasa kuliah, yang dulu sering bikin kurang tidur tiap kali Ujian Tengah Semester (UTS) karena sebagai tugasnya adalah –membuat data sendiri, kemudian diinput sendiri-. Dan apabila saldo akhir di laporan neraca-nya tidak balance,, wah, efeknya bisa puyeng berkepanjangan.

Bu Erni, rekan kerja yang sudah sangat senior menggeluti bidang perpajakan, membuka suara setelah menyruput kopi yang tadi diseduhnya. “Kemarin yang dibilangnya ...bla..bla.. (sesuatu), aku tanya ke beberapa orang, ternyata pada bilang kalo’ itu gak ada dasarnya.”

Intinya adalah, kemarin ada rekan yang mengatakan sesuatu berkaitan dengan ibadah syar’iyah, dan kami berdua (saya dan Bu Erni) kurang setuju dengan apa yang beliau sampaikan. Dari situ, Bu Erni berinisiatif untuk konfirmasi masalah tersebut kepada beberapa orang yang dirasa tahu lebih banyak tentang ilmu tersebut. Hasilnya, ya itu tadi. Dari beberapa orang tersebut tidak ada yang pernah menemukan dasar yang berkaitan dengan hal tersebut.

Kami pun berkesimpulan, Bu Erni; “Segala sesuatu yang ada kaitannya dengan ibadah kan memang harus ada dasarnya.. Misalkan dari Al-Quran, surah apa,, atau kalo’ dari hadits ya riwayatnya siapa... bla..bla.. jangan sampai malah terjebak dalam kesesatan, atau bid’ah..”

Saya, “Iya,, dan kita yang menerima informasi juga harus disaring,, jangan langsung diterima,, dicari tahu dulu kejelasannya..” Bu Erni, meng-iyakan.
Di akhir obrolan, Bu Erni menawarkan sesuatu, “Ini ada buku yang inspiratif, kalo’ kamu mau baca... tentang keluarga,, bagaimana mendidik anak.. bla...bla..” Sambil menyodorkan sebuah buku yang diambilnya dari laci meja kerja di depan beliau. Judulnya “10 Bersaudara Bintang Al-Qur’an”.

Begitu saya lihat tulisan di paling bawah cover bukunya, ‘Izzatul Jannah -..’ dengan wajah berbinar, saya berkata, “wahh... Izzatul Jannah...!!!”. lalu dengan berapi-api saya ceritakan pada Bu Erni bahwa saya nge-fans banget sama sang penulis. Terutama-nya sejak saya sekulah SMK di Solo dahulu kala. Dulu di perpustakaan ROHIS, saya banyak menghabiskan waktu untuk membaca berbagai buku yang ada di sana. Kadang juga untuk dibawa pulang. Banyak diantara yang saya baca itu adalah cerpen2 karya Izzatul Jannah.

Beliau juga pernah hadir memenuhi undangan kami (pengurus ROHIS VISKA masa itu) untuk berbagi ilmunya dalam acara bedah buku, turut hadir juga waktu itu dr.Boyke. Saya sempat bersalaman dan cipika-cipiki dengan idola saya tersebut (Izzatul Jannah), sebagai seorang fans waktu itu, dapat bertatap muka langsung dengan sosok idola rasanya sangat mak klunyummm.!!! :D 

Hehe.... Kali ini tentang sebuah buku karya IZZATUL JANNAH.

Semoga bermanfaat.
Wa akhiru da’wana, ‘anil hamdulillahirobbil ‘alamin...


-----Jakarta, 11 Sept'14-----
pagi di meja kerja

Powered By Blogger
Powered By Blogger
Powered By Blogger