Bismillah...
Wa Alhamdulillah....
Ini adalah
sambungan dari yang bersambung kemaren, cekidot.....
-------------------------------------------------
#5. Tapi apa salahnya pacaran? Boleh2 saja dong? Saya justeru merasa lebih
semangat, lebih kreatif, lebih apa gitu setelah pacaran? Nah itu dia, kalian
benar2 menyimpan bom waktu jika meyakini pacaran itu memberikan energi positif.
Pacaran itu bentuk hubungan, dan sebagaimana sebuah bentuk hubungan antar
manusia, posisinya rentan rusak, gagal, dan binasa. Boleh jadi betul, riset
canggih akademik membuktikan orang2 pacaran bisa memperoleh motivasi baik, tapi
saya, tidak akan memilih menggunakan 'pacaran' sbg sumber energi, mengingat
sifatnya yg temporer sekali. Mending sy milih kekuatan bulan, jelas2 bulan itu
sudah ada milyaran tahun, pacaran paling mentok hitungan jari tangan
bertahannya.
#6. Baik, baik, lantas kalau tidak boleh
pacaran, gimana dong? Kongkretnya apa yg harus sy lakukan? jawabannya mudah: Tidak ada yg perlu dilakukan.
jatuh cinta, alhamdulillah, itu berarti tanda kita normal. lantas? Biarkan
saja. Sibukkan diri sendiri dgn hal2 positif, isi waktu bersama teman2,
keluarga. Belajar banyak hal, mempersiapkan banyak hal. Hanya itu. Nggak seru,
dong? Lah, memangnya kalau pacaran seru? Paling juga cuma nonton ke manalah,
pergi kemanalah. Pacaran itu seolah seru, karena dunia telah menjadi etalase
industri entertainment. Pesohor2 menjadi teladan--padahal akal sehat siapapun
tahu itu bahkan rendah sekali nilainya. Dari jaman batu, hingga kelak dunia ini
game over, pegang kata2 saya: menghabiskan waktu bersama orang tua, kakak,
adik, teman2 terbaik selalu paling seru. Apalagi jika ditambah dgn terus
belajar, produktif, dsbgnya.
#7.
Lantas bagaimana sy melewati masa2 galau ini? Lewati seperti kebanyakan remaja lainnya.
Lurus. Boleh kalau kalian mau menulis diary tentang perasaan2 kalian. Boleh
galau menatap langit2 kamar. Boleh cerita2 curhat sama teman dekat dan orang
tua. Boleh, tapi ingatlah selalu perasaan itu punya kehormatan. Kalian pasti
sebal kan lihat teman sekelas yg tiba2 datang ke sebuah pesta ultah (padahal
dia tidak diundang), sudah tdk diundang, makannya paling banyak, teriakannya
paling kencang, paling gaya, norak, tidak tahu malu. Nah, ada loh--bahkan
banyak-- orang2 yg tdk sadar kalau dia sebenarnya juga norak dan tidak tahu
malu dalam urusan perasaan. Ya, kita sih kadang tdk merasa kalau sudah genit,
ganjen, lebay. Sy tahu, istilah menjaga kehormatan perasaan ini boleh jd susah
dipahami, tapi itu nyata, orang2 yg bisa menjaga perasaannya, maka se galau
apapun dia, sesengsara apapun dia menanggung semua perasaan, besok lusa,
kemungkinan untuk tiba di ujungnya dgn selamat akan lebih besar. Jangan coba2
berdua2an, jangan coba2 pergi kemanalah hanya berdua, bergandengan tangan, dsbgnya.
Itu benar2 menghabisi kehormatan kalian.
#8.
Nah, bersabarlah. Tunggu hingga kalian memang telah siap. Jika
sudah yakin, silahkan kirim sinyal2, menyatakan perasaan, lantas silahkan
libatkan orang tua. Btw (masih ngeyel), tapi banyak juga orang2 yg menikah
tanpa pacaran bercerai, kok. Dan sebaliknya, orang2 yg pacaran malah langgeng?
Itu benar. Sama benarnya dgn banyak orang2 yg mabuk2an, ngobat, tetap saja
umurnya panjang. Eh, ada tetangga, alimnya ampun2an, malah meninggal lebih
dulu. Harusnya kan kalau mereka melanggar peraturan, langsung ada petir
menyambar. Menikah, membina keluarga, langgeng atau tdk, bahagia atau tidak,
boleh jadi tdk ada korelasinya dgn pacaran atau tidak. Kita mungkin tdk pernah
tahu misteri ini, tapi dengan menjalani prosesnya dgn baik, mengakhirinya dgn
baik, semoga fase berikutnya berjalan dgn baik.
Sy
konsen sekali masalah pacaran ini, karena sy tdk ingin kalian menghabiskan
masa2 penting kalian utk urusan perasaan yg sebenarnya di usia kalian tdk
penting2 amat. Dan sy harus bilang, orang2 yg paham, mengerti benar bahwa
pacaran adalah pintu gerbang pergaulan bebas. Itu mengerikan. Masa' kalian mau
dekat2 dengan pintu yg ada tandanya 'pergaulan bebas'. Saya bisa menjaga diri
kok, tenang saja. Well, rasa2nya tidak ada orang di muka bumi ini, di zaman
sekarang, yg bisa bilang dia sempurna bisa menjaga dirinya. Kalau bisa, maka
setan akan gigit jari.
Sy
membuat beberapa novel tentang perasaan, semoga itu bisa menjadi salah-satu
alternatif kalian memahami beberapa poin di atas, hidup ini memiliki batasan2
yg tdk bisa dilanggar, bahkan sekuat apapun cinta tsb. Selalu ambil sisi
positif dlm cerita2 tsb, lihat dr sudut pandang berbeda, maka boleh jd kalian
akan menemukan pemahaman baru yg baik. Bukan sebaliknya, mengambil yg bisa memberikan
argumen buat kalian--karena namanya novel, tentu sj sy harus memasukkan tokoh2
buruk, jahat. Sy juga menumpahkan banyak postingan soal ini, konsen saya.
Sy
benar2 tdk bisa melakukan hal yg lebih kongkret dalam urusan ini, selain dgn
tulisan2. Tapi itu hanya tulisan2. Itulah kenapa sy sangat menghormati guru2,
orang2 dewasa, orang tua di sekitar remaja yg lebih kongkret, secara terus
menerus menanamkan pemahaman itu ke remaja2 mereka. Dan di atas segalanya, yg
akan membuat itu berhasil atau tidak, adalah kalian sendiri.
Mari
kita janjian, yuks, hari ini, 13 September 2012, maka dua puluh tahun lagi,
2032, kalau umur kita panjang, dan kalian masih ingat postingan ini, kenanglah
kembali masa remaja, masa usia 20-an something kalian. Rasa2nya sy bisa menebak,
kalian akan nyengir mengingatnya. Boleh, nanti tiba2 mengirimkan email ke saya,
Bang tere, sy masih ingat postingan 20 tahun lalu itu--asumsi sy masih ber
narsis ria di mana2. Dan Bang tere ternyata salah. Boleh. Atau kalau
sebaliknya, tentu saja boleh, kirim email, bilang, ternyata Bang tere benar.
------------------------------------------------
Demikianlah sodara-sodara.. postingannya
bang Tere Liye, tanpa saya kurangi kata2nya. Original seperti itu. Semoga bisa
memberikan pencerahan bagi kita semua.
Semoga bermanfaat..,
Akhiru
da’wana, ‘anilhamdulillahirobbil ‘alamiin.
-----Jkt, 29 Sept 2014-----
makan siang, di meja kerja