Bismillah..,
Kajian
29 Nov’14 di Masjid Ar-Rahmat, Slipi
#Bencana
Hidup
Oleh
Ustadz..... afwan, nama ustadznya saya kurang tahu., yang saya tahu beliau
orang Medan,. :D
Masih dengan hati yang merasa agak amazingg.. karena secara tidak diduga
dan tidak dinyana, tidak disangka-sangka dan tidak diperkirakan sebelumnya
#halahh, bisa duduk di sebuah majelis ilmu yang subhanallah bangett. Hati begitu damai dan tentram,
berbunga2 warna-warni merah kuning hijau kelabu merah-muda dan biru, seperti
melayang2 memetik bintang, bagai dipinang oleh seorang kita idam2kan #eh.,?!,, bahagia-nya
tak terlukiskan #lebaybangett.com
Sembari sesekali menengok wajah pak Ustadz di
layar proyektor, lalu sesekali memperhatikan anak2 kecil yang lutcu2, dengan
tetap menyimak apa yang Ustadz sampaikan, dan menuliskannya sebagai catatan. Berikut
ini yang bisa saya bagikan, semoga bermanfaat bagi saya, dan para pembaca
sekalian. Mari bersama kita renungkan.
------------------------------------------------------------
Suatu hari, Nabi SAW mendapati seorang pemuda
sedang duduk termenung di dalam masjid Nabawi, yangmana saat itu bukanlah di jam2 waktu untuk
menegakkan shalat. Pemuda tersebut bernama Abu Umamah Al-Anshari. Dimana para
sahabat yang lain tengah sibuk dengan aktivitasnya masing2 dalam mencari
nafkah. Ada yang berdagang, ada yang berternak, ada yang macul di sawah,. Lhoh,
disana ndak ada sawah dink.! Nabi SAW pun bertanya kepada Abu Umamah, ada
apakah Abu Umamah ini terpekur sendirian di masjid, tidak beraktivitas seperti
sahabat2 yang lain. Abu Umamah pun menjawab, “Ada berbagai macam kegalauan,
kekhawatiran, kegelisahan, dan hutang2 yang saat ini tengah menghimpitku ya
Rasulallah.,”. Rasul pun berkata, “maukah engkau aku ajarkan perkataan #doa,
seandainya kau baca, Allah akan hilangkan semua beban2mu dan melunasi semua
hutang2mu.?”. Jawab Abu Umamah, “tentu ya Rasulallah.,”. kemudian Rasul
berwasiat, “kala pagi dan sore hari wahai Abu Umamah, bacalah; Allahumma inni a’udzubika minal hammi wal
hazan, wa a’udzubika minal ajzi wal kasal, wa a’udzubika minal jubni wal
bukhl, wa a’udzubika min gholabatitdaini wa qohrirrijal”. (HR. Abu Dawud)
Ada juga beberapa riwayat lainnya yang
disampaikan oleh ustadz, tapi tidak tertulis sempurna di dalam catatan saya. Afwan,
tidak bisa saya sampaikan.
Rasulullah SAW,, begitu cintanya beliau
kepada umatnya, bahkan kecintaan beliau itu melebihi dari kita mencintai diri
kita sendiri. Bayangpun,! Cinta beliau kepada kita itu, lebih besar dari cinta
kita kepada diri kita sendiri. Beliau SAW tidak ingin umatnya dirundung
kemalangan baik di dunia maupun di akherat. Coba kita ingat,. Ketika beliau
berdakwah ke Thaif. Apakah beliau dibayar.?? Tidak.! Beliau tidak pernah
mengharapkan dunia. Bahkan ketika beliau disuruh untuk memilih antara dunia
dengan segala gemerlapnya ataukah pilih akherat. Tinggal milih. Dan bisa
dipastikan pilihan Rasul tersebut akan dikabulkan oleh Allah Ta’ala. Apa yang
beliau pilih.? akherat.!
Di Thaif, beliau berdakwah, mengajak orang2
untuk bertauhid agar selamat dari siksa neraka di akherat kelak, agar tidak
dimurkai oleh Allah Ta’ala, akan tetapi bukan sambutan hangat. Malah sambitan
batu yang beliau dapat. Penduduk Thaif melempari Rasulullah dengan batu, sampai
mengucur darah Rasulullah SAW, sampai beliau harus bersembunyi dari kejaran
orang2 Thaif tersebut. Dan di saat2 seperti itu, malaikat penjaga gunung
mendatangi Rasul Shallallahu 'alaihi wa sallam, “ya Rasulallah, seandainya engkau berkehendak, akan saya
angkat dua buah gunung di sana itu untuk ditimpakan kepada mereka #penduduk
Thaif”. Wahh.., kalau kita yang ditawarin malaikat seperti itu, hmm bukan dua
gunung lagi,, bahkan semua gunung kalo’ bisa,,, “campakkan pada mereka
semua.!!.” Apa jadinya,.? Itulah mengapa kita tidak menjadi Nabi. Bayang pun,,
ketika kita melihat ada orang jatuh, berdarah. Lalu kita datang kepadanya dengan
membawa obat merah, perban dan kasa, bermaksud hendak mengobati lukanya.
Ehh,malah orang tersebut marah2, mencaci kita, melempari kita denga bom molotof
#hwaduwh., hmm bagaimana perasaan kita tidak merasa tercabik2, perih bagai
teriris sembilu, sakittnya hati ini,?! #lebay.com
Rasul Shallallahu 'alaihi wa sallam yang ditanya oleh malaikat tersebut
berkata, “tidak wahai malaikat, seandaianya sekarang mereka belum beriman
kepada Allah, semoga kelak keturunan mereka akan beriman”. Begitu luar biasanya
akhlak Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, diperlakukan sedemikian rupa, namun tidak ada kebencian
di hati beliau. Malah beliau mendoakan kebaikan bagi orang2 yang telah
mendzalimi beliau. Subhanallah.
Jadi, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam mengajarkan kepada kita
untuk berlindung dari hal2 yang menyebabkan bencana dalam kehidupan kita. Apa
sajakah itu.? Sesuai dengan doa yang diajarkan oleh Rasulullah di atas;
@Al-Hammun = Galau = Segala sesuatu yang kita
benci, yang tidak kita senangi, yang menusuk hati kita, untuk perkara yang akan datang. Misal; takut
lamarannya akan ditolak, takut miskin, takut terjadi sesuatu yang buruk yang
akan menimpa pada diri kita.
@Al-Hazan = Galau = Segala sesuatu yang
menyakitkan kita, yang tidak kita senangi, atas perkara yang telah berlalu. Misal; teringat suatu kejadian di masa lalu
yang membuat hati kita bergejolak, gelisah, sedih ataupun trauma dll.
Banyaknya orang-orang di masa sekarang, yang
termenung, sedih, galau, stress, bahkan ada yang sampai mengakhiri hidupnya
disebabkan oleh al-hammu wal hazan. Misal; galau, takut lamarannya nanti akan
ditolak, “wah, itu gadis cantiknya bak bidadari, pintar, sholehah pula. Pastilah
kriteria pendamping buatnya adalah yang sepadan pula. Yang rupawan, yang suara
qiro’ahnya bagus, yang pinter, dan mapan pekerjaannya. Sementara ana, serba
pas2an macem nie. Tampang pas2an, kantong juga pas2an, suara kalo’ pas adzan
atau jadi imam kadang dikatain
faless, ini pula kuliah S1 sudah 6tahun baru lulus. Ya Allah, bagaimana nanti
lamaranku akan diterimanya, nengok muka-ku aja dia pasti sudah illfill.,” ahirrnya
galau., depresi, setiap hari kepikiran, gak
doyan makan, hidupnya jadi gak semangat.
Lama2 terpikir, “ah, orang macem aku nie, siapa lah yang mau menerima ku jadi
suami. Ayam pun mungkin tak akan sudi. Lebih baik aku mengakhiri saja hidupku
ini. Tak guna lagi aku hidup di dunia ini.. #galau akutt.. jangan ditiru
sodara2.!
Atau contoh lain misalkan; masa lalu kita
yang tidak menyenangkan, sehingga setiap kita ingat jadi sedih dan galau. “seandainya
dulu itu aku cepat menikahinya, pastilah saat ini aku sudah memiliki 2 – 3 anak
dengannya.. Badahal dulu itu dia sudah memberikan sinyal hijau atas pinanganku.
Terlalu lama mengulur waktu, membuatnya ragu, ahhirnya dia melepaskan-ku dan
menjadi milik temanku, yang dulu menikahinya tanpa harus lama menunggu. Sedihnya
hatiku...” ahhahaiii,. Jangan seperti ini ya, sodara-ku.. akhwat/ikhwan itu buaaanyak.
Kalau kita belum berjodoh dengan yang satu, masih ada yang lainnya yang
merupakan jodoh kita sebenarnya. So, tetap semangattt....!
Al-Hammun wal hazan,. Yang disebabkan oleh
perkara dunia seperti contoh di atas itu tidak baik. Karena bisa menyebabkan
gangguan kehamilan dan janin #hlhoh, itu rokok.! Maksudnya, bisa menyebabkan
kita jadi terluput dari pintu2 kebaikan. Adanya galau2 itu kan kadang bisa
menyebabkan diri ndak pede, gak bergairah
dalam menjalani hidup, gak nyaman
dalam melakukan pekerjaan atau beribadah, karena selalu kepikiran dengan
kegalauan kita. Hati menjadi sedih tak berkesudahan. Dan lain sebagainya. Kebaikan2
yang harusnya bisa kita raih, malah tidak bisa kita dapatkan. Ilmu ketika
kajian jadi ndak terserap karena galau. Gaji yang bisa kita dapat banyak
seandainya semangat bekerja, malah jadi cuman setengah karena kita tidak
maksimal dikarenakan galau, ndak semangat. De el el.
Al-hammun wal hazan alias galau ini, kalo’
urusan dunia itu tidak boleh dan tercela. Sedangkan kalo’ untuk urusan akherat,
malah diperlukan dan terpuji. Misalkan, sebelum tidur sudah niat ingin qiyamul
lail, eh ternyata bangunnya kesiangan, adzan subuh baru bangun. Akhirnya galau,
sepanjang siang kepikiran, “badahal sudah tak setel alarm, malah ndak bangun..,
ah, nanti tidur lebih awal + hp 3-ini disetel alarm semua, biyar bangunnn.,!”
atau contoh lain misalkan; beberapa tahun yang lalu pernah kejadian, tidak
sengaja mengucapkan kata2 yang membuat temannya tersakiti, lalu hubungannya
dengan temannya tersebut menjadi agak renggang. Hal tersebut membuatnya merasa
tidak enak saat teringat kejadian tersebut, “ah, seandainya dulu aku tidak
mengatakan hal itu..,” itu membuatnya bertekad, untuk menjaga setiap ucapannya
agar tidak menyinggung perasaan orang lain. Berfikir sebelum berkata, atau
pilihan lain adalah baiknya diam. Galau2 seperti tersebut adalah terpuji, agar
setiap orang tidak merasa sempurna dalam ibadah atau amalnya. Sehingga akan
timbul keinginan untuk senantiasa memperbaiki diri.
Bersambung.................
-----Jakarta, 2 Desember 2014-----
Jam makan siang, di meja kerja
0 komentar:
Posting Komentar