Bismillah,,,
Segala puji bagi Allah,, Rabb semesta
alam...
Kita memasuki
karakteristik dunia yang berikutnya, setelah sebelumnya saya uraikan mengenai
karakteristik dunia yang pertama, di ....karakteristik 1
#Karakteristik Dunia
Kedua; SUSAH DIDAPAT.
“…kalau ada seseorang keluar dari rumahnya untuk bekerja guna
membiaya anaknya yang masih kecil, maka ia telah berusaha fisabilillah. Jikalau
ia bekerja untuk dirinya sendiri agar tidak sampai meminta-minta pada orang
lain, itupun fisabilillah. Tetapi apabila ia bekerja untuk pamer atau untuk
bermegah-megahan, maka itulah fisabili syaithan atau karena mengikuti jalan
Syaithan.” (HR. Thabrani)
“
Sesungguhnya apabila seseorang diantara kamu semua itu mengambil tambangnya
kemudian mencari kayu bakar dan diletakkan diatas punggungnya, hal itu adalah
lebih baik dari pada ia mendatangi seseorang yang telah dikarunai oleh Allah
dari keutamaan-Nya, kemudian meminta-minta dari kawannya, adakalanya diberi dan
ada kalanya ditolak.” (HR. Bukhari dan Muslim). sumber
Susah itu
berarti tidak mudah, tidak gampang, kalau biasa orang bilang, ‘tak seperti
membalikkan telapak tangan’. Betul tak,??? Pastinya...!
Benarkah
dunia itu susah untuk didapat/dimiliki.?? Yang masih meragukannya berarti belum
pernah merasakan ‘waowww’-nya golek
duwit. Mungkin masih termasuk golongan A-P-O alias Anak Penodong Orangtua..
Hahaha,, saya pernah mengalaminya.. #Semua orang juga begitu keless..
Tentunya,
tingkat kesusahan masing2 kita tidaklah sama. Kalau tingkat susah kita itu
sedikit ya Alhamdulillah, tapi bagi yang tingkat susahnya itu buanyak,, semoga
Allah memberikan kekuatan dalam mengatasinya, dan itu berarti Allah sedang
ingin mensucikan dosa kita atau menambah kemuliaan kita dengan limpahan
pahala.. amiiin.
Orang bekerja
itu kan lumrahnya ya kadang susah,, kadang mudah... Macam pedagang, yang kadang
ramai, tapi kadang juga sepi. Karyawan pun, kadang puyeng diburu kerjaan tapi
kadang juga ada wayahnya ndak ada kegiatan, terus bisa leha2,, browsing2, baca2
berita, komen2 status, ngotak-atik blog, nulis artikel, upload,, de-el-el. :D
Nah, yang
namanya manusia, kebanyakan kita kan ndak suka dengan yang namanya ‘susah’.
Sehingga kadang suka memilih alternatif yang pintas dan mudah, atau instan
#kayak mie. Dari beberapa pilihan alternatif tersebut, tak jarang membuat kita
tergiur, badahal jalan tersebut tidaklah yang diridhai Allah dan Rasul-Nya.
Akhirnya terjebaklah kepada yang ‘mudah’, tapi ujungnya adalah ‘haram’.
Contohnya yang banyak terjadi di masyarakat misalnya; korupsi,, hhmm korupsi
ini di Indonesia, sudah sangat merata di berbagai kalangan dan berbagai bidang.
Hhemmm,, semoga Allah memberikan taufik dan hidayah-Nya kepada negeri ini.
Amiin.
Lalu cara
instan lainnya, pengin cepet sugih alias kaya, hmmm ini agak mistis sih,
berhubungan dengan mahluk dunia lain. Yaitu.... apalagi kalau bukan
–pesugihan-. Ini mah amat sangat diharamkan, bisa masuk kategori syirik.
Naudzubillah. Ada berbagai jenis pesugihan –katanya-., yaitu dengan tuyul, buto
ijo, nyi blorong, ular, babi ngepet, dan lain sebagainya, yang itu semua
termasuk golongan syetan alias jin. Yangmana, ada perjanjian terlebih dahulu
antara pesugihan dan majikannya itu, dan biasanya mengarah kepada ‘tumbal’ dan
sesaji2 yang harus disediakan untuk si jin-nya tersebut. Tumbal disini adalah
kaitannya dengan nyawa, sodara-sodara. Serem yaw.!
Lainnya
lagi,, ada yang menggadaikan agamanya demi secuil dunia. Misal, seorang ahwat
yang sebenarnya taat, rela berpindah agama demi untuk dipersunting oleh pemuda
yang kaya raya, harta berlimpah ruah, tampan, pula mempesona. Duh mbak’e,,,
kekayaan seberapapun besarnya, dengan sangat mudah bisa Allah lenyapkan dari
tangan kita, ribuan caranya. Pun dengan ketampanan/kecantikan, dengan satu
sebab saja –jika Allah berkehendak- maka yang semula menawan bisa berubah
mengerikan. Masihkah terpedaya oleh itu semua.?? Hhemmmm......
Ada lagi., kategori
yang demi harta, orang rela mengorbankan agama. Seorang ahwat melamar kerja di
perusahaan yang amat diidamkannya, alhamdulillah lolos testnya,, kabar yang
didapat dari tahap interview alias wawancara kerja, ternyata ia hanya akan
diterima apabila bersedia menanggalkan hijabnya. Ahirnya, ia merasa ndak ada
pilihan lain baginya, diikutilah peraturan perusahaan itu,, dengan tanpa
mengindahkan aturan Tuhan-nya. Malah ada yang berpikir bila dengan berhijab
maka akan mempersulit dalam mencari rizqi dunia. Naudzubillah. Ah,, embak...
bukankah kau tahu siapa yang berkehendak menurunkan rizqi setiap hamba. Yang
kau ikuti aturannya itu hanyalah manusia pemilik satu atau mungkin beberapa
perusahaan di dunia,, tapi yang kau abaikan perintahNya adalah Sang Pemilik
dunia ini, Sang Penggenggam rizqi. Coba dipikirkan lagi,, hijabmu, ketaatanmu,,
apakah semurah itu hingga rela kau tukarkan dengan amat sangatt kecillll sekali
nilai dunia ini. Astaghfirullah....
Sepengetahuan
saya, kebanyakan karyawati yang tidak dibolehkan untuk berhijab itu adalah di
mall2. Atau di perusahaan2 tertentu yang memang pemiliknya adalah orang kafir.
Dan, taat kepada Allah itu adalah pilihan.,-pilihan wajib-. Jadi, kita sendiri
yang harus dari awal menentukan pilihan, memegang kuat prinsip di dalam hati
dan pikiran. Pokoknya yang jadi patokan adalah aturan Allah Subhanahuwata’ala.
Jika kita dapati yang bertentangan dengan itu, berarti tidak masuk hitungan,
abaikan, tak perlu ditimbang,, intinya ya jangan diambil itu pekerjaan. Ndak
perlu ragu ataupun bimbang., karena yang kita ikuti adalah Allah, Tuhan Semesta
Alam. Seberapa pun besar gaji yang ditawarkan, tidak akan seimbang dengan balasan
takwa yang Allah janjikan, malah bisa berimbas dosa yang akibatnya mengerikan.
Intinya
adalah yakin saja kepada Allah Ta’ala. Allah itu Maha luas rizqiNya. Jika yang
tidak taat saja diberikan rizqi oleh Allah, apalagi yang taat,, apalagi yang
dicintai-Nya. Jadi, kalau ada perusahaan yang nyuruh2 lepas jilbab, “siapa
elu,??? Punya pulau berapa di dunia ini.? Berani2 nya!! Yang merintah supaya
berhijab itu adalah Allah, Tuhan, yang punya alam semesta, dunia seisinya, dan
juga seluruh angkasa raya.! Seenaknya aja, manusia biasa (yang hakekatnya) tak
punya apa2, membuat aturan seenaknya, menentang Yang Maha Kuasa, hhu! memangnya
kerjaan cuman ada di sini aja.,?! Allah Maha Kaya,, meskipun ndak disini, masih
buanyak tempat lainnya..!” hhhemmmmm... sabarr,,, ojo nesu2.. :D
Jadi, hati-hati
ya sodara,, jangan sampai kita terpedaya dan lupa, buanyaknya harta itu tidak
akan ada artinya, tanpa adanya barokah dari Allah Ta’ala. Kalau caranya saja sudah
menyalahi aturan-Nya,, bagaimana Allah akan mengganjar barokah kepada kita.? Think again....
Ketiga; Sedikit
“Tidaklah
kehidupan dunia dibandingkan dengan akhirat kecuali seperti saat salah seorang
diantara kamu mencelupkan jari telunjuknya di samudra lautan, lalu lihatlah
yang tersisa di jari telunjuknya itu (itulah dunia).” (HR. Muslim, Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad) sumber
Se-kaya apa
pun manusia di dunia ini, sebuaaaanyaaakkkk
apa pun harta yang dimiliki, hakekatnya itu semua masih lah secuil dari
apa2 yang ada di bumi. Dan perbandingan jelas antara dunia vs akhirat dalam
hadits di atas, betapa kecilnya dunia ini dibandingkan akherat nanti.
Pun rejeki
masing2 orang itu sudah ditakar,, tak mungkin tertukar. Sebenarnya, menikmati
hidup itu mudah,, yaitu dengan qanaah
#merasa cukup. Seberapa-pun yang kita
punya, jika ada rasa qana’ah dalam
hati, maka yang timbul adalah syukur. Misal; tukang jualan cendol, dengan seorang
anggota DPR. Sudah bisa dipastikan gaji/pendapatan yang diperoleh lebih besar
yang anggota DPR. Tapi belum tentu, tingkat kecukupannya pun lebih cukup
anggota DPR. Sebab rasa cukup itu letaknya di dalam hati. Si tukang cendol,
meski peruntungannya tak seberapa, hanya bisa membelikan boneka di pedagang
kaki lima, dan makan dengan lauk yang seadanya, namun hatinya dipenuhi rasa
cukup, dan syukur yang tak terhingga. Suasana keluarga pun bahagia, saling
menerima, merasa cukup dengan keadaannya, si anak pun terbiasa dengan hidup
yang bersahaja. Harmonisasi keluarga tercipta dengan indahnya.
Lain dengan
yang di DPR,, meski pendapatan berjuta-juta, namun yang dirasa selalu
kurang..saja. Bisa membelikan anaknya boneka –mahal- di mall,, makan di restoran,, apa2 serba ada, namun ia tidak pernah
merasakan cukup. Nafsu pengen ini, pengen itu, selalu saja diperturutkan.
Karena mengikuti kemauan yang tak habis2 itulah, makanya gajinya terasa tidak
lah cukup. Ketika ada kesempatan KKN, diembatlah itu tanpa pikir panjang.
Yah... karena tidak pernah dihadirkannya Allah di pikirannya. Anak dan istri
diajarkan hidup mewah, hambur-hamburan, hura-hura, dsb. Hingga suatu saat,
diketahuinya istri yang dicintainya itu melakukan perselingkuhan dengan
temannya sendiri. Kacau lah keluarganya, berantakan. Naudzubillah.
Itulah
bedanya, antara qanaah dengan serakah. Banyak ataupun sedikit, yang terpenting
harta kita itu berkah. Hati yang qanaah, insyaAllah akan diturunkan sakinah,
diikuti mawaddah, dan juga rohmah. Lengkaplah sudah.
Jadi, dunia
ini sangatlah keciiillll. Pun kenikmatan di dalamnya, cuman se-upil #eh.!.
Pernah lihat gambaran tata surya bukan.? Dunia memang kecil kan.? Maka dari
itu.... tak usah risau lah masalah dunia ini. Pun di sini hanyalah sementara.
Haruslah selalu waspada,, jangan sampai terpedaya, ataupun terlena.! Semoga kita senantiasa terjaga dari hal2 yang
membuat Allah murka. ~amiin...
Semoga bermanfaat,..
~Meja Kerja, 24 Juni 2015~
waktu Ashar