Bismillah.,,
Segala puji teruntuk Allah Ta’aalaa,, Rabb alam
semesta..
“Kehidupan
dunia dijadikan indah dalam pandangan orang-orang kafir, dan mereka memandang
hina orang-orang yang beriman. Padahal orang-orang yang bertakwa itu lebih
mulia daripada mereka di hari kiamat. Dan Allah memberi rezeki kepada
orang-orang yang dikehendaki-Nya tanpa batas.” – Al Baqarah [2:212]
Kita masih membicarakan mengenai dunia,
sodara-sodara. Dunia yang telah berulang kali disebutkan dan juga diperingatkan
kepada kita, bahwasanya sifatnya hanyalah sementara. Kenapa hanya sementara,??
Karena memang sudah begitu sifatnya, dan pula terbukti kebenarannya. Lantas yang
kekal itu apa,?? Tentu yang kekal adalah akherat.
Banyak dari kita, yang sibuk, terobsesi dengan
yang sementara itu, sehingga melupakan yang kekal dan abadi #akherat. Saking sibuknya, hingga waktu terasa
begitu cepat berlalu.. ‘tanpa terasa’. Rasanya baru kemaren saya masih maenan
petak umpet dengan teman2 satu SD, suka berenang di sungai, dimarahin Ibu
karena sering gak wayahan kalau lagi
maen.. sekarang kog sudah gantian,,
saya yang nganterin anak saya ngambil rapor di sekolahnya. Rasanya baru kemaren
teman2 membuat kehebohan di kampus, memberikan kejutan milad-ku yang ke-20, tak terasa hari ini...,, lima tahun itu
berlalu sudah,, #sekarang sudah wayahnya nikah. He,he.
Begitu cepatnya,, waktu berlalu.. waktunya
merenung... sekarang sudah umur berapa..... dari baligh sampai sekarang, apa
saja yang sudah dikerjakan.,??? Ahh.!!! Astaghfirullah..!! buanyakkk hal yang
sudah saya kerjakan,, tapi itu semua untuk dunia semata... Masa kanak2 sibuk
bermain, masa sekolah sibuk pacar2an, masa kuliah sibuk bermain + pacar2an,
sudah kerja sibuk ngurus keluarga dan kerjaan.,, ya Allah,,, sudah umur berapa
saya ini...,, sudah semakin mendekati mati... Astaghfirullah,, astaghfirullah,,
astaghfirullah..
#Karakter
Dunia
Beberapa karakter dunia, yaitu adalah...
Pertama; TERLAKNAT
Wuihh,, sadis amat..?! ya... begitulah.. Mengapa
dikatakan terlaknat.? Karena tersebab-nya lah, manusia berakhlak bejat, dan dengan tipu daya-nya pula,
manusia melakukan berbagai maksiat. Sudah, tidak bisa dipungkiri lagi,, sejak
dari jauh berabad2 lalu, manusia bisa melakukan apa saja demi mendapatkan
secuil kenikmatan dunia,. Entah berupa harta, tahta.. terlebih lagi wanita..,
meskipun cara-nya itu nanti kan berbuah dosa. Dan juga, dunia itu sangat-lah
berkilau,, hingga menyilaukan pandangan mata akan akherat. Kenikmatannya yang
sesaat mengalahkan iman yang kurang tertanam dengan kuat. Jadilah,, maksiat. Tentu
tidak semua..,, ada juga yang dengan keimanan-nya, mampu mengelola dunia
sedemikian rupa, hingga mengarahkannya menuju pintu surga.
Kebanyakan dari kita, bila diuji dengan
kekurangan harta, semakin membuat iman menancap ke dalam dada. Yaitu dengan kesabaran,
dengan qona’ah, sadar bahwa Allah yang menghendaki bagaimana kehidupan kita.
Namun apabila didatangkan banyak harta kepada kita, mulai sibuk-lah kita dengan
harta2 kita tersebut, sehingga kian menjauh lah iman dari dalam jiwa.
“Demi
Allah bukanlah kefakiran yang paling aku takutkan padamu tetapi aku takut
dibukanya dunia untukmu sebagaimana telah dibuka bagi orang-orang sebelummu dan
kalian akan berlomba-lomba mendapatkannya sebagaimana mereka berlomba-lomba,
dan akan menghancurkanmu sebagaimana telah menghancurkan mereka” (HR Bukhari dan Muslim)
Ingat kan, dengan kisah Sa’labah.,, Rasulullah
heran melihat Sa’labah yang sehabis shalat, tak pernah tinggal lama,, langsung
pulang dia ke rumahnya. Rasul pun bertanya, “Sa’labah, apakah gerangan yang menyebabkan
dirimu tergesa.?” #bahasa kita. Kata Sa’labah, “harus bagaimana ya Rasulallah, saya
harus segera pulang karena istri saya.” Rasul, “Ada apa dengan istrimu wahai
Sa’labah?”. Sa’labah, “Dia juga hendak mengerjakan shalat, sementara kain
#baju# yang kami punya hanya satu, yang saat ini menempel di badan saya.”.
Jadi, Sa’labah dengan istrinya harus bergantian,
memakai mereka punya pakaian. Ya bagaimana,, hanya satu2-nya,, berarti kalo
lagi dipakai yang satu,, yang satunya lagi,?? Bayangpun.! Dengan wajah pias,,
memelas,, Sa’labah berkata, “Wahai Rasulullah,, kiranya Engkau berkenan untuk
mendoakan saya agar Allah mencukupkan harta kepada saya, sehingga saya dapat
beribadah dengan layak, dan sebagaimana mestinya.”
Rasul terketuk hati-nya, lalu dido’akanlah
Sa’labah, yangmana do’a Rasulullah itu pasti dikabulkan oleh Allah Ta’aalaa.
Bermula dari satu ekor kambing, semakin banyak, semakin banyak,, kini Sa’labah punya
banyak kambing ternak. Dirasa ada yang berbeda,,, suatu ketika, Rasul bertemu
dan menegur Sa’labah, “Wahai Sa’labah, ada apakah gerangan sekarang kau tak
pernah lagi ku lihat di antara jama’ah ketika shalat,?” Sa’labah pun menjawab,
“Saat ini saya sibuk dengan ternak kambing saya ya Rasulullah,, saya harus
mengurus,, memberikan makan, dan hal2 lainnya.”
Puncaknya adalah ketika Sa’labah menyombongkan
harta-nya, sehingga Allah pun murka,, kemudian diambil-Nya lagi kekayaan
Sa’labah, dikembalikan dalam keadaan semula,, bahkan lebih sengsara.
Na’udzubillah..
Semoga bisa menjadi pelajaran bagi kita semua.
~bersambung~
Referensi:
----Jakarta, 3 Februari-----
jam makan siang