Kamis, 03 September 2015

BUKAN TANGGUNG JAWAB MEREKA

Posted by Nis |

Bismillah...



Kebahagiaanmu bukan tanggung jawab orang lain. Pun bukan tanggung jawab orang yang kamu cintai kasihi.

Mengapa?
Karena ketika menyerahkan tanggung jawab membahagiakan diri diserahkan kepada orang lain, niscaya menciptakan candu. Yang kabar buruknya ia akan melahirkan sikap menuntut berlebihan. Sikap menuntut ini jika tak dipernuhi akan melahirkan kesedihan bertubi-tubi; rasa kecewa, merasa tidak dipedulikan, kesepian, keterasingan, tidak dihargai, dan lain-lain. Jiwanya tersebab dikuasai oleh respons dari luar, yang tak selamanya –dan tak pernah ada yang dapat menjamin- selalu membahagiakan.


Bahagia.  via: http://www.evisyahida.com/

Ibaratnya kita sedang menonton televisi. Remote-nya diserahkan kepada orang lain. Kita hanya duduk pasrah menyaksikan channel TV berganti. Menyuguhkan tampilan-tanpilan berbeda, yang pasti memengaruhi mindset dan perasaan. Oke, sekarang kita serahkan remote tersebut tapi tidak diam dan pasrah. Melainkan mengerahkan bahwa keinginan kita ingin ini dan itu. Pertanyaaannya, apakah orang yang diberi remote ini selamanya akan atau harus mematuhi arahan kita?

Semampu apa pun kau ungkapkan keinginan dibahagiakan begini dan begitu, manusia tidak akan pernah dapat memenuhinya dengan percis. Karena mereka pun tuan bagi diri sendiri.

Jadilah tuan bagi diri sendiri. Jadilah pengendali perasaan hati. Tanyalah dengan jujur. Mengapa harus orang lain yang bertanggung jawab membahagiakanmu? Siapakah yang paling memahami ingin diri? Siapakah yang paling mengetahui maksud diri?

Allah Ta’ala menghendaki tidak ada manusia yang akan benar-benar mengerti memahami pribadi kompleks kita. mengapa? Agar tetap Allah saja tujuan kita memulangkan segala rasa. Agar tetap kitalah yang menjadi tuan segala sikap, olah pikir dan olah rasa.

Kebahagiaan adalah pilihan. Dan sekali-kali bukan tanggung jawab orang lain. Jika hari ini hatimu tak bahagia, itu bukan salah siapa pun. Tapi karena dirimu memutuskan untuk tidak memilih sebagai pengendali hati dan pikir. Seburuk apa pun kondisi yang dihadapi, kita tetap memiliki kendali untuk menjadikannya peruntuh mood atau tantangan agar dapat mengubahnya menjadi batu loncatan. Menjadi lebih baik dan lebih baik. Menjadi lebih bahagia dan lebih bahagia.


Bukan orang lain.   via: http://www.andriewongso.com/articles/details/4711/Bahagia-Itu-Pilihan


Kebahagiaanmu bukan tanggung jawab orang lain.

Semua ini adalah tentang cerdiknya mengendalikan hati, jika ia baik maka baiklah seluruhnya.

“Ketahuilah di dalam jasad itu ada segumpal daging, apabila dia baik maka baiklah seluruh jasad, dan apabila dia buruk maka buruklah seluruh jasad. Ketahuilah bahwa segumpal daging itu adalah hati.” (HR Imam Bukhari)



Crayon Untuk Pelangi Sabarmu ---karena kesabaran perlu terus diteguhkan, ~Natisa
–penerbit; PT.elex media komputindo.

-----------------------


Seringkali kita menuntut orang-orang di sekitar kita,, bahkan memaksa mereka untuk mengerti diri kita. Dimana saatnya kita sedih, harusnya mereka mengerti dan segera menghibur. Ketika kita sedang lelah, harusnya mereka mengerti dan tidak memaksa kita melakukan banyak pekerjaan, dan harusnya mereka tidak melakuan tindakan yang melukai perasaan kita. Saat kita pengin ini-itu,, perasaan kita sedang begini-begitu,, kita mengharuskan mereka mengerti, mengetahui, dan memahami. Ahhayy,, jika yang kita inginkan adalah seperti itu, bukankah mereka juga kemungkinan besar menginginkan hal yang sama.??? Karena mereka manusia juga, seperti kita. Lalu, bagaimana akan bisa.?

Kita menginginkan mereka membahagiakan kita, menuruti keinginan hati kita, memahami rasa dan jalan pikir kita. Bagaimana bisa,, karena mereka sama seperti kita. Manusia. Penuh dengan keterbatasan, kelemahan, dan kekurangan. Lantas apakah kita akan menggantungkan kebahagiaan kita kepada mereka.? No. way.! Itu hanya akan menumpuk daftar kekecewaan dan penyesalan. Yah, karena mereka semua memang di-desain untuk tidak saling mengerti sepenuhnya.

Terus, siapakah seharusnya yang kita jadikan sandaran kebahagiaan, yang memahami seutuhnya diri kita, yang tidak akan pernah membuat kita kecewa, yang benar-benar bisa membuat hati senantiasa dipenuhi bunga-bunga.?

Dia-lah,, yang menciptakan kita. Yang senantiasa memantau keadaan kita. Yang tak pernah lelah mengurus kita. ALLAH Ta’ala...


Dia selalu bersama kita.  via: https://siebenundsiebzig.wordpress.com/category/heart/


-----------------------------------------



BUKANKAH TUHANMU ESA?

Bukankah Tuhanmu Esa?
Mengapa kau jadikan mereka pun Tuhan
Yang mengatakan kamu tidak bisa, kamu tidak mampu
Seakan pada merekalah bisa atau tidak bisanya kehendak
Seakan pada merekalah kehidupanmu bertolak
Hey, mengapa begitu peduli pada kecaman manusia?
Apakah mereka Tuhan yang ucapannya kun fayakun mengubah hidupmu?
Mengapa begitu menggugu pengerdilan mereka terhadapmu?

Ah, mereka bukan Tuhan!
Yang dapat memberikan balasan amalmu
Tapi kenapa beramal agar mendapat simpati mereka?
Mengapa begitu menggugu tak berbalas sesuai harap?

Kan mereka bukan Tuhan
Yang memiliki surga atau neraka
Mengapa buru-buru menciut saat dikucilkan
Toh mereka bukan panitia surga atau neraka
Yang dapat memberi tahu nasib kita di akhirat
Bebas sajalah terus berkarya beramal!

Sekali lagi mereka bukan Tuhan,
Maka ketika tak mendapat kasih yang purna,
Kepeduluan dan kehangatan yang menyeluruh,
Jangan kecewa.


Toh mereka bukan Tuhan yang kasih-Nya maha meliputi, tak bermusim tak berwaktu. Jika manusia tak bisa melakukannya untukmu, ya tak usah kecewa, memang mereka tak bisa melakukannya, karena mereka bukan Tuhan.

Sudahlah,
Manusiakan manusia...
Manusiakan dirimu..
Dan Tuhanmu tetaplah satu, ALLAH..
Laa rayba fiihi!




Crayon Untuk Pelangi Sabarmu ---karena kesabaran perlu terus diteguhkan, ~Natisa
–penerbit; PT.elex media komputindo.


Yang kita perlukan hanyalah Dia.   via: https://nuriffahhidayati.wordpress.com/2013/04/11/bahagia-itu-sebenarnya/






--------Jakarta, 3 September 2015--------
16;30


Bertubi-tubi IKHLAS

Posted by Nis |

Bismillah...,


“Katakanlah: ‘Dia-lah Allah, Yang Maha Esa, Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan, dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia’”
(QS. Al-Ikhlas: 1-4)

Simaklah makna ikhlas dari Sayyid Qutb, “Tiada yang hakikat wujudnya di semesta melainkan hanya Allah! Tiada pelaku dari segala kejadian di alam raya ini, kecuali hanya Allah.”

Ikhlas adalah tentang peng-esa-an kita dalam beramal. Ikhlas adalah merdeka, dari segala kebergantungan pada makhluk. Karena hatinya hanya miliki satu fokus: ALLAH.


Al-Ikhlas..   via: http://www.kumpulanmisteri.com/2015/04/9-waktu-dianjurkan-membaca-surat-al.html 

Ikhlas terletak pada niat hati. Luar biasa sekali pentingnya niat ini, karena niat adalah pengikat amal. Di manakah letak niat? Diucapkan di awal, dan dilanggengkan sampai akhir sebuah amal. Begitu pula dengan ikhlas.

IKHLAS = FOKUS
Apakah ikhlas itu? Ali bin Abi Thalib ra,, menjawab,
“Ikhlas adalah pemusatan pikiran agar setiap amalan diterima oleh Allah.”


IKHLAS = GERAK AKTIF
Ikhlas bukanlah sifat pasif menerima apa adanya.
Disakiti dan dizalimi teman, ikhlaslah dengan cara memaafkan. Coba cek and ricek kenapa dia berperilaku seperti itu, lalu jadikan perbaikan ke depan.
Ikhlas bukanlah gerak pasif, tapi gerak aktif menuju penerimaan amal oleh Allah. Satu Fokus, ALLAH.


IKHLAS = KETENANGAN
Makin ikhlas seseorang, makin tenang jiwanya. Karena ia tidak diperbudak oleh penantian untuk mendapatkan pujian, penghargaan, dan imbalan. Kita semua sepakat penantian adalah hal yang tidak menyenangkan. Begitu pula menunggu diberi pujian juga sesuatu yang tidak nyaman, kan?


CARA IKHLAS
  1. Biasakan melupakan amalan yang kita perbuat. Biar kita titipkan pada Allah saja, yang sudah pasti dijamin aman.
  2. Lupakan, dan jangan sebut-sebut ataupun mengungkitnya. Nanti malah berkurang pahala amal tersebut.
  3. Susah ngelupain amal baik? Makanya amal baiknya diperbanyak, biar bertubi-tubi latihan ikhlas. Terlatih, insya Allah!

Belajar biyar ikhlas.  via: http://muhsinbudiono.com/2011/01/13/ikhlas-kunci-menjadi-pribadi-luar-biasa/



Kekalkan kebaikanmu,
Dengan
Melupakannya!
---K.H Musthofa Bisri (Gus Mus)




-------------------------------------



KARENA TIDAK SATU


Tahukah,
Satu itu menyenangkan.
Kau tak perlu memikirkan bagaimana cara menempuh selainnya. Cukup satu yang dituju.

Saat berharap atas kehangatan kasih sayang, ketahuilah, satu yang ini menjanjikan. Pada-Nya kehangatan itu tidak bermusim. Tidak berduri. Tidak bermuka dua. Dia satu yang penuh kebertepatan janji. Dialah.. ALLAH.

Sayangnya, manusia suka mencoba. Menjelajah.
Coba-coba dengan ketidakpastian.
Sudah tahu lemah, tapi manusia suka bersandar pada yang lemah.

Sudah tahu pengetahuan manusia terbatas,
tapi senang sekali menutut orang lain untuk mengerti mau hati.
Sudah tahu tidak selamanya mekar,
tapi manusia suka menggenggam erat-erat duri tangkainya.
Hanya karena ingin mekar indahnya bunga.
Yang sudah tahu tak abadi.

Ah,
Kenapa rela berdarah-darah memupuk harap
kepada makhluk yang pengetahuannya terbatas?
Kenapa rela melambung angan pada makhluk yang juga sama penuh angan?
Kenapa rela luluh lantak menanti oleh kegalauan hati yang belum jadi kenyataan?

Mengapa tersasar hati?
Mengapa terkaburkan pandangan?
Mengapa terasa terjal perjalanan?

Adalah karena TAK LAGI SATU
: tujuan
: pengharapan
: dan tempat segala sesuatu berpulang


Ramuan ikhlas.  via: http://seruveru.tumblr.com/ 

----------------
Crayon Untuk Pelangi Sabarmu ---karena kesabaran perlu terus diteguhkan, ~Natisa
–penerbit; PT.elex media komputindo.






--------Jakarta, 3 September 2015--------
ba'da 'Ashar

IKHLAS, KAU ITU BAGAIMANA?

Posted by Nis |

Bismillah...


Bila ikhlas berarti harus selalu bersembunyi, kapan matahari dapat menerangi semesta ini?

Kita lihat matahari menyingkapkan kelam malam dengan cahayanya yang selalu purnama. Kita rasakan ia, hangatnya adalah keikhlasan terhadap sebuah tugas. Tak semata cahaya, panas, dan terik yang menyilaukan. Lebih dari itu, dia tengah berbicara tentang penghambaan. Tentang tasbihnya pada Pemberi Tugas. Bila ikhlas berarti harus selalu bersembunyi, bagaimana matahari hendak menjalankan tugasnya?

Dia berkata pada kita, bahwa ikhlas adalah totalitas pada pelaksanaan tugas.

Seperti sinar mentari.  via: https://yessiemeleiss.wordpress.com/


Bila ikhlas berarti diam pasrah pada takdir, lalu apa yang menggerakkan sekumpulan semut membuat rumah bak istana yang terbangun dengan kecanggihan sistem pengamanan dan manajemen luar biasa! Dengan ukurannya yang kecil. Dengan langkahnya yang hanya setitik. Dengan komunikasi yang terbatas. Dengan tangan dan kaki yang tak lebih besar dari sesenti helai benang. Tapi saksikanlah! Bagaimana dia mengubah dan menggunakan segala yang dimilikinya sebagai amalan tasbihnya pada Allah, Sang Penguasa Semesta.

Dia berkata pada kita, bahwa ikhlas adalah tentang berjuang mengoptimalkan segala yang dimiliki untuk menjadi sebaik-baik makhluk Allah Ta’ala.

Bila ikhlas berarti selalu menolak penghargaan manusia dan berdalih biar Allah saja yang membayar. Ketahuilah, Teman... Islam agama yang sangat indah. Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam, mengajarkan kita agar segera membayar upah pekerja sebelum kering keringatnya. Lihatlah. Betapa pun Islam mengajarkan nilai yang sangat agung, yaitu ikhlas, tapi Islam tak lantas menghapus segala bentuk penghargaan lain.

Bila ikhlas bukan begini dan begitu, lalu apa?
Sejenak mari kita tamasya pada surah ketiga terakhir dalam Al-Qur’an, yang menjadi favorit bacaan surah dalam shalat kita. Al-Ikhlas. Nama surah yang indah. Namun tak seperti nama surah-surah lain yang tertera dalam Al-Qur’an. Kita lihat, penamaan surah Al-Baqarah karena di dalamnya ada kisah Bani Israil yang diperintah menyembelih sapi betina (Baqarah). Kita lihat juga pada surah Ali Imran, di dalamnya terdapat kisah keluarga Imran (Ali Imran). Surah Yusuf karena di dalamnya terdapat kisah Nabi Yusuf ‘alaihi as-salam. Dan sebagainya. Bagaimana dengan surah Al-Ikhlas? Apakah dalam 4 ayat yang dimilikinya disebutkan kata IKHLAS? Tidak. Melainkan keseluruhannya menekankan makna hakiki IKHLAS.

QS. Al-Ikhlas  via: http://www.ha-mim.net/Duhovnost-detail/cemu-nas-uci-sura-ihlas/ 

“Katakanlah: ‘Dia-lah Allah, Yang Maha Esa, Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan, dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia’”
(QS. Al-Ikhlas: 1-4)

Lewat ayat-ayat-Nya yang ringkas ini, seakan Allah mengajarkan kita tentang ikhlas. Allah yang Esa! Maka esakan Ia di setiap doa dan harap kita. Hanya kepada Allah.

Sebelum kita mengeluh dan membuncahkan segala keluhan kepada manusia, coba kita lari dulu kepada yang menciptakan kita! Jika barang elektronikmu rusak, pasti pergi ke kantor service resmi produsen barang tersebut, kan? Inilah ikhlas, fokus pada yang SATU. ALLAH. Baik dari penghadapan amal yang kita lakukan, maupun penambatannya.

Tengok diri kita, apa yang kita lakukan ketika galau? Sedih? Update status FB, koar-koar di Twitter, bete melanda, curhat ke banyak orang, minta dikasihani. Padahal kita punya Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Catat: bergantung! Seluruh kehidupan kita bergantung kepada-Nya. Jadi, jangan bertanya lagi kenapa sering galau. Lah, yang dicari bukan Allah, malah unjuk rasa kegalauan kepada manusia. Hasilnya? Nihil!

Curhat berjama'ah.  via: http://www.nyunyu.com/main-article/detail/karaoke-curhat-2#.VefIFNLxv_E

Masihkah mengeluh pada manusia, sedang segala jalan keluar dan penawar ada di sisi Allah. Jika simpati manusia telah diraih, lalu apa? Terlalu sering kita terjebak pada segala makhluk yang kasat. Kita harapkan belas kasihan mereka terhadap segala beban yang kita tanggung, tanpa menyadari bahwa mereka pun sama manusianya seperti kita, memiliki sesamudra keluhan. Mengapa bersandar pada kayu rapuh?

Jika hatimu saja sempit menampung segala duka kehidupan, apa lagi hati orang lain yang menerima curhatmu? Setiap manusia pada dasarnya adalah makhluk egois. Ia menempatkan urusan dirinya di posisi pertama, selain kehidupan dirinya adalah nomor sekian. Tak pernah menjadi prioritas. Maka, mengapa kau taruh harapan berlebih pada manusia, yang tak pernah bisa memahamimu dengan utuh, apa lagi memberimu jalan keluar?

Mengapa tak berlari kepada Zat Yang Mahakuat? Seorang yang ikhlas ialah, dipuja atau dihina amalnya tetap memesona.

Ketika kita beramal, coba cek berapa banyak yang menjadi Tuhan amal kita? biar dipuji atasan, biar kelihatan santun, biar diomongin, biar di –retweet, biar di-like, biar naik pangkat, biar dikata saleh atau salehah.

Caper.  via: http://funworldku.blogspot.com/2015/05/tipe-cewek-yang-dibenci-cowok.html

Masihkah mengharap pujian manusia, bila nyata-nyata segala pembalasan ada di tangan Allah. Jika telah didapat pujian, lalu apa? Pujian itukah yang mengangkat derajat manusia? Pujian itukah yang akan memeberatkan timbangan kebaikan kita di hari akhir nanti? Akan terselamatkan kah kita dari nyala api neraka nan hitam, oleh karena setumpuk pujian manusia? Bahkan pujian dapat menyeret segunung kebaikan diri ke dalam jurang kehinaan.

Semakin besar keinginan manusia ingin dipuji, semakin enggan kemuliaan menghampiri.

Tidakkah kita perhatikan Bulan.
Ia meninggi dengan nyalanya yang terang menjadi panduan manusia berjalan di gelapnya malam.
Tak seperti asap, ia betul membumbung tinggi, namun rendah dan dijauhi manusia.



Crayon Untuk Pelangi Sabarmu ---karena kesabaran perlu terus diteguhkan, ~Natisa
–penerbit; PT.elex media komputindo.


-----------------------------


Ikhlas berasal dari kata akhlasha yang merupakan bentuk kata kerja lampau transitif yang diambil dari kata kerja intransitif khalasha (Ø®َلصَ) dengan menambahkan satu huruf ‘alif (Ø£). Bentuk mudhâri‘ (saat ini) dari akhlasha (اَØ®ْÙ„َصَ) adalah yukhlishu (ÙŠُØ®ْÙ„ِصُ) dan bentuk mashdarnya yaitu ikhlash (Ø¥ِØ®ْلاص).

Kata tersebut berarti, murni, bersih, jernih, tanpa campuran. Ikhlas adalah melakukan amal perbuatan syariat yang ditujukan hanya kepada Allah secara murni atau tidak mengharapkan imbalan dari orang lain. Perbuatan ikhlas dibarengi pula dengan keyakinan atas perbuatannya dan tidak memiliki keinginan untuk menarik kembali apa yang telah ia lakukan. Amal perbuatan syariat pun terbagi menjadi 2, yaitu usaha lahiriah dan batiniah (doa).

Hingga jelaslah perbedaan antara ikhlas dan ridho. Kalau ikhlas harus dimulai dengan amal perbuatan syariat seperti membantu, berusaha, berdoa, dan lainnya sedangkan ridho adalah rela menerima qodha-qodhar dan meyakini bahwa apa yang terjadi adalah yang terbaik menurut-Nya.

Ikhlas.   via: http://blitza679.com/2737/hikmah-makna-ikhlas.html

Ikhlas bersifat Aktif dengan melakukan perbuatan ditujukan kepada Allah, secara lahiriah dan batiniah. Sebuah perbuatan yang dilakukan secara ikhlas namun perbuatan tersebut tidak menepati kebenaran, maka amal perbuatan tersebut tidak diterima. Sebaliknya pula bila menepati kebenaran, namun dilakukan dengan tidak ikhlas maka amal tersebut pun memiliki kecacatan.

Apa yang dimaksud dengan menepati kebenaran adalah dengan mengikuti Al Qur’an dan sunnah. Ikhlas sebaiknya dilakukan dengan berusaha secara lahiriah dan batiniah secara bersamaan. Usaha lahiriah adalah berusaha dengan sungguh-sungguh secara ikhlas, sedangkan usaha batiniah adalah berdoa dengan sungguh-sunguh secara ikhlas pula. Bila hanya usaha lahiriah atau usaha batiniah saja yang dilaksanakan, maka terdapat ketimpangan.

Lawan dari ikhlas dalah riya’ yaitu melakukan amal perbuatan dengan tujuan agar dilihat orang dan mengharapkan pujian atau balasan dari orang lain. Riya’ berasal dari kata ro’a (رَأى) yang berarti melihat, atau mengatur sesuatu agar dilihat orang.


Ikhlas itu...   via: http://funworldku.blogspot.com/2015/05/tipe-cewek-yang-dibenci-cowok.html










-------Jakarta, 3 September-------
11;30

EGOIS itu penting

Posted by Nis |

Bismillah..,
Alhamdulillah..


Alangkah sia-nya waktu yang berlalu hanya untuk memperhatikan orang lain. Dia begini, begitu,, kita terus menerus mengamatinya. Pikiran terkuras terbawa arus prasangka terhadap orang-orang sekitar kita. Atau mungkin kita di posisi yang malah sibuk akan pandangan orang lain terhadap diri kita. Pengin melakukan kebaikan ini, ‘ah nanti apa kata mereka,, malu ah’. Mau melakukan kebaikan itu, ‘ada mereka,, niatku sebenarnya baik., tapi nanti pasti digunjingin yang enggak-enggak. Ndak jadi aja ah’.

Duhai,, terlalu perdulinya kita akan pandangan manusia, namun tidak kita hiraukan Allah Ta’ala yang senantiasa mengawasi kita.

Jalani dengan santai.  via: http://www.keepcalm-o-matic.co.uk/p/kalem-aja-dan-bodo-amat/ 

Lalu rasa dendam, malu, kecewa atas kejadian masa silam, mengapa masih saja terasa kala mengingatnya. Terbayang waktu itu tengah shalat Jum’at, tiba-tiba sarung melorot.. ‘Duh,!! Malunya...,’. Sudah dua tahun berlalu, masih banget-banget terasa, jadi trauma. Hei,, bukannya perasaan malu-mu itu yang tak mau pergi. Tapi kau sendiri yang menyimpannya di lubuk hati. Sudahlah,, tak perlu sibukkan diri dengan perasaan-perasaan masa lalu semacam itu.

Singkirkan, abaikan segala macam pandangan orang lain. Fokus untuk memusatkan hati kepada pengawasan Allah. Maka hati akan menjadi kuat dari cibiran, hinaan, hujatan, maupun pujian. Tak perlu diurusi, tidak penting untuk disimpan dalam hati. Komentar orang lain tidak akan membuat kita merugi, tidak pula manfaatnya cukup berarti.

Ini hanya tentang aku,, dan Rabb-ku....
Urusanku hanya dengan Allah Ta’ala.. ndak ada kaitan dengan selain-Nya..
Mereka mau bilang apa... Bodo amat dah..



----------------------------------------


HIDUP INI EGOIS SAJA!


Egoislah dalam beribadah.
Kita melakukan ini dan itu adalah untuk kebaikan diri di hadapan Tuhan.

Melakukan kebaikan ini dan itu, adalah untuk menambah berat timbangan-baik di akhirat nanti. Pada ahirnya kehidupan ini hanyalah hubungan kau dengan Tuhanmu. Tidak dengan yang lainnya. Untuk itulah manusia harus egois. Lakukan segala amal, amal individu atau sosial, dengan kemampuan terbaik. Karena ini untuk kebaikan diri sendiri di hadapan Allah sang Maha Pembalas.

Jika kau penuh kasih sayang, orang-orang akan menuduh ada niat-niat tersembunyi padamu,
Tapi tetaplah penuh kasih sayang.
Jika kau baik, orang-orang akan menipumu, tapi tetaplah baik.
Ketika kebaikanmu dilupakan orang, tetaplah berbuat kebaikan. Berikanlah yang terbaik kepada dunia meskipun itu tak cukup.
Pada akhirnya akan kau lihat, semuanya adalah tentang kau dan Tuhanmu, bukan antara kau dan orang lain.
--Ali Syariati, Penulis Asal Iran


Tetaplah berbuat baik.   via: http://funworldku.blogspot.com/2015/05/tipe-cewek-yang-dibenci-cowok.html

Saat manusia melakukan sesuatu atas tujuan kepuasan orang lain, itu sama saja ia “menyumbang”, sedangkan dirinya sendiri fakir. Orang lain terpuaskan. Diri sendiri bangkrut karena tak mendapatkan pahala amal. Maka, egois sajalah! Lakukan amal baik semata-mata untuk tabungan kebaikan diri sendiri, bukan caper sana-sini. Jika kemudian bermanfaat untuk orang banyak, alhamdulillah.

Perhatianmu pada dengki atau ucapan yang menyakitkan hati, hanya akan menguras waktu. Membobol pertahanan, tahu-tahu waktu telah berlalu dan belum melakukan apa-apa. Lantas tanyakan saja, apakah segala perhatian pada ketersakitan hati itu membantumu lebih kuat pendirian di hadapan lawan? Menjadikan diri lebih menawan? Kehidupan lebih maju dari sebelumnya? Ah, tak.

Fokus saja pada apa yang bisa kita lakukan dengan kemampuan terbaik yang dimiliki. Kebaikan, sebelum berpengaruh bagi orang lain, haruslah menguntungkan bagi pelakunya.

Di sinilah kita jumpai hakikat keikhlasan dalam hidup. Ikhlas bukan sikap pasif. Apalagi sikap menyerah pasrah pada keadaan. Ikhlas adalah ketika seorang hamba melakukan segalanya karena dan untuk Allah semata. Sebab, hanya Allah yang dapat memberikan kehendak kebaikan pada diri sendiri. Bukan orang lain.

Itulah mengapa di antara tanda seorang yang ikhlas ialah,
Dipuja atau dihina amalnya tetap memesona.


Awesome... via: https://www.twitter.com/akunbebasbicara

Seorang yang ikhlas selalu semangat. Motivasinya menembus dua dimensi, dunia akhirat. Menebar kebaikan, dengan atau tanpa pengakuan. Baginya sama, kebaikan dibalas kebaikan oleh Allah Ar-Rahman.

Walau sulit melakukannya, bukan berarti tak bisa.



Crayon Untuk Pelangi Sabarmu ---karena kesabaran perlu terus diteguhkan, ~Natisa
–penerbit; PT.elex media komputindo.







-------Jakarta. 3 September 2015-------
08;59

Powered By Blogger
Powered By Blogger
Powered By Blogger