Sabtu, 16 Januari 2016

Ketika Bersedih

Posted by Nis |

Bismillah..
Puja dan puji milik Allah Ta’ala.


Banyak hal, banyak alasan, mengapa kesedihan itu menghinggap di hati. Kegagalan, kehilangan, kekurangan, kecemburuan, dan berbagai hal buruk lainnya bisa menjadi penyebab timbulnya kesedihan. Lantas, cara kita bersikap terhadap kesedihan tersebut akan menentukan apakah kesedihan itu menjadi cambuk untuk kita menuju kebaikan, ataukah menjadi penjara yang melumpuhkan hati dan jiwa kita hingga tiada mampu kita keluar dari kubangan kesedihan itu.


Sedih sendirian.  via: http://moammarewan.blogspot.co.id/2013/08/kesedihan-yang-tiada-kesudahan.html



---------------------------------------------------------------------------------------

TUHAN DAN KESEDIHAN



Tuhan,
Aku perlukan kekuatan
Tuk melakukan kebaikan

Kesedihan, akan semakin bertalu-talu memekikkan ketika ditulis, dirangkai dalam tangisan ataupun kau ungkapkan pada dunia. Dia seolah menari pada pelupuk matamu bahwa hanya dialah yang terbesar dalam semesta. Kau terhalang olehnya. Kau koyak olehnya. Kau terinjak-injak oleh wajahnya yang bengis.


Update status.   via: www.statusfbme.blogspot.com


Tangisan, membuatnya kian subur. Lalu ia sebarkan benihnya pada akalmu, tanganmu, lisanmu, kakimu... hingga sempurna kau terpasung dalam kesedihan. Dan dia terbahak, telah berhasil merenggut kehidupanmu.

Kau terlanjur telah mengumumkan kesedihanmu pada dunia. Jangan salahkan manusia jika mereka berlomba menjadi dalang hidupmu. Suaranya bersahutan saling mendikta, berkomentar, menghibur walau sebenarnya tak jarang hati semakin lara mendengar hiburan-hiburan itu----menguatkan, menasihati. Tidakkah suara manusia membuat kepalamu semakin sesak? Pada akhirnya kau pilih menyepi. Kau cari pelukan Tuhanmu. Tidak seperti manusia, yang ada waktunya merasa bosan oleh keluh kesahmu. Tapi Tuhan tidak.


Selamat tinggal kesedihan.  via: http://oliem.blogdetik.com


Selama kau terus berbicara pada-Nya selama itu pula Ia mendengarkan. Tak menyela. Tak membantah. Apa lagi menghakimimu.

Apakah ‘diam-Nya’ adalah bentuk ketidakpedulian? Bersabarlah teman, sebagaimana Dia pun sabar mendengarkan keluh kesahmu. Dia hanya ingin kau tuntaskan terlebih dahulu curahan hati yang pekat menggelayuti hatimu, segala teriakan dan rongrongan kesedihan yang membuatmu terpenjara, katakan semua gelisahmu pada-Nya.

Percayalah, ketika kau tergugu
Mengetuk kasih-sayang-Nya, ketika itu pula
Dia tengah memelukmu.


 Kembalikan kepada Sang Maha.  via: youtube.com


Bukankah ketika semuanya telah tercurahkan dalam tangisan ada kelegaan yang menyeruak di hatimu? Ya, itulah pelukan rahman-rahim-Nya. Dia-lah Allah, tujuan pulang jiwa-jiwa lelah. Pada-Nya beristirahat impian-impian yang nyaris putus asa. Sumber pengharapan hamba-Nya.

Apalah artinya kehidupan ketika tak lagi miliki harapan. Dan kau masih memiliki Tuhan Yang Maha Penyayang. Mintalah pada-Nya akan napas yang panjang untuk melewati segala terjal ini. Mintalah hati yang lapang pada-Nya, agar tak lantas sempit oleh kerikil kesedihan. Mintalah hati yang lembut, agar merasakan cinta-Nya yang menyemesta hingga tak lantas kecewa ketika cinta manusia tak berbalas. Mintalah kekuatan untuk tetap dapat tersenyum pada segala lara yang menari di hati, biar kau bersahabat dengannya dan menciptakan kepribadian kokoh penuh iman. Jangan lupa pula untuk meminta pada-Nya, agar wajah dan hati ini hanya menghadap pada-Nya, tak bosan mendekati-Nya, meminta-Nya, memuji-Nya, mencintai-Nya. Hanya kepada-Nya. Tidak kepada makhluk-Nya.


Meminta dengan kerendahan. via: http://selviceeel.blogspot.co.id/


Ketika kau telah mendapatkan hati yang kaya syukur dan lapang keikhlasan, bukan mustahil Allah gerakkan seluruh isi semesta ini untuk membahagiakanmu, juga mengabulkan permintaanmu.

Tuhanku,
Untuk mencintai-Mu
Ku perlukan pertolongan-Mu




Crayon Untuk Pelangi Sabarmu ---karena kesabaran perlu terus diteguhkan, ~Natisa
–penerbit; PT.elex media komputindo.









----------Jakarta, 16 Januari 2016----------
ba'da 'ashar 

Powered By Blogger
Powered By Blogger
Powered By Blogger