Rabu, 27 Juni 2012

Ingat ALLAH.,_"DZIKIR"

Posted by Nis |




Bismillah..,
Segala pujian dan sanjungan hanyalah milik Allah SWT, Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

Sebuah kosakata yang begitu familiar dan melekat di hati umat muslim.. 'dzikir'.
Inilah salah satu ibadah yang sangat ringan bagi umat muslim, yaitu berdzikir. Apa itu dzikir.? Pengertian dzikir menurut bahasa berasal dari kata dzakaro yang artinya ingat. Kata dzikir mengambil dari masdarnya dzikron, kemudian terkenal dengan istilah dzikir. Sedangkan dzikir menurut syara’  adalah ingat kepada Allah dengan etika tertentu yang sudah ditentukan dalam Al Qur’an dan Hadits dengan tujuan mensucikan hati dan mengagungkan Allah.
Allah SWT memberikan beberapa definisi/bentuk-bentuk dzikir, diantaranya;
َذِكْري لِ لاةَ الصَّ أَقِمِ وَ فَاعْبُدْني‏  أَنَا إِلاَّ إِلهَ لا  اللهُ أَنَا إِنَّني‏
”Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah salat untuk mengingat-Ku”.
(QS. Thoha ;14)

 يا أيها الذين آمنوا اذكروا الله ذكراً كثير
“Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya.” 
(QS. Al-Ahzab ;41)

 فاذكروني أذكركم واشكروا لي ولا تكفرون
“Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.” 
(QS. Al-Baqarah ;152)

Dari ayat di atas bisa dijelaskan, bahwa berdzikir itu bisa berupa shalat, menyebut nama-nama Allah, memuji Allah, membaca Al-Qur’an, mengucapkan kalimat-kalimat yang menghadirkan ingatan kepada Allah, dan mengingat Allah itu sendiri, itu semua merupakan bentuk-bentuk dari dzikir kepada Allah. Jadi, dzikir tidaklah hanya dengan ucapan-ucapan lisan, tapi juga kesadaran akan keberadaan Allah SWT yang senantiasa tertanam di dalam otak dan hati kita, yang melandasi setiap tindakan dan perbuatan.

Kategori berdzikir;
1) Dzikir Billisan :
Mu'az bertanya kepada Nabi tentang amal yang paling utama. Nabi menjawab : "Sampai mati lidahmu basah dengan berdzikir kepada Alloh". (HR. Al Baihaqi). Dalam Hadits Qudsi dikatakan : "AKU selalu bersama hamba-KU apabila ia mengingatKU dengan menggerakkan kedua bibirnya".

2) Dzikir Bilqolbi :
Berzikir dengan menggunakan hati (yaitu membacanya di dalam hati) dan sama sekali tidak terdengar oleh telinga. Karena sesungguhnya Allah SWT maha mendengar, bahkan bisikan hati sekalipun, atau bertikan pikiran kita, Allah SWT mengetahuinya.
3:135
  "(Ingatlah) ketika istri Imran berkata: 'Ya Tuhanhu, sesungguhnya aku telah menazarkan kepada Engkau anak yang dalam kandunganku menjadi anak yang saleh dan berkhidmat (di Baitil Maqdis). Karena itu terimalah (nazar) itu dariku. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.'" 
(QS. Ali Imran : 135).

Mengenai kondisi-kondisi untuk berdzikir, Allah SWT berfirman;

4:103
“Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring ...” (QS. An-Nisa’ ;103)


33:41

“Dan bertasbihlah kepada-Nya diwaktu pagi dan petang”. (QS. Al-Ahzab ;41)

Jadi, berdzikir itu tidak mengenal dalam kondisi apapun, dimanapun, kapanpun, bahkan dalam perang sekalipun, hendaklah senantiasa mengingat Allah SWT. Kecuali di kamar mandi, tidak diperbolehkan berdzikir dengan lisan, cukup di dalam hati. Tidak ada batasan jumlah dalam berdzikir,

تفلحون لعلكم كثيراً الله واذكروا 
“Dan sebutlah (nama) Allah sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung.” 
(QS. Al-Anfal: 45)


Dzikir sebagai sedekah yang Paling Baik ;
Abu Dzar r.a meriwayatkan bahwa beberapa sahabat (yang fakir) berkata kepada Rasulullah Saw., ‘Wahai Rasulullah, orang kaya punya (banyak) kesempatan untuk memperoleh pahala. Mereka beribadah sama sebagaimana kami beribadah dan mereka berpuasa sebagaimana kami berpuasa, tetapi mereka bisa bersedekah karena mereka memiliki kelebihan harta, lalu bagaimana dengan kami yang tidak memiliki harta seperti mereka?’. Rasulullah Saw., pun menjawab, “Bukankah Allah SWT memberikan kepadamu yang bisa kalian berikan sebagai sedekah? Setiap ucapan tasbih (Subhanallah) adalah sedekah, setiap takbir (Allahu Akbar) itu pun sedekah, setiap ucapan tahmid (Alhamdulillah) adalah sedekah, setiap ucapan Laa ilaha illallah adalah sedekah, menganjurkan yang ma’ruf (baik) adalah sedekah, melarang hal yang mungkar (buruk) juga merupakan sedekah.” 
(HR Muslim dan Ibnu Majah)


Faedah Berdzikir;
Dzikir menjadikan hati semakin kilap yang sebelumnya berkarat. Karatnya hati disebabkan lalai dari dzikir pada Allah. Sedangkan kilapnya hati adalah dengan dzikir, taubat dan istighfar.
Dzikir akan menghapus dosa karena dzikir adalah kebaikan terbesar dan kebaikan akan menghapus kejelekan.
Dzikir pada Allah dapat menghilangkan kerisauan.
Ketika seorang hamba rajin mengingat Allah (berdzikir), maka Allah akan mengingat dirinya di saat ia butuh.
Jika seseorang mengenal Allah -dengan dzikir- dalam  keadaan lapang, Allah akan mengenalnya dalam keadaan sempit.
Dzikir akan menyelematkan seseorang dari adzab neraka.
Dzikir menyebabkan turunnya sakinah (ketenangan), naungan rahmat, dan dikelilingi oleh malaikat.
Dzikir menyebabkan lisan semakin sibuk sehingga terhindar dari ghibah (menggunjing), namimah (adu domba), dusta, perbuatan keji dan batil.
Majelis dzikir adalah majelis para malaikat dan majelis orang yang lalai dari dzikir adalah majelis setan.
Orang yang berzikir begitu bahagia, begitu pula ia akan membahagiakan orang-orang di sekitarnya.
Dzikir akan memberikan rasa aman bagi seorang hamba dari kerugian di hari kiamat.
Karena tangisan orang yang berdzikir, Allah akan memberikan naungan ‘Arsy padanya di hari kiamat yang amat panas.
Sibuknya seseorang pada dzikir adalah sebab Allah memberi untuknya lebih dari yang diberikan pada peminta-minta.
Dzikir adalah ibadah yang paling ringan, namun ibadah tersebut amat mulia.
Dzikir adalah tanaman surga.
Pemberian dan keutamaan yang diberikan pada orang yang berdzikir tidak diberikan pada amalan lainnya.

Buaaanyak sekali manfaat dari berdzikir, beberapa diantaranya yang telah disebutkan di atas. Hendaknya dzikir dilakukan semata hanya untuk mengharap ridho Allah, maka itulah seutama-utamanya berdzikir kepada Allah SWT.

أَذْكُرْكُمْ فَاذْكُرُونِي
“Ingatlah pada-Ku, maka Aku akan mengingat kalian.” (QS. Al Baqarah: 152).
Ibnul Qayyim mengatakan,  “Seandainya tidak ada keutamaan dzikir selain yang disebutkan dalam ayat ini, maka sudahlah cukup keutamaan yang disebut.” Bagaimana tidak luar biasa, jika yang mengingat kita adalah Allah SWT...



Keutamaan yang diberikan kepada Ahlu Dzikr;
Allah SWT memuliakan orang-orang yang senantiasa mengingat-Nya. Malaikat pun memberikan penghormatan, yaitu menaungi orang-orang yang berada dalam majelis dzikir dengan sayapnya. Tak heran ketika sedang mengikuti kajian-kajian atau pun halaqah2 ilmu dien, rasanya begitu tenang, damai, sampai keenakan malah jadinya ngantuk...

Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya Allah mempunyai para malaikat yang selalu berkeliling di jalan-jalan, dan mencari-cari majelis dzikir, jika mereka mendapati suatu kaum yang berdzikir kepada Allah mereka memanggil teman-temannya seraya berkata; ‘Kemarilah terhadap apa yang kalian cari.’ Lalu mereka pun datang seraya menaungi kaum tersebut dengan sayapnya sehingga memenuhi langit dan bumi. Maka Rabb mereka bertanya padahal Dia lebih tahu dari mereka; ‘Apa yang dikatakan oleh hamba-Ku? ‘ Para malaikat menjawab; ‘Mereka mensucikan Engkau, memuji Engkau, mengagungkan Engkau.’ Allah berfirman: ‘Apakah mereka melihat-Ku? ‘ Para malaikat menjawab; ‘Tidak, demi Allah mereka tidak melihat-Mu.’ Allah berfirman: ‘Bagaimana sekiranya mereka melihat-Ku? ‘ Para malaikat menjawab; ‘Sekiranya mereka dapat melihat-Mu pasti mereka akan lebih giat lagi dalam beribadah, lebih dalam mengagungkan dan memuji Engkau, dan lebih banyak lagi mensucikan Engkau, ‘ Allah berfirman: ‘Lalu apa yang mereka minta? ‘ Para malaikat menjawab; ‘Mereka meminta surga.’ Allah berfirman: ‘Apakah mereka telah melihatnya? ‘ Para malaikat menjawab; ‘Belum, demi Allah mereka belum pernah melihatnya.’ Allah berfirman: ‘Bagaimana sekiranya mereka telah melihatnya? ‘ Para malaikat menjawab; ‘Jika mereka melihatnya tentu mereka akan lebih berkeinginan lagi dan antusias serta sangat mengharap.’ Allah berfirman: ‘Lalu dari apakah mereka meminta berlindung? ‘ Para malaikat menjawab; ‘Dari api neraka.’ Allah berfirman: ‘Apakah mereka telah melihatnya? ‘ Para malaikat menjawab; ‘Belum, demi Allah wahai Rabb, mereka belum pernah melihatnya sama sekali.’ Allah berfirman: ‘Bagaimana jika seandainya mereka melihatnya? ‘ Para malaikat menjawab; ‘Tentu mereka akan lari dan lebih takut lagi.’” Beliau melanjutkan: ‘Allah berfirman: ‘Sesungguhnya Aku telah mempersaksikan kepada kalian bahwa Aku telah mengampuni mereka.’ Beliau melanjutkan; ‘Salah satu dari malaikat berkata; ‘Sesungguhnya diantara mereka ada si fulan yang datang untuk suatu keperluan? ‘ Allah berfirman: ‘Mereka adalah suatu kaum yang majelis mereka tidak ada kesengsaraannya bagi temannya.” 
(HR. Al-Bukhari no. 5929)

Allah SWT juga membangga-banggakan hamba-Nya yang berdzikir di hadapan para malaikatnya. Ini merupakan kemuliaan tersendiri yang diberikan oleh Allah SWT.

Dari Muawiah bin Abi Sufyan radhiallahu anhu dia berkata: “Sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah melewati halaqah para sahabatnya. Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bertanya: ‘Majelis apa ini? ‘ Mereka menjawab; ‘Kami duduk untuk berzikir kepada Allah dan memuji-Nya atas hidayah-Nya berupa Islam dan anugerah-Nya kepada kami.’ Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bertanya lagi: ‘Demi Allah, apakah kalian duduk di sini hanya untuk ini? ‘ Mereka menjawab; ‘Demi Allah, kami duduk-duduk di sini hanya untuk ini.’ Kata Rasulullah selanjutnya: ‘Sungguh aku menyuruh kalian bersumpah bukan karena mencurigai kalian. Tetapi karena aku pernah didatangi Jibril alaihis-salam. Kemudian ia memberitahukan kepadaku bahwasanya Allah Azza wa Jalla membanggakan kalian di hadapan para malaikat.” 
(HR. Muslim no. 4869)

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda pada Mu’adz,“Wahai Mu’adz, demi Allah, sungguh aku mencintaimu. Demi Allah, aku mencintaimu.” Lantas Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Aku menasehatkan kepadamu –wahai Mu’adz-, janganlah engkau tinggalkan di setiap akhir shalat bacaan ‘Allahumma a’inni ‘ala dzikrika wa syukrika wa husni ‘ibadatik’ (Ya Allah tolonglah aku untuk berdzikir dan bersyukur serta beribadah yang baik pada-Mu).”

13:28“orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram”. (QS. Ar-Ra’d ;28)



Aku telah mengukirkan nama kekasihku di bulir batu cincinku
Setelah itu, ia tidak pernah hilang dari mataku dan tidak pernah berpaling dari hatiku
Dengan menyentuh dan menciuminya dapat menyembuhkan rasa sakitku
Ia dapat mendinginkan kesedihan dan perasaan tak menentu
Huruf-huruf namanya terukir di atas semua yang telah aku sebutkan
Hatiku haram dari melalaikanNya
Sesungguhnya aku adalah hambaNya saat dekat maupun saat jauh...



----------





----Perpus Pusat UII, 27 June 2012----
ba'da maghrib

Sabtu, 23 Juni 2012

TELADAN_'kisah'

Posted by Nis |





ABDULLAH IBN HANDHALAH
Ia Mati dalam Keadaan Puasa Sedang Bendera Islam Masih dalam Genggamannya


Orang-orang menyebutnya sebagai anak yang dibasuh oleh malaikat. Sebab ayahnya mati syahid dalam perang uhud. Kemudian Rasulullah Saw., mendengar seorang perempuan menangisi suaminya. Beliau Saw., berkata kepadanya, “Rendahkanlah suaramu, sebab para malaikat sedang membasuh Handhalah”. Abdullah tumbuh sebagai anak yatim. Hati dan perasaannya sarat dengan sinar Islam. Ia menganggap bahwa dunia ini sebagai tempat perjalanan menuju ke akhirat. Oleh karenanya harus berbekal dengan takwa, hingga dapat menghadap kepada Allah dengan lembaran/catatan amal yang suci. Amal perbuatannya sarat dengan harumnya cinta kepada Allah. Sejak masa remajanya ia tenggalam dalam ibadah, menunaikan kewajibannya dengan tepat waktu, puasa sepanjang masa dan di malam hari menjalankan salat sunah sebagaimana dianjurkan oleh Allah. Siang hari ia menggembalakan ternaknya, lalu tinggal di masjid hingga matahari tenggelam. Ia merasa cukup dengan makan gandum, tidak pernah makan dengan makanan yang mengenyangkan perutnya sama sekali.

Dia mencontoh kehidupan Rasulullah Saw., mengikuti apa yang telah ditentukan dan didatangkan dari akidah dan iman. Dia tidak pernah mengangkat kepalanya menghadap ke langit sebagai tanda takutnya kepada Allah dan malu kepada-Nya. Di Madinah ia dikenal sebagai orang yang sering beribadah dan tobat. Tiap saat dari kehidupannya selalu dipenuhi dengan ibadah secara ikhlas kepada Allah Azza wa Jalla.

Ibunya, Jamilah binti Abdullah Ibn Ubay Ibn Salul berbeda dengan ayahnya yang merupakan tokoh munafik. Ia adalah seorang perempuan suci, dan selalu bertobat. Abdullah Ibn Handhalah dididiknya sejak kecil dengan prinsip-prinsip Islam. Oleh karenanya ia tumbuh dengan perkembangan yang suci lagi bersih. Waktu berumur 7 tahun ia menyaksikan hari duka yang menyedihkan di Madinah. Rasulullah Saw., wafat. Kemudian Abu Bakar terpilih sebagai khalifah pertama bagi kaum muslimin.

Abdullah Ibn Handhalah memperhatikan gambaran yang terjadi dalam peristiwa pemilihan khalifah. Ia tahu bahwa Islam tidak membolehkan memutuskan suatu ketetapan kecuali dengan jalan pemilu. Oleh karena itu, Abdullah Ibn Handhalah yang saat itu masih remaja, ketika mendengar bahwa Muawiyah ibn Abi Sufyan membai’at secara paksa demi anaknya Yazid, ia memutuskan tidak membai’atnya, walaupun dengan sikapnya itu ia membayar mahal dengan kehidupannya. Seluruh penduduk Madinah juga sepakat dengan pandangan ini.

Penduduk Madinah menolak membai’at Yazid. Sampai Mu’awiyyah meninggal barulah mereka mulai menampakkan apa yang tersirat dalam jiwanya. Mereka mengambil bentuk penolakannya dengan terang-terangan, dan setelah tragedi Karbala, berubahlah menjadi periode pertentangan dengan senjata.

Merupakan dosa tersendiri bagi siapa yang mengakui Yazid sebagai khalifah. Ia memerintahkan pembunuhan terhadap Imam Husein, membunuh keluarga Nabi (Ahl Al-Bait), memecah barisan kaum muslimin dan terlebih lagi, ia membawa cara non syar’i dengan mengatasnamakan Islam.

Pandangan penduduk Madinah beralih kepada Abdullah Ibn Handhalah. Ialah lelaki yang dikenal tidak memiliki kekurangan sama sekali, bahkan dalam dirinya telah mengejawantah sifat-sifat seorang mukmin sejati yang tidak pernah melenceng dari Al-Qur’an dan sunah. Pandangannya tidak tergiur oleh perhiasan dan kenikmatan kehidupan duniawi.

Penduduk Madinah mengusir Bani Umayyah dari sana, lalu mereka bersepakat di masjid untuk membai’at Abdullah Ibn Handhalah. Ini merupakan aksi perjuangan di jalan Allah dan Rasul-Nya. Akan tetapi Yazid terlanjur memobilisir tentara dari penduduk Syam dengan komando Marwan Ibn Al-Hakam. Yazid memerintahkan tentaranya untuk membunuh penduduk Madinah.

Hanya dalam beberapa hari saja tentara Yazid sampai di Madinah, dan ketika kabar ini sampai kepada Abdullah Ibn Handhalah, ia naik ke atas mimbar lalu memuji kepada Allah dan Rasul-Nya seraya berkata;
‘Hai sekalian manusia, sesungguhnya engkau keluar dalam keadaan marah demi agamamu. Korbankanlah dirimu karena Allah, pasti Ia akan memberikan ampunan dan melimpahkan keridhaan-Nya kepadamu’.

Kemudian ia mengangkat tangannya ke langit seraya menghadap kiblat. Ia berdoa, “Ya Allah, sesungguhnya kepada-Mulah kami percaya, kepada-Mu kami beriman, kepada-Mu kami bertawakal, ke arah jalan-Mu kami keluar, dan kepada-Mu kami berlindung.”

Setelah ia turun dari mimbar, orang-orang menganjurkan berjihad dan mati syahid. Terjadilah pertempuran oleh penduduk Madinah. Mereka tahu bahwa mereka dalam posisi kebenaran. Sayangnya jumlah mereka sedikit jika dibandingkan dengan jumlah penduduk Syam. Banyak pada syuhada yang bertempur dengan berani. Abdullah Ibn Handhalah memimpinnya dengan hati bergelora untuk mencapai mati syahid, sementara bendera masih ada dalam genggamannya.

Saat tiba waktu Duhur, sebagaimana biasa ia sedang berpuasa, ia berkata kepada salah seorang sahabat lelakinya, “Berjagalah di belakangku, hingga aku selesai salat”. Seusai shalat, lelaki tadi bertanya, “Hai Aba Abd Al-Rahman, tentaramu hanya tinggal 5 orang. Untuk apa kita tinggal di sini?”. Jawab Abdullah Ibn Handhalah, “Celakalah kamu! Sebenarnya kita keluar ini untuk mati syahid. Berjuang di medan laga, berperang lalu mati syahid.”

Setelah beberapa hari kematiannya, lelaki tadi melihatnya dalam mimpi bahwa Abdullah Ibn Handhalah ada dalam bentuk amat indah sambil memegang bendera, lalu orang tadi bertanya kepadanya, “Hai Aba Abd Al-Rahman... bukankah engkau telah terbunuh?” Jawabnya, “Benar, dan aku telah bertemu dengan Tuhanku, lalu aku dimasukannya ke dalam surga, di sana aku memperoleh segala sesuatu yang aku kehendaki.” Lalu ditanya, “Kemudian para sahabatmu... apa yang diperbuat oleh Allah kepada mereka?” Jawabnya, “Mereka bersamaku di sekitar benderaku di surga...”

Berteriaklah lelaki tadi dalam mimpinya berkali-kali, “Abdullah Ibn Handhalah benar!” Allah telah menempatkannya di surga yang lebarnya seluas langit dan bumi.



dari;
POLA HIDUP ORANG-ORANG SHALEH
Syech Abdul Mun'im Qindil



--------







---Perpus Pusat UII, 23 June 2012---
ba'da dhuhur 




'SAFIR'TMUA_susPan

Posted by Nis |




Bismillah,..

Alhamdulillahirabbil ‘alamiin, segala puji bagi Allah Ta'ala yang melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita hingga detik ini, yang bertepatan dengan tanggal 3 Sya’ban 1433 Hijriah atau 23 Juni 2012 Masehi. Hari ini adalah kurang lebihnya H- 1 bulan menjelang bulan Ramadhan 1433 H. 

Yang ingin saya bagi di sini adalah terkait organisasi yang saya cintai yaitu TMUA (Takmir Masjid Ulil Albab), Universitas Islam Indonesia yang akan mengadakan kegiatan-kegiatan untuk mengisi dan memeriahkan bulan Ramadhan. Tim SC sudah dibentuk beberapa bulan lalu, begitupun tim OC. Persiapan-persiapan sengaja dilakukan jauh-jauh hari, belajar dari tahun-tahun sebelumnya yang agaknya terkendala oleh kematangan konsep, mengingat acara-acara yang akan diadakan lumayan berskala besar. 

Kali ini, selaku ketua OC adalah abang Imam Suheri Batubara (si Batu dari Medan_ *map ya bang), dengan tampuk sekretaris dijabat oleh saya sendiri (*ngeeeeex… ngoooox), dan tim SC diketuai oleh pak Lanjar Kurniawan (_si suara emasnya kubah kuning).
Berikut ini, lebih detailnya;






SUSUNAN PANITIA
SAFARI RAMADHAN 1433 H
TAKMIR MASJID ULIL ALBAB
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA


Pelindung                          : Prof. Dr. Edi Suandi Hamid, SE, M.Ec.
                                            (Rektor Universitas Islam Indonesia)

Penanggung Jawab          : dr. H. Agus Taufiqurrohman, M.Kes, Sp.S
                                            (Direktur DPPAI UII)

Ketua Takmir I                : Supriyanto Pasir., S.Ag., M.Ag

KetuaTakmir II                : Ali Hasan Syamsudin                                    (Manajemen’09)

Ketua  SC                         : Lanjar Kurniawan                                          (Tek.Industri’10)

Anggota SC                      : Indraji Idham Wijaya                         (Farmasi’09)
                                             Muhammad Muroqobatullah             (T.Informatika’11)
                                             Sylvi Riski Fitri                                             (PAI’10)
                                             Rini Eka Febriani                                          (Statistik ’11)

Ketua OC                         : Imam Suheri Batubara                                   (PAI’10)

Sekretaris                         : Nisrani Cipto Handayani                               (D3.Ekonomi’10)

Bendahara                        : Tri Prihatin Nurul Muthmainnatul J.  (Statistik’11)

Divisi Acara                      :
·         Koordinator beserta staf-staf;
Shalat dan Tarawih            : Indra Saputra Jaya                                      (PAI’10)
  Indraji Idham Jaya                                         (Farmasi’09)
                                             Musta’in Billah                                             (Ilmu Kimia’11)

Kajian  Siluet                     : Ahmad Arief Syarif                          (Hukum Islam’10)
                                             Rahmat Hidayat                                            (Tek.Elektro’08)
                                             Rini Eka Febriani                                          (Statistik’11)

Pekan Ittikaf                      : Mahasin                                                        (T.Informatika’08)
                                             Vivi Isniawati                                                (PAI’11)

Shalat Idul Fitri                  : Arfian Surya Megananda                            (T.Sipil’09)
                                             Erni Faryatun                                                (Ilmu Kimia’10)

Shalat dan tarawih             : Lanjar Kurniawan                                       (T.Industri’10)
     bersama civitas akademika  

Nuzulul  dan Khataman     : Indraji Idham Wijaya                                  (Farmasi’09)

Koordinator  MMQ            : Rini Eka Febriani                                         (Statistika’11)
Ø  PJ Hifdzil Qur’an         : Muhammad Muroqobatullah             (T.Informatika’11)
Ø  PJ Nasyid                     : Hery Kurniawan                                            (Kedokteran’10)
                                             Musta’in Billah                                             (Ilmu Kimia’11)
Ø  PJ Tilawatil Qur’an      : Syarif Hidayatullah                                        (Ilmu Hukum’11)
                                             Sylvi Riski Fitri                                             (PAI’10)
Ø  PJ Tartil Qur’an           : Indra Saputra Jaya                                         (PAI’10)
                                             Abul Al Maududi                                          (Farmasi’11)
Ø  PJ Khottil Qur’an         : Raffi Rizza Rashida Ilmi                               (PAI’11)
                                            Vivi Isniawati                                                (PAI’11)
Ø  PJ Mading Islami         : Triprihatin Nurul MJ                                      (Statistika ’11)
                                            Chepy Permana                                             (Tek.Mesin’10)
Kajian kemuslimahan        : Nurul Qodariyah                                          (D3.Ekonomi’10)

Buka bersama anak yatim: Harun Abdul Aziz                                          (T.Lingkungan’10)

Tadarrus Al Qur’an            : Rahmat Hidayat                                           (T.Elektro’08)
Qiyamul Lail (Internal )     : Indra Saputra Jaya                                         (PAI’10)
                                             Indraji Idham Wijaya                                    (Farmasi’09)
                                             Musta’in Billah                                             (Ilmu kimia’10)

Divisi Perlengkapan         : Epan Saputra                                                 (T.Industri’11)
                                             Cheppy Permana                                          (T.Mesin’10)      

Divisi Humas                    : Purfaji                                                            (T.Mesin’11)
                                            Harun Abdul Aziz                                         (T.Lingkungan’10)
                                             Indra Arianto                                     (Arsitektur’10)
                                             Abul Al Maududi                                          (Farmasi’11)
                                             Syarif Hidayatullah Hasibuan                       (Hukum’11)     

Divisi Pubdekdok              :  Rahmansyah                                                 (T.Informatika’10)
                                             Raffi Rizza Rashida Ilmi                              (PAI’11)
                                             Ahmad Safaruddin                                       (Ilmu Kimia’10)

Divisi Keamanan dan       :  Amby Sudiya                                                (T.Industri’11)
Kebersihan 

Divisi Dana dan Usaha     :  Faris Yusuf Affandi                                     (Manajemen’10)
                                             Hery Kurniawan                                           (Kedokteran’10)
                          Muhammad Muroqobatullah                        (T.Informatika’11)                                                                                    
Divisi Konsumsi (Ta’jil): Nurul Qodariyah                                               (D3.Ekonomi’10)
                                             Ishar Maulana                                               (Farmasi’09)
                                             Josa Anggi Pratama                                       (Kedokteran’08)
                                             Sylvi Riski Fitri                                             (PAI’10)
                                             Siti Zahrah                                                    ( Psikologi’09 )



 --------------------------------------------------------------------------------------------------------------
_Semoga Allah meridhai kita semua.... amiiiin








---Perpus Pusat UII, 23 June 2012---
11.11 WIB 



Powered By Blogger
Powered By Blogger
Powered By Blogger