Sabtu, 25 Februari 2017

Rahasia SUKSES dan DICINTA *oleh ALLAH TA'ALA part.1

Posted by Nis |

Bismillah.
Segala puji milik Allah Ta’ala.

Tidak ada sukses yang lebih sukses dari suksesnya orang yang berhasil melewati sirath sehingga mendapatkan surga. Pun tidak ada cinta yang lebih berharga daripada cinta Allah Ta’ala. Mengapa kesuksesan dan kecintaan itu senantiasa menjadi tujuan umat manusia? Orang yang sukses perihal keduniaan, pastinya berbagai kemudahan bisa didapat. Misal punya mobil, kemana2 lebih enak tidak merasakan capeknya jalan kaki atau mabok naik turun angkot. Punya banyak duit, maka menjadi mudah lah dalam memenuhi kebutuhan hidup. Katanya, ‘asal punya duit mah, semua bisa diatur’.

Syuksess ya say... :D   via: http://armanalfarisi.blogspot.co.id/2012_03_01_archive.html

Nah kalau dicintai (perhatikan! Cinta bisa dalam arti luas), misal kita dicintai petugas perpus kampus, maka ada kemudahan2 perihal peminjaman buku atau masuk ke area perpus online meskipun tidak membawa KTM. *pengalaman :D. Atau jikalau kita dicintai dosen yang kebetulan jadi pembimbing TA/skripsi, maka pastinya ada kemudahan2 spesial untuk kita dalam proses menuntaskannya pun ketika ujian pendadarannya. *pengalamanjuga :D. Atau dicintai bapak2 penjual sayur, bisa mendapat diskon sekaligus bonus saat bertransaksi. *pengalaman lagi :D :D. Atau kalau dicintai calon mertua, maka... wkwkwwk *yang ini belum pengalaman  :D :D ;D. ##hidupku penuh cintaaa...... alhamdulillah.

Demikianlah contoh-contoh keuntungan yang diperoleh bila seseorang sukses dan dicintai manusia.

Sedangkan bila ditilik sukses dan dicintai Allah dalam perspektif akhirat = SURGA. Kecintaan Allah ibarat adalah makanan pokoknya hati. Maka dengan cinta Allah itulah hati menjadi sehat, kuat, tak mudah terperangkap oleh jaring2 syaiton laknatullah ‘alaih. Sementara hati yang kosong dari cinta Allah, seperti ruang tanpa cahaya, gelap gulita. Tidak tenang, tak tahu arah, yang ada kadang bisa terjadi kita tanpa sengaja melukai diri sendiri.

Kecintaan Allah lebih agung dari pengakuan cinta kita kepada Nya.

Ciri-ciri / tanda orang yang dicintai Allah Ta’ala:
*1) Mengikuti Tuntunan Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam.
Dalil; QS. Al-Anfal: 24

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اسْتَجِيبُوا لِلَّهِ وَلِلرَّسُولِ إِذَا دَعَاكُمْ لِمَا يُحْيِيكُمْ ۖ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ يَحُولُ بَيْنَ الْمَرْءِ وَقَلْبِهِ وَأَنَّهُ إِلَيْهِ تُحْشَرُونَ  

“Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu[605], ketahuilah bahwa Sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya[606] dan Sesungguhnya kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan.”

[605] Maksudnya: menyeru kamu berperang untuk meninggikan kalimat Allah yang dapat membinasakan musuh serta menghidupkan Islam dan muslimin. juga berarti menyeru kamu kepada iman, petunjuk Jihad dan segala yang ada hubungannya dengan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
[606] Maksudnya: Allah-lah yang menguasai hati manusia.


Ikuti seruanNya.    via: http://www.av-iq.com/

Kalimat ‘wahai orang2 yang beriman’, adalah panggilan untuk 2 hal: 1.Perintah, 2.Larangan. Dalam ayat di atas, Allah menyuruh alias memberikan perintah yangmana apabila kita melaksanakan perintahNya tentulah kita termasuk kriteria makna dari orang2 bertakwa. Dan dengan kita bertakwa, ostomastis Allah akan cinta kepada kita *amiiin. Lalu, perintah-Nya.?? Di atas disebutkan untuk memenuhi seruan Allah dan Rasulullah. Kata sambung ‘dan’ bermakna sejajar. Berarti bersamaan kita harus mengikuti Allah, mengikuti pula Rasulullah. Pun dari Rasulullah, pada dasarnya adalah dari Allah juga.

Salah satu makna sunnah yaitu; Setiap yang disandarkan kepada Rasulullah, baik ucapan, perbuatan, akhlak, sifat, perilaku, dll. Seluruh cara Rasulullah.

‘Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku shalat’.
(HR. Bukhari)

Kalau bisa, benar2 mencontoh segala yang ada pada Beliau.


QS.Ali Imran: 31

قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
“Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah Aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

Sudah gamblang bagaimana Allah ingin melihat bukti cinta kita kepada-Nya, yaitu dengan mengikuti Rasulullah. Yang menyakitkan dari cinta kepada manusia, bahwa kadang cinta sepenuh hati kita tak terbalaskan. Sungguh sakiiiiit rasanya hati hancur berkeping2, menjadi kepingan debu. Wes tak terlukiskan lah rasanya seperti apa. Tapi mungkin lebih sakit yang di php-in kayaknya. Sudah siap2 pengin khitbah, eh malah dapat undangan nikah. Innalillahi banget ya Allah. Piye jal kalo begitu itu. Padahal... Setoppp.!!!! *malah bahas opo lah iki.!! Kebanyakan nonton drama korea :D


Cinta oh cinta...   via: https://www.youtube.com/watch?v=Vp85NO3dww0


Nah, tak perlu hawatir lah kalau sama Allah Ta’ala mah. Gak bakalan ada ceritanya cinta bertepuk sebelah mata *eh,tangan,, macam di sinetron dan drama2. Hadits panjang di bawah ini akan menjelaskannya.

Dari Abu Hurairah –radhiyallahu ‘anhu-, ia berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Allah Ta’ala berfirman: Aku sesuai persangkaan hamba-Ku. Aku bersamanya ketika ia mengingat-Ku. Jika ia mengingat-Ku saat bersendirian, Aku akan mengingatnya dalam diri-Ku. Jika ia mengingat-Ku di suatu kumpulan, Aku akan mengingatnya di kumpulan yang lebih baik daripada itu (kumpulan malaikat). Jika ia mendekat kepada-Ku sejengkal, Aku mendekat kepadanya sehasta. Jika ia mendekat kepada-Ku sehasta, Aku mendekat kepadanya sedepa. Jika ia datang kepada-Ku dengan berjalan (biasa), maka Aku mendatanginya dengan berjalan cepat *redaksi lain dengan berlari.” (HR. Bukhari no. 6970 dan Muslim no. 2675). Sumber

MaasyaAllah... Betapa so sweetnya Allah Ta’ala. Meleleh hati adek membacanya. :D



*2) Berlemah lembut kepada orang-orang yang beriman, keras kepada orang2 kuffar.


Saling berbuat baik menyuburkan cinta....    via: http://adjiesilarus.com/berbuat-baik-untuk-hidup-bahagia/



Qs.Al Maidah: 54

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا مَنْ يَرْتَدَّ مِنْكُمْ عَنْ دِينِهِ فَسَوْفَ يَأْتِي اللَّهُ بِقَوْمٍ يُحِبُّهُمْ وَيُحِبُّونَهُ أَذِلَّةٍ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ أَعِزَّةٍ عَلَى الْكَافِرِينَ يُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَلَا يَخَافُونَ لَوْمَةَ لَائِمٍ ۚ ذَٰلِكَ فَضْلُ اللَّهِ يُؤْتِيهِ مَنْ يَشَاءُ ۚ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ   

“Hai orang-orang yang beriman, Barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, Maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintaiNya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya), lagi Maha mengetahui.”

Murtad yaitu keluar dari agama Allah. Yang sebelumnya ia beriman, entah mungkin dengan berbagai sebab, hingga seseorang itu menyatakan dengan sadar bahwa dirinya mengingkari Allah Ta’ala. Wal iyyadzubillah. Semoga Allah senantiasa menjaga hati kita tetap dalam keimanan hingga maut menjelang. Amiiin. Sungguh amat besar kerugian orang yang meninggalkan agama Allah hanya untuk kesenangan dunia yang amat sangat keciiiiilllll dan sesaat. Sering kita jumpai, adanya muslimah yang rela berpindah agama demi dinikahi oleh pasangannya yang berbeda keyakinan. Atau saudara2 muslim kita yang kurang mampu lantas rela menukar agamanya demi kebutuhan pokok sehari2, pakaian, dan secuil harta yang ditawarkan misionaris yang memang membidik kalangan seperti mereka. Kalau dibahas bisa panjang. :D

Nah, kaitannya terhadap orang2 yang murtad, Allah sama sekali tidak rugi, Islam tak pula kehilangan kemuliaannya. Mudah bagi Allah untuk mendatangkan ganti dari mereka, dengan orang2 yang kualitasnya malah jauh lebih melampaui  mereka. Yang mencintai dan dicintai Allah. Ayat di atas dengan rinci menyebutkan kriteria orang2 tersebut. Salah satunya yang berlemah lembut kepada sesama muslim, sementara kepada orang kafir ia keras.

Mari kita simak hadits perumpamaan2 indah orang2 yang beriman;

“Orang mukmin dengan orang mukmin yang lain seperti sebuah bangunan, sebagian menguatkan sebagian yang lain.” 
[Shahih Muslim No.4684] Sumber 

“Perumpamaan kaum mukmin dalam sikap saling mencintai, mengasihi dan menyayangi, seumpama tubuh, jika satu anggota tubuh sakit, maka anggota tubuh yang lain akan susah tidur atau merasakan demam.” 
[HR. Muslim] Sumber 


Persaudaraan sejati.    via: http://www.ululalbabradio.com/2016/12/hakikat-persaudaraan-muslim-yang.html


Coba, kalau misal pas tangan kita tak sengaja tersayat. Berdarah. Apa tindakan anggota tubuh kita yang lain? Apa mungkin si lidah kita berkata, ‘eh, berdarah’, wes gitu tok habis itu diem. Anggota tubuh yang lain juga diem saja. Lagi asik kerja input voucher, tangan kirinya berdarah tak sengaja nyenggol cuter. Tahu si tangan terluka apakah dibiarkan saja, lanjut input. Darah netes2 perih di cuekin. Yo gak lah ya. Pasti terus pada tanggap. Kaki melangkah ke wastafel, tangan satunya mbasuh darah, ambil obat merah sama plaster luka, diobatin, mata memperhatikan seksama lukanya, mulut meniup2 biar cepet kering, mengupayakan bagaimana caranya agar luka tersebut cepet sembuh. Demikianlah seharusnya interaksi sesama muslim. Bila satu orang sedang kesusahan, yang lain ikut merasakan, mengusahakan bagaimana beban saudaranya menjadi ringan.

Contoh kisah yang fenomenal yaitu persaudaraan kaum Ansor dengan Muhajirin. Dikisahkan pada waktu itu Aburrahman bin ‘Auf hijrah ke Madinah meninggalkan harta dan keluarga, sebagaimana yang lainnya. Tiba di Madinah, tanggapan penduduk Madinah maasyaAllah sedemikian luarbiasa. Salah seorang berkata, “aku punya istri 3, pilihlah yang paling engkau sukai, maka aku akan menceraikannya untukmu”. Yang lainnya, “aku punya kebun banyak, ambillah satu untukmu”. Banyak lagi yang lainnya menawarkan harta yang mereka punya untuk dibagi dengan kaun Muhajirin dari Makkah. Pada akhirnya Abdurrahman bin ‘Auf hanya meminta untuk ditunjukkan dimana letak pasar. Subhanallah.



*3) Berjihad di jalan Allah (dalam arti luas).
Jihad (bahasa Arab: جهاد) menurut syariat Islam adalah berjuang dengan sungguh-sungguh. Jihad dilaksanakan untuk menjalankan misi utama manusia yaitu menegakkan Din (atau bisa diartikan sebagai agama) Allah atau menjaga Din tetap tegak, dengan cara-cara sesuai dengan garis perjuangan para Rasul dan Al-Quran. Sumber; https://id.wikipedia.org/wiki/Jihad

Jihad ada berbagai macam, diantaranya;
Melawan Syaithan. Yaitu memerangi bisikan2nya untuk melakukan kemaksiatan. Karena tugas utama syaithan adalah menjerumuskan manusia ke dalam dosa hingga kelak menjadi temannya di neraka. Na’udzubillah.


Melawan orang2 kafir -> dengan kriteria dan waktu yang tepat.

Ka-fa-ra.   via: http://www.republika.co.id/berita/


“\... dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan dengan sesuatu (sebab) yang benar demikian itu yang diperintahkan kepadamu supaya kamu memahami(nya).” (QS Al An’am: 151)

Maksud dari ‘sesuatu sebab yang benar’ yaitu yang dibenarkan oleh syara' seperti qishash membunuh orang murtad, rajam dan sebagainya. Termasuk dalam membunuh orang kafir, ada ilmunya. Tidak sembarangan, tidak pula serampangan. Tiap ketemu orang kafir, langsung dibunuh. Tidak boleh seperti itu. Harus benar2 belajar dengan ilmu yang haq, sehingga paham benarnya bagaimana.

Para ulama membagi orang kafir menjadi tiga kategori:
1. Orang kafir harbi (al-muhâribîn)
2. Orang kafir yang memiliki perjanjian dengan kaum Muslimin (ahlu al-‘ahd)
3. Orang kafir ahlu dzimmah (adz-dzimmi)

Penjelasan dari kategori di atas bisa dibaca di: https://almanhaj.or.id/2569-apakah-semua-orang-kafir-sama.html


Melawan hawa nafsu.
Jihad melawan hawa nafsu, yaitu nafsu yang negatif. Jangan sampai mengira nafsu makan juga harus diperangi. Apalagi nafsu makan anak. Malah banyak orang tua bingung bagaimana cara agar meningkatkan nafsu makan anak, agar sehat, tidak lemesan, cerdas, lincah, dsb.


Hawa nafsu negatif yang dimaksud bisa berarti nafsu ketika marah. Rasulullah mewasiatkan khusus untuk melawan marah. Yaitu dalam hadits; Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu bahwa ada seorang laki-laki berkata kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam : “Berilah aku wasiat”. Beliau menjawab, “Engkau jangan marah!” Orang itu mengulangi permintaannya berulang-ulang, kemudian Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Engkau jangan marah!” [HR al-Bukhâri]. Sumber


Nafsu mengejar dunia juga harus dikendalikan. Keinginan memiliki harta yang tak pernah berbatas. Pengin ini, pengin itu, pengin semuanya. Satu terpenuhi, muncul keinginan lainnya. Tak pernah puas. Kembalikan lagi bahwa dunia hanyalah kesenangan yang sementara. Hakekat kesenangan yang sesungguhnya dan abadi selamanya yaitu surga-Nya Allah Ta’ala. Banyak lagi nafsu2 negatif lain, semoga kita diberikan kekuatan dalam melawannya.





Masjid Ar-Rahmat – Slipi, 18/2/17
Ust. Muhsan S.
dengan beberapa penyesuaian :D

.....~Bersambung    :D 


Baca Juga:











-------Jakarta, 25 Februari 2017-------
menanti Dzuhur

Powered By Blogger
Powered By Blogger
Powered By Blogger