Bismillah...
Tak ada nikmat yang bisa kita dapatkan hari ini, kecuali atas kehendak Allah SWT...
Mari
berbincang sedikit tentang bulan yang sedang kita lalui ini (_Ramadhan). Apa
yang terbetik dalam pikiran Anda ketika mendengar kata ini (_Ramadhan).? Tentu
masing-masing kepala memproduksi pikiran-pikiran dan argumen-argumen yang
berbeda.
Ada kalimat
dari Guru Agama Islam yang mengajar saya di bangku SD (_Bp.Abdul Wahid), beliau
mengatakan; ‘..Seorang yang merasa senang akan kedatangan bulan Ramadhan, maka
baginya-lah Surga). Kurang lebihnya
seperti itu. Kemudian beliau menceritakan mengenai kegembiraan anak-anak ketika
bulan Ramadhan, seolah mengenang masa kecil beliau.
Itulah..
Bayang-pun,.! Hanya bermodal karena
perasaan senang menyambut kedatangan Ramadhan, bisa mengantongi tiket masuk
surga. MasyaAllah...
Trus., yang spesial dari Ramadhan.?? Penjelasan standar yang begitu sering kita
dengar dimana-mana, namun biyar tambah
nglothok, saya kembali mengingatkan
salah 3 dari keutamaan bulan Ramadhan; karena di bulan ini ada perintah puasa
dan zakat, karena di bulan ini Al-Qur’an diturunkan, karena di bulan ini ada
satu malam yang begitu dahsyat (_Lailatul Qadr).
Puasa;
Definisi Puasa
pada umumnya, yang saya hafal sejak dari pertama arti puasa diajarkan kepada
saya adalah; menahan diri dari makan-minum dan hal-hal yang membatalkan puasa
lainnya, sejak terbit fajar hingga terbenam matahari. Hal-hal yang membatalkan
puasa.? Tentu antum sudah hafal
semua., diantaranya yang jelas adalah; selain makan dan minum dengan sengaja,
jima’ (berhubungan suami-istri), keluar darah haid (_bagi wanita). Berarti
kalau makan/minum tanpa sengaja ketika berpuasa dikarenakan faktor lupa, tak
perlu ragu dan bimbang, lanjutkan puasa.! Itu adalah salah satu bentuk nikmat
yang diberikan oleh Allah SWT. Tapi kalo’ pura-pura lupa.? Itu lain lagi
ceritanya, namanya juga pura-pura.!! Be-te-we,saya punya satu ‘pura-pura’ di kamar..
“Imsaak.... Imsaak...Imsaakk... dumateng kaum muslimin wal muslimat,.
Wekdalipun sahur sampun telas.. sakmenika kula aturi enggal-enggal tindak
dateng masjid saperlu shalat subuh berjama’ah.. 2x” Tidak tahu artinya.?
Saatnya antum belajar bahasa Jawa, atau yang paling mudah adalah tanya kepada teman
yang original Jawa, kalo’ gak punya ya tanya kepada mbah
google,. pusing.?? Minum obat.
Kalimat di atas, sejak saya keciiill indil-indil,
sampai sekarang, nada dan susunan katanya tidak berubah. Itulah yang saya
dengar setiap tahun di bulan Ramadhan, di waktu-waktu sahur, yang
dikumandangkan oleh seorang Takmir Masjid + muadzin tetap di Masjid AL-Azhar
(_dekat rumah), beliau bernama Mbah Wiryo. Sedikit cerita ya, dulu mendengar
kata ‘imsak’, sudah, tidak berani lagi memegang makanan/minuman lagi. Meskipun
hanya seteguk air, bahkan setetes, gak berani minum. Bisa mengakibatkan galau
sepanjang siang, apakah puasanya jadi sah atau tidak. Akibatnya adalah, cegukan siang-siang.
Faktanya,
alhamdulillah diberikan pencerahan oleh Allah SWT. Ketika imsak, masih boleh kog’ makan dan minum. Karena imsak
bukanlah yang dimaksud dengan ‘terbit fajar’, yang ditandai sebenarnya oleh
adzan subuh. Imsak sebenarnya adalah pengingat bahwa adzan subuh sebentar lagi,
dan di waktu-waktu imsak inilah seperti yang dianjurkan oleh Rasulullah, waktu
yang dimaksud untuk mengakhirkan sahur. Bahkan ketika terdengar suara adzan,
masih boleh minum, jika gelas sudah ada di tangan. Makan.? Jelas tidak boleh-lah.!. Kenapa dianjurkan mengakhirkan
sahur.?? Inilah salah satu letak kemuliaan Islam yang sangat pengertian
terhadap keadaan penganutnya. Salah satu hikmahnya adalah agar tidak lekas
lapar di waktu siangnya. Coba kalo’ sahurnya
jam 1, nanti baru jam 8 udah merasa
laparr, kan gak etis buanget. Sahur adalah hal yang
dianjurkan + diharuskan, bahkan dianggap tidak sah puasa Ramadhan seseorang
yang tidak sahur. Karena sahur dianggap sebagai bentuk niatan untuk berpuasa.
Berbeda dengan puasa sunnah yang tidak diharuskan untuk sahur, bahkan niatnya
tidak dari malamnya pun sah-sah saja. Seperti puasa Senin-Kamis. Guru Agama
Islam saya waktu Sekolah Tingkat Lanjut (_Pak Tama) pernah menerangkan betapa
utamanya sahur itu. Maka sangat dianjurkan untuk sahur, meskipun hanya dengan
seteguk air, atau sebiji kurma. Selanjutnya kata beliau, ‘Sahur itu barokah,
maka jangan menghilangkan barokahnya dengan tidur setelah sahur/shalat subuh’. So, jika ini sudah menjadi kebiasaan,
segera tinggalkan.! Solusinya, setelah shalat subuh bisa diisi dengan hal-hal
bermanfaat, seperti tilawah Al-Qur’an, mendengarkan kajian (_bisa lewat radio,
biasanya banyak), paling tidak bantuin
Ibu cuci piring-lah agar gak ngantuk.
Kemudian satu
hal yang sangat penting terkait setiap ibadah-ibadah yang dilakukan adalah
‘niat’. Sebagian ulama berpendapat bahwa niat itu harus diucapkan juga dengan
lisan. Sebagiannya lagi mengatakan itu tidak perlu, karena niat itu letaknya di
dalam hati. Dengan tindakan yang kita lakukan, itu pun sudah mencerminkan dari
niat itu sendiri. Niat yang sungguh-sungguh, akan menimbulkan tekad yang kuat,
dan akan memberikan efek kekuatan dan keistiqamahan jasad dalam menjalankan apa
yang sudah diniatkan. Orang yang berniat puasa sungguh-sungguh hanya karena
Allah SWT, maka akan mudah saja melewati hari-hari puasa, ringan saja ia
menuntaskan puasanya. Berbeda dari orang yang niat puasanya hanya
setengah-setengah, merasa lapar sedikit saja akan dengan mudah membuatnya
membatalkan puasa. Allah akan menerima setiap ibadah dan akan memberi ganti
sesuai apa yang sudah niatkan. “Sesungguhnya amal perbuatan itu
tergantung pada niatnya, dan bagi setiap orang akan mendapatkan apa yang dia
niatkan” (HR. Bukhori – Muslim).
Jadi, mari meluruskan niat..
Esensi puasa; Puasa mengajarkan kepada umat
muslim banyak hal. Diantaranya, dengan merasakan lapar dan dahaga sepanjang
hari, bisa kita bayangkan orang-orang yang menjalani hari-hari mereka seperti
ini setiap harinya. Sehingga timbul-lah rasa syukur kita kepada Allah SWT atas
kelebihan yang diberikan kepada kita. Kemudian muncul pula rasa kasih sayang kepada
sesama, untuk bersedekah, membantu mereka yang kekurangan.
Dengan puasa,
melatih agar bagaimana kita bisa mengendalikan hawa nafsu. Karena sebenarnya
itulah yang utama dalam berpuasa. Tidak hanya kerongkongan dan perut saja yang
berpuasa, namun seluruh panca indera, hati dan pikiran kita pun hendaknya
berpuasa. Berpuasa tapi tetap marah-marah.? Berpuasa tapi tetap menggosip.? Berpuasa
tapi tetap mencuri.? Berpuasa tapi tetap berkata dusta.? Berpuasa tapi tetap melototin ikhwan / akhwat yang menarik
hati.? Oh, no...
“Betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan dari
puasanya melainkan hanya rasa lapar dan dahaga.” (HR. Ath
Thobroniy)
“Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta malah
mengamalkannya, maka Allah tidak butuh dari rasa lapar dan haus yang dia
tahan.” (HR. Bukhari)
Rasulullah
Shalallahu alaihi wasallam bersabda : Bukanlah puasa itu sekedar menahan makan dan
minum. Sesungguhnya puasa itu (adalah puasa) dari perbuatan keji dan sia-sia.
Apabila ada orang yang mencelamu atau membodohimu maka katakanlah :
sesungguhnya aku sedang berpuasa, sesungguhnya aku sedang berpuasa. (HR.
Ibnu Huzaimah dengan sanad shahih)
Saya ulangi
lagi,,. Jadi, puasa itu bukan hanya sekedar menahan lapar dan haus saja. Tapi
juga menahan segala hal yang dapat merusak nilai puasa itu sendiri. Tidak-lah
sama orang bercocok tanam yang merawat sungguh-sungguh tanamannya dari hama dan
perusak, dengan petani yang sekedar menanam padinya kemudian membiarkannya
begitu saja. Maka nanti hasil yang didapat juga tidak akan sama antara orang
yang benar-benar menjaga dirinya dari perbuatan2 dosa ketika puasa, dengan
orang yang sekedar tidak makan dan minum saat berpuasa.
Tanya-jawab
yang pernah saya dengar seputar puasa;
1)
Apakah memasang infus itu
membatalkan puasa.?
Jawab; ya, infus dianggap membatalkan puasa. Karena infus dikategorikan
memasukkan makanan dalam bentuk cairan ke dalam tubuh, sehingga membuat yang
bersangkutan tidak merasakan lapar.
2)
Kita sahur di negeri A, kemudian
bepergian ke negri B hingga masuk waktu buka. Apakah kita mengikuti waktu
negeri A, atukah B.?
Jawab; Ikuti waktu dimana kita berada. Artinya, jika mendapati waktu
buka di negeri B, sementara posisi kita memang berada di negeri B tersebut, ya
buka saja.
3)
Bolehkan gosok gigi di siang hari di Bulan Ramadhan.?
Dari
Abu Hurairah radliallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
لَوْلاَ أَنْ أَشُقَّ عَلَى أُمَّتِى لأَمَرْتُهُمْ بِالسِّوَاكِ عِنْدَ كُلِّ وُضُوءٍ
“Andaikan tidak memberatkan
umatku, niscaya aku perintahkan mereka untuk gosok gigi setiap wudlu.”
(HR. Al Bukhari)
Imam
Bukhari menyebutkan dalam shahihnya:
و كَانَ ابْنُ عُمَرَ يَسْتَاكُ أَوَّلَ النَّهَارِ وَآخِرَه
Dulu
Ibn Umar ber-gosok gigi di pagi hari maupun sore hari. (HR. Al Bukhari secara
muallaq)
Catatan: bolehkah menggunakan pasta gigi?
Catatan: bolehkah menggunakan pasta gigi?
Syaikh Ibn Baz pernah ditanya
tentang hukum menggunakan pasta gigi. Beliau menjawab: “Tidak masalah,
selama dijaga agar tidak tertelan sedikitpun.” (Fatwa Syaikh Ibn Baz,
4/247)
Sekian
yang dapat saya bagikan, kekurangan itu sesungguhnya dari diri saya pribadi,
dan kelebihan hanyalah milik Allah SWT. Dan saya memohon ampun kepada Allah
atas dosa-dosa dan kekeliruan dalam penyampaian saya ini.
Wallahu
a’lam...
----- Perpus Pusat UII, 25 Juli 2012----
ba'da dzuhur