Bismillah…
Puji
syukur senantiasa tercurah kepada Allah SWT, atas segala nikmatnya.
Teringat kembali, hari Senin 17 September
2012 adalah hari pertama masuk kuliah bagi para maba-miba UII. Termasuk juga
mahasiswa S1 yang sudah melewati libur panjang tahun ini. Akan tetapi, bagi
mahasiswa D3 Ekonomi yang paling rajin dan special
di UII, sudah memulai aktivitas kuliahnya sejak seminggu sebelumnya. Sedangkan saya,
ke kampus hari itu untuk sesuatu keperluan #lain. Padahal mulai kuliah adalah
seminggu lalu..(#hehe...). Apakah sebenarnya tujuan saya.?? Jawabannya
adalah;... ‘mencari inspirasi’.
Dan yang akan saya ceritakan kali ini adalah
tentang obrolan saya sesaat dengan seorang karyawan bagian akademik. Beliau yang
akrab saya panggil Pak ‘Jo (Ponijo), hari itu terlihat agak gimanaaa gitu di mata saya. Stand saya
waktu itu duduk di depan pintu akademik, sibuk dengan browsing-an saya, hanya
ditemani netbook Ijo mungil kesayangan. Pak Jo keluar dari pintu, menatap
dengan tatapan hampa ke depan, setengah merenung. Situasi yang pas untuk ngajakin ribut (He...). ‘pak Jo, lagi
galau ya.??! Hayoo’, sapaan saya membuyarkan pandangan hampa Pak Jo. Beliau
jawab dengan bertanya balik(wajah polos), ‘galau itu apa, nis.??’. Tuingg.....
Dari situlah sedikit ngobrol dengan Pak Jo
beberapa saat, sambil menunggu kedatangan dosen ‘favorit’ saya yang bernama pak
Joko Susilo, SE.,MSi. Pak Jo mengutarakan ketertarikan beliau terhadap
psikologi perkembangan usia yang terjadi pada manusia. Tertarik mempelajari ‘bagaimana
sih tingkah lakunya, psikologinya
anak umur sekian tahun, atau orang dewasa yang berumur dari sekian tahun hingga
sekian tahun?’. Terus apabila kita menemui orang yang kelakuannya seperti ini
atau seperti itu, bagaimanakah baiknya kita menyikapi?’. Hemmm... menarik juga
yah..
Dengan memiliki ilmu psikologi yang seperti
ini, akan membuat kita tahu bagimana harus bersikap di waktu tertentu, dan
dengan orang tertentu pula. Contohnya adalah ketika berhadapan dengan remaja
yang masih labil, dengan mengetahui sisi psikologi usia remaja, apakah
sikap-sikap mereka itu sudah sesuai dengan kewajaran, atau ada
penyimpangan-penyimpangan, kita bisa mengetahuinya.
Beberapa puluh menit berlalu dengan obrolan2
kami, tiba-tiba beliau bertanya (dengan stand mengamati wajah saya..
#Haduhh,,,), ‘nis, kamu gak pernah
pakai bedak ya?’. Hwee....??. Saya jawab, .....( sensor aja deh... He... malu....
#nutup muka). Pak Jo bilang, ‘sebenarnya, wanita itu kalau pake’ riasan, dandanan yang berlebihan itu malah ....kring..kring..kring.. (nasehat panjang)’. Saya menimpali,
‘Hwaa, betul itu pak..!’.. Ngobrol’e campur-campur tekan endi-endi.. Sampai akhirnya Pak Joko datang membubarkan kami, ‘Waaa... Pak Ponijo.. karo anak’e.. Jiaan..’
Pak Joko melihat saya, bertanya ‘Piye
nduk...?’ He...he..he.. biasa.. my
bussines soal kekacauan kuliah saya.
---------------
Sebuah kisah ketika Umar bin Khattab
berkuasa.
Suatu ketika, Amirul Mukminin Umar
bin Khaththab r.a. ingin menilai seorang laki-laki yang datang kepada beliau
memohon agar diberi jabatan dalam pemerintahan. Umar r.a. berkata kepadanya,
"Bawa orang yang mengenalmu ke sini!"
Lelaki itu pulang dan kembali
membawa seorang teman. Lalu Umar r.a. bertanya kepada orang itu, "Apakah
kau kenal orang ini?"
"Ya."
"Apakah kau tetangganya, dan
tahu keadaan yang sebenarnya?" Umar r.a.bertanya.
"Tidak," kata orang
itu.
"Apakah kau
pernah menemaninya dalam perjalanan, sehingga kau tahu pasti perangai dan
akhlaknya..."
"Tidak."
"Apakah kau
pernah berhubungan masalah uang dengan orang itu, sehingga kau tahu bahwa dia
sangat takut memakan barang yang haram?"
"Tidak".
"Apakah kau hanya mengenalnya
di masjid ketika dia berdiri dan duduk di masjid?"
"Ya".
"Enyahlah
kau dari sini. Kau tidak mengenalnya...!"
Lalu Umar r.a. menoleh kepada
laki-laki yang datang kepadanya itu dan berkata,
"Bawa lagi
orang yang benar-benar mengenalmu ke sini."
Dari kisah di atas, bisa diambil hikmah,
bagaimana cara kita mengenali kepribadian seseorang. Tidak hanya cukup melihat
gerak-geriknya, tingkah lakunya, ataupun sikapnya. Namun dengan secara langsung
menerjunkan diri berinteraksi dengan orang tersebut. Bisa dengan melakukan
perjalanan atau bermalam bersama min.3hari (_digaris bawahi tebal-tebal, #akhwat dengan akhwat, ikhwan dengan ikhwan,
tidak boleh ikhwan-akhwat). Dengan begitu kita bisa tahu, ‘aslinya orang
itu seperti apa’.
---------------
Dengan mengamati tingkah laku seseorang, bisakah
kita mengetahui kepribadian orang tersebut.?
Pengelompokan
kepribadian atau watak yang ditetapkan oleh Hippocrates. Antara lain :
1. Tipe Kepribadian Sanguinis
Tipe ini paling baik
dalam hal berurusan dengan orang lain secara antusias; menyatakan pemikiran
dengan penuh gairah; memperlihatkan perhatian. Kelemahan tipe ini adalah
berbicara terlalu banyak; mementingkan diri sendiri; sulit berkonsentrasi;
kurang disiplin.
2. Tipe Kepribadian Melankolis Tipe ini paling baik dalam hal mengurus perincian dan
pemikiran secara mendalam, memelihara catatan, bagan dan grafik; menganalisis
masyarakat yang terlalu sulit bagi orang lain. Kelemahan tipe ini adalah mudah
tertekan; menunda - nunda suatu pekerjaan; mempunyai citra diri yang rendah;
mengajukan tuntutan yang tidak realistis pada orang lain.
3. Tipe Kepribadian Koleris Tipe ini paling baik dalam hal pekerjaan yang memerlukan
keputusan cepat; persoalan yang memerlukan tindakan dan pencapaian seketika;
bidang-bidang yang menuntut kontrol dan wewenang yang kuat. Kelemahan tipe ini
adalah tidak tahu bagaimana cara menangani orang lain; sulit mengakui
kesalahan; sulit bersikap sabar; terlalu pekerja keras.
4. Tipe Kepribadian Phlegmatis Tipe ini paling baik dalam posisi penengahan dan
persatuan; badai yang perlu diredakan; rutinitas yang terus membosankan bagi
orang lain. Kelemahan tipe ini adalah kurang antusias; malas; tidak
berpendirian; sering mengalami perasaan sangat khawatir, sedih dan gelisah.
Cara-cara
untuk menyesuaikan diri dengan tipe :
1. Tipe Sanguinis
- Jangan mengharapkan mereka mengingat janji
pertemuan/tepat pada waktunya
- Sadarilah mereka bicara tanpa berpikir lebih dulu.
- Sadarilah bahwa mereka bermaksud baik.
-Terimalah kenyataan bahwa mereka mendapat kesenangan dari
apa yang akan memalukan orang lain.
2.Tipe Melankolis
-Ketahuilah bahwa mereka sangat perasa dan mudah sakit
hati.
-Sadarilah bahwa mereka diprogram dengan sikap pesimistis.
-Pujilah mereka dengan tulus dan penuh kasih sayang.
-Terimalah kenyataan bahwa kadang-kadang mereka menyukai
kesunyian.
3.Tipe Koleris
-Akuilah bahwa mereka berbakat memimpin.
-Ketahuilah bahwa mereka tidak bermaksud menyakiti.
Sadarilah bahwa mereka tidak penuh belas kasihan.
-Ketahuilah bahwa mereka selalu benar.
4.Tipe
Plegmatis
-Sadarilah mereka memerlukan motivasi langsung.
-Bantulah mereka menetapkan tujuan.
-Jangan mengharapkan antusiasme.
-Doronglah mereka untuk menerima tanggung jawab.
Kita
akan bersenang-senang dengan orang Sanguinis, yang mengeluarkan antusiasme.
Kita akan semis dengan orang Melankolis, yang berusaha mengejar kesempurnaan
dalam segala hal. Kita akan maju ke depan bersama orang Koleris, yang
dilahirkan dengan bakat pemimpin. Kita akan rileks dengan orang Phlegmatis,
yang dengan bahagia menerima kehidupan. Seseorang mungkin saja tidak
memiliki 1 tipe tertentu, tetapi gabungan antara beberapa tipe namun tetap
memiliki sebagian besar/kecenderungan pada 1 tipe tertentu.
Wallahu
a’lam.
-----Perpus Pusat UII, 18 Sept 2012-----
ba'da 'ashar
0 komentar:
Posting Komentar