Rabu, 19 September 2012

daringobrol_sunnahnya'Jenggot

Posted by Nis |


Bismillah,,.
Segala puji hanya kepada Allah SWT Penguasa langit dan bumi.

Pagi hari nan cerah kembali datang. Hari ini kuliah jam 7, saatnya go to campus. Kirain bakalan telat, ternyata Pak Dosen ‘favorit’ Joko Susilo, SE., Msi belum hadir. Singgahlah saya ke tempat favorit, yaitu di depan akademik. Di depan pintu ruang akademik ada dudukan yang biasa diduduki teman2 yang sedang mengantre untuk suatu keperluan di akademik. Meskipun ada plang ‘Maaf...Bukan tempat duduk’, tak menghalangi saya untuk nongkrong di situ.

Sebentar duduk di sana, Pak Jo datang. Kebetulan beliau dari lantai atas, saya pun bertanya, ‘Pak, Pak Joko udah masuk.?’. Beliau tidak menjawab pertanyaan saya, ‘tiap hari kog nyari-nya Pak Joko aja… mbok nyari aku’. Pembicaraan mulai dibuka. He..he…

Iseng, saya bertanya, ‘Pak, kog Bapak gak melihara jenggot, Pak?’. Wkwkwk. Jawab beliau, ‘ah, saya gak berani melihara jenggot. Nanti dikira seperti orang-orang yang sudah mendalam banget ilmu agamanya. Pandangan orang kan,.. kring..kring’. Saya, ‘O… begitu Pak.?. Tapi kan itu sunnah, Pak.? Gak mesti harus mendalam dulu agamanya.. kring..kring’. Pada intinya beliau merasa tidak PD memelihara jenggot, karena pandangan orang yang menganggap bahwa orang berjenggot itu, ilmu agamanya mendalam. Padahal, gak harus..!

‘Kalau orang sudah dikenal lama oleh orang lain dengan yang baik-baik sejak awal, ya kedepannya juga akan baik teruss. Misalkan nis, dikampung dikenal... kring..kring..kring’.

Kemudian beliau menceritakan masa kecil beliau, ‘di kampung saya itu, saya termasuk orang yang banyak di kenal orang lho.. dari kecil itu, teman-teman, para orang tua.. Soalnya dulu saya nakal (#tuingg)’. Saya hanya senyum-senyum.

Beliau melanjutkan, ‘... waktu SMP itu ya nakal, tapi semenjak SMEA sudah gak lagi...’

Saya, dengan ekspresi terkejut, ‘Hloh, bapak dulu sekolahnya SMEA to.? Jurusan apa Pak.?’ (#menganga :D)

‘Iya, Akuntansi.’

‘Hwaa.??? Akuntansi.?? Kog bisa Pak.??’ (#melongo). Pada kodratnya, murid SMEA dengan jurusan Akuntansi mayoritas adalah para wanita. Sementara kaum Adam biasanya lebih ke STM.

‘Iya, soalnya kalo’ masuk di STM nanti saya tambah jadi nakal lagi..’

‘Oo.... Wah, teman-temannya cewek semua dong Pak.? Cieee...’ (#he..he..suka, godain Bapaknya)

‘Ya ndak, ada teman cowoknya juga, meskipun hanya beberapa orang’.

‘Wah.. Pak, pasti banyak diincer cewek2 dong Pak, dulu itu.??’ Wekawekaweka.. #iseng.

Pak Jo, senyum malu-malu, ‘ya... dulu itu... ada sih, beberapa. Tapi kebanyakan kakak kelas... kring..kring..kring..

Wesss...mblEbEr tekan endi-endi.

Akhirnya sampai saya bertanya, ‘truss ceritanya Bapak dapet istri yang sekarang itu gimana.? Pake’ pacaran dulu.. atau gimana Pak.?’ Hehhe... Udah kaya' wartawan. Ckckck.

‘Endak, dulu itu, saya umur 28 itu, saya memutuskan untuk nyari istri. Saya udah ndak mau lagi kenal-kenalan. Terus ada rekomendasi dari sepupu, ya saya datang ke rumahnya langsung. Kring...kring..’.

Pada intinya, beliau mencari istri, tidak dengan proses pacaran. Beliau niat, benar-benar untuk mencari istri. Dengan proses yang sangat cepat, akhirnya pernikahan pun berlangsung.

Kata-kata yang sangat jossss.... yang beliau sampaikan, ‘...saya menikah waktu itu nggak pacaran. Saya membangun (cinta kasih dalam rumah tangga_red).. Saya membangun itu kurang lebih satu tahun, terus muncul-lah anak pertama..kring..kring’.
---------------
Sunnah berJenggot

Dalam bahasa Arab jenggot disebut dengan al-Lihyah. Ibnu Sayyidihi mengatakan: “(Jenggot adalah) suatu ungkapan yang mencakup nama rambut yang tumbuh di sekitar pipi dan dagu” [Lisanul Arab karya Ibnu Manzhur: 15/243, Lihat juga Fathul Bari: 10/430]

Rasulullah SAW memerintahkan umat muslim untuk tidak saling menyerupai antara laki-laki dengan perempuan. Salah satu hal yang membedakan itu adalah, memanjangkan jenggot bagi kaum pria. Wanita, mana ada yang berjenggot.?? Kecuali kalau itu, wanita palsu..! :D

Selain membedakan(penampilan) antara pria dan wanita, Rasulullah SAW juga memerintahkan untuk menyelisihi orang-orang musyrik. Termasuk dengan jenggot ini. ‘mereka’ memakai penutup rambut saja, umat muslim diperintahkan untuk mengenakan jilbab. Contoh lainnya adalah jenggot ini. ‘mereka’ biasa memelihara kumis, sementara umat muslim diperintahkan untuk mencukur kumisnya dan memelihara jenggot.

Di antara dalil hadits Rasulullah SAW untuk memelihara jenggot;

Dijelaskan oleh hadits dari Abi Hurairah radliyallahu ‘anhu : “Sesungguhnya orang musyrik itu, mereka membiarkan kumis mereka tumbuh dan mencukur jenggot mereka. Maka bedakanlah dengan mereka yaitu biarkanlah jenggot kalian tumbuh dan cukurlah kumis kalian.” (Diriwayatkan oleh Al Bazzar dengan sanad yang hasan)

Dari Abu Hurairah juga diriwayatkan oleh Muslim : Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda : “Bedakanlah kalian dengan orang-orang Majusi, karena sesungguhnya mereka (orang-orang Majusi) memendekkan jenggot dan memanjangkan kumisnya.”

Ketika Rasulullah SAW menganjurkan sesuatu urusan, pastilah ada hikmah dan maksud positif tersendiri. Di sini, berjenggot selain untuk membedakan diri dari kaum musyrik, ternyata ada manfaat lainnya;

1. Jenggot secara alamiah mengontrol kandungan minyak di wajah
2. Jika tumbuh 1 helai jenggot, maka disekitarnya akan tumbuh jenggot halus disekitarnya.
3. Dalam 1 Helai Jenggot menyerap lebih dari satu unsur yang menyebabkan wajah terlihat kusam.
4. Jika jenggot tersebut dicukur, maka membutuhkan waktu yang lama untuk menumbuhkannya secara alami.
5. Hal terakhir yang masih diteliti, Sifat orang yang memiliki jenggot lebih bijaksana dalam mengambil keputusan.

Masa sekarang ini, kesalahan persepsi sebagian masyarakat kita tentang jenggot, dikatakan bahwa orang yang berjenggot itu identik dengan teroris. Itulah penjajahan yang dilakukan oleh orang kafir terhadap kaum muslim. Mereka menggiring opini publik terhadap ajaran islam sebagai suatu hal yang negatif. Sehingga menimbulkan keraguan atau muncul rasa malu untuk mengamalkannya. ‘Berjilbab.?? Ah, gak gaul.!’. Dan ketika seorang ikhwan ditanya, ‘kamu kenapa gak berjenggot.?’, dijawabnya, ‘Ah.. ntar disangka teroris..’. Hemmh...

‘Ah.. itu kan cuman sunnah. Gak dilakuin juga gak dosa kog..’. Subhanallah..! Kita berlindung dari ucapan semacam ini. Bagaimana dengan tega, kita bilang sunnah itu dengan ‘hanya, Cuma, atau sekedar’???. Terbayangkah dengan perjuangan Rasulullah SAW dan para sahabat. Yang seumur hidup beliau korbankan untuk kita. Untuk orang-orang ‘semacam’ kita ini.!

Sebelum mengatakan itu, coba bayangkan saat beliau dilempari kotoran onta ketika shalat, beliau dilempari batu hingga bercucur darah saat berdakwah, gigi Rasulullah SAW tanggal dalam perang Badar, dan di saat-saat terakhir beliau, ketika malaikat Izrail dengan ‘terpaksa’ harus mengambil ruh beliau, Rasulullah menyebut kita,. ‘Ummati...Ummati...’. Ketika itu Rasulullah memanggil nama kita, menghawatirkan kita, mengharapkan kita bisa minum di telaga beliau kelak, dari tangan beliau sendiri.

Sementara kita, dengan mudahnya berkata, ‘hanya sunnah.?’

Ckckckck....

Ketika memelihara jenggot, jangan sampai salah dalam berniat. Berjenggot, karena lagi tren.? Atau biar kelihatan alim.? Atau biar si Fulanah terpesona.? No..no..no...

Berjenggotlah dengan niat yang benar, yaitu mengikuti sunnah Rasulullah SAW, sebagai bukti cinta kepada beliau. Tak peduli pandangan orang, yang terpenting adalah bagaimana kita di pandangan Allah SWT.

Berjenggot itu Sunnah... (berpahala)
Berjenggot itu...bikin cakep juga kog...
Jadi, kenapa harus malu, dengan berjenggot...?
:D
--------------
Jam 07.30 (kurang lebih), Pak Joko datang. Sambil tersenyum, beliau bilang ‘Wess.... Pak Ponijo karo anak’e..........   Konsultasi apalagi kamu nis...?’

#Senyum-senyum gak jelas.. Kemudian mbuntut beliau ke kelas.
---------------

Dari Zakaria bin Abi Zaidah dari Mus’ab bin Syaibah dari Tholq bin Habib dari Ibnu az Zubeir dari Aisyah ra bahwasanya Rasulullah saw bersabda,”Sepuluh perkara fitrah : Mencukur kumis, memanjangkan jenggot, bersiwak, memasukkan air ke hidung (saat wudhu), memotong kuku, mencuci sendi-sendi jari tanggan, mencabut bulu ketiak, mecukur rambut di sekitar kelamin, mencuci dengan air setelah buang air kecil—kemudian Zakaria berkata,’Mus’ab mengatakan,’aku lupa yang kesepuluh kecuali berkumur-kumur.” (HR. Ahmad, Muslim, Nasai dan Tirmidzi)
-----Perpus Pusat UII, 19 Sept 2012-----
ba'da 'ashar

3 komentar:

Mahasin mengatakan...

sunnah rosul yang akan tetap di bawa sampai mati adalah memelihara jenggot. #ngarang.
tapi untuk saat ini lagi musim fitnah teroris jadi jangan dulu pelihara jenggotnya.

Unknown mengatakan...

Hahahaha, padune mas Acin ki,. ^^??

Nis mengatakan...

hemmhhh...
mas Acin kie... ngajari elex...

ya gak wi'.,,?

Posting Komentar

Powered By Blogger
Powered By Blogger
Powered By Blogger