Rabu, 06 Februari 2013

Kajian_Tentang Takdir

Posted by Nis |





Bismillah...,.
Pujian teragung senantiasa hanya untuk-Mu ya Allah..,

Hari ini, (05 Februari 2013). Suasana damai di rumah begitu melekat, menggelayut, menguntai, menelisik, halahh..! Tak lama menikmati suasana yang seperti itu, sms panggilan datang.
From: T_Indraji

Bismillah
Hadiri kajian tazkiyatun nufs bersma ust SYATORI ABDURROUF hari ini selasa 5 Februari 2013 ba’da maghrib @masjid ulil albab UII
FREE SNACK + TEH..
Mohon dibantu publikasi ke tmn2 melalui seluruh media yang dimiliki.. monggo klo redaksinya mau diperindah lg..jzkllh

 Jam 15;44 sudah menempatkan diri di Masjid Ulil Albab, shalat Ashar. Asik browsing-an, membuat waktu terlewat rasanya begitu cepat. Adzan maghrib berkumandang. Usai shalat, saatnya untuk thalabul ‘ilm..,

-----------
Ustadz Syatori, 05 Februari 2013
Masjid Ulil Albab, UII

“Sesungguhnya jawaban orang-orang mukmin, bila mereka dipanggil kepada Allah dan rasul-Nya agar rasul menghukum (mengadili) di antara mereka ialah ucapan." "Kami mendengar dan kami patuh." Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung” (QS. An-Nuur; 51)

Ayat tersebut menjelaskan bagaimana seorang yang beriman itu, ketika dipanggil kepada Allah dan Rasulnya, ia hanya akan menjawab dengan Sami’na wa atha’na; kami mendengar dan kami taat/patuh.
 
Kemudian, akan muncul pertanyaan, ‘kalau begitu, bagaimanakah Allah itu memanggil kita.?’. Kita yang dimaksud di sini, tentulah kita sebagai orang yang beriman. Selain dari itu, tidak masuk daftar. Kemudian Ustadz menjelaskan, bahwasanya Allah itu memanggil kita dengan 2 hal; Menetapkan Takdir dan Memutuskan Hukum.

1.                    TAKDIR
Takdir adalah ketentuan yang ditetapkan oleh Allah kepada makhluknya, yangmana ini adalah wilayah ataupun kewenangan yang hanya dimiliki oleh Allah SWT. Hendaknya, sebagai seorang yang beriman, memiliki prinsip bahwa, ‘apapun takdir kita, harus mengantarkan kita ke surga’. Cararanya.???? Yaitu dengan  Sami’na wa atha’na.

 
Dan ketika ditanya ‘apa literaturnya?’ kehidupan!  Sebagaimana yang Allah perintahkan kepada kita untuk membaca, “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan,” (QS. Al ‘Alaq; 1). Bacalah.! Apa yang kita baca.?? Tidak hanya membaca buku-buku keilmuan, tapi banyak hal yang bisa kita baca. Dan yang terpenting dari bahan-bahan bacaan yang ada, adalah kehidupan. Bagaimana membaca kehidupan itu.? Yah.. insyaAllah antum semua sudah memahaminya. Belum.?? Aiih.. tak usah merendah seperti itu lah... :D

Lanjut... mengenai takdir ini, ustadz Syatori menjelaskan pembagian takdir, ada 2. Yaitu;
a.       Takdir Hissiyyah = indrawi
Yaitu takdir yang nyata, yang dapat diindera, yang melekat kepada fisik kita. Contohnya adalah; cantik, kurang cantik, tampan, kurang tampan, hidung mancung, hidung kurang mancung, mata yang sipit, kulit yang hitam, dsb.

b.      Takdir Ma’nawiyah = maknawi, tidak dapat diindera
Contohnya; takdir menjadi kaya, miskin, sehat, sakit, bahagia, dsb.
Nah, kedua takdir di atas, masing-masing diikuti dengan ketentuan berikutnya, yaitu ada takdir Baik dan takdir Buruk

-          Takdir Hissiyyah baik = contohnya adalah cantik, tampan
-          Takdir Hissiyyah buruk = contohnya adalah kurang cantik, kurang tampan
-          Takdir Ma’nawi baik = contohnya adalah sehat, kaya, senang, kemudahan
-          Takdir Ma’nawi buruk = contohnya adalah sakit, miskin, sedih, kesusahan

Definisi baik dan buruk di sini tentu sudah pada mafhum semua yak.. meliputi hal positif dan negatif. Mengapa Allah SWT menciptakan takdir buruk.?, agar jelas terasa keberadaan takdir baik itu. Ya, kalau tidak ada takdir buruk, tentu tidak akan ada takdir baik. Misalnya adalah sakit. Sakit ini kan takdir buruk, nah manusia diberikan sakit, agar jelas terasa nikmatnya ketika sehat. Takdir baik dan takdir buruk, dua-duanya agar bisa menjadikan kebaikan akherat.

Berikutnya, takdir Baik dan takdir Buruk tersebut diikuti lagi dengan ketentuan; sudah terjadi >< belum terjadi. Pembagiannya;
-          Takdir baik yang sudah terjadi >< takdir baik yang belum terjadi
-          Takdir buruk yang sudah terjadi >< takdir buruk yang belum terjadi

Alurnya, dalam takdir baik yang sudah terjadi, ada takdir buruk yang belum terjadi, begitu sebaliknya, dalam takdir buruk yang sudah terjadi, ada takdir baik yang belum terjadi. Lalu, bagaimana bentuk sami’na kita terhadap takdir baik maupun takdir buruk.?? Yaitu dengan MENERIMA. Tidak cukup hanya dengan menerima saja, akan tetapi harus diikuti dengan ata’na. Bentuk ata’na-nya yaitu; 

a.      AL KASBU      -> terhadap takdir baik yang belum terjadi
Yaitu berusaha agar takdir baik itu selalu mengisi seluruh relung hidup kita. Misalnya, kita menginginkan menjadi orang kaya, ya kita berusaha untuk bisa menjadi kaya. Atau kita menginginkan menjadi orang cerdas, nilainya tinggi., ya kita berusaha untuk jadi pintar dan mendapatkan nilai yang bagus.

b.     AS SYUKRU   -> terhadap takdir baik yang sudah terjadi
Syukur. Yaitu menjadikan semua takdir baik yang sudah tergenggam sebagai tangga untuk membuat kualitas hidup kita lebih baik dari yang belum mendapat takdir baik. Misalnya, kita cantik/ganteng., nah, bagaimana caranya agar tidak hanya sekedar cantik/tampan namun juga membawa ke surga. Percuma saja berwajah cantik/ganteng, tapi tempat kembalinya kelak di neraka (na’udzubillah..).

c.      AL JANBU       -> terhadap takdir buruk yang belum terjadi
Yaitu, menjauhi segala jalan menuju takdir buruk. Misalnya, jika kita sekarang belum sakit kanker, ya jauhilah kebiasaan-kebiasaan hidup yang akan menyebabkan kita jadi sakit kanker. Atau jika kita sekarang belum mengalami kecelakaan lalu-lintas, ya jangan kebut-kebutan di jalan, patuhi peraturan lalu-lintas, dan berhati-hati agar tidak mengakibatkan kita kecelakaan.

d.     AL INABAH    -> terhadap takdir buruk yang sudah terjadi
Yaitu, kembali kepada Allah SWT, yakni menjadikan sesuatu yang buruk itu sebagai pintu gerbang untuk kembali kepada Allah SWT. Misalnya sekarang kita ditimpa suatu kesusahan, kita kembalikan lagi kesusahan itu kepada Allah, bahwa Allah memberikan itu sebagai bentuk ujian kesabaran terhadap kita, dengan begitu akan ada keinginan untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah, memohon pertolongan kepada-Nya.

Pada intinya, terhadap takdir yang ditetapkan oleh Allah SWT kepada kita, hendaknya disikapi sebagai suatu hal yang positif. Kita tidak tahu takdir kita ke depan seperti apa, maka tugas kita adalah berusaha untuk menuju kepada takdir yang baik. Kita tidak tahu, kelak kita akan masuk surga atau terjungkal ke neraka, dan kewajiban kita adalah berusaha agar langkah kaki kita menuntun kita untuk menuju surga.

Untuk menjadi orang yang bersyukur itu sebenarnya mudah. Ketika kita diberikan takdir baik, lihatlah mereka yang mendapatkan takdir buruk. Dan ketika kita mendapat takdir buruk, tengok-lah betapa banyak orang-orang yang berada di bawah kita, apa yang kita peroleh masih lebih baik daripada mereka. Maka rasa syukur itu akan tumbuh, menjadikan kita manusia yang pandai bersyukur atas karunia Allah SWT. insyaAllah. 

Yah... dikarenakan keterbatasan waktu, yaitu dibatasi dari ba’da shalat maghrib sampai adzan isya’, pembahasannya jadi harus diakhiri sampai di sini. Sesi tanya jawab-pun ditiadakan... hhemm penonton kecewa.

Sekian dari saya.,,,, semoga bermanfaat bagi kita semua.
Akhiru da’wana, alhamdulillahirobbil ‘alamiin.

Wallahu a’lam bishshawwab.,





-----Masjid Ulil Albab, UII-----
06 Februari 2013
eskalator berbunyi (menanti maghrib)

0 komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger
Powered By Blogger
Powered By Blogger