Bismillah..,
Segala puji hanyalah milik Allah SWT..,
“Kapan enek
kajian mbak nger.?”,
“Besok, di masjid
Mardliyah (UGM)” kemudian sambil senyum-senyum mbak erni bilang,. “tema-ne apa coba.?”
“Apa temanya.?”
“Tahapan-tahapan ta’aruf...”
Berdua senyum-senyum
ge-je-be..
Kajian dimulai jam
setengah tujuh, berlokasi di Masjid Mardliyah yang terletak di dekat RS. dr.Sardjito,
dengan pembicaraa.... Ustadz Salim.!. Antusias. :D
Usai shalat subuh,
saya dan mbk.Erni bersiap meluncur ke lokasi. Sampailah di tempat tujuan,
rupanya sudah dimulai, tapi baru pembukaan, tilawah. Segera menempatkan diri,
di shaf ke-dua kita dapat. Hemm,, belum banyak yang sudah sampai. Eh, sapa tuh..? Dua akhwat di pojokan
paling kiri shaf pertama, kayaknya
kenal... Ohhoo ternyata Vivi... Ehhhehemmmm,.. sama Buk Sri..
Oke, saatnya ke inti
materi. Dan ternyata Ustadz Salim sepertinya sedang berhalangan, sehingga
diganti dengan Ustadz Awan Abdillah. Sedikit ada rasa kecewa, tapi tak apa lah,
sama aja kog, insyaAllah.
----------
Ustadz
Awan Abdillah, 07 Februari 2013
Masjid
Mardliyah, UGM
Tips
agar Cepat Nikah;
1.
Menghidupkan Hati.
Tidak boleh ada su’uzh-zhon. Artinya ya,
harus selalu khusnuzh-zhon. ‘Kenapa ya, jodoh belum datang-datang, ta’aruf
gagal terus,. Ah, mungkin memang belum saatnya, Allah pasti punya rencana yang
indah untuk-ku..’ Khusnuzh-zhon itu, wajib.!
2.
Menyukai nikmat yang didapat orang
lain.
Khususon di sini adalah nikmat
menikah, telah menemukan jodohnya. Jangan sampai, ketika ada undangan walimahan
dari teman kita, tanggapan kita malah, ‘aduhh..,
kog dia udah nikah sih... cepet bangett.. aku aja belom...’ Dihindari yang
seperti itu ya, sodara-sodara. Hendaknya ya, ikut berbahagia, medo’akan
kebarokahan, datang ke undangannya dengan cerah ceria, kemudian berdo’a ‘ya Allah.... semoga aku cepet nyusul...’
:D
3. Sibuk diam-diam mendo’akan teman2
yang belum menikah agar segera menemukan jodohnya. Yak, do’a kita
untuk teman kita yang ia tidak tahu, insyaAllah mustajab. Dan kewenangan Allah,
hendak memberikannya kapan, atau mungkin diganti dengan nikmat yang lain. Dan pada
akhirnya do’a tersebut kembali lagi kepada kita, karena malaikat mendo’akan
yang sama dengan apa yang kita do’akan untuk teman kita. Ketika berdo’a, ‘ya Allah,, semoga kau berikan segera kepada
Vivi jodoh yang terbaik menurut Engkau ya Allah. Dan semoga mereka menjadi
keluarga yang sakinan, mawaddah, wa rahmah...amiiin.’, malaikat berkata, ‘semoga kau juga memperoleh yang dia
peroleh,. Semoga engkau juga,, semoga engkau juga mendapatkannya.. de-es-te’.
Apa pun yang kita do’akan kepada saudara kita, sebenarnya kita berdo’a untuk
diri kita sendiri. So, do’a yang
baik-baik lah, karena apabila berdo’a agar saudara kita mendapat keburukan sama
saja berdo’a untuk diri sendiri agar mendapat keburukan juga.
“Tidak ada seorang muslim pun yang mendoakan kebaikan bagi saudaranya (sesama muslim) tanpa sepengetahuannya, melainkan malaikat akan berkata, “Dan bagimu juga kebaikan yang sama.”(HR. Muslim)
"Doa seorang muslim untuk saudaranya di seberang sana sungguh mustajab. Di kepalanya ada malaikat yang ditugasi oleh Allah untuk mengucapkan 'amin' setiap kali ia mendoakan kebaikan buatnya. Malaikat itu juga berkata: 'Dan bagimu juga seperti itu'." (HR. Bukhari dan Ahmad) sumber
4.
Sibuk membantu teman yang belum
menikah.
Salah satunya ya dengan itu tadi, mendo’akan,
atau mencarikan link / washilah. Asal jangan jadi washilah lho ya, kalo’ kita-nya belum menikah. Menghindari hal-hal yang
tidak diinginkan. Misalnya,? Hemm,, bisa jadi nanti yang dita’aruf-in malah
sukanya sama kita,, kan jadi gimanaaaa...gitu.
:D
Ehhmmm... ketika
kita dekat hubungannya dengan sesama, selalu menjaga silaturrahim, berperilaku
baik, senang untuk memberikan bantuan, maka saat dia ingin memberikan kita
sesuatu, pastilah dipilihkan yang terbaik. Seperti itu lah, ‘barangsiapa yang membaguskan hubungannya
dengan Allah, maka Allah akan membaguskan takdirnya’. Dengan senantiasa
mendekatkan diri kepada Allah, ta’at kepada-Nya, dan selalu ber-khusnuzh-zhon
pada setiap ketentuan-Nya, maka insyaAllah, Allah akan memberikan yang terbaik
untuk kita. Percayalah.!.. :D
Suatu siang, di
sebuah ruangan kelas, suasana hening. Para mahasiswa terdiam, memperhatikan
sang dosen yang hendak menguntai kalimatnya. Sang dosen tengah menghadapkan
pandangannya kepada seorang mahasiswi yang duduk di deretan bangku terdepan,
tatapannya tajam, kalimatnya menghujam, “kamu
jangan jadi lilin..,. tahu lilin.?” Yang
ditanya hanya menunduk, tersenyum, sesekali mengerjapkan mata memandang sang
dosen, tanda ia memperhatikan. Dosen melanjutkan, “lilin itu menerangi sekitarnya.. tapi dia sendiri habis.,, terbakar...”.
Sesuatu terasa panas bergejolak, gemuruh di hati si mahasiswi. Ia tahu persis
kenapa dosennya berkata seperti itu, dan ia sadar betul dosennya berniat baik
dengan kalimatnya itu, niat yang benar-benar tulus demi kebaikan si anak didik.
Dikarenakan si murid
sering telat masuk ke kelas, dikarenakan si murid dianggap terlalu sibuk dengan
aktifitasnya dalam organisasi dakwah, baik di fakultas maupun di luar fakultas.
Takut jika tujuan utama seorang murid untuk belajar, thalabul ‘ilmi akan
terganggu dengan kegiatan2 dakwah, sang dosen mengingatkan, memberikan
wejangan. Masih melekatkan pandangan kepada mahasiswinya, memantapkan, “Ya.?!!”. Yang ditanya tetap terdiam,
berharap senyumannya dapat mewakili jawabannya atas maksud dosennya. Padahal di
dalam benaknya, tersusun argumen2 kuat, alasan2 yang diyakininya suci. Namun ia
tahu, mengungkapkannya hanya akan memperpanjang urusan, berdebat dengan dosen.?
Itu bukanlah kapasitasnya. Meng-iya-kan, pilihan terbaik yang dilakukannya.
Hhemmm kelas pun
usai. Ada sedikit sesal di hati sang murid. Ah,..semoga sang dosen
menanyakannya lagi lain kali. Maka ia akan dengan percaya diri tinggi memberikan
jawabannya, ‘tak apa kalau pun jadi
lilin, kan bisa untuk menyalakan banyak lilin-lilin lain yang belum menyala,
kemudian lilin-lilin lain itu akan menyalakan lagi teman2 lilinnya, bgitu
seterusnya. Sehingga tak ada lagi sudut-sudut yang gelap. Semuanya akan menjadi
terang dengan cahaya sang lilin. Dan saya akan bangga menjadi sebuah lilin,
yang pada hakekatnya lilin yang penerangannya tak pernah padam’. Tidak hanya
itu, “saya tidak khawatir dengan masalah
kuliah saya, saya tidak khawatir dengan urusan dunia saya,. Karena saya yakin
dengan janji Allah, barangsiapa yang
menolong agama Allah, maka Allah akan menolongnya. Yakin.!”
Tibalah di masa-masa
penghujung perkuliahan. Benar-lah apa yang dia yakini. Magang menyenangkan di
sebuah minimarket kampus, sambil menyelesaikan mata kuliah yang tersisa,
merampungkan Tugas Akhir dalam waktu 2 minggu, kemudahan-kemudahan dalam ujian
dan mengurus wisuda, dan akhirnya lulus dengan nilai yang lumayan meski
pas-pas-an. Selempang Cumlaude disandangnya,,,
cukup membanggakan. Tak hanya itu saja, buaaannyyyakkknya ilmu-ilmu,
pengalaman, dan indah-indahnya kenangan yang didapat dari organisasi dakwahnya,
Jama’ah al-Kahfi (JAFI) dan Takmir Masjid Ulil Albab (TMUA), luarr biasa. Ini moment2 perjalanannya...,
Upgrading - JAFI
Seminar bersama duo SETIAWAN,. made in -JAFI
Pelantikan TMUA 2011
Upgrading TMUA 2010/2011
WISUDA..!!!
Hlohh???
Hhhhemmm,,... Yah., ini adalah kisah saya...
Sebentar,sebentar..! Kog puaaaanjang banget
seperti ini ya,. Terus intinya apa.??
Jadi intinya, janji Allah itu adalah pasti. Tidak
perlu ragu ataupun bimbang. Yakini dan amalkan.., itu saja. insyaAllah banyak
hal indah yang akan diberikan Allah sebagai bonusnya. :D
Barangsiapa
yang menolong agama Allah, maka Allah akan menolongnya.
Berhubung ini sudah kepanjangan, bab Ta’arufnya
dilanjutkan di page berikutnya ya.... He...he...
Semoga bermanfaat.,
Akhiru da’wana, walhamdulillahirobbil ‘alamiin.
Wallahu a’lam.
-----Masjid Ulil Albab, 13 Februari 2013-----
ba'da maghrib
0 komentar:
Posting Komentar