Rabu, 13 Februari 2013

Kajian_Ta'aruf #jilid 1

Posted by Nis |




Bismillah..,
Segala puji hanyalah milik Allah SWT..,

Kapan enek kajian mbak nger.?”,
“Besok, di masjid Mardliyah (UGM)” kemudian sambil senyum-senyum mbak erni bilang,. “tema-ne apa coba.?”
“Apa temanya.?”
“Tahapan-tahapan ta’aruf...”
Berdua senyum-senyum ge-je-be..

Kajian dimulai jam setengah tujuh, berlokasi di Masjid Mardliyah yang terletak di dekat RS. dr.Sardjito, dengan pembicaraa.... Ustadz Salim.!. Antusias. :D 

Usai shalat subuh, saya dan mbk.Erni bersiap meluncur ke lokasi. Sampailah di tempat tujuan, rupanya sudah dimulai, tapi baru pembukaan, tilawah. Segera menempatkan diri, di shaf ke-dua kita dapat. Hemm,, belum banyak yang sudah sampai. Eh, sapa tuh..? Dua akhwat di pojokan paling kiri shaf pertama, kayaknya kenal... Ohhoo ternyata Vivi... Ehhhehemmmm,.. sama Buk Sri..

Oke, saatnya ke inti materi. Dan ternyata Ustadz Salim sepertinya sedang berhalangan, sehingga diganti dengan Ustadz Awan Abdillah. Sedikit ada rasa kecewa, tapi tak apa lah, sama aja kog, insyaAllah.
----------

Ustadz Awan Abdillah, 07 Februari 2013
Masjid Mardliyah, UGM


Tips agar Cepat Nikah;

1.    Menghidupkan Hati.
Tidak boleh ada su’uzh-zhon. Artinya ya, harus selalu khusnuzh-zhon. ‘Kenapa ya, jodoh belum datang-datang, ta’aruf gagal terus,. Ah, mungkin memang belum saatnya, Allah pasti punya rencana yang indah untuk-ku..’ Khusnuzh-zhon itu, wajib.!

2.    Menyukai nikmat yang didapat orang lain.
Khususon di sini adalah nikmat menikah, telah menemukan jodohnya. Jangan sampai, ketika ada undangan walimahan dari teman kita, tanggapan kita malah, ‘aduhh.., kog dia udah nikah sih... cepet bangett.. aku aja belom...’ Dihindari yang seperti itu ya, sodara-sodara. Hendaknya ya, ikut berbahagia, medo’akan kebarokahan, datang ke undangannya dengan cerah ceria, kemudian berdo’a ‘ya Allah.... semoga aku cepet nyusul...’ :D

3. Sibuk diam-diam mendo’akan teman2 yang belum menikah agar segera menemukan jodohnya. Yak, do’a kita untuk teman kita yang ia tidak tahu, insyaAllah mustajab. Dan kewenangan Allah, hendak memberikannya kapan, atau mungkin diganti dengan nikmat yang lain. Dan pada akhirnya do’a tersebut kembali lagi kepada kita, karena malaikat mendo’akan yang sama dengan apa yang kita do’akan untuk teman kita. Ketika berdo’a, ‘ya Allah,, semoga kau berikan segera kepada Vivi jodoh yang terbaik menurut Engkau ya Allah. Dan semoga mereka menjadi keluarga yang sakinan, mawaddah, wa rahmah...amiiin.’, malaikat berkata, ‘semoga kau juga memperoleh yang dia peroleh,. Semoga engkau juga,, semoga engkau juga mendapatkannya.. de-es-te’. Apa pun yang kita do’akan kepada saudara kita, sebenarnya kita berdo’a untuk diri kita sendiri. So, do’a yang baik-baik lah, karena apabila berdo’a agar saudara kita mendapat keburukan sama saja berdo’a untuk diri sendiri agar mendapat keburukan juga.

 “Tidak ada seorang muslim pun yang mendoakan kebaikan bagi saudaranya (sesama muslim) tanpa sepengetahuannya, melainkan malaikat akan berkata, “Dan bagimu juga kebaikan yang sama.”(HR. Muslim)

"Doa seorang muslim untuk saudaranya di seberang sana sungguh mustajab. Di kepalanya ada malaikat yang ditugasi oleh Allah untuk mengucapkan 'amin' setiap kali ia mendoakan kebaikan buatnya. Malaikat itu juga berkata: 'Dan bagimu juga seperti itu'." (HR. Bukhari dan Ahmad) sumber

4.    Sibuk membantu teman yang belum menikah.
Salah satunya ya dengan itu tadi, mendo’akan, atau mencarikan link / washilah. Asal jangan jadi washilah lho ya, kalo’ kita-nya belum menikah. Menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Misalnya,? Hemm,, bisa jadi nanti yang dita’aruf-in malah sukanya sama kita,, kan jadi gimanaaaa...gitu. :D

Ehhmmm... ketika kita dekat hubungannya dengan sesama, selalu menjaga silaturrahim, berperilaku baik, senang untuk memberikan bantuan, maka saat dia ingin memberikan kita sesuatu, pastilah dipilihkan yang terbaik. Seperti itu lah, ‘barangsiapa yang membaguskan hubungannya dengan Allah, maka Allah akan membaguskan takdirnya’. Dengan senantiasa mendekatkan diri kepada Allah, ta’at kepada-Nya, dan selalu ber-khusnuzh-zhon pada setiap ketentuan-Nya, maka insyaAllah, Allah akan memberikan yang terbaik untuk kita. Percayalah.!.. :D

Suatu siang, di sebuah ruangan kelas, suasana hening. Para mahasiswa terdiam, memperhatikan sang dosen yang hendak menguntai kalimatnya. Sang dosen tengah menghadapkan pandangannya kepada seorang mahasiswi yang duduk di deretan bangku terdepan, tatapannya tajam, kalimatnya menghujam, kamu jangan jadi lilin..,. tahu lilin.?”  Yang ditanya hanya menunduk, tersenyum, sesekali mengerjapkan mata memandang sang dosen, tanda ia memperhatikan. Dosen melanjutkan, “lilin itu menerangi sekitarnya.. tapi dia sendiri habis.,, terbakar...”. Sesuatu terasa panas bergejolak, gemuruh di hati si mahasiswi. Ia tahu persis kenapa dosennya berkata seperti itu, dan ia sadar betul dosennya berniat baik dengan kalimatnya itu, niat yang benar-benar tulus demi kebaikan si anak didik. 


Dikarenakan si murid sering telat masuk ke kelas, dikarenakan si murid dianggap terlalu sibuk dengan aktifitasnya dalam organisasi dakwah, baik di fakultas maupun di luar fakultas. Takut jika tujuan utama seorang murid untuk belajar, thalabul ‘ilmi akan terganggu dengan kegiatan2 dakwah, sang dosen mengingatkan, memberikan wejangan. Masih melekatkan pandangan kepada mahasiswinya, memantapkan, “Ya.?!!”. Yang ditanya tetap terdiam, berharap senyumannya dapat mewakili jawabannya atas maksud dosennya. Padahal di dalam benaknya, tersusun argumen2 kuat, alasan2 yang diyakininya suci. Namun ia tahu, mengungkapkannya hanya akan memperpanjang urusan, berdebat dengan dosen.? Itu bukanlah kapasitasnya. Meng-iya-kan, pilihan terbaik yang dilakukannya.

Hhemmm kelas pun usai. Ada sedikit sesal di hati sang murid. Ah,..semoga sang dosen menanyakannya lagi lain kali. Maka ia akan dengan percaya diri tinggi memberikan jawabannya, tak apa kalau pun jadi lilin, kan bisa untuk menyalakan banyak lilin-lilin lain yang belum menyala, kemudian lilin-lilin lain itu akan menyalakan lagi teman2 lilinnya, bgitu seterusnya. Sehingga tak ada lagi sudut-sudut yang gelap. Semuanya akan menjadi terang dengan cahaya sang lilin. Dan saya akan bangga menjadi sebuah lilin, yang pada hakekatnya lilin yang penerangannya tak pernah padam’. Tidak hanya itu, “saya tidak khawatir dengan masalah kuliah saya, saya tidak khawatir dengan urusan dunia saya,. Karena saya yakin dengan janji Allah, barangsiapa yang menolong agama Allah, maka Allah akan menolongnya. Yakin.!”
Pun, sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat...


Tibalah di masa-masa penghujung perkuliahan. Benar-lah apa yang dia yakini. Magang menyenangkan di sebuah minimarket kampus, sambil menyelesaikan mata kuliah yang tersisa, merampungkan Tugas Akhir dalam waktu 2 minggu, kemudahan-kemudahan dalam ujian dan mengurus wisuda, dan akhirnya lulus dengan nilai yang lumayan meski pas-pas-an. Selempang Cumlaude disandangnya,,, cukup membanggakan. Tak hanya itu saja, buaaannyyyakkknya ilmu-ilmu, pengalaman, dan indah-indahnya kenangan yang didapat dari organisasi dakwahnya, Jama’ah al-Kahfi (JAFI) dan Takmir Masjid Ulil Albab (TMUA), luarr biasa. Ini moment2 perjalanannya...,

Upgrading - JAFI



 Seminar bersama duo SETIAWAN,. made in -JAFI



Pelantikan TMUA 2011



Upgrading TMUA 2010/2011




WISUDA..!!!




Hlohh???   
Hhhhemmm,,... Yah., ini adalah kisah saya...

Sebentar,sebentar..! Kog puaaaanjang banget seperti ini ya,. Terus intinya apa.??

Jadi intinya, janji Allah itu adalah pasti. Tidak perlu ragu ataupun bimbang. Yakini dan amalkan.., itu saja. insyaAllah banyak hal indah yang akan diberikan Allah sebagai bonusnya. :D


Barangsiapa yang menolong agama Allah, maka Allah akan menolongnya.


Berhubung ini sudah kepanjangan, bab Ta’arufnya dilanjutkan di page berikutnya ya.... He...he...

Semoga bermanfaat.,
Akhiru da’wana, walhamdulillahirobbil ‘alamiin.
Wallahu a’lam.





-----Masjid Ulil Albab, 13 Februari 2013-----
ba'da maghrib

0 komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger
Powered By Blogger
Powered By Blogger