Bismillah...
Wa alhamdulillah...
Kita akan lanjutkan bahasan tentang ta’aruf kita yang sempat terpotong di Kajian_Ta'aruf #Jilid 1 kemarin. Sebelumnya sudah kita bahas mengenai pasti-nya janji Allah SWT, dan sebagai seorang mukmin kita wajib meyakininya. Dan berkhusnuzh-zhon itu adalah wajib.! Kepada Allah, kepada takdir-Nya, kepada sesama. Terkadang kita terbiasa berfikir menggunakan sudut pandang yang negatif, cenderung menyesali yang sudah terjadi. Misal, kita diberikan oleh Allah fisik yang tidak se-cantik / se-ganteng si Fulan. Jika berfikirnya negatif, “Ah....,bakalan ada yang mau sama aku gak ya.., fisik-ku seperti ini,. Selama ini aja gak pernah ada yang bilang suka, bahkan gak pernah ada yang mau untuk sekedar goda-goda-in, suit-suiiit gitu aja gak ada yang mau... bakalan dapat suami gak ya entar.... (hiks...hiks...)”. Haiiiih.... plisss deh,. Istighfar sodara-sodara... tidak boleh berfikiran seperti itu.
Wa alhamdulillah...
Kita akan lanjutkan bahasan tentang ta’aruf kita yang sempat terpotong di Kajian_Ta'aruf #Jilid 1 kemarin. Sebelumnya sudah kita bahas mengenai pasti-nya janji Allah SWT, dan sebagai seorang mukmin kita wajib meyakininya. Dan berkhusnuzh-zhon itu adalah wajib.! Kepada Allah, kepada takdir-Nya, kepada sesama. Terkadang kita terbiasa berfikir menggunakan sudut pandang yang negatif, cenderung menyesali yang sudah terjadi. Misal, kita diberikan oleh Allah fisik yang tidak se-cantik / se-ganteng si Fulan. Jika berfikirnya negatif, “Ah....,bakalan ada yang mau sama aku gak ya.., fisik-ku seperti ini,. Selama ini aja gak pernah ada yang bilang suka, bahkan gak pernah ada yang mau untuk sekedar goda-goda-in, suit-suiiit gitu aja gak ada yang mau... bakalan dapat suami gak ya entar.... (hiks...hiks...)”. Haiiiih.... plisss deh,. Istighfar sodara-sodara... tidak boleh berfikiran seperti itu.
Berfikir-lah
yang positif, “Hemmhhh.., terima kasih ya
Allah, Kau berikan kesempurnaan fisik kepada hamba-Mu ini. Jari-jari yang
lengkap, dua tangan – dua kaki yang sangat bermanfaat, lisan yang bisa berucap
dengan jelas, akal yang masih bisa berfikir dengan waras.. sungguh
buaannyaaaknya nikmat yang Engkau berikan. Yah, meskipun wajah ini tidak
se-cantik si A,dan body ini juga tidak se-sexy si B, tapi setidaknya akhlak dan ilmu pengetahuan-ku
tak kalah cantik dan menarik sepertinya. Pun tidak pernah ada yang suka
kepadaku sampai sekarang, hamba tahu ini adalah bentuk penjagaan-Mu terhadapku.
Untuk menjaga kesucian cinta-ku, untuk menjaga kesucian hatiku.., Engkau yang
lebih tahu apa-apa yang baik untuk-ku ya Allah... Betapa cinta-nya Engkau pada
diri ini, betapa protektifnya Engkau terhadap hamba-Mu ini.., memang-lah... mungkin
hamba-Mu ini termasuk golongan manusia special yang Engkau ciptakan di bumi
ini...(Pe-De)... alhamdulillah....
terima kasih ya Allah....” :D
Yak,
seperti itu pula, ketika Allah menguji kita dengan sesuatu.., “ya Allah, dari sekian hamba-Mu di dunia
ini, mengapa Engkau memilih hamba untuk menjalani ujian seberat dan se-sulit
ini ya Allah.., mengapa ya Allah..?? apa salah hamba.???” Hemmmtttt.,,,
ckckckck,. Sama-sama berfikir, sama-sama mengeluarkan energi, berpikir-lah
selalu yang baik... “Hemmm,, Allah tidak
akan menguji hamba-Nya, kecuali hamba-Nya mampu atas ujian itu. Dan Kau
memberikan ujian ini kepada-ku, pasti aku mampu untuk mengatasinya., Kuatkanlah
kesabaran-ku ya Allah..., jalan penyelesaian itu pasti ada. Cemunguddd...”.
berfikir seperti ini bermanfaat untuk mengurangi rasa berat akan adanya suatu
masalah. Coba-lah... :D
Khusnuzh-zhon...,
Khusnuzh-zhon..., Khusnuzh-zhon....., Allah membersamai persangkaan hamba-Nya.
Jadi,
bahasan inti-nya mana.?????? (sabar...
sabarrr...)
Ini
dia, tahapan-tahapan Ta’aruf..,;
1.
Persiapan
Diri, meliputi;
a. Persiapan Iman.
Ingat,
lelaki yang baik itu untuk wanita yang baik, dibalik juga boleh, wanita yang
baik itu untuk lelaki yang baik. Lawannya dari itu adalah, pezina laki-laki
untuk pezina perempuan, dibalik juga sama saja, wanita pezina itu untuk
laki-laki pezina juga. Ada yang berpikiran, “Ah,
gak juga. Itu ada, wanita sholihah tapi suaminya suka mabuk-mabukan. Yang itu
juga, laki-nya Ustadz, eh istrinya jadi renternir..”. Ya, memangnya kita
tahu, siapa nanti yang bakalan jadi jodoh kita.? Ingat-lah untuk selalu
berupaya agar takdir baik itu sentiasa meliputi hidup kita. Sudah lupa.?? Baca
lagi, Kajian_Tentang Takdir. Jadi, karena kita tidak tahu jodoh kita
kelak seperti apa, kewajiban kita-lah untuk berusaha, agar nantinya mendapatkan
jodoh yang terbaik. Caranya.??? Hemm,. Contoh sederhana,. Jika kita seringnya
datang ke pengajian-pengajian, maka jodohnya ya
paling jama’ah pengajian juga. Atau jika kita seringnya datang ke
diskotik-diskotik, ya jodohnya gak
jauh-jauhlah dari lingkungan yang seperti itu. Dan sudah ditetapkan hukumnya,
yang baik untuk yang baik, yang buruk untuk yang buruk (bukan masalah rupa lho
ini.!). Berarti, kalo’ pengin dapat jodoh yang baik, kita juga harus baik, kalo’
mau yang buruk,. Jangan deh... :D
Jadi,
persiapkan dulu iman kita dengan sebaik-baiknya, semoga nanti jodoh kita juga
baik imannya seperti kita... amiiiin.
b. Persiapan mental.
Penting
ini.! Untuk membentuk satu rumah tangga yang sakinah, mawaddah, wa rahmah, dari
sekarang sudah harus persiapan untuk kelak menjadi seorang istri, atau pun
suami. Banyak mencari ilmu-ilmu terkait ke-rumahtanggaan. Contohnya dengan
banyak membaca buku, misalnya ‘Agar Suami Semakin Cinta’, ‘Agar Rumah Tangga
Se-Indah Surga’, dll,. ya,. Sejenis yang begitu-begitu lah.. (maap, penulis
sendiri agak belum paham :D). Persiapan mental ini penting lho., jangan sampai
nanti sudah menikah tapi mental-nya masih seperti anak-anak, atau malah kaya’ bayi
umur 7 bulan,. :D
c. Pekerjaan.
Ini
khususon untuk para ikhwan. Karena dalam rumah tangga, yang berkewajiban
mencari nafkah dan menjadi kepala keluarga adalah suami. Tidak masalah
pekerjaan apa pun, yang penting hasilnya barokah, cukup-lah.
2.
Persiapan
Informasi
Perlu diingat.! Ketika ta’aruf,
harus ada 4F. Yaitu, 1.FOKUS, 2.FOKUS, 3.FOKUS, 4.FOKUS. Jadi, ketika
memutuskan untuk menjalani ta’aruf, jangan lagi masih mikirin skripsi, mikirin
kerjaan, mikirin ikan asin #hloh.??, mikirin hal-hal lain yang kemungkinan bisa
menjadi penghambat.
Informasi di sini menyangkut
si objek-nya sendiri, dan keluarganya. Kadang ada yang ta’aruf itu sudah ada
yang diincar. Misalkan akhwat Z, ketika sudah mantap ingin menikah, dan
menempuh jalan ta’aruf, cari tahu dulu, apakah si Z’ itu sudah siap untuk
menikah atau belum. Atau masih ingin fokus kuliah dulu, orientasinya masih
terpusat pada kuliahnya. Jangan, ketika diajak ta’aruf, ujung-ujungnya disuruh
nunggu dia selesai kuliah dulu-lah, nunggu skripsinya selesai-lah, de-se-te. Kalau
memang seperti itu, ya sudah, cari lagi yang lain, yang benar-benar sudah siap
untuk membina rumah tangga. Jadi, cari informasinya dulu. Pokoknya informasi-informasi
yang sekiranya penting untuk diketahui dalam masa-masa ta’aruf. Contohnya.????
Ehhhmmmm..,, seperti....,, ehhhmmm.... wah, yang nulis belum berpengalaman
je... he... :D
Hemm.., Sudah dikatakan
mencapai ending ta’aruf jika sudah mengetahui hal-hal berikut ini;
1. Tahu tentang budaya keluarga. Misalkan
kebiasaan dalam keluarganya seperti apa, latar belakang keluarga, de-es-be.
2. Tahu proyeksi ke depan. Misalkan,
besok kalau sudah menikah mau tinggal di mana, di Jogja, di Kaliurang, atau di
Bantul, (sami mawon), atau mau tinggal di rumah mertua, de-es-te.
3. Tahu eksistensi karir ke depan.
Misalkan yang akhwat nanti boleh tetap bekerja atau tidak, si suami disarankan
untuk pindah kerja, de-es-te.
4. Tahu karakter masing-masing. Nah,
untuk mengetahui karakter ini kan nanti dua orang yang ta’aruf ini
dipertemukan. Silahkan ngobrol, tanya jawab yang diperlukan untuk bisa saling
mengenal karakter calon pasangannya. Tentu ngobrolnya tidak berdua aja, di
bawah pohon, sambil mancing lho ya..! Harus ada yang menemani baik dari pihak
laki maupun wanita-nya. Contoh pertanyaannya..???? Hhhemmmm ..... :D
Misalkan
saja; “Sudah pernah ngajar TPA belum.?”,
kalo’ jawabannya ‘sudah’ berarti bisa diketahui orang tersebut bisa mengaji,
senang dengan anak-anak, sabar (mengahadapi anak2 biasanya memang butuh
kesabaran.,) de-es-te.., Terserah deh
apa-pun pertanyaannya, yang penting jangan terlalu vulgar, seperti, “Kamu orangnya pemarah gak sih.?”
Hadeehh...
Menurut
para ulama, masa ta’aruf itu tidak boleh lebih dari 4 – 5 bulan. Jika sudah
benar-benar siap untuk menikah, namun ketika ta’aruf ternyata masih disuruh
nunggu setahun, dua tahun, bertahun-tahun,. Jangan mau..! Why..? Karena, akibatnya bisa tidak baik. Nanti pada saat masa
penantian yang belum jelas, ternyata datang yang lebih baik, malah jadi bikin
bingung kan.. Dan akibat buruk lainnya bisa jadi mengotori hati. So,
hati-hati..!
Satu
yang perlu diingat dan penting..! Mengenai kapan saat yang tepat untuk ta’aruf
itu.?
Jika
memang sudah benar-benar niat dalam hati yang kuat untuk menikah, silahkan
memulai untuk ta’aruf. Tapi jika belum ada niat yang benar-benar jelas, jangan
coba-coba.!!
Maksudnya
niat yang jelas.? Ya, jika memang sudah menentukan waktu, misalkan bulan ‘ini’
saya akan menikah. Sudah mempersiapkan berbagai hal-nya, tinggal mencari ‘orangnya’.
Itulah yang disebut ‘benar-benar niat’. Berbeda dengan kalo’ ‘baru kepikiran pengin
nikah’.
Bedakan
antara niat dengan pengin...!
Ada
pertanyaan lagi, “gimana kalo’ kita sudah terlanjur suka dengan seseorang,
merasa sudah ‘klop’, terus penginnya nikah sama dia, kalo’ gak sama dia pokoknya gak.!?”.
Hemmm.,,,
kalo’ seperti itu, perlu dikoreksi lagi, apakah niat di hati itu benar-benar
karena Allah, atau ada keikutsertaan nafsu di dalamnya. Jika memang niatnya
karena Allah, tentunya dikembalikan lagi kepada Allah. Karena kita tidak tahu
apakah dia jodoh kita. Karena hanya Allah yang paling mengetahui yang terbaik
bagi kita. Boleh saja kita berdo’a, “Ya Allah, kumohon, jodohkan aku dengan
Manies (contoh) ya Allah., Tolooong ya Allah, kalo’ do’a2-ku yanga lain tidak
Engkau kabulkan gak apa-apa. Asalkan permintaanku
yang satu ini Engkau kabulkan ya Allah....”. dengan redaksi yang lain, “Ya
Allah,. Hanya kepada-Mu hamba meminta, dan hanya kepada-Mu hamba mohon
pertolongan. Semoga Manis (contoh) menjadi jodohku ya Allah,. Kalaupun dia
bukan jodohku atau aku bukan jodohnya, tolong jodohkanlah kami ya Allah ...”.
Hemmmtt,.
Masa’ sih kita mau men-dikte Allah..??!!!, Memerintah-Nya.??! Hwaahh...
Berani-beraninya.!! Tidak meminta pertimbangan-Nya, sementara Dia yang paling
tahu mana yang terbaik bagi kita,.. Bisa saja Allah mengabulkan permintaan kita
itu, tapi tidak menjamin setelah kita menikah dengannya lantas akan menjadi
keluarga yang bahagia, tentram, penuh dengan kebarokahan. Dikarenakan kita
meminta atas dasar nafsu belaka. Semoga Allah menjaga kita dari hal-hal yang
demikian.. amiin.
Dan
alangkah lebih sopan, sebagai seorang hamba, kita meminta, “Ya Allah.., Ya
Rohman,.. Ya Karim..., hamba mohon, pilihkan-lah untuk hamba, jodoh yang
terbaik menurut pandangan-Mu.., yang bisa membimbing keluarga kami kelak menuju
surga-Mu.... jadikanlah keluarga hamba nantinya sebagai keluarga yang sakinah,
mawaddah wa rohmah... amiiin.”
Keren
bukan.? Allah sendiri yang memilihkan jodoh terbaik-Nya untuk kita. Dan selalu
pegang prinsip, ‘sesuatu yang kita pandang baik, belum tentu itu baik untuk kita.., dan
sesuatu yang kita pandang ‘kurang baik’, bisa jadi itu adalah yang terbaik di
mata Allah untuk kita’.
Cukup
mempercayakan semuanya, menyerahkan segala urusan hanya kepada Allah SWT. Maka sesungguhya
Allah itu membersamai persangkaan hamba-Nya. Khusnuzh-zhon.!
Hweissshhh,..
sepertinya sudah panjang lebar di sini membahasa tentang ta’aruf, tapi rasanya
masih kurang buaaannyaaaakk yang perlu dibahas yah..?
Hhhemmmm,...
ini tadi adalah apa yang saya dapatkan dari kajian kemarin. Semoga bermanfaat
bagi kita semua,.. amiiiin.
Bagi
yang sudah meniatkan untuk menikah, yang sedang menjalani maupun yang baru akan
memulai untuk ta’aruf, semoga dimudahkan, dilancarkan, dan nantinya diberikan
yang terbaik oleh Allah Ta'aalaa, amiiiiin.
Hamazah...!!
+ ma’an najah...!! + cemunguuudd kaka’....!!!
:D
Akhiru
da’wana
Walhamdulillahirobbil
‘alamiin.
Kajian
Umum di Masjid Mardliyah, UGM
07
Februari 2013, 07;30 WIB - selesai
Oleh;
Ustadz Awan Abdillah
_dengan
beberapa tambahan dari penulis
-----Masjid Ulil Albab, 13 Februari 2013----
Isya'..
with Rini
0 komentar:
Posting Komentar