Bismillah..,
Segala puji milik Allah SWT...
Pagi ini(Senin, 26 Nov’12), hhhhhmmmm #hela
nafas,, ‘pokoknya itu nanti jatahnya mbak nis..’, kata Vivi sebelum
meninggalkan asrama. ‘Iya,. Nis.! Jangan lupa yo.’, mbak Ciel menambahi. Apa
yang membuat saya agak-agak gak enak,
gimanaaa..gitu? karena ‘jatah’ yang dimaksudkan bukanlah jatah makanan, atau
minuman, atau yang enak-enak sejenisnya. Melainkan ‘jatah membuang –pup- kucing
yang ada di pojokan blok kamar saya, vivi, n mb.cil. Haihh,,. Bisa gak nafsu makan seminggu lebih nieh..... #ngiiik.
‘Hwah, nanti ber-efek
kepada Muzzamil saya yang baru beberapa ayat, gak ya?!’, pikiran lebay
saya pun muncul.
Kurang lebih, 10 jam
sebelumnya., (Ahad, 25 Nov ’12, pk.21.00 wib). ‘Mbaaaak....!!! Masak ada kucing
di kamarku... di dalam lemari lagi..!’, adu Eva dengan mimik muka
memprihatinkan. Saya bergegas memasuki kamarnya, penasaran. Disusul Viviwati.
Dan... nampaklah, di dalam lemari pakaian Eva Humairah se-ekor bayi kucing
kecil lutchu yang sedang nyusu kepada
induknya. ‘Hwaa... lucunya... Kucingnya punya anakk....!’, spontan saya
mengumumkan. Viviwati menambahi, ‘waahhh.... selamat ya
Va...bla..bla..bala..’. Saya dengan Vivi kompak meng-godani sang empunya kamar yang tengah dilanda kegalauan. Wkwkwk.
Beberapa lama sudah, mengematkan induk dan anak kucing yang
begitu anteng di dalam lemari Eva,
kepikiran, ‘Eh, mumpung kucingnya anteng,
yuk dibuang aja #maksudnya dijauhkan dari asrama, dipindahkan ke tempat yang
lebih sesuai’.
Apa yang mendasari
munculnya pemikiran #sadis, tersebut.? Yaitu, adalah;
1.
Saya sebagai div.Pembinaan asrama
menyatakan bahwa, kucing tersebut tidak layak tinggal di asrama. Karena tidak
bisa dan tidak mau dibina untuk –pup- dan –pipis- di luar area gedung asrama,
atau di tempat yang seharusnya #WC.
3.
Mengganggu kenyamanan penghuni asrama
lain dengan banyak hal; seperti yang sudah disebutkan di atas yaitu suka buang
kotoran sembarangan sehingga menodai kesucian asrama dari najis dan baunya
mencemari udara #khususon di lantai atas. Kemudian suka meniduri baju-baju yang
tanpa sengaja jatuh ke lantai dari tempat jemuran, sehingga bulu dan bau si
kucing mencemari kebersihan baju yang sudah capek2 dicuci dengan kelelahan
sampai2 bermandikan keringat (lebay mode on). Berikutnya, si kucing suka
melanggar jam tidur, yaitu di tengah malam saat penghuni asrama lain sedang
tidur, malah main2 naik-turun tangga sehingga membuat was-was yang lagi jaga
ronda. Selain itu, si kucing juga suka masuk ke kamar penghuni asrama lain dan
menjarah makanan yang di-minatinya tanpa meminta terlebih dahulu #haih, namanya
juga kucing.!
4.
Kucing tersebut tidak menjalankan
fungsinya sebagaimana mestinya, yaitu memusnahkan tikus-tikus di asrama.
Terbukti dengan masih adanya tikus-tikus yang berkeliaran yang juga mengganggu
kenyamanan asrama.
5.
De-el-el.
Yak, seperti itu tadi
yang melandasi keputusan untuk memindahkan kucing tersebut ke tempat lain. Dari
dulu sebenarnya sudah ada kucing juga di asrama. Tapi tidak se-nakal yang ini,
tidak pernah buang kotoran sembarangan di dalam asrama. Kan, di samping dan
belakang asrama ada tanah yang biasanya kalo’ kucingnya itu ‘pinter’, di
sana-lah harusnya dia –pup- atau pun –pipis-.
Dan... sudah disepakati,
‘ayok, telpon putra suruh ngambil kucingnya..’. Yang diminta tolong-pun
datang.. jeng—jeng... Teman-teman putri segera menyesuaikan, karena ada putra
yang hendak masuk ke dalam asrama. Saya yang menemani Eva untuk mengarahkan
mas-mas-nya menangkap kucingnya. Hemm... kucingnya tadi keluar dari lemari
dikarenakan seorang tersangka yang membuat kucing tersebut merasa terusik.
Setelah mendapatkan
penjelasan dari saya, mas-masnya (ms.Chepy dan mas Rudi) memasuki TKP. Sebentar
kemudian, suara mas Rudi, ‘induknya gak
ada mbak..’ Setelah dicek, yaaaaahhhh ternyata induk kucingnya kabur lewat
jendela.
Akhirnya, anak kucingnya
saja yang diamankan.
Menyiapkan tempat untuk
anak kucing, sembari mas Rudi ngajakin
ngobrol, ‘mbak.? Mbak nis kan.??’. Saya mengangguk. Lanjutnya, ‘oh,maaf mbak.’
(nampaknya mas Rudi baru tahu kalo’ mbak nis yang terkenal manis itu #haha.!,,
adalah saya.. :D). Beliau melanjutkan, ‘ini aja mbak, WC-nya dibuka aja, nanti
kalau terlihat gerak-gerik kucingnya mau buang kotoran, digiring aja ke WC...’ saya, mas Cepy, dan Eva,
tertawa bersama-sama.. ha..ha..ha.. Mas Cepy mencoba menanggapi, ‘ya masalahnya
kita kan gak tahu kapan kucingnya mau
buang kotoran..’. Mas Rudi, ‘O..iya, ya.. Hemm, ya, dilatih aja mbak..’#hemmmm.. Mas Rudi melanjutkan, ‘itu,
dibuka aja mbak #nunjuk ke atas (ternit), ada tikusnya gak mbak.? #saya sambil tersnyum, meng’iya-kan. Nah, itu dibuka
aja, terus dikasih tangga.. ‘ Kami bertiga (saya, Eva, Mas Cepy), hanya tertawa
menanggapi ide kreatif mas.Rudi. Dan, sebelum ide2 kreatif yang aneh2 muncul
lagi dari mas.Rudi, mas Cepy memohon pamit.
Hhhhemmmm,, begitulah
ceritanya.. #mas Rudi, cukup menghibur... :D
Jadi,.?! Setelah
menguatkan hati, memakai perlengkapan yang dibutuhkan (slayer + kacamata), dan
dengan dukungan dari mbak Erni.., proses pembuangan –pup- kucing Alhamdulillah
dapat terselesaikan dengan baik. Diakhiri dengan go to magang.,!
Alhamdulillah......
-----Perpus pusat UII, 27 Nov'12------
ba'da dzuhur
0 komentar:
Posting Komentar