Selasa, 27 November 2012

problematika_kucing'd'asrama

Posted by Nis |


Bismillah..,
Segala puji milik Allah SWT...


Pagi ini(Senin, 26 Nov’12), hhhhhmmmm #hela nafas,, ‘pokoknya itu nanti jatahnya mbak nis..’, kata Vivi sebelum meninggalkan asrama. ‘Iya,. Nis.! Jangan lupa yo.’, mbak Ciel menambahi. Apa yang membuat saya agak-agak gak enak, gimanaaa..gitu? karena ‘jatah’ yang dimaksudkan bukanlah jatah makanan, atau minuman, atau yang enak-enak sejenisnya. Melainkan ‘jatah membuang –pup- kucing yang ada di pojokan blok kamar saya, vivi, n mb.cil. Haihh,,. Bisa gak nafsu makan seminggu lebih nieh..... #ngiiik.

‘Hwah, nanti ber-efek kepada Muzzamil saya yang baru beberapa ayat, gak ya?!’, pikiran lebay saya pun muncul.

Kurang lebih, 10 jam sebelumnya., (Ahad, 25 Nov ’12, pk.21.00 wib). ‘Mbaaaak....!!! Masak ada kucing di kamarku... di dalam lemari lagi..!’, adu Eva dengan mimik muka memprihatinkan. Saya bergegas memasuki kamarnya, penasaran. Disusul Viviwati. Dan... nampaklah, di dalam lemari pakaian Eva Humairah se-ekor bayi kucing kecil lutchu yang sedang nyusu kepada induknya. ‘Hwaa... lucunya... Kucingnya punya anakk....!’, spontan saya mengumumkan. Viviwati menambahi, ‘waahhh.... selamat ya Va...bla..bla..bala..’. Saya dengan Vivi kompak meng-godani sang empunya kamar yang tengah dilanda kegalauan. Wkwkwk.

Beberapa lama sudah, mengematkan induk dan anak kucing yang begitu anteng di dalam lemari Eva, kepikiran, ‘Eh, mumpung kucingnya anteng, yuk dibuang aja #maksudnya dijauhkan dari asrama, dipindahkan ke tempat yang lebih sesuai’.

Apa yang mendasari munculnya pemikiran #sadis, tersebut.? Yaitu, adalah;

1.      Saya sebagai div.Pembinaan asrama menyatakan bahwa, kucing tersebut tidak layak tinggal di asrama. Karena tidak bisa dan tidak mau dibina untuk –pup- dan –pipis- di luar area gedung asrama, atau di tempat yang seharusnya #WC.

2.      Yang bersangkutan suka memberantak-kan asrama yang sudah dibersihkan dan ditata sedemikian rupa, sehingga sampah-sampah berserakan dimana-mana. Padahal sudah ditetapkan juga untuk menjaga kebersihan asrama dengan baik. #kucingnya suka mencari makanan di tempat sampah, kemudian memakan dengan berserakan kemana-mana, tidak rapi.



3.      Mengganggu kenyamanan penghuni asrama lain dengan banyak hal; seperti yang sudah disebutkan di atas yaitu suka buang kotoran sembarangan sehingga menodai kesucian asrama dari najis dan baunya mencemari udara #khususon di lantai atas. Kemudian suka meniduri baju-baju yang tanpa sengaja jatuh ke lantai dari tempat jemuran, sehingga bulu dan bau si kucing mencemari kebersihan baju yang sudah capek2 dicuci dengan kelelahan sampai2 bermandikan keringat (lebay mode on). Berikutnya, si kucing suka melanggar jam tidur, yaitu di tengah malam saat penghuni asrama lain sedang tidur, malah main2 naik-turun tangga sehingga membuat was-was yang lagi jaga ronda. Selain itu, si kucing juga suka masuk ke kamar penghuni asrama lain dan menjarah makanan yang di-minatinya tanpa meminta terlebih dahulu #haih, namanya juga kucing.!

4.      Kucing tersebut tidak menjalankan fungsinya sebagaimana mestinya, yaitu memusnahkan tikus-tikus di asrama. Terbukti dengan masih adanya tikus-tikus yang berkeliaran yang juga mengganggu kenyamanan asrama.

5.      De-el-el.

Yak, seperti itu tadi yang melandasi keputusan untuk memindahkan kucing tersebut ke tempat lain. Dari dulu sebenarnya sudah ada kucing juga di asrama. Tapi tidak se-nakal yang ini, tidak pernah buang kotoran sembarangan di dalam asrama. Kan, di samping dan belakang asrama ada tanah yang biasanya kalo’ kucingnya itu ‘pinter’, di sana-lah harusnya dia –pup- atau pun –pipis-.

Dan... sudah disepakati, ‘ayok, telpon putra suruh ngambil kucingnya..’. Yang diminta tolong-pun datang.. jeng—jeng... Teman-teman putri segera menyesuaikan, karena ada putra yang hendak masuk ke dalam asrama. Saya yang menemani Eva untuk mengarahkan mas-mas-nya menangkap kucingnya. Hemm... kucingnya tadi keluar dari lemari dikarenakan seorang tersangka yang membuat kucing tersebut merasa terusik.

Setelah mendapatkan penjelasan dari saya, mas-masnya (ms.Chepy dan mas Rudi) memasuki TKP. Sebentar kemudian, suara mas Rudi, ‘induknya gak ada mbak..’ Setelah dicek, yaaaaahhhh ternyata induk kucingnya kabur lewat jendela.

Akhirnya, anak kucingnya saja yang diamankan.

Menyiapkan tempat untuk anak kucing, sembari mas Rudi ngajakin ngobrol, ‘mbak.? Mbak nis kan.??’. Saya mengangguk. Lanjutnya, ‘oh,maaf mbak.’ (nampaknya mas Rudi baru tahu kalo’ mbak nis yang terkenal manis itu #haha.!,, adalah saya.. :D). Beliau melanjutkan, ‘ini aja mbak, WC-nya dibuka aja, nanti kalau terlihat gerak-gerik kucingnya mau buang kotoran, digiring  aja ke WC...’ saya, mas Cepy, dan Eva, tertawa bersama-sama.. ha..ha..ha.. Mas Cepy mencoba menanggapi, ‘ya masalahnya kita kan gak tahu kapan kucingnya mau buang kotoran..’. Mas Rudi, ‘O..iya, ya.. Hemm, ya, dilatih aja mbak..’#hemmmm.. Mas Rudi melanjutkan, ‘itu, dibuka aja mbak #nunjuk ke atas (ternit), ada tikusnya gak mbak.? #saya sambil tersnyum, meng’iya-kan. Nah, itu dibuka aja, terus dikasih tangga.. ‘ Kami bertiga (saya, Eva, Mas Cepy), hanya tertawa menanggapi ide kreatif mas.Rudi. Dan, sebelum ide2 kreatif yang aneh2 muncul lagi dari mas.Rudi, mas Cepy memohon pamit.

Hhhhemmmm,, begitulah ceritanya.. #mas Rudi, cukup menghibur... :D

Jadi,.?! Setelah menguatkan hati, memakai perlengkapan yang dibutuhkan (slayer + kacamata), dan dengan dukungan dari mbak Erni.., proses pembuangan –pup- kucing Alhamdulillah dapat terselesaikan dengan baik. Diakhiri dengan go to magang.,!

Alhamdulillah......






-----Perpus pusat UII, 27 Nov'12------
ba'da dzuhur

0 komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger
Powered By Blogger
Powered By Blogger