Sabtu, 03 November 2012

Love'in'_friendship'1

Posted by Nis |


Bismillah…
Segala puji teruntuk Allah, Tuhan penggenggam alam semesta.

Suatu hadits dari Umar bin Al-Khathab, bahwa Rasulullah saw. bersabda: "Allah mempunyai hamba-hamba yang bukan nabi dan bukan syuhada, tapi para nabi dan syuhada tertarik oleh kedudukan mereka di sisi Allah". Para sahabat berkata, “Wahai Rasulullah, siapa mereka dan bagaimana amal mereka? Semoga saja kami bisa mencintai mereka.”


Rasulullah saw. bersabda, “Mereka adalah suatu kaum yang saling mencintai dengan karunia dari Allah. Mereka tidak memiliki hubungan nasab ( kekeluargaan ) dan tidak memiliki harta yang mereka kelola bersama. Demi Allah keberadaan mereka adalah cahaya dan mereka kelak akan ada di atas mimbar-mimbar dari cahaya. Mereka tidak merasa takut ketika banyak manusia merasa takut. Mereka tidak bersedih ketika banyak manusia bersedih.”
Kemudian Rasulullah saw. membacakan firman Allah:
"Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati". (QS. Yunus [10]: 62).

Seseorang bertanya, “mbak Nies, tau gak sih, mencintai orang yang tidak mencintai kita itu rasanya sakiiiiit, capeeeekkkk…. ??!#”. Sebuah dialog yang lagi-lagi bertema ‘cinta’. Hemmmm… beraatt.
Tapi kali ini, tentang cinta yang lain. Cinta sesama jenis… #hweehhhh,???. Tunggu dulu tapi,,. Jangan su’udzon dulu lah.. Yang dimaksud disini itu, adalah cinta dalam persahabatan. Persahabatan adalah hubungan emosional/timbal balik antara baik sesama lelaki, sesama perempuan, maupun antara lelaki dan perempuan. Pengertian lain mengartikan persahabat dalam pandangan islam, adalah membangun cinta berdasarkan aturan Allah SWT dan contoh dari Rasulullah SAW.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda :  “Apabila dua orang laki-laki saling mencintai karena Allah, maka yang paling utama adalah yang paling mencintai rekannya”.

Membangun cinta. Tidak hanya dengan pasangan saja yang dikatakan membangun cinta. Membangun cinta dengan sahabat, membangun cinta dengan ilmu, membangun cinta dengan amanah, de-el-el. Susah kah dalam membangun cinta.?? #buaaangeeeettttt.!!!

Susahnya itu, kalau; 1) Kita mencintai-nya, sementara dia tidak, 2) Perasaan awalnya adalah biasa-biasa saja, 3) Kita membencinya. 'Tuinggg,.

Kita mencintainya, sementara dia tidak. Hadeehhh,, cinta bertepuk sebelah mata.?? (tangan_ed). Sudah lah berkorban jiwa dan raga, sekuat tenaga, demi orang yang kita cinta bahagia, tapi tidak sedikit-pun dia melihat kita di pandangannya, tidak sedikitpun terbayang itu semua dalam ingatannya. Hwaww,, sakiiiiit memang rasanya. #curhatan. Teruss, mesti gimana.? Lirik ke atas.. #mikirr.

Perasaan awalnya biasa-biasa saja. Dalam kondisi seperti ini, biasanya akan lebih mudah menumbuhkan/membangun rasa cinta. Sama saja keadaannya adalah netral. Butuh waktu.., tapi insyaAllah bisa.

Kita membencinya. Ini yang paling berat. Bagaimana mengubah maind-sett dari benci menjadi cinta.?? Tapi dengan tekad, usaha, do’a dan tawakkal, insyaAllah bisa kog.

Haiiih... daritadi jawabannya cuman ‘insyaAllah bisa’ aja..??! Teruss,, saya mesti jawab apa dong...? ya, begitulah.. insyaAllah bisa. Kata Allah,

“bersabarlah dengan sabar yang baik” (QS. Al-Ma’arij: 05)


Sebuah cerita; ada seorang wanita yang datang kepada seseorang yang dianggapnya dapat menyelesaikan persoalan yang kini dihadapinya. Yah.. anggap saja datang kepada seorang konsultan, boleh konsultan hukum, konsultan pajak, konsultan ekonomi-bisnis, konsultan psikologi, apa saja boleh,. #hloh.?! Kata sang wanita, “saya sangat sedih,.. suami saya tidak mencintai saya, memang sih awal mula pernikahan kami adalah hasil perjodohan. Tanpa kenal sebelumnya antara kami berdua. Setelah menjalani pernikahan beberapa lama ini, dalam hati saya sudah tumbuh rasa cinta yang begitu dalam dan begitu kuat kepada suami saya. Tetapi kog yang saya rasakan dari suami saya itu tidak ada sedikitpun tanda-tanda benih cinta yang tumbuh di hatinya kepada saya. #benihnya gak disiram sih.... :D. Saya ingin sekali suami saya bisa mencintai dan mengasihi saya seperti saya kepadanya. Gimana dong...?

Konsultan pun menjawab, “O, jadi begitu persoalannya. Saya punya ramuan yang bisa membuat suami ibu sangaaattt mencintai ibu.” Si wanita bertanya, “Ramuan apakah itu.??”. Konsultan, “Mmmmmm,, kasih tau gak ya...,,,,,(#konsultannya alay). Ramuan ini akan menjadi sangatt manjur jika ditambahkan dengan bulu singa liar, tapi jika tidak ya,, hasilnya biasa-biasa saja.” Si wanita agak terperangah, “bulu singa liar.?? Aduh, yang jual dimana yak.??”. Jawab Pak konsul, “ini harus ibu sendiri yang mengambil langsung dari kepala singa, jika memang ibu menginginkan khasiatnya yang maksimal.” Sang wanita yang sudah bertekad bulat sebulat telur mata sapi, dengan mantap menjawab, “baiklah kalau begitu, saya akan mencoba dengan seluruh kemampuan saya”.
Hari demi hari, wanita tersebut berusaha sekuat tenaganya. Pertama mendekati si singa, malah wanita tersebut hendak diterkamnya. Tapi tak putus asa, setiap hari ia datang membawakan makanan untuk si singa. Diletakkan di satu titik, kemudian ditinggalnya menjauh. Lama-kelamaan semakin dekat si wanita meletakkan makanan di depannya, semakin dekat, si singa biasa saja. Sampai akhirnya dengan agak takut, wanita tersebut melambaikan tangannya untuk menyentuh si singa. Dan singa hanya sedikit merespon, namun sudah nampak bersahabat. Bertambah hari, bertambah akrab, deh,. Sang wanita dengan si singa.

Tiba saatnya wanita tersebut menemui lagi konsultan-nya. “Pak konsultan, lihatlah, saya sudah mengambil bulu singa liar yang Anda minta sebagai campuran ramuan, dengan tangan saya sendiri”, kata si wanita dengan girangnya. Apa jawab konsultan.?? “Ibu, maafkan saya. Sebenarnya ramuan yang saya ceritakan kepada Anda tempo hari itu hanyalah fiktif belaka. Yang hendak saya sampaikan adalah; sudah Anda alami sendiri bukan,? Singa yang liar dan ganas saja bisa Anda taklukkan, apa-lah artinya suami Anda. Yang dia memiliki hati dan perasaan. Cobalah, dengan kelembutan dan kesabaran Anda, insyaAllah,. Sekeras apa pun batu, karang sekalipun, akan terkikis juga dengan kelembutan air. Anda adalah wanita sholehah, semoga Allah menunjukkan jalan-Nya kepada Anda.”

Dari sana, sang wanita menjadi sadar. Bahwa cinta yang tumbuh secara alami, dengan sendirinya, tanpa adanya paksaan, lillahita’ala,. Itulah cinta yang hakiki, yang akan kekal selamanya. Dengan penuh kesabaran, sang wanita terus menunggu cinta sang suami. Sampai akhirnya Allah memberikan cinta suaminya itu kepadanya.


So sweeett.....

---to be continue---





-----al-Mahfudz, 03 Nov '12-----
adzan Isya' 

0 komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger
Powered By Blogger
Powered By Blogger