Sabtu, 03 November 2012

'Im_magangerss..!!!!

Posted by Nis |


Bismillah.,
Segala puji kepunyaan Allah, Yang Maha Pengasih, lagi Maha Penyayang..

Magang; teknik magang yang baik adalah, siapkan bahan-bahannya terlebih dahulu. Setelah itu, peralatannya juga harus lengkap. Semuanya sudah siap.? Langsung saja dimagang dagingnya,,. (_itu panggang.!!)

Salah satu moment terpenting bagi para mahasiswa dan mahasiswi di Indonesia yang sudah mendekati semester-semester akhir perkuliahan adalah proses pembuatan skripsi, ataupun TA (Tugas Akhir). Terkait TA, salah satu prosedur pembuatannya adalah dengan menjalani magang terlebih dahulu.  Seperti hal-nya yang sedang penulis jalani sejak pertengahan Oktober 2012 kemarin, insyaAllah hingga Desember mendatang. Sekarang saya adalah seorang, MAGANGERS’...!

Kebimbangan dalam memilih tempat magang sudah umum terjadi, untuk mengatasi hal semacam ini hendaknya teman2 sudah mulai membuat planing dari sekarang jika kelak akan menjalani magang. Pikirkan masak-masak, mana yang diingini, sehingga ketika waktu pemagangan sudah dekat, dan mengharuskan untuk mencari tempat magang sendiri, sudah ada banyak referensi. Semua sudah difikirkan sebelumnya, diperhitungkan baik-buruknya, tinggal masukin proposal magang / permohonan  magang / semacam-nya lah. Jadi, deh..

Lalu, bagaimanakah saya menjadi seorang magangers..?? Seperti ini ceritanya;

Satu-dua bulan sebelum semester 5 berakhir, kata-kata ‘magang’ sudah mulai menghantui pikiran. Muter-muter di otak, pas lagi makan, mau tidur, main netbook, nonton tv, terngiang-ngiang kata ‘mau magang dimana ya.??’. Kemudian muncullah lampu nyala (_tuing).. ahaa....!! Option pertama(yang diidam-idamkan) adalah di kantor perpajakan (daerah ringroad utara) yang agak deket (kalo’ dibanding yang di km.0).  Option kedua adalah kantor bea cukai(bandara Adisucipto), alasanya adalah sudah ada pengalaman magang di bea cukai juga kemarin waktu di SMK.

Hari berganti hari, seiring waktu yang terus berlalu, kenyataan berkata lain. Dikarenakan masih ada beberapa mata kuliah lagi yang harus diambil, agaknya dengan ikhlas hati harus mengubur hidup-hidup kedua pilihan di atas tadi. Akan sulit jika jadwal kuliah terbentur dengan jam magang. Berfikir, berfikir.. ‘ah, magang di sana gak enak juga kog’ (_menghibur diri).

Sudah memasuki semester 6 awal. Pilihan berikutnya hanya ada 2 jalan, dan dua-duanya berada di area kampus. Sengaja, agar tidak mengganggu jam kuliah. Dimanakah itu.?? Hemm... pertama kali yang tertulis di otak adalah ‘BMT’. Yak, sudah ditentukan, ikhtiar pun dilakukan. Beberapa kali menyambangi Bank BMT, hasilnya dirasa kurang memuaskan hati. Yangmana saya harus menjumpai Pak Heri terlebih dahulu, sementara beliau berkantor di FE bawah (concat). Rencana ketemunya; Pak Heri jadwal mengajar setiap hari Senin jam 1 siang, coba ketemu pas itu aja ah..

Waktu semakin mendesak untuk segera memulai magang, 2-3 mingguan pertama di semester 6 ini tidak ada tanda-tanda. Hadehh... macam mana pula ini.?? Kapan mulai magang.?? _gundah gulana.

Suatu pagi ngobrol dengan pak Jo, selipan konsultasi, “pak, saya enaknya magang di mana ya pak.? BMT apa Syar’E.?”, sontak beliau menjawab, “Syar’E aja..., siapa pembimbingmu.?”. Berat, kata-kata itu muncul juga, “Pak Joko,,”. Pak Jo tambah semangat mengompori, “ha,. Enak,. Udah, di Syar’E aja, nanti biyar aku yang ngomong sama Bu Kus(manajer Syar’e mart), pasti boleh”. #Mmmmm.......
Satu Senin di bulan Oktober, siang. Mencoba menengok ke BMT, apakah Pak Heri ada.? Yang jaga menjawab, bahwasanya beliau sedang ke akademik, atau kemana.. gitu.. Hemmm.. Saya nyusul ke akademik. Ada pak kardiyono, pak Jo, Mbak Amroh, pak Sukardi. “Pak, Pak Heri tadi kesini.?”, pak Kardiyono menjawab, “Di BMT”. Saya balas, “Hemmm di sana tadi gak ada”.

Lalu dengan (_mungkin) rasanya agak setengah sadarr gimana...gitu, menoleh ke arah Pak Jo, “Pak, minta surat pengantar magang Pak.., ...ke Syar’E.” Hemmm... dengan bismillah, waktu itu juga memantapkan diri untuk mengambil magang di Syar’E mart. Sambil menunggu, duduk sembari ngobrol dengan karyawan akademik yang sudah seperti keluarga sendiri, datang seorang bapak berjenggot pendek, melongok dari pintu, tolah-toleh sebentar, kemudian berpamitan kepada seisi ruangan. Selang beliau keluar, yang ada di hadapan saya (Pak Kardiyono, Pak Sukardi, Pak Jo) tiba-tiba secara bersamaan mengarahkan pandangan ke muka saya (_ada apakah gerangan.??). “Tadi katanya cari Pak Heri.?”, Pak Kardi. Yang lain masih memandang heran. Dengan heran pula saya balik bertanya, “iya Pak, itu tadi Pak Heri ya Pak.?” (_gubraakk). Ya, sudahlah. Tidak ada rasa kekecewaan yang gimana-gimana, karena hati saya waktu itu sudah tertambat pada Syar’E mart.

Esok harinya, usai kuliah Pak Joko, sengaja membuntuti beliau ke akademik. “Pak, saya mau magang di Syar’E mart.” Ujug-ujug saja langsung bilang begitu. Beliau, “HE.??”. Saya ulangilah kata2 saya tadi. “Itu, bilang sama Bu Direktur (Bu Kusniah)”, sambil menunjuk wanita yang berjilbab paling lebar se-D3. Dilanjutkan dengan sedikit per-cek-cok-an (_percakapan), didapatlah akad magang itu. “Jadi saya mulai magangnya kapan Pak.?”. Sambil tersenyum Pak Joko, “siang ini, langsung”. “Hwaa.??”, saya terkesima. “Itu magangnya berapa bulan Pak.?, Jam magangnya masuk jam berapa sampai jam berapa Pak.?, Harinya apa saja Pak.? Terus kerjaan saya nanti ngapain Pak.?”, satu persatu pertanyaan2 tersebut meluncur dan dijawab dengan jelas oleh Pak Joko. Dan akhirnya, kata beliau, “Dah, mulai hari ini kamu berhak atas satu meja, satu kursi, satu unit komputer, dan mushola”. Alhamdulillah,. Yuuhuuuu, hari itu saya resmi menjadi MAGANGERSS DI SYAR’E MART UII.

Mengenang satu kisah tentang Syar’E mart, ada satu kisah yang akan saya ceritakan. Jadi, di semester2 awal dulu kala, lupa tepatnya, entah semester 1 atau 2. Pak Joko menawarkan magang kepada saya, yaitu di Syar’E mart. Ketika itu, saya yang masih labil (_halah), dan berpikiran pendek, dengan agak menyakitkan dan tidak sopan, telah mengecewakan Pak Joko. Satu-dua kali usai kuliah, saya masuk, waktu itu tugas yang diberikan kepada saya hanya meng-input bukti-bukti transaksi. Tapi rasanya itu, jenuuuuhhhh buangett. Ya sudah, putus lah di tengah jalan. Dan, kata-kata yang harus dengan kuat saya tahan saat ini, ‘coba waktu itu saya mau magang, sekarang pasti enak. Tinggal kuliah dikit, terus bikin TA, sisanya berleha-leha.’ Hemmmm....ckckck. Jangan ditiru ya, teman-teman..

Apakah hikmahnya.?? Jadi, ketika memutuskan suatu hal, jangan mengabaikan dampak jangka panjangnya. Pikirkan dengan seksama, sinkron-kan hati dan pikiran. Kemudian ketika kita sudah mengambil satu keputusan, usahakan komitmen, bahwa itu yang sudah kita pilih, ya harus dijalani. Kalau tidak, sama saja akan mencederai salah satu unsur kepercayaan terhadap diri sendiri.

--penyesalan selalu datangnya belakangan...




-----al-Mahfudz, 03 Nov '12-----
ba'da maghrib

0 komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger
Powered By Blogger
Powered By Blogger