Bismillah....
Segala puji terhaturkan kepada-Mu ya Allah..
Tuhan semesta alam...
Dari
al-Bara’ bin ‘Azib radhiyallahu ‘anhu, dia berkata, Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
“Tidaklah dua orang
muslim saling bertemu kemudian berjabat tangan, kecuali akan diampuni
(dosa-dosa) mereka berdua sebelum mereka berpisah.“
Hadits
yang mulia ini menunjukkan keutamaan berjabat tangan ketika bertemu, dan ini
merupakan perkara yang dianjurkan berdasarkan kesepakatan para ulama, bahkan
ini merupakan sunnah yang muakkad (sangat ditekankan).
Siang-siang,
matahari dengan semangat memancarkan sinarnya memanasi bumi. Dan tak kalah
semangatnya saya, yang hari itu harus melangkahkan kaki menuju kampus untuk
beberapa keperluan. Sampai di depan kantin psikologi, mengedarkan pandangan,
agak jauh di sana nampak seorang akhwat tengah berbincang dengan 2 orang
temannya, di depan gedung Fakultas Kedokteran. Siapakah dia.??? Sebut saja namanya,
Retno. Masih ku teruskan langkah sembari memandanginya, menunggunya menolehkan
pandangan ke arahku, agar bisa kulemparkan senyum manis tanda salam jauh
untuknya. Tak berapa lama, melebihi harapanku, dia tak hanya menoleh, melihatku
sepintas, tapi juga tersenyum, kemudian berteriak “mbak
Niiiiiiiiiiiiiss.......!!!!!!”, lalu berlari dari tempatnya berdiri (depan nama
gedung Fakultas Kedokteran) ke arahku. Gubraakkk..
Haduhh,,
terus, saya mesti gimana ini,.??
Reaksiku; melambatkan jalan, menuju tempat yang teduh, berhenti, tengak-tengok,
#bingung. Orang-orang di parkiran motor menyaksikan,
ekspresi mereka seperti sedang menonton sebuah adegan di film India. Ngiikk.. Saya.??? Tersenyum ke arah
Retno, dan hanya berdiri menunggunya di tempat teduh tadi. :D
“mbak niiisss...!!!” dengan masih memanggil namaku, dia langsung mendekapku, tak lupa sebuah ciuman mendarat di pipiku. Hhhemmm... Kehebohannya,,, seperti biasa, dalam beberapa menit sudah ngobrol sampai kemana-mana. “mbak, tau gak, aku kemarin, bla..bla... proposal kehidupan”. Sebenarnya masih pengin ngobrol, gak tega ninggalin dia sendirian, yang katanya mau ada keperluan dengan teman-teman JAFANA-nya. Apalah daya, setiap pertemuan pasti ada perpisahan, dan kini dengan berat hati kami pun harus berpisah (_lebay.com), cipika-cipiki dan salam mengakhiri pertemuan kami siang itu.
Cerita lain;
Suatu
siang, pulang magang bareng Riniwati, berjalan dari Syar’e mart sampai asrama.
Sesampainya di asrama, ketemu Mamak (Siti Zahra), ceritalah kita #sambil ngekek, kata Riniwati, “Mak, tau gak, tadi itu kita berdua kaya’ mau
nyebrang jalan. Wkwk,,, gandengan
tangan..”
Heemmmm
sedikit cerita malam ini tadi(08 Nov’12),
ba’da kajian bersama Ustadz Aang Kunaepi, usai melaksanakan shalat isya’, yang
diakhiri dengan mengembalikan mukena ke lemari. Di depan lemari, saya #ekspresi
kesakitan, “aduuuuhhhhhhh,... sakit, sakitt..... je....!!!!” kataku sambil
meringis #tapi tetep manis :D. Apakah sebabnya.?? Yakk, biasa... sentuhan
tangan si EMJE. “Apa sih mbak, cuman dipegang gitu aja, lho..!”, katanya. Biyar
saya jelaskan, kata ‘pegang’ di sini merupakan kamuflase dari makna
sesungguhnya, yang berarti ‘cubit’. Di mana jargon
yang masyhur dari cubitan si MJ adalah; tuker duit di tukang asong, sekali
cubit...dijamin..langsung gosong.!!. Jangan coba2.!
Dalam
hubungan sehari-hari dengan teman-teman di sekeliling kita, pasti tidak luput
dengan adanya ‘sentuhan’. Entah itu cubitan, keplak’an, sekedar senggolan, atau
bahkan jotosan, antem-anteman, apapun namanya-lah. Itu tadi yang negatif ya,. Kalo’ yang positif ya; jabatan tangan,
cipika-cipiki, pelukan, rangkulan, bergandengan tangan, de-el-el.
__Tolong
ya, diingat juga batasan-batasannya. Hanya boleh dengan mahrom, atau teman yang
sejenis. Ikhwan-akhwat bukan mahrom,,? jangan coba-coba.!!!
Dan,
menurut buku yang saya baca (personality
plus), di dalam salah satu babnya disebutkan bahwa ‘sentuhan dapat menambah adanya rasa memiliki hubungan psikologis’.
Coba-lah;
hendak pergi jauh, untuk waktu yang lama,. Seperti saya, biasanya kalo’ pamitan kepada Ibu’ mau balik ke
Jogja (moment pulang kampung), terus cium tangan, cipika-cipiki, beliau
menyampaikan nasehat, “ati-ati,.
Alon-alon ae.. do’a sik..! pikirane ojo kosong neng dalan, dzikir terus..! ngko
yen wis tekan gek nge-bell..! #kalo’ musim hujan biasanya ada tambahan “yen udan ngeyup sik.. ojo nekat.. de-es-te”.
Hemmmm.... rasanya... mak clesss....
Sama halnya ketika moment pulang
kampung (lebaran_Ied), setelah merantau sekian lama, sampai di rumah, bertemu
kembali dengan ibu-bapak, kemudian bersalaman, mencium tangannya.. Wuahh.. mak clesss pokok’e..
Atau,
ketika sedang esmosi meluap-luap,
rasanya pengin gigit orang, tiba-tiba ada tangan teman kita mengelus punggung
kita, disertai ucapan bernada menenangkan, “sabarr...sabar....”.
Rasanya... (meskipun sedikit) reda-lah
amarah kita. Iya gak.? Haih.. ‘iya’ aja napa.!?
Itulah,
salah satu hikmahnya dari; shalat berjama’ah, merapatkan shaf, sunnahnya
berjabat tangan. Salah satu satu adab ketika berjabat tangan, seperti yang
dicontohkan Rasulullah SAW, beliau tidak akan melepaskan tangan beliau, sebelum
orang yang berjabat tangan dengan beliau yang melepaskan tangannya terlebih
dahulu. Agar ukhuwah itu kuat terjalin. Sebagai tanda kedekatan secara
psikologis.
Meskipun
ada juga yang tidak terbiasa dengan sentuhan. Merasa risih atau gimana..gitu. Biasa menggunakan sentuhan
hati. Apa-lah salahnya, sekedar merangkul pundak teman kita, atau menggandeng
tangannya saat jalan bersama (biasanya oleh putri, kalo’ putra...#belum pernah lihat), atau sedikit cubit-cubit mesra
ala EMJE, de-es-be. Untuk menunjukkan ‘aku
adalah temanmu’, untuk mengesahkan bahwa, ‘doaku untukmu yang tidak kau tahu, Allah pasti mengabulkannya’.
Sebuah
hadits,
Dari
Abu Ad-Darda’ t dia berkata: Rasulullah
-shallallahu ‘alaihi wasallam- bersabda:
“Tidak ada seorang muslim pun yang mendoakan kebaikan bagi saudaranya (sesama muslim) tanpa sepengetahuannya, melainkan malaikat akan berkata, “Dan bagimu juga kebaikan yang sama.”(HR. Muslim no. 4912)
“Tidak ada seorang muslim pun yang mendoakan kebaikan bagi saudaranya (sesama muslim) tanpa sepengetahuannya, melainkan malaikat akan berkata, “Dan bagimu juga kebaikan yang sama.”(HR. Muslim no. 4912)
Dalam
riwayat lain dengan lafazh: “Doa
seorang muslim untuk saudaranya (sesama muslim) tanpa diketahui olehnya adalah
doa mustajabah. Di atas kepalanya (orang yang berdoa) ada malaikat yang telah
diutus. Sehingga setiap kali dia mendoakan kebaikan untuk saudaranya, maka
malaikat yang diutus tersebut akan mengucapkan, “Amin dan kamu juga akan mendapatkan seperti itu.”
Teman
yang mendo’akan temannya sesama muslim. Nama teman yang nyangkut di sela-sela do’a, tentu-lah teman yang sudah mendapat
tempat di dalam hati. Maka dari itu, membangun ukhuwah, menciptakan indahnya
nuansa persaudaraan, dan menjaga persatuan umat Islam, bisa dimulai dengan
membina keakraban dengan mereka. Sahabat-sahabat kita. (#saya sendiri masih
belajar.. :D)
Lebih
joss lagi, bila ditambah juga dengan ucapan.. ‘i love u..’
Hadits;
Rasulullah
Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,"Jika seorang laki-laki mencintai
saudaranya, maka hendaknya ia
mengatakannya kepadanya bahwa ia mencintainya."
(HR Abu Daud dan Tirmidzi).
Kenapa.?? Takut dibilang homo.???
Hemmm
menuruti ‘apa kata orang’.. Jadi ingat kisah dua orang ayah ber-anak yang
melakukan perjalanan dengan membawa se-ekor keledai. Tahu kan.??? Pasti tahu
lah....
So.?
Mari
membangun ukhuwah dengan bersentuhan.. #hloh.??!
Maksudnya.,
mari-lah sama-sama menciptakan kenangan-kenangan manis bersama mereka
(teman-teman), memperkuat ukhuwah, membangun cinta yang kelak menuntun kita
berteduh di bawah naungan Allah, dimana saat tidak ada naungan kecuali hanya
naungan Allah SWT. Naungan yang diberikan kepada orang-orang yang saling
mencintai karena Allah SWT. Cinta dalam persaudaraan.
-----------
Eh, tahu gak, yang dimaksud dengan ‘proposal kehidupan’ yang tadi diomongin Retno..,? Jadi, ketika berdo’a, ‘ku kirimkan Al-Fatihah untuk calon suamiku..’, biarkanlah al-Fatihah itu yang mencari sendiri alamat yang dituju. Kepada siapakah akhirnya al-Fatihah itu sampai.??
Ehhhheeemmmmmm.......
ckckck.
-----Al-Mahfudz, 9 Nov '12-----
07:23
0 komentar:
Posting Komentar