Jumat, 09 November 2012

Love'in'_friendship2

Posted by Nis |


Bismillah....
Segala puji terhaturkan kepada-Mu ya Allah.. Tuhan semesta alam...

Dari al-Bara’ bin ‘Azib radhiyallahu ‘anhu, dia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

Tidaklah dua orang muslim saling bertemu kemudian berjabat tangan, kecuali akan diampuni (dosa-dosa) mereka berdua sebelum mereka berpisah.

Hadits yang mulia ini menunjukkan keutamaan berjabat tangan ketika bertemu, dan ini merupakan perkara yang dianjurkan berdasarkan kesepakatan para ulama, bahkan ini merupakan sunnah yang muakkad (sangat ditekankan).

Siang-siang, matahari dengan semangat memancarkan sinarnya memanasi bumi. Dan tak kalah semangatnya saya, yang hari itu harus melangkahkan kaki menuju kampus untuk beberapa keperluan. Sampai di depan kantin psikologi, mengedarkan pandangan, agak jauh di sana nampak seorang akhwat tengah berbincang dengan 2 orang temannya, di depan gedung Fakultas Kedokteran. Siapakah dia.??? Sebut saja namanya, Retno. Masih ku teruskan langkah sembari memandanginya, menunggunya menolehkan pandangan ke arahku, agar bisa kulemparkan senyum manis tanda salam jauh untuknya. Tak berapa lama, melebihi harapanku, dia tak hanya menoleh, melihatku sepintas, tapi juga tersenyum, kemudian berteriak “mbak Niiiiiiiiiiiiiss.......!!!!!!”, lalu berlari dari tempatnya berdiri (depan nama gedung Fakultas Kedokteran) ke arahku. Gubraakkk..


Haduhh,, terus, saya mesti gimana ini,.?? Reaksiku; melambatkan jalan, menuju tempat yang teduh, berhenti, tengak-tengok,  #bingung. Orang-orang di parkiran motor menyaksikan, ekspresi mereka seperti sedang menonton sebuah adegan di film India. Ngiikk.. Saya.??? Tersenyum ke arah Retno, dan hanya berdiri menunggunya di tempat teduh tadi. :D


“mbak niiisss...!!!” dengan masih memanggil namaku, dia langsung mendekapku, tak lupa sebuah ciuman mendarat di pipiku. Hhhemmm... Kehebohannya,,, seperti biasa, dalam beberapa menit sudah ngobrol sampai kemana-mana. “mbak, tau gak, aku kemarin, bla..bla... proposal kehidupan”. Sebenarnya masih pengin ngobrol, gak tega ninggalin dia sendirian, yang katanya mau ada keperluan dengan teman-teman JAFANA-nya. Apalah daya, setiap pertemuan pasti ada perpisahan, dan kini dengan berat hati kami pun harus berpisah (_lebay.com), cipika-cipiki dan salam mengakhiri pertemuan kami siang itu.

Cerita lain;
Suatu siang, pulang magang bareng Riniwati, berjalan dari Syar’e mart sampai asrama. Sesampainya di asrama, ketemu Mamak (Siti Zahra), ceritalah kita #sambil ngekek, kata Riniwati, “Mak, tau gak, tadi itu kita berdua kaya’ mau nyebrang jalan. Wkwk,,, gandengan tangan..”

Heemmmm sedikit cerita malam ini tadi(08 Nov’12), ba’da kajian bersama Ustadz Aang Kunaepi, usai melaksanakan shalat isya’, yang diakhiri dengan mengembalikan mukena ke lemari. Di depan lemari, saya #ekspresi kesakitan, “aduuuuhhhhhhh,... sakit, sakitt..... je....!!!!” kataku sambil meringis #tapi tetep manis :D. Apakah sebabnya.?? Yakk, biasa... sentuhan tangan si EMJE. “Apa sih mbak, cuman dipegang gitu aja, lho..!”, katanya. Biyar saya jelaskan, kata ‘pegang’ di sini merupakan kamuflase dari makna sesungguhnya, yang berarti ‘cubit’. Di mana jargon yang masyhur dari cubitan si MJ adalah; tuker duit di tukang asong, sekali cubit...dijamin..langsung gosong.!!. Jangan coba2.!

Dalam hubungan sehari-hari dengan teman-teman di sekeliling kita, pasti tidak luput dengan adanya ‘sentuhan’. Entah itu cubitan, keplak’an, sekedar senggolan, atau bahkan jotosan, antem-anteman, apapun namanya-lah. Itu tadi yang negatif ya,. Kalo’ yang positif ya; jabatan tangan, cipika-cipiki, pelukan, rangkulan, bergandengan tangan, de-el-el.

__Tolong ya, diingat juga batasan-batasannya. Hanya boleh dengan mahrom, atau teman yang sejenis. Ikhwan-akhwat bukan mahrom,,? jangan coba-coba.!!!

Dan, menurut buku yang saya baca (personality plus), di dalam salah satu babnya disebutkan bahwa ‘sentuhan dapat menambah adanya rasa memiliki hubungan psikologis’.

Coba-lah; hendak pergi jauh, untuk waktu yang lama,. Seperti saya, biasanya kalo’ pamitan kepada Ibu’ mau balik ke Jogja (moment pulang kampung), terus cium tangan, cipika-cipiki, beliau menyampaikan nasehat, “ati-ati,. Alon-alon ae.. do’a sik..! pikirane ojo kosong neng dalan, dzikir terus..! ngko yen wis tekan gek nge-bell..! #kalo’ musim hujan biasanya ada tambahan “yen udan ngeyup sik.. ojo nekat.. de-es-te”. Hemmmm.... rasanya... mak clesss.... Sama halnya ketika moment pulang kampung (lebaran_Ied), setelah merantau sekian lama, sampai di rumah, bertemu kembali dengan ibu-bapak, kemudian bersalaman, mencium tangannya.. Wuahh.. mak clesss pokok’e..

Atau, ketika sedang esmosi meluap-luap, rasanya pengin gigit orang, tiba-tiba ada tangan teman kita mengelus punggung kita, disertai ucapan bernada menenangkan, “sabarr...sabar....”. Rasanya...  (meskipun sedikit) reda-lah amarah kita. Iya gak.? Haih.. ‘iya’ aja napa.!?

Itulah, salah satu hikmahnya dari; shalat berjama’ah, merapatkan shaf, sunnahnya berjabat tangan. Salah satu satu adab ketika berjabat tangan, seperti yang dicontohkan Rasulullah SAW, beliau tidak akan melepaskan tangan beliau, sebelum orang yang berjabat tangan dengan beliau yang melepaskan tangannya terlebih dahulu. Agar ukhuwah itu kuat terjalin. Sebagai tanda kedekatan secara psikologis.


Meskipun ada juga yang tidak terbiasa dengan sentuhan. Merasa risih atau gimana..gitu. Biasa menggunakan sentuhan hati. Apa-lah salahnya, sekedar merangkul pundak teman kita, atau menggandeng tangannya saat jalan bersama (biasanya oleh putri, kalo’ putra...#belum pernah lihat), atau sedikit cubit-cubit mesra ala EMJE, de-es-be. Untuk menunjukkan ‘aku adalah temanmu’, untuk mengesahkan bahwa, ‘doaku untukmu yang tidak kau tahu, Allah pasti mengabulkannya’.

Sebuah hadits,
Dari Abu Ad-Darda’ t dia berkata: Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wasallam- bersabda:
“Tidak ada seorang muslim pun yang mendoakan kebaikan bagi saudaranya (sesama muslim) tanpa sepengetahuannya, melainkan malaikat akan berkata, “Dan bagimu juga kebaikan yang sama.”(HR. Muslim no. 4912)

Dalam riwayat lain dengan lafazh: “Doa seorang muslim untuk saudaranya (sesama muslim) tanpa diketahui olehnya adalah doa mustajabah. Di atas kepalanya (orang yang berdoa) ada malaikat yang telah diutus. Sehingga setiap kali dia mendoakan kebaikan untuk saudaranya, maka malaikat yang diutus tersebut akan mengucapkan, “Amin dan kamu juga akan mendapatkan seperti itu.” 



Teman yang mendo’akan temannya sesama muslim. Nama teman yang nyangkut di sela-sela do’a, tentu-lah teman yang sudah mendapat tempat di dalam hati. Maka dari itu, membangun ukhuwah, menciptakan indahnya nuansa persaudaraan, dan menjaga persatuan umat Islam, bisa dimulai dengan membina keakraban dengan mereka. Sahabat-sahabat kita. (#saya sendiri masih belajar.. :D)


Lebih joss lagi, bila ditambah juga dengan ucapan.. ‘i love u..’

Hadits;
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,"Jika seorang laki-laki mencintai saudaranya, maka hendaknya ia mengatakannya kepadanya bahwa ia mencintainya." (HR Abu Daud dan Tirmidzi).

Kenapa.?? Takut dibilang homo.???

Hemmm menuruti ‘apa kata orang’.. Jadi ingat kisah dua orang ayah ber-anak yang melakukan perjalanan dengan membawa se-ekor keledai. Tahu kan.??? Pasti tahu lah....

So.?

Mari membangun ukhuwah dengan bersentuhan.. #hloh.??!

Maksudnya., mari-lah sama-sama menciptakan kenangan-kenangan manis bersama mereka (teman-teman), memperkuat ukhuwah, membangun cinta yang kelak menuntun kita berteduh di bawah naungan Allah, dimana saat tidak ada naungan kecuali hanya naungan Allah SWT. Naungan yang diberikan kepada orang-orang yang saling mencintai karena Allah SWT. Cinta dalam persaudaraan.



-----------

Eh, tahu gak, yang dimaksud dengan ‘proposal kehidupan’ yang tadi diomongin Retno..,? Jadi, ketika berdo’a, ‘ku kirimkan Al-Fatihah untuk calon suamiku..’, biarkanlah al-Fatihah itu yang mencari sendiri alamat yang dituju. Kepada siapakah akhirnya al-Fatihah itu sampai.??

Ehhhheeemmmmmm....... ckckck.




-----Al-Mahfudz, 9 Nov '12-----
07:23

0 komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger
Powered By Blogger
Powered By Blogger