Senin, 19 Oktober 2015

KISI-KISI UJIAN ALLAH BUAT hamba-NYA

Posted by Nis |

Bismillah...
Segala puji milik Allah Ta’ala.


Sa'ad bin Abi Waqqash berkata, "Aku bertanya kepada Rasulullah Saw, "Ya Rasulullah, siapakah orang yang paling berat ujian dan cobaannya?" Nabi Shallallahu'alaihi assalam, menjawab, "Para nabi kemudian yang meniru (menyerupai) mereka dan yang meniru (menyerupai) mereka. Seseorang diuji menurut kadar agamanya. Kalau agamnya tipis (lemah) dia diuji sesuai dengan itu (ringan) dan bila imannya kokoh dia diuji sesuai itu (keras). Seorang diuji terus-menerus sehingga dia berjalan di muka bumi bersih dari dosa-dosa”. (HR. Bukhari) via: http://syariah.biz/hadis-ujian-cobaan.php


 Di manakah hati kita?  via: http://f31214l.tumblr.com/


Bayangpun,, saat kita mau ujian semester, pak dosennya ngasih kisi2 soalnya. Secara khusus pula, “anak2, besok materi soalnya ada di slide yang bapak kasih kemarin, nah sekarang kita akan bahas lagi, kalau ada yang masih bingung, tanya!”. Mak nyooss bukan? Belajar jadi lebih enak, lebih terarah, dan kepercayaan diri jadi lebih kuat. Sehingga mengerjakan soal pun bisa lebih lancar daripada tidak ada kisi2 sama sekali. Sudah materinya buanyakkk, hafalan semua. Soalnya kemungkinan adalah yang uraian, sebutkan2. Hadehh.. Bingung mau ngafalin yang mana. Tingkat stress meningkat, cemas tak berkesudahan mengira2 nanti soal yang keluar yang mana.

Nah, begitulah,, seperti pak dosen yang baik hati itu, Allah Ta’ala Yang Mahabaik lebih rinci lagi dalam memberikan kisi2 ujian-Nya. Soal yang diujikan hanya itu2 saja, cuma waktu pelaksanaannya yang suka tiba2. Nah, tinggal kita yang harus mempersiapkan diri dan hati dalam menghadapinya. Setelah tahu seperti apa ujiannya, tentu kita akan mempelajari rumus2 penyelesaiannya. Sehingga kita akan senantiasa siap siaga kala ujian itu mendadak datang menyapa.



-------------------------------------------------


UJIAN MANUSIA ITU SEDIKIT DAN MUDAH DITEBAK



“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.”
(QS. Al-Baqarah: 155)

Bahwa Allah akan menguji manusia dengan SEDIKIT ujian. Ah, kalimat itu berbunyi; SEDIKIT! Benarkah sedikit? Namun mengapa saat ditimpa kesusahan, rasanya hidup dilingkupi kesukaran tiada ujung, seakan-akan tak pernah merasakan kebahagiaan sama sekali. Padahal Allah berfirman, Ia hanya menguji manusia dengan SEDIKIT ujian. Apakah ini majas? Ataukah hati manusia yang begitu sempit hanya melirik pada hidup yang pelik, lalu alpa pada karunia yang sebenarnya lebih terlimpah?


Ini harusnya BERSAMA bukan sesudah.  via: http://riahidayah.blogspot.co.id/2012/04/bersama-kesulitan-ada-kemudahan.html


Begitulah Imam Ibnu Katsir dalam menafsirkan ayat tersebut, bahwa yang dimaksud bi-syay-in yang secara harfiah bermakna sesuatu adalah sedikit. Sementara itu di ayat yang lain,

“Karena sesungguhnya, bersama kesulitan itu ada kemudahan. Sungguh, bersama kesulitan itu ada kemudahan.”
(QS. Asy-Syarh: 5-6)

Allah tegaskan bahwa BERSAMA kesulitan ada kemudahan. Kata KESULITAN dinarasikan dalam bentuk makrifat, atau sudah diketahui. Bentuk kesulitan itu sudah diketahui. Mudah ditebak! Ia bisa berupa dililit utang, ditinggal yang disayangi, dan semacamnya. Intinya, bentuk kesulitan itu mudah ditebak.

Sedangkan KEMUDAHAN dinarasikan dalam bentuk nakirah atau bentuknya ragam – macam – banyak – tak tentu.

Artinya, kemudahan yang datangnya bersamaan dengan kesulitan itu bentuknya bisa BERMACAM-MACAM!

Seorang yang terlilit utang, kemudahan yang Allah berikan bisa berupa mendapat rezeki, pemberi utang mengikhlaskan atau melupakan, mendapatkan tangguh pembayaran, dan lain-lain. Allah menguji manusia dengan SEDIKIT ujian. Satu kesulitan dengan beragam kemudahan.

Muncul pertanyaan. Mengapa manusia sering kali lebih terpusat pada kesulitan yang dihadapi? Dan (merasa) tiada sama sekali kemurahan Tuhan menghampirinya. Mengapa? Apakah karena hati terlalu terkungkung oleh sangka buruk pada ALLAH, hingga segala yang di sekelilingnya pun tidak ada yang dianggap kebaikan?


Yang muda, yang berTAKWA.   via: https://m.ask.fm/difaaltira/best 


Duhai Allah, jauhkan kami dari berburuk sangka kepada-Mu.

Karena berbaik sangka pada Allah, adalah PINTU bagi datangnya sikap-sikap mulia lainnya. Seorang hamba dapat bersabar karena ia bersangka baik dan berkeyaninan Engkau menghendaki kebaikan di balik setiap ujian.

Seorang hamba yang bersyukur di tengah setiap praharanya adalah karena ia bersangka baik, bahwa segala yang dikehendaki Allah adalah kebaikan. Sekali lagi, baik sangka kepada Allah adalah pintu pembuka agar sifat-sifat mulia lainnya dengan ringan kita lakoni. Dengan izin Allah.

Kewajiban seorang hamba adalah menjadikan segala nikmat sebagai piranti ibadah. Untuk mendekatkan diri kepada Allah. Bukan tentang banyak atau sedikit -bahkan sedikit atau banyak itu hanya hitungan sempit manusia- Karena semuanya milik Allah, akan kembali kepada Allah.

“...Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.”
(QS. Al-Baqarah: 155)

Pada surah Al-Baqarah 155 manusia diuji dengan sedikit ketakutan dan kelaparan. Kedua hal yang menandakan perasaan hati tertekan oleh ancaman dan rasa kekurangan. Namun di kalangan manusia ada yang diberikan kabar gembira. Ialah mereka yang bersabar.

“...(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun (sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepada-Nya-lah kami kembali)”.


Semoga kita termasuk dari mereka.  via: https://minviyla15.wordpress.com/2015/04/03/bila-tertimpa-musibah/


Merekalah yang diberi kabar gembira oleh Allah yang menghibur dirinya saat ditimpa ujian ketertekanan dan kekurangan, bahwa dirinya hanyalah milik Allah. Ketertekanan hati yang merasa terancam adalah karena merasa sendiri maka ia bersegera mengembalikan semuanya kepada Allah. Diri ini milik Allah, yang tak memiliki daya upaya kecuali dengan kekuasaan-Nya. Lenyaplah perasaan ketakutan dan keterasingan, karena hati yakin dibersamai Tuhan Pencipta Semesta Alam. Kita tak pernah sendiri.

Mereka yang bersabar pun menghibur diri  saat merasa kekurangan. Dirinya milik Allah. Bahkan yang dirasa kurang pun adalah milik Allah. Dia berkuasa memberi atau mencabut. Kita hanya dititipi.

“jika salah seorang hamba ditinggal wafat oleh anaknya, Allah bertanya kepada malaikat-Nya, ‘Apakah kalian telah mengambil nyawa anak dari hamba-Ku?’ Para malaikat pun menjawab, ‘Ya.’ Allah bertanya kembali, ‘Apakah kalian telah mengambil nyawa buah hati dari hamba-Ku?’ Para malaikat pun menjawab, ‘Ya’. Kemudian Allah bertanya, ‘Lalu apa yang dikatakan oleh hamba-Ku itu?’ Para malaikat pun menjawab, ‘Ia memuji-Mu (bertahmid) dan mengucapkan inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun.’ (sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepada-Nya-lah kami kembali). Kemudian Allah berfirman, ‘Dirikanlah sebuah rumah untuk hamba-Ku itu di dalam surga, dan namakanlah rumah tersebut ‘rumah pujian’. (HR. Tirmidzi)

Inilah kabar gembira yang dimaksud pada ujung ayat QS. Al-Baqarah: 155, “... dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.”


Apakah itu digantikan dengan yang lebih baik, seperti yang dirasakan oleh Ummu Salamah ketika ditinggal wafat oleh suaminya, kemudian ia dinikahi oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi assalaam. Atau juga diberi pahala yang melimpah. Dan bisa juga keduanya, diberi pahala yang melimpah dan diganti dengan yang lebih baik.




Crayon Untuk Pelangi Sabarmu ---karena kesabaran perlu terus diteguhkan, ~Natisa
–penerbit; PT.elex media komputindo.





Allah rindu pada hamba-Nya.  via: http://familidrharif.blogspot.co.id/2013/03/ujian-tanda-sayang.html









-------Jakarta, 19 Oktober 2015-------
menanti 'Ashar





0 komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger
Powered By Blogger
Powered By Blogger