Bismillah...
27 September
2015. Seperti biasa, hari Ahad adalah jadwalnya ke Istiqlal. Kebetulan hari ini
ada kajian rutin setiap bulan se-kali, Ust. Yusuf Mansur. Pagi sekitar jam 8
kurang, saya sudah meluncur ke rumah kakak untuk menjemput Avivah. Ponakan saya
yang paling cantik, maklum.. dia ponakan perempuan saya satu-satu-nya (saat
ini).
Di halaman
depan masjid Istiqlal sudah dipadati para jama’ah yang datang, dan suara Ust.
Yusman pun sudah menggema hingga ke area
parkir. Telat yaw. Dengan bergegas saya mengajak Avivah menuju sudut favorit
untuk mengikuti kajian dengan nyaman.
Gajah. via; http://gambarnaruto.download/gambar-gambar-kartun-gajah
Di sini saya
belum akan membahas mengenai isi kajian tersebut, melainkan ada hal lain yang
ingin saya bagi. Yaitu mengenai hasil karya si Avivah. Seperti kebanyakan anak-anak
seusianya (kelas 1SD), yang ceria, aktif, tidak bisa diam, usil, de-el-el. Usai
kajian, shalat dzuhur, dan makan bekal yang sedari pagi saya siapkan, saatnya
ngaji. Iqro’ jilid 3 halaman 19. Seperti dugaan saya, hurufnya sudah disambung,
dan ternyata sudah masuk ke pelajaran panjang-pendek pula.
‘Ini panjang apa
pendek?’, Avivah bertanya, mengeja panjang-pendek tiap huruf dalam kalimat.
Alih-alih menjawab, saya balik bertanya, ‘panjang apa pendek?’. Avivah kembali
melihat huruf yang ditanyakannya, berfikir sebentar, lalu kembali menatapku,
‘pendek’ jawabnya. Kalau itu benar, saya akan mengangguk atau berkata ‘betul’,
‘iya’, ‘he’em’, atau yang lainnya sesuai keinginan saya mau jawab gimana, tapi kalau salah pastinya saya
akan betulkan,, ‘ini kan ada ini-nya..’ saya menunjuk alif lam (tanda panjang 2
harokat). Lalu Avivah meralat jawabannya tadi. Seperti itulah, berulang-ulang
hingga huruf terakhir di halaman 19.
Rupanya, entah mengapa hari ini Avivah
semangat untuk ngaji. Dia meminta untuk melanjutkan ke halaman berikutnya, lompat
ke halaman 21 #hloh.?. Ya.... turuti aja lah
maunya, mumpung lagi mau. Kalau lagi ndak
mau, dibujuk kayak apa pun juga tidak akan mempan. Halaman 21 ternyata
lebih rumit, karena kalimatnya lebih panjang.
Beberapa kali Avivah salah dalam
membaca huruf, kadang ‘kha’ dibaca ‘kho’,,
‘na’ dibaca ‘ba’, sehingga saya harus memancingnya
agar dia ingat itu huruf apa. Saya, ‘Ini kan titiknya di atas’, ketika harusnya
‘na’ tapi dibaca ‘ba’. Lalu Avivah meralat, ‘ta’. Saya, ‘eits, titiknya cuman
satu. Avivah, ‘yak’. Saya, ‘kog yak..?’. Avivah, ‘ba’’. Saya, -----aaaaaaaaaaaaaarrrrrrrrhhhhhhhhhhhh-------
Huruf hijaiyah. via; http://www.appszoom.com/android_applications/reference/iqra-qaida_cvieh.html
Hela
nafas... #sabar... mungkin si Avivah sudah lelah. Dengan semangatnya yang turun
naik, kadang selesai membaca satu kalimat dia lari ke mana dulu, atau guling2
dulu, atau bila salah baca kemudian malah
ketawa2, dan lain sebagainya. Alhamdulillah meskipun dengan banyak –ini
ono-,, halaman 21-22 berhasil juga diselesaikan. Halaman 22 kalimatnya lebih
pendek2, jadinya lumayan cepat. Satu hal yang mengganjal di hati saya, Avivah
masih mengeja per-huruf panjang pendeknya sebelum dibaca, -‘ini panjang, ini
pendek, pendek, pendek’-. Sehingga jarang melakukan kesalahan.
Supaya
Avivah tidak meng-eja lagi, dan suasana belajar menjadi lebih seru, saya pun
mengajak avivah untuk bermain semacam kuis. Jadi, saya akan menunjuk secara
acak salah satu kalimat, dan Avivah harus segera membacanya tanpa dieja
terlebih dahulu. Jika dalam satu kalimat itu Avivah membaca dengan benar semua
hurufnya dan lancar panjang pendeknya, saya beri nilai seratus (per kalimat).
Namun jika ada salahnya, entah huruf atau panjang pendeknya, saya bisa
mengurangi nilainya atau bahkan tidak saya nilai alias nol. Dan, saya membagi
kuis ini menjadi beberapa ronde/level. Tiap ronde/level dinyatakan berakhir apabila avivah melakukan kesalahan, jadi
misalkan kalimat pertama yang saya tunjuk berhasil diselesaikan Avivah dengan
baik, maka dapat poin seratus dan dilanjutkan kalimat berikutnya, bila benar
dapat seratus lagi, nah kebetulan kalimat ke-tiga salah, maka ronde pun
berakhir, dan poinnya dikalkulasi, berarti pada ronde tersebut Avivah
mendapatkan nilai 250, atau 200 saja. Terserah saya kalimat yang ke-tiga tadi
saya nilai atau tidak. Hehe.
Nilai bagus. via; http://www.jawaban.com/read/article/id/2014/05/21/91/140521120519/Ini-Cerita-Peraih-Nilai-UN-Tertinggi-IPA-dan-IPS
Alhamdulillah
rencana saya tersebut sukses memikat hati si Avivah. Dengan penuh antusias dan
semangat untuk mendapatkan nilai tinggi, ahirrnya selesailah 21 ronde. Dengan
skor tertinggi 950, dan terendah adalah 0 (nol). Bisa dapat 950 sebab materinya
adalah di halaman 22, yangmana kalimatnya pendek2, sehingga dengan mudah ditaklukan.
Rasanya jadi kurang seru kalau materinya terlalu mudah. Agar lebih menantang, saya
pun melakukan strategi lain, yaitu mengganti materinya ke halaman 21, 20, dan
19. Yuhuii hasilnya ada banyak endog alias
nilai nol di ronde2 berikutnya. Baru satu kalimat pertama saya tunjuk, Avivah
sudah membuat kesalahan. Hahahaha #puassss. Ahirrnya saya menemukan strategi ngajarin Avivah ngaji yang seru dan
menyenangkan.
Sudah dirasa
cukup belajar ngajinya, Iqra’ pun dimasukkan lagi ke dalam tas. Saya melihat
jam, ternyata sudah jam 2, sebentar lagi Ashar. Tiba-tiba Avivah bilang, ‘lik,
aku mau nulis’, hhmmm saatnya bermain guru dan murid. Saya pun mengeluarkan note saya bersama pasangannya, bolpoin.
Tak lama, Avivah sudah terlihat serius menulis sesuatu. Saya pun memutuskan
untuk mengisi waktu dengan membaca surat cintanya Allah.
‘Lik udah
selesai’, Avivah menyodorkan note saya
tadi, wuihh apakah yang ditulis Avivah..? ada gambarnya segala. Saya pun
memeriksanya bak ibu guru, dan mengoreksinya, serta menerangkan kepada Avivah
letak kesalahannya. Tak lupa, saya berikan nilai yang se-objektif mungkin untuk
hasil tulisannya tersebut. Wkwkwk. Hhhmm... seperti ini hasilnya.
Selanjutnya,
agar supaya lebih terarah dan fokus, saya pun menentukan tema yang akan Avivah
tulis. Saya pikir, mungkin dengan mendiskripsikan sesuatu akan merangsang
perkembangan berpikirnya. Saya pun menyebut salah satu nama binatang. GAJAH. Dan...
inilah hasil karya tulis Avivah Asmarani. Ketika saya pertama membacanya,
berasa digelitikin,,, tak kuasa menahan tawa geli... wkwkwk
GAJAH ITU JAHAT SEKALI
Bagaimana
bisa, gajah jahat.? Saya pun menanyakannya, ‘kog gajah jahat.... emang
gajahnya ngapain??’ Tapi jawabannya
entah, tidak dijawab secara jelas dan gamblang. Sehingga sampai saat ini saya
masih bertanya2 mengapa gajah itu jahat di mata Avivah.? Apa Avivah pernah diserudug gajah saat kemarin main ke
ragunan, atau dia pernah nonton acara televisi di mana gajah memerankan tokoh
antagonis.? Entahlah..
GAJAH ITU HIDUNGNYA BESAR SEKALI
Iya. Betul sih. Hidung alias belalai gajah itu
besar.
ANAK GAJAH ITU LUCU SEKALI
Memangnya si
anak gajahnya pinter ngelawak.??
AKU SUKA ANAK GAJAH ITU
Yang mana
sih...? Yang ‘itu’ mana.??
ANAK GAJAH ITU LUCU DAN
MENGGEMASKAN
Ya,,ya....
AKU SUKA ANAK GAJAH ITU
Hayo....
suka kenapa hayo... Suka banget sampe ditulis lagi kalimatnya.
DAN JUGA AKU SUKA TELINGANYA
Saya juga
suka, telinga gajah yang renyah dan manis. #kue kuping gajah_ed.
AKU JUGA SUKA HIDUNGNYA
Suka semuaaaaanya deh pokoknya..
ANAK GAJAH ITU DIA LAGI TIDUR
Sssssssttttttttttttt.....
diem...! ada yang lagi bobok...
ANAK GAJAH ITU SUDAH BANGUN TIDUR
DAN JUGA DIA PENGEN MANDI
Oh
my............................ anak gajahnya pengin mandi... gerah mungkin,
boboknya gak dikipasin....
#tepok jidat
berulang2.
Sebenarnya yang
saya harapkan adalah deskripsi yang; kaki gajah ada empat, gajah memiliki
gading, penangkaran gajah di sumatera yaitu di waykambas, gajah adalah
kendaraan pasukan Abrahah ketika melakukan penyerangan ke Mekkah bertepatan
Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa
sallam dilahirkan, gajah dijadikan sebagai salah satu nama surat dalam
Al-Qur’an yaitu QS. Al-Fiil.... de-se-te.
Hhmmm ternyata
expectasi saya terlalu lebay...
Komen si Fesda via Skype (sebelum
saya posting, fesda baca masih dalam bntuk ms.word);
[14:10:55]
fesda oksaviani: ah s*mplak tu si anak gajah
[14:10:59]
fesda oksaviani: pen mandi segala
bilangin
sm avivah, makanya klo mau bobo gajahnya dimanadiin dulu biar klo bangun tidur
ga minta mandi
KESIMPULAN;
Allah
berfirman dalam Q.S At-Tahrim ayat 6, “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah
dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan
batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai
Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan
apa yang diperintahkan.”
Hadits tentang menjaga keluarga dari api neraka. via; https://galerisalafy.wordpress.com/2015/04/10/jagalah-dirimu-dan-juga-keluargamu-dari-siksa-api-neraka/
Allah Ta’ala
memerintahkan kita untuk membentengi keluarga kita dari api neraka. Maka
hendaknya penanaman nilai2 agama dilakukan sedini mungkin kepada anak2. Salah
satunya ya mengajak mereka ke masjid, ke majelis2 ilmu. Dibiasakan sejak kecil
mengenal ajaran Islam yang baik dan benar. Semoga kelak menjadi generasi2 yang rabbani.
Yang bisa kita banggakan di hadapan Rabbul Izzati. Yang bisa membentengi
dirinya sendiri.
Mengajari anak-anak
itu kita harus punya strategi, harus punya banyak energi, dan yang terpenting
adalah banyakin stok sabar di dalam
hati. Demikianlah sodara-sodara,,, semoga bermanfaat. :D
-----Jakarta, 1 Oktober 2015-----
16;08
0 komentar:
Posting Komentar