Bismillah,
Segala puji bagi Allah,
Penggenggam alam semesta.
Kajian Sabtu ini membahas mengenai ilmu, langsung saja,
silakan disimak, dibaca, dipahami, dihayati, diresapkan dalam hati. Semoga
bermanfaat. :D
Masjid Ar-Rahmat, 20
Desember 2014
Ust. Abu Haidar
Assundawy
#Mengembara ke Alam Para
Malaikat yang Mulia
“Dan barang siapa yang menempuh suatu jalan dalam rangka
mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga. Tidaklah suatu
kaum berkumpul di salah satu rumah Allah, membaca kitab Allah dan
mempelajarinya bersama-sama, kecuali ketentraman akan turun kepada mereka,
rahmat akan memenuhi mereka, malaikat menaungi mereka, dan Allah memuji mereka
di hadapan makhluk yang berada di sisi-Nya.
(HR. Muslim)
Tema-nya adalah mengenai malaikat, ternyata sudah sebagian
di bahas pada pertemuan sebelumnya, bulan yang lalu. Jadi, ini adalah lanjutan
dari yang lalu. Ada bukunya juga lho,.. penulisnya adalah Ustadz yang
menyampaikan materi sendiri #Ust. Abu Haidar.
Dibahas disini, bahwa orang yang hadir di majelis ilmu
dipuji oleh Allah Ta’ala di depan Al mala ul A’la. Al Mala’ artinya adalah
majelis; kelompok,, sedangkan A’la artinya paling tinggi. Al malaul a’la = majelis
paling tinggi = majelisnya para malaikat. Dikatakan paling tinggi ada yang
mengartikan demikian karena tempatnya memang tinggi, yaitu di langit. Di salah
satu sudut langit dimana para malaikat juga bermajelis. Seperti apakah majelis
malaikat itu,? Saya juga belum tahu sodara-sodara.., :D
Keutamaan hadir di majelis ilmu, berdasarkan hadits di atas,
antara lain;
# Dipuji oleh Allah di
depan malaikat
Subhanallah sekali bukan,. Ketika nama kita disebutkan oleh
Allah, dibanggakan di hadapan para malaikat yang suci. Sehingga naik lah
derajat kita, di hadapan Allah Ta’ala.
# Diturunkan Sakinah
(ketenangan)
Orang yang hadir di majelis ilmu, Allah menurunkan sakinah
di hati orang tersebut. Sehingga nampaklah pada dirinya, ketenangan dalam
setiap amal-nya. Tidak grusa-grusu. Meskipun sedang menerima ujian, ditimpa
berbagai masalah, hati-nya tetap tenang. Orang seperti ini tidak akan mudah
mengalami yang namanya seteress #stress,, karena mungkin ada orang yang ketika
sedikit saja mengalami masalah, hatinya langsung terguncang, tidak tenang,
pikirannya jadi kacau, stress,, dan sebagainya. Mudah lah orang tersebut
dihinggapi sakit, karena stress bisa mempengaruhi daya tahan atau kekebalan
tubuh.
Ada yang bertanya, bagaimanakah ketika kita sudah rajin
hadir di majelis ilmu, namun di dalamnya tidak kita dapati ketenangan.? Ada
rasa resah gelisah tak menentu, dan masih saja bimbang dan ragu #halahh. Nah,
hal tersebut, bisa kita umpamakan saat kita mengalami sakit. Bagaimanakah
rasanya.,? Disuguhi makanan yang lezat, akan terasa pahit. Es krim coklat yang
manis, yang biasanya sangat disukai pun rasanya tak selera. Biasanya ketika
sehat, makan apa saja terasa nikmat. Apa yang salah? Apakah makanannya.? Apa
orang yang memasaknya.?? Bukan.! Karena sakit tersebut yang mempengaruhi.
Sama saja dengan hati/jiwa kita. Saat jiwa itu sehat, maka
dalam majelis akan terasa nikmat. Mudah menerima ilmu, hingga merasukkannya ke
dalam jiwa. Akan terasa ringan melangkahkan kaki menuju kebaikan, termasuk
dalam berjalan menuju majelis2 ilmu.
Sedangkan saat jiwa itu sakit, ayat atau nasehat yang baik,
akan terasa tidak enak, sulit untuk diterima, rasanya ndak ingin duduk berlama2
di ta’lim, atau mendengarkan pun terasa sakit di telinga, rasanya puyeng di
kepala dll. Hatinya tidak tenang, padahal sudah diturunkan sakinan oleh Allah
Ta’ala. Apanya yang salah.? Apakah ayat al-Qur’annya,? Apa nasehatnya.? Apa
Ustadznya.?? Bukan.! Jiwa/Hatinya lah yang sedang sakit.!! Mau diberikan
naseeeehattt yang seperti apa pun, dari yang halus sampai yang kasar, tidak
akan mempan. Mau ditunjukkan kepada sebuah kebenarann pun hatinya tetap akan
menilainya salah. Mau didengarkan ayat2 dari subuh hingga subuh lagi, hanya
akan lewat sekilas di telinga, kemudian terbang bersama tiupan angin, atau
kanyut oleh aliran air.
Lalu, bagaimanakah mendeteksi hati/jiwa kita sedang sakit
atau tidak.? Hhmm biasanya mendengarkan murottal, tapi sekarang lebih suka
mendengarkan musik., ada kajian/ta’lim, lebih milih nonton,, ghiroh (semangat)
di jalan kebaikannya menurun,, hatinya biasa saja saat melanggar syariat;
misal, shalat subuh kelewat, di hatinya tidak ada rasa menyesal atau gimana..
gitu, lempeng2 saja alias nyantai2.., de
es be. Hal2 tersebut menunjukkan gejala2 jiwa kita sedang sakit. Intinya, hati
itu selalu cenderung kepada kebaikan, dan menolak pelanggaran. Jika kita
melakukan pelanggaran #syariat, dan hati tidak ada penolakan,, waspada.! Hati
lagi atiitt...,
Pengobatannya.??? Kalau sakit badan sih, masih banyak rumah sakit yang bisa kita datangi, lha kalo’
hati-nya yang gak waras., apakah ada
klinik hati,,? Atau semacam obat2 herbal penyembuh hati.,?
Hhmm Pada dasarnya, yang bisa mengidentifikasi apakah hati
lagi sakit atau tidak, itu adalah masing2 diri kita sendiri. Dan yang bisa
mengobati ya kita sendiri. Seperti saat badan kita sakit, teman kita
menunjukkan kita kepada buanyak obat2 mujarab agar kita meminumnya supaya cepat
sembuh. Kalau kita tidak mau meminumnya ya percuma saja, malah obat2 tersebut
dibuang,,.#hadeeehh. Sama dengan saat
jiwa kita sakit, teman kita menunjukkan nasehat2 kebaikan, mengingatkan tentang
ilmunya, seberapa pun banyaknya,, akan percuma saja bila kita tidak menerimanya
dengan baik, malah mengacuhkannya.,,#astaghfirullah.
Keinginan kita sendiri-lah yang bisa mengobati hati sakit
kita. Menelan nasehat2 + ayat2, meskipun rasanya pahit,, paksa.! Perbanyak
taubat, mohon petunjuk kepada Allah, dan menguatkan tekad,, maka insayaAllah,
hati kembali sehat. Tinggal menjaganya agar senantiasa terhindar dari sakit2
yang bisa merusak hati. Bahaya.!!!
# Diberikan Rahmat
Rahmat yang diturunkan kepada jiwa seseorang, maka akan
membuat orang tersebut mampu mengekang si jiwa dari nafsu,, nafsu yang jelek.
Rahmat dari Allah akan membuatnya ringan dalam menjauhi maksiat2. ‘Nyontek,??
Ah gak ah,, daripada dapat nilai A
tapi hasil nyontek, lebih baik nilai A+ saja,, hasil sendiri’. ‘Ngurangin
timbangan.?? Ah, gak ah,, daripada
sekarang banyakk untung, tapi besok jadi buntung.. mendingan sekarang untung
banyak, besok lebih banyak lagi untungnya., jujur tidak akan membuat jadi
rugi’. De es be.
# Dikerubuti (dinaungi)
para malaikat
Diceritakan, malaikat membentangkan sayap-nya, menaungi
majelis2 ilmu yang di dalamnya disebut ayat2 Allah. Malaikat membentangkan
sayapnya hingga ke langit terdekat. Dikatakan dikerubuti, karena malaikat2nya
banyak, dan sayapnya saling bertumpuk2 hingga ke langit.. subhanallah..
Makanya di setiap kajian itu rasanya adem, ayem, damai,
tenteram, hingga ngantuk2 rasanya. Lha dinaungi malaikat. Di bawah naungan
pohon aja rasanya mak nyess, apalagi malaikat yang menaungi..
# Allah akan berikan
surga
Orang yang mencari ilmu = orang tersebut sedang meminta
surga. Pada hakekatnya, ketika kita beramal, beribadah,, itu kita sedang
meminta surga-nya Allah. Meskipun lisan kita tidak mengutarakan, namun amalan
kita-lah yang berbicara. Dari niat saja sudah mendapat pahala,, kemudian
perjalanan kita yang membuat terhapusnya dosa,, semua itu yang akan menuntun
kita kepada surga, atas ridho Allah Ta’aala. Amiin.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu dari Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Sesungguhnya
Allah tabaraka wa ta’ala memiliki para malaikat khusus yang senantiasa
berkeliling mencari di mana adanya majelis-majelis dzikir. Apabila mereka
menemukan sebuah majelis yang padanya terdapat dzikir maka mereka pun duduk
bersama orang-orang itu dan meliputi mereka satu sama lain dengan
sayap-sayapnya sampai-sampai mereka memenuhi jarak antara orang-orang itu
dengan langit terendah, kemudian apabila orang-orang itu telah bubar maka
mereka pun naik menuju ke atas langit.”
“Maka Allah ‘azza wa jalla pun bertanya kepada
mereka padahal Dia adalah yang Maha Mengetahui keadaan mereka, ‘Dari mana
kalian datang?’.
Para malaikat itu menjawab, ‘Kami datang dari
sisi hamba-hamba-Mu yang ada di bumi. Mereka mensucikan-Mu (bertasbih),
mengagungkan-Mu (bertakbir), mengucapkan tahlil, dan memuji-Mu (bertahmid),
serta meminta (berdo’a) kepada-Mu.’
Lalu Allah bertanya, ‘Apa yang mereka minta kepada-Ku?’.
Para malaikat itu menjawab, ‘Mereka meminta kepada-Mu surga-Mu.’
Allah bertanya, ‘Apakah mereka telah melihat surga-Ku?’.
Mereka menjawab, ‘Belum wahai Rabbku.’
Allah mengatakan, ‘Lalu bagaimana lagi jika mereka benar-benar telah melihat surga-Ku!’.
Para malaikat itu berkata, ‘Mereka juga meminta perlindungan kepada-Mu.’
Allah bertanya, ‘Dari apakah mereka meminta perlindungan-Ku?’.
Mereka menjawab, ‘Mereka berlindung dari neraka-Mu, wahai Rabbku’.
Maka Allah bertanya, ‘Apakah mereka pernah melihat neraka-Ku?’.
Mereka menjawab, ‘Belum, wahai Rabbku.’
Lalu Allah mengatakan, ‘Lalu bagaimanakah lagi jika mereka telah melihat neraka-Ku.’
Mereka mengatakan, ‘Mereka meminta ampunan kepada-Mu.’
Maka Allah mengatakan, ‘Sungguh Aku telah
mengampuni mereka. Dan Aku telah berikan apa yang mereka minta dan Aku lindungi
mereka dari apa yang mereka minta untuk berlindung darinya.’.”
Nabi bersabda, “Para malaikat itu berkata,
‘Wahai Rabbku, di antara mereka ada si fulan, seorang hamba yang telah banyak
melakukan dosa, sesungguhnya dia hanya lewat kemudian duduk bersama mereka.’.”
Nabi mengatakan, “Maka Allah berfirman, ‘Dan
kepadanya juga Aku akan ampuni. Orang-orang itu adalah sebuah kaum yang teman
duduk mereka tidak akan binasa.’.”
[HR. Muslim dalam Kitab ad-Dzikr wa ad-Du’a wa
at-Taubah wa al-Istighfar, hadits no. 2689, lihat Syarh Muslim [8/284-285]
cetakan Dar Ibn al-Haitsam); sumber:
http://abumushlih.com/keutamaan-majelis-dzikir.html/]
# Diampuni dosa-dosa
Jelas disebutkan pada hadits yang panjang di atas,, bahkan terhadap orang yang hanya ikut2an, Allah pun mengampunkan dosanya. Apa-lah lagi kepada yang bersungguh-sungguh hati, ia lebih berhak. Insya Allah..
-----Jakarta, 22 Desember 2014-----
09;46
0 komentar:
Posting Komentar