Senin, 22 Desember 2014

Keutamaan berMajelis Ilmu_Ayooo Ngaji..,

Posted by Nis |

 

Bismillah,
Segala puji bagi Allah, Penggenggam alam semesta.


Kajian Sabtu ini membahas mengenai ilmu, langsung saja, silakan disimak, dibaca, dipahami, dihayati, diresapkan dalam hati. Semoga bermanfaat. :D



Masjid Ar-Rahmat, 20 Desember 2014
Ust. Abu Haidar Assundawy
#Mengembara ke Alam Para Malaikat yang Mulia


“Dan barang siapa yang menempuh suatu jalan dalam rangka mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga. Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah Allah, membaca kitab Allah dan mempelajarinya bersama-sama, kecuali ketentraman akan turun kepada mereka, rahmat akan memenuhi mereka, malaikat menaungi mereka, dan Allah memuji mereka di hadapan makhluk yang berada di sisi-Nya. 
(HR. Muslim)


Tema-nya adalah mengenai malaikat, ternyata sudah sebagian di bahas pada pertemuan sebelumnya, bulan yang lalu. Jadi, ini adalah lanjutan dari yang lalu. Ada bukunya juga lho,.. penulisnya adalah Ustadz yang menyampaikan materi sendiri #Ust. Abu Haidar.

Dibahas disini, bahwa orang yang hadir di majelis ilmu dipuji oleh Allah Ta’ala di depan Al mala ul A’la. Al Mala’ artinya adalah majelis; kelompok,, sedangkan A’la artinya paling tinggi. Al malaul a’la = majelis paling tinggi = majelisnya para malaikat. Dikatakan paling tinggi ada yang mengartikan demikian karena tempatnya memang tinggi, yaitu di langit. Di salah satu sudut langit dimana para malaikat juga bermajelis. Seperti apakah majelis malaikat itu,? Saya juga belum tahu sodara-sodara.., :D

Keutamaan hadir di majelis ilmu, berdasarkan hadits di atas, antara lain;


# Dipuji oleh Allah di depan malaikat
Subhanallah sekali bukan,. Ketika nama kita disebutkan oleh Allah, dibanggakan di hadapan para malaikat yang suci. Sehingga naik lah derajat kita, di hadapan Allah Ta’ala.


Naik tingkat.   via: http://www.slideshare.net/nisahanan86/power-point-hadits-menuntut-ilmu



# Diturunkan Sakinah (ketenangan)
Orang yang hadir di majelis ilmu, Allah menurunkan sakinah di hati orang tersebut. Sehingga nampaklah pada dirinya, ketenangan dalam setiap amal-nya. Tidak grusa-grusu. Meskipun sedang menerima ujian, ditimpa berbagai masalah, hati-nya tetap tenang. Orang seperti ini tidak akan mudah mengalami yang namanya seteress #stress,, karena mungkin ada orang yang ketika sedikit saja mengalami masalah, hatinya langsung terguncang, tidak tenang, pikirannya jadi kacau, stress,, dan sebagainya. Mudah lah orang tersebut dihinggapi sakit, karena stress bisa mempengaruhi daya tahan atau kekebalan tubuh. 

Ada yang bertanya, bagaimanakah ketika kita sudah rajin hadir di majelis ilmu, namun di dalamnya tidak kita dapati ketenangan.? Ada rasa resah gelisah tak menentu, dan masih saja bimbang dan ragu #halahh. Nah, hal tersebut, bisa kita umpamakan saat kita mengalami sakit. Bagaimanakah rasanya.,? Disuguhi makanan yang lezat, akan terasa pahit. Es krim coklat yang manis, yang biasanya sangat disukai pun rasanya tak selera. Biasanya ketika sehat, makan apa saja terasa nikmat. Apa yang salah? Apakah makanannya.? Apa orang yang memasaknya.?? Bukan.! Karena sakit tersebut yang mempengaruhi.

Sama saja dengan hati/jiwa kita. Saat jiwa itu sehat, maka dalam majelis akan terasa nikmat. Mudah menerima ilmu, hingga merasukkannya ke dalam jiwa. Akan terasa ringan melangkahkan kaki menuju kebaikan, termasuk dalam berjalan menuju majelis2 ilmu.

Sedangkan saat jiwa itu sakit, ayat atau nasehat yang baik, akan terasa tidak enak, sulit untuk diterima, rasanya ndak ingin duduk berlama2 di ta’lim, atau mendengarkan pun terasa sakit di telinga, rasanya puyeng di kepala dll. Hatinya tidak tenang, padahal sudah diturunkan sakinan oleh Allah Ta’ala. Apanya yang salah.? Apakah ayat al-Qur’annya,? Apa nasehatnya.? Apa Ustadznya.?? Bukan.! Jiwa/Hatinya lah yang sedang sakit.!! Mau diberikan naseeeehattt yang seperti apa pun, dari yang halus sampai yang kasar, tidak akan mempan. Mau ditunjukkan kepada sebuah kebenarann pun hatinya tetap akan menilainya salah. Mau didengarkan ayat2 dari subuh hingga subuh lagi, hanya akan lewat sekilas di telinga, kemudian terbang bersama tiupan angin, atau kanyut oleh aliran air. 



Penyakit jika dibiarkan bisa menghancurkan.  via: http://owtop.blogspot.com


Lalu, bagaimanakah mendeteksi hati/jiwa kita sedang sakit atau tidak.? Hhmm biasanya mendengarkan murottal, tapi sekarang lebih suka mendengarkan musik., ada kajian/ta’lim, lebih milih nonton,, ghiroh (semangat) di jalan kebaikannya menurun,, hatinya biasa saja saat melanggar syariat; misal, shalat subuh kelewat, di hatinya tidak ada rasa menyesal atau gimana.. gitu, lempeng2 saja alias nyantai2..,  de es be. Hal2 tersebut menunjukkan gejala2 jiwa kita sedang sakit. Intinya, hati itu selalu cenderung kepada kebaikan, dan menolak pelanggaran. Jika kita melakukan pelanggaran #syariat, dan hati tidak ada penolakan,, waspada.! Hati lagi atiitt...,

Pengobatannya.??? Kalau sakit badan sih, masih banyak rumah sakit yang bisa kita datangi, lha kalo’ hati-nya yang gak waras., apakah ada klinik hati,,? Atau semacam obat2 herbal penyembuh hati.,?

Hhmm Pada dasarnya, yang bisa mengidentifikasi apakah hati lagi sakit atau tidak, itu adalah masing2 diri kita sendiri. Dan yang bisa mengobati ya kita sendiri. Seperti saat badan kita sakit, teman kita menunjukkan kita kepada buanyak obat2 mujarab agar kita meminumnya supaya cepat sembuh. Kalau kita tidak mau meminumnya ya percuma saja, malah obat2 tersebut dibuang,,.#hadeeehh.  Sama dengan saat jiwa kita sakit, teman kita menunjukkan nasehat2 kebaikan, mengingatkan tentang ilmunya, seberapa pun banyaknya,, akan percuma saja bila kita tidak menerimanya dengan baik, malah mengacuhkannya.,,#astaghfirullah.

Keinginan kita sendiri-lah yang bisa mengobati hati sakit kita. Menelan nasehat2 + ayat2, meskipun rasanya pahit,, paksa.! Perbanyak taubat, mohon petunjuk kepada Allah, dan menguatkan tekad,, maka insayaAllah, hati kembali sehat. Tinggal menjaganya agar senantiasa terhindar dari sakit2 yang bisa merusak hati. Bahaya.!!!


Jaga hati.!!  via: http://abrarlilummah.blogspot.co.id/



# Diberikan Rahmat
Rahmat yang diturunkan kepada jiwa seseorang, maka akan membuat orang tersebut mampu mengekang si jiwa dari nafsu,, nafsu yang jelek. Rahmat dari Allah akan membuatnya ringan dalam menjauhi maksiat2. ‘Nyontek,?? Ah gak ah,, daripada dapat nilai A tapi hasil nyontek, lebih baik nilai A+ saja,, hasil sendiri’. ‘Ngurangin timbangan.?? Ah, gak ah,, daripada sekarang banyakk untung, tapi besok jadi buntung.. mendingan sekarang untung banyak, besok lebih banyak lagi untungnya., jujur tidak akan membuat jadi rugi’. De es be.



# Dikerubuti (dinaungi) para malaikat
Diceritakan, malaikat membentangkan sayap-nya, menaungi majelis2 ilmu yang di dalamnya disebut ayat2 Allah. Malaikat membentangkan sayapnya hingga ke langit terdekat. Dikatakan dikerubuti, karena malaikat2nya banyak, dan sayapnya saling bertumpuk2 hingga ke langit.. subhanallah..

Makanya di setiap kajian itu rasanya adem, ayem, damai, tenteram, hingga ngantuk2 rasanya. Lha dinaungi malaikat. Di bawah naungan pohon aja rasanya mak nyess, apalagi malaikat yang menaungi..



# Allah akan berikan surga
Orang yang mencari ilmu = orang tersebut sedang meminta surga. Pada hakekatnya, ketika kita beramal, beribadah,, itu kita sedang meminta surga-nya Allah. Meskipun lisan kita tidak mengutarakan, namun amalan kita-lah yang berbicara. Dari niat saja sudah mendapat pahala,, kemudian perjalanan kita yang membuat terhapusnya dosa,, semua itu yang akan menuntun kita kepada surga, atas ridho Allah Ta’aala. Amiin.


Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Sesungguhnya Allah tabaraka wa ta’ala memiliki para malaikat khusus yang senantiasa berkeliling mencari di mana adanya majelis-majelis dzikir. Apabila mereka menemukan sebuah majelis yang padanya terdapat dzikir maka mereka pun duduk bersama orang-orang itu dan meliputi mereka satu sama lain dengan sayap-sayapnya sampai-sampai mereka memenuhi jarak antara orang-orang itu dengan langit terendah, kemudian apabila orang-orang itu telah bubar maka mereka pun naik menuju ke atas langit.”

Nabi berkata,
“Maka Allah ‘azza wa jalla pun bertanya kepada mereka padahal Dia adalah yang Maha Mengetahui keadaan mereka, ‘Dari mana kalian datang?’. 

Para malaikat itu menjawab, ‘Kami datang dari sisi hamba-hamba-Mu yang ada di bumi. Mereka mensucikan-Mu (bertasbih), mengagungkan-Mu (bertakbir), mengucapkan tahlil, dan memuji-Mu (bertahmid), serta meminta (berdo’a) kepada-Mu.’

Lalu Allah bertanya, ‘Apa yang mereka minta kepada-Ku?’.

Para malaikat itu menjawab, ‘Mereka meminta kepada-Mu surga-Mu.’

Allah bertanya, ‘Apakah mereka telah melihat surga-Ku?’.

Mereka menjawab, ‘Belum wahai Rabbku.’

Allah mengatakan, ‘Lalu bagaimana lagi jika mereka benar-benar telah melihat surga-Ku!’.

Para malaikat itu berkata, ‘Mereka juga meminta perlindungan kepada-Mu.’

Allah bertanya, ‘Dari apakah mereka meminta perlindungan-Ku?’.

Mereka menjawab, ‘Mereka berlindung dari neraka-Mu, wahai Rabbku’.

Maka Allah bertanya, ‘Apakah mereka pernah melihat neraka-Ku?’.

Mereka menjawab, ‘Belum, wahai Rabbku.’

Lalu Allah mengatakan, ‘Lalu bagaimanakah lagi jika mereka telah melihat neraka-Ku.’

Mereka mengatakan, ‘Mereka meminta ampunan kepada-Mu.’

Maka Allah mengatakan, ‘Sungguh Aku telah mengampuni mereka. Dan Aku telah berikan apa yang mereka minta dan Aku lindungi mereka dari apa yang mereka minta untuk berlindung darinya.’. 

Nabi bersabda, “Para malaikat itu berkata, ‘Wahai Rabbku, di antara mereka ada si fulan, seorang hamba yang telah banyak melakukan dosa, sesungguhnya dia hanya lewat kemudian duduk bersama mereka.’.”

Nabi mengatakan, “Maka Allah berfirman, ‘Dan kepadanya juga Aku akan ampuni. Orang-orang itu adalah sebuah kaum yang teman duduk mereka tidak akan binasa.’.” 

[HR. Muslim dalam Kitab ad-Dzikr wa ad-Du’a wa at-Taubah wa al-Istighfar, hadits no. 2689, lihat Syarh Muslim [8/284-285] cetakan Dar Ibn al-Haitsam); sumber: http://abumushlih.com/keutamaan-majelis-dzikir.html/]


Allah akan mudahkan jalan kita ke surga.   via: http://www.vannchaa.com/hari-ke-6/



# Diampuni dosa-dosa
Jelas disebutkan pada hadits yang panjang di atas,, bahkan terhadap orang yang hanya ikut2an, Allah pun mengampunkan dosanya. Apa-lah lagi kepada yang bersungguh-sungguh hati, ia lebih berhak. Insya Allah..







-----Jakarta, 22 Desember 2014-----
09;46

0 komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger
Powered By Blogger
Powered By Blogger