Bismillah.,,
Demi nama-Mu,
Allah Yang Maha Gagah,,
Langkah ku
atur, pasrah daku berserah,,
Menangkanlah
kaum muslimin...,
Hancurkanlah
kaum musyrikin....
Hanzalah pergi
ke medan jihad..
Bersama
dengan para shahabat....
...
Siang-siang, agak jenuh dengan angka2.,,
boleh-lah dijeda sejenak, untuk melanjutkan bahasan terdahulu,, mengenai
wanita2 penghuni neraka. Ditemani syair lagu dari grup nasyid favorit #Rabbani,
pembangkit jiwa, penambah semangat. Salah satu-nya adalah syair di atas, dari
sebuah title-nya yang berjudul
Hanzalah., Subhanallah... Jadi, Hanzalah itu adalah salah seorang shahabat
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, yang pada masa itu .. #hhemmm malah
crita Hanzalah..!! Hop.! Setop.!
Hmm iya,iya..,, yuk lanjutin kajiannya deh...,
:D
-------------------------------------------
Masjid Ar-Rahmat, -Slipi
Sabtu, 13 Desember 2014
Wanita-wanita
penghuni neraka oleh Ust. Ahmad Zainuddin
“di dunia
ada sebuah surga, siapa yang belum pernah merasakan surganya dunia, maka dia
tidak akan masuk ke surga akherat”.
(Ibnu
Taimiyah)
Kemarin kita sampai pada perkataan Ibnu Taimiyah
seperti yang tertulis di atas. Bahwa disebut sebagai surga dunia, ketika kita
masih tetap melaksanakan ibadah kepada Allah meskipun dalam keadan sulit dan
susah serta beraaatt bingitt.
Ada sebuah cerita, tentang seorang bapak2 pedagang
koran keliling. Beliau sangat ingiiiiinnnn sekali bisa menginjakkan kaki di
tanah suci, untuk umroh. Setiap hari beliau berkeliling, dan selalu beliau
perhitungkan, -jika ke arah sana nanti bisa shalat di masjid ini, kalau ke arah
situ bisa shalat di masjid ‘anu’, kalau ke arah sana bisa shalat di masjid yang
bagus itu, dst. Hati beliau selalu terpaut untuk senantiasa melaksanakan
perintah Allah. Suatu saat, merasa uangnya sudah banyak, pergilah sang Bapak
itu ke sebuah biro perjalanan umroh. Berkata beliau kepada petugas yang jaga, “mas,,
saya ingin pergi Umroh bersama istri saya, ini uang yang saya punya,, yang saya
kumpulkan beberapa tahun ini”, beliau menyerahkan lembaran2 uang hasil dari
penghasilan yang beliau sisihkan setiap harinya selama bertahun2. Di hitunglah
oleh petugasnya, dan dengan agak tidak enak hati, mas2nya berkata dengan lembut,
menjaga hati si Bapaknya, “Bapak,, mohonn maaf.... kalau Bapak ingin pergi
Umroh-nya berdua,, ini uangnya belum cukup..”
“Oh, belum cukupp,??”, si Bapak kemudian
mengambil sebuah kantong dari kain yang ada di saku-nya dan menyerahkan kepada
si mas petugas. Ternyata itu adalah perhiasan2 emas kecil2. Mungkin si Bapak
membawa perhiasan istrinya sebagai jaga-jaga kalau uangnya kurang. Si mas
petugas pun mengambil dan menilaikan berat emas dengan uang. Setelah dihitung,
ternyata.... masih kurang..., Bagaimana ini.?? Dalam hati mas-nya tidak tega,,
bagaimana dia akan mengatakan kepada Bapak tadi bahwa emas ini pun belum
mencukupi ongkos untuk pergi Umroh., Tak tega hatinya melihat bila nanti
Bapak-nya akan kecewa dan sedih mendengar kabar darinya... si mas tersebut
ahirnya pergi dan mengadukan hal tersebut kepada bos-nya.
Begitulah sodara-sodara.,,, berat-berat tetap
taat., sungguh-lah nikmat...
Selanjutnya yaitu, dikatakan juga sebagai surga
dunia, adalah ketika kita mempunyai kemampuan dan kesempatan untuk maksiat,
namun kita tinggalkan karena Allah Ta’aalaa.
Misal, ketika UTS/UAS. Kebetulan pengawasnya mak
nyosss banget, dalam mengawasi peserta ujian, terasa begitu longgar dan bisa
dengan leluasa dimanfaatkan untuk menyontek.
Mana soalnya susahh, teman2 yang lain sudah sibuk sendiri2 dengan contekannya,
ada yang diskusi malah!. Macemm mana ini ya..,?! Galau. Buku yang kelihatan
nongol di dalam tas yang terbuka di bawah kaki juga seolah memanggil2,
melambai2 #kayak nyiur di pantai.. seolah ingin segera diambil dan dibuka. Si buku
seolah merayu, “Ayo dongg... cepetan.. kesempatan buaguss nih... itu soalnya
menanti untuk dijawab... 10 soal baru satu yang terisi.. dapet nilai ‘C’, mau
ngulang lagi.,?? buruan... ayooo...sentuh aku... lalu buka... tulis
jawabannya.. biyar dapet nilai ‘A’...”. Hati pun agak terprofokasi,.. ‘iya,
jawabannya ada di buku.,, ah, yang lain sudah hampir penuh tuh kertasnya,,
wah... sekali ini saja,, dikit doang,,, gak apa2 kali ya.. sudah jadi keumuman
kog,, kalo’ pun dosa, cuman ringan....’
Dalam kegalauannya yang hampir menggoyahkan hati
tersebut, akal pikirnya alhamdulillah tetap bertahan. ‘Astaghfirullah,, kemaren
habis dibahas di kajian,,, astaghfirullah, astaghfirullah,., dasar setan,,
pergilah,, A’udzubillahi minasysyaithanirrojiiim.’. Tetap teguh dia.! Mengerjakan
soal2 ujiannya dengan kemampuan-nya sendiri.. Alhamdulillah...
Begitulah kira2 gambarannya,, dimana saat kita
bisa dengan leluasa melakukan maksiat yang kita pengen-i, namun kita tinggalkan
karena ingat dengan Allah. Itu-lah, saat yang ternikmat.. nikmatnya iman.,
nikmatnya surga dunia. Masih ada banyak contoh lainnya, yang mungkin masing2
pribadi kita pernah mengalami-nya. Namun entah yang menang yang mana.,,? Semoga
Allah senantiasa menguatkan keimanan kita.
~bersambung~
Dari
kajian di Masjid Ar-Rahmat, Slipi (13 Des’14) dengan beberapa tambahan.
-----Jakarta, 19 Desember 2014-----
16:31
0 komentar:
Posting Komentar