Kamis, 07 Juni 2012

ORANG BERIMAN ITU..,_Lebah*Kurma

Posted by Nis |




ORANG BERIMAN ITU..,
Dzunnun Al-Mishri berkata;
‘Seorang yang beriman, kebahagiaannya selalu tampak cerah di wajahnya, kesedihannya hanya disimpan di dalam hatinya, dadanya paling luas, nafsunya paling tersamar, menjauhi semua kejelekan, memerintahkan semua kebaikan, tidak ada dengki, tidak ada iri, tidak menjadi seorang yang ragu-ragu, tidak mengumpat, tidak mencela, ... Selain itu, ... ia menghormati waktu, tidak mau membanggakan diri, tidak pernah mau merusak kehormatan, tertawanya berupa senyuman, bertanyanya adalah belajar, berdiskusinya adalah mencari pengertian, tidak pelit, tidak buru-buru, tidak mau membentak, tidak bodoh, tidak gelisah, tidak berduka, tidak kejam, tidak sombong dan tidak juga tertipu. Ia sedikit bertikai, baik dalam meninjau masalah, adil saat marah, lembut saat meminta, murni cintanya, dapat dipercaya janjinya, selalu memenuhi janjinya, penuh kasih sayang, suka memberi, murah hati, yang lembut, sedikit bicara, selalu ridha terhadap apa yang diberikan Tuhannya, dan menentang hawa nafsunya. Ia juga tidak berlaku keras kepada orang yang melukainya dan tidak memasuki sesuatu yang tidak bermanfaat baginya. Bila dicaci dan dilukai, ia tidak membalasnya. Bila ia meminta dan tidak diberi, maka ia tidak marah. Ia tidak merasa senang dengan musibah yang diterima orang yang tidak disukainya dan tidak pernah menggunjing orang lain. Manusia yang berseri-seri wajahnya, tidak menjadi pengkhianat, tidak berlaku mesum, yang menahan amarahnya, banyak tersenyum, lembut pandangannya, besar kewaspadaannya. Inilah seorang yang beriman sejati’.
Sempurna

Sebuah syair mengatakan;
Aku telah mengukirkan nama kekasihku di bulir batu cincinnku
Setelah itu, ia tidak pernah hilang dari mataku dan tidak pernah berpaling dari hatiku
Dengan menyentuh dan menciuminya dapat menyembuhkan rasa sakitku
Ia dapat mendinginkan kesedihan dan perasaan tak menentu
Huruf-huruf namanya terukir di atas semua yang telah aku sebutkan
Hatiku haram dari melalaikanNya
Sesungguhnya aku adalah hambaNya saat dekat maupun saat jauh...




----------------





Lebah,
Seorang yang beriman itu ringan diri, seperti lebah yang ketika singgah pada satu batang kayu, maka lebah ini tidak membuat batang itu menjadi patah/rusak. Ketika ia singgah pada bunga, ia membantu penyerbukannya. Ia hanya makan makanan yang enak dan mengeluarkan sesuatu yang baik. Begitu juga seorang yang beriman. Ia hanya akan memakan sesuatu yang halal dan yang keluar darinya hanyalah amal saleh. Seekor lebah, air liurnya bening dan minumannya dapat menjadi obat. Seorang yang beriman, penglihatannya juga dapat menjadi obat dan nasihatnya menjadi penawar. Dan tentu saja, madu yang dihasilkannya manis *seperti saya juga :D
Perincian mengenai ilmu lebah, adalah sebagai berikut;
Pertama, lebah hanya menghisap saripati bunga. Ia hanya mengambil yang inti dan membiarkan yang lain. Lebah tahu, yang menjadi kebutuhannya hanyalah saripati, bukan yang lainnya. Ini mengajarkan bahwa setiap muslim haruslah senantiasa menjaga perbuatan2nya dan segala fasilitas hidupnya adalah didapat dari sesuatu yang halal.
Kedua, lebah menghasilkan madu. Ia memberi manfaat bagi manusia. Ini pelajaran bagi umat Islam. Madu berasal dari saripati bunga dan baik, maka keluarnya pun baik. Sesuatu yang halal, keluarnya halal pula. Dan, ia banyak memberi manfaat bagi orang lain.
Ketiga, lebah tidak merusak. Di mana pun dia hinggap, tak ada tangkai daun ataupun ranting pohon yang patah. Betapa santunnya hewan kecil ini hingga dalam bergaul dia tidak menyakiti siapa pun dan senantiasa menjaga kedamaian dalam setiap suasana. Lebah senantiasa memegang prinsip iffah (ketenteraman) dalam pergaulan.
Keempat, lebah punya harga diri. Ia tidak akan pernah mengganggu orang lain selama kehormatan dan harga dirinya dihormati. Namun, bila harga dirinya dizalimi, ia akan siap 'menyengat' pengganggunya. Karena itu, setiap Muslim harus mampu menjaga kehormatan dirinya.







POHON KURMA

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ مِنْ الشَّجَرِ شَجَرَةً لَا يَسْقُطُ وَرَقُهَا وَإِنَّهَا
مَثَلُ الْمُسْلِمِ فَحَدِّثُونِي مَا هِيَ فَوَقَعَ النَّاسُ فِي شَجَرِ الْبَوَادِي قَالَ عَبْدُ اللَّهِ وَوَقَعَ فِي نَفْسِي أَنَّهَا
النَّخْلَةُ فَاسْتَحْيَيْتُ ثُمَّ قَالُواحَدِّثْنَا مَا هِيَ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ هِيَ النَّخْلَة ُ
 
“Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya ada diantara pepohonan, satu pohon yang tidak gugur daunnya. Pohon ini seperti seorang muslim, maka sebutkanlah kepadaku apa pohon tersebut?” Lalu orang menerka-nerka pepohonan wadhi. Berkata Abdullah: “Lalu terbesit dalam diriku, pohon itu adalah pohon kurma, namun aku malu mengungkapkannya”. Kemudian mereka berkata: “Wahai Rasululloh beritahulah kami pohon apa itu?” Lalu beliau menjawab: “Ia adalah pohon kurma”.
Kenapa pohon kurma.?? Tentulah pohon ini memiliki keistimewaan sehingga dijadikan sebagai permisalan bagi seorang muslim.
Tidak hanya ini saja bahkan Allah memberikan permisalan kalimat thoyibah dengan pohon ini dalam firmannya:
أَلَمْ تَرَ كَيْفَ ضَرَبَ اللهُ مَثَلاً كَلِمَةً طَيِّبَةً كَشَجَرَةٍ طَيِّبَةٍ أَصْلُهَا ثَابِتٌ وَفَرْعُهَا فِي السَّمَآءِ تُؤْتِي أُكُلَهَا كُلَّ حِينٍ بِإِذْنِ رَبِّهَا وَيَضْرِبُ اللهُ اْلأَمْثَالَ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُونَ
“Tidakkah kamu kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit, pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Rabbnya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat”. (QS. Ibrohim 24-25)
Pohon kurma tidak pernah gugur daunnya. Seorang yang beriman tidak akan berubah keimanannya dengan melakukan perlawanan hawa nafsu orang-orang yang tidak benar. Seorang yang beriman itu mulia nilainya seperti pohon kurma. Pohon kurma ketika ia bercabang, maka ia akan bercabang dengan teratur. Pada saat sedang bercabang itu, ia akan berbuah, yang mana buahnya manis *seperti saya :D.
Pohon kurma sangat kukuh,
Demikian juga iman jika telah mengakar didalam hati, maka menjadi sangat kukuh dan tidak goyah sedikitpun, seperti kukuhnya gunung yang besar menjulang.


----------------



---Perpus Pusat UII, 07 June 2012----
ba'da 'Ashar
sebelum TPA


0 komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger
Powered By Blogger
Powered By Blogger