Bismillah..,
Segala pujian dan sanjungan hanyalah milik Allah SWT, Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
Sebuah kosakata yang begitu familiar dan melekat di hati umat muslim.. 'dzikir'.
Inilah salah satu ibadah yang sangat ringan bagi umat muslim, yaitu berdzikir. Apa itu dzikir.? Pengertian dzikir menurut bahasa berasal dari kata dzakaro yang artinya ingat. Kata dzikir mengambil dari masdarnya dzikron, kemudian terkenal dengan istilah dzikir. Sedangkan dzikir menurut syara’ adalah ingat kepada Allah dengan etika tertentu yang sudah ditentukan dalam Al Qur’an dan Hadits dengan tujuan mensucikan hati dan mengagungkan Allah.
Allah SWT memberikan beberapa definisi/bentuk-bentuk dzikir, diantaranya;
َذِكْري لِ لاةَ الصَّ أَقِمِ وَ فَاعْبُدْني أَنَا إِلاَّ إِلهَ لا اللهُ أَنَا إِنَّني
”Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah salat untuk mengingat-Ku”.
(QS. Thoha ;14)
يا أيها الذين آمنوا اذكروا الله ذكراً كثير
“Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya.”
(QS. Al-Ahzab ;41)
فاذكروني أذكركم واشكروا لي ولا تكفرون
“Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.”
(QS. Al-Baqarah ;152)
Dari ayat di atas bisa dijelaskan, bahwa berdzikir itu bisa berupa shalat, menyebut nama-nama Allah, memuji Allah, membaca Al-Qur’an, mengucapkan kalimat-kalimat yang menghadirkan ingatan kepada Allah, dan mengingat Allah itu sendiri, itu semua merupakan bentuk-bentuk dari dzikir kepada Allah. Jadi, dzikir tidaklah hanya dengan ucapan-ucapan lisan, tapi juga kesadaran akan keberadaan Allah SWT yang senantiasa tertanam di dalam otak dan hati kita, yang melandasi setiap tindakan dan perbuatan.
Kategori berdzikir;
1) Dzikir Billisan :
Mu'az bertanya kepada Nabi tentang amal yang paling utama. Nabi menjawab : "Sampai mati lidahmu basah dengan berdzikir kepada Alloh". (HR. Al Baihaqi). Dalam Hadits Qudsi dikatakan : "AKU selalu bersama hamba-KU apabila ia mengingatKU dengan menggerakkan kedua bibirnya".
2) Dzikir Bilqolbi :
Berzikir dengan menggunakan hati (yaitu membacanya di dalam hati) dan sama sekali tidak terdengar oleh telinga. Karena sesungguhnya Allah SWT maha mendengar, bahkan bisikan hati sekalipun, atau bertikan pikiran kita, Allah SWT mengetahuinya.
"(Ingatlah) ketika istri Imran berkata: 'Ya Tuhanhu, sesungguhnya aku telah menazarkan kepada Engkau anak yang dalam kandunganku menjadi anak yang saleh dan berkhidmat (di Baitil Maqdis). Karena itu terimalah (nazar) itu dariku. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.'"
(QS. Ali Imran : 135).
Mengenai kondisi-kondisi untuk berdzikir, Allah SWT berfirman;
“Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring ...” (QS. An-Nisa’ ;103)
“Dan bertasbihlah kepada-Nya diwaktu pagi dan petang”. (QS. Al-Ahzab ;41)
Jadi, berdzikir itu tidak mengenal dalam kondisi apapun, dimanapun, kapanpun, bahkan dalam perang sekalipun, hendaklah senantiasa mengingat Allah SWT. Kecuali di kamar mandi, tidak diperbolehkan berdzikir dengan lisan, cukup di dalam hati. Tidak ada batasan jumlah dalam berdzikir,
تفلحون لعلكم كثيراً الله واذكروا
“Dan sebutlah (nama) Allah sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung.”
(QS. Al-Anfal: 45)
Dzikir sebagai sedekah yang Paling Baik ;
Abu Dzar r.a meriwayatkan bahwa beberapa sahabat (yang fakir) berkata kepada Rasulullah Saw., ‘Wahai Rasulullah, orang kaya punya (banyak) kesempatan untuk memperoleh pahala. Mereka beribadah sama sebagaimana kami beribadah dan mereka berpuasa sebagaimana kami berpuasa, tetapi mereka bisa bersedekah karena mereka memiliki kelebihan harta, lalu bagaimana dengan kami yang tidak memiliki harta seperti mereka?’. Rasulullah Saw., pun menjawab, “Bukankah Allah SWT memberikan kepadamu yang bisa kalian berikan sebagai sedekah? Setiap ucapan tasbih (Subhanallah) adalah sedekah, setiap takbir (Allahu Akbar) itu pun sedekah, setiap ucapan tahmid (Alhamdulillah) adalah sedekah, setiap ucapan Laa ilaha illallah adalah sedekah, menganjurkan yang ma’ruf (baik) adalah sedekah, melarang hal yang mungkar (buruk) juga merupakan sedekah.”
(HR Muslim dan Ibnu Majah)
Faedah Berdzikir;
• Dzikir menjadikan hati semakin kilap yang sebelumnya berkarat. Karatnya hati disebabkan lalai dari dzikir pada Allah. Sedangkan kilapnya hati adalah dengan dzikir, taubat dan istighfar.
• Dzikir akan menghapus dosa karena dzikir adalah kebaikan terbesar dan kebaikan akan menghapus kejelekan.
• Dzikir pada Allah dapat menghilangkan kerisauan.
• Ketika seorang hamba rajin mengingat Allah (berdzikir), maka Allah akan mengingat dirinya di saat ia butuh.
• Jika seseorang mengenal Allah -dengan dzikir- dalam keadaan lapang, Allah akan mengenalnya dalam keadaan sempit.
• Dzikir akan menyelematkan seseorang dari adzab neraka.
• Dzikir menyebabkan turunnya sakinah (ketenangan), naungan rahmat, dan dikelilingi oleh malaikat.
• Dzikir menyebabkan lisan semakin sibuk sehingga terhindar dari ghibah (menggunjing), namimah (adu domba), dusta, perbuatan keji dan batil.
• Majelis dzikir adalah majelis para malaikat dan majelis orang yang lalai dari dzikir adalah majelis setan.
• Orang yang berzikir begitu bahagia, begitu pula ia akan membahagiakan orang-orang di sekitarnya.
• Dzikir akan memberikan rasa aman bagi seorang hamba dari kerugian di hari kiamat.
• Karena tangisan orang yang berdzikir, Allah akan memberikan naungan ‘Arsy padanya di hari kiamat yang amat panas.
• Sibuknya seseorang pada dzikir adalah sebab Allah memberi untuknya lebih dari yang diberikan pada peminta-minta.
• Dzikir adalah ibadah yang paling ringan, namun ibadah tersebut amat mulia.
• Dzikir adalah tanaman surga.
• Pemberian dan keutamaan yang diberikan pada orang yang berdzikir tidak diberikan pada amalan lainnya.
Buaaanyak sekali manfaat dari berdzikir, beberapa diantaranya yang telah disebutkan di atas. Hendaknya dzikir dilakukan semata hanya untuk mengharap ridho Allah, maka itulah seutama-utamanya berdzikir kepada Allah SWT.
أَذْكُرْكُمْ فَاذْكُرُونِي
“Ingatlah pada-Ku, maka Aku akan mengingat kalian.” (QS. Al Baqarah: 152).
Ibnul Qayyim mengatakan, “Seandainya tidak ada keutamaan dzikir selain yang disebutkan dalam ayat ini, maka sudahlah cukup keutamaan yang disebut.” Bagaimana tidak luar biasa, jika yang mengingat kita adalah Allah SWT...
Keutamaan yang diberikan kepada Ahlu Dzikr;
Allah SWT memuliakan orang-orang yang senantiasa mengingat-Nya. Malaikat pun memberikan penghormatan, yaitu menaungi orang-orang yang berada dalam majelis dzikir dengan sayapnya. Tak heran ketika sedang mengikuti kajian-kajian atau pun halaqah2 ilmu dien, rasanya begitu tenang, damai, sampai keenakan malah jadinya ngantuk...
Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya Allah mempunyai para malaikat yang selalu berkeliling di jalan-jalan, dan mencari-cari majelis dzikir, jika mereka mendapati suatu kaum yang berdzikir kepada Allah mereka memanggil teman-temannya seraya berkata; ‘Kemarilah terhadap apa yang kalian cari.’ Lalu mereka pun datang seraya menaungi kaum tersebut dengan sayapnya sehingga memenuhi langit dan bumi. Maka Rabb mereka bertanya padahal Dia lebih tahu dari mereka; ‘Apa yang dikatakan oleh hamba-Ku? ‘ Para malaikat menjawab; ‘Mereka mensucikan Engkau, memuji Engkau, mengagungkan Engkau.’ Allah berfirman: ‘Apakah mereka melihat-Ku? ‘ Para malaikat menjawab; ‘Tidak, demi Allah mereka tidak melihat-Mu.’ Allah berfirman: ‘Bagaimana sekiranya mereka melihat-Ku? ‘ Para malaikat menjawab; ‘Sekiranya mereka dapat melihat-Mu pasti mereka akan lebih giat lagi dalam beribadah, lebih dalam mengagungkan dan memuji Engkau, dan lebih banyak lagi mensucikan Engkau, ‘ Allah berfirman: ‘Lalu apa yang mereka minta? ‘ Para malaikat menjawab; ‘Mereka meminta surga.’ Allah berfirman: ‘Apakah mereka telah melihatnya? ‘ Para malaikat menjawab; ‘Belum, demi Allah mereka belum pernah melihatnya.’ Allah berfirman: ‘Bagaimana sekiranya mereka telah melihatnya? ‘ Para malaikat menjawab; ‘Jika mereka melihatnya tentu mereka akan lebih berkeinginan lagi dan antusias serta sangat mengharap.’ Allah berfirman: ‘Lalu dari apakah mereka meminta berlindung? ‘ Para malaikat menjawab; ‘Dari api neraka.’ Allah berfirman: ‘Apakah mereka telah melihatnya? ‘ Para malaikat menjawab; ‘Belum, demi Allah wahai Rabb, mereka belum pernah melihatnya sama sekali.’ Allah berfirman: ‘Bagaimana jika seandainya mereka melihatnya? ‘ Para malaikat menjawab; ‘Tentu mereka akan lari dan lebih takut lagi.’” Beliau melanjutkan: ‘Allah berfirman: ‘Sesungguhnya Aku telah mempersaksikan kepada kalian bahwa Aku telah mengampuni mereka.’ Beliau melanjutkan; ‘Salah satu dari malaikat berkata; ‘Sesungguhnya diantara mereka ada si fulan yang datang untuk suatu keperluan? ‘ Allah berfirman: ‘Mereka adalah suatu kaum yang majelis mereka tidak ada kesengsaraannya bagi temannya.”
(HR. Al-Bukhari no. 5929)
Allah SWT juga membangga-banggakan hamba-Nya yang berdzikir di hadapan para malaikatnya. Ini merupakan kemuliaan tersendiri yang diberikan oleh Allah SWT.
Dari Muawiah bin Abi Sufyan radhiallahu anhu dia berkata: “Sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah melewati halaqah para sahabatnya. Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bertanya: ‘Majelis apa ini? ‘ Mereka menjawab; ‘Kami duduk untuk berzikir kepada Allah dan memuji-Nya atas hidayah-Nya berupa Islam dan anugerah-Nya kepada kami.’ Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bertanya lagi: ‘Demi Allah, apakah kalian duduk di sini hanya untuk ini? ‘ Mereka menjawab; ‘Demi Allah, kami duduk-duduk di sini hanya untuk ini.’ Kata Rasulullah selanjutnya: ‘Sungguh aku menyuruh kalian bersumpah bukan karena mencurigai kalian. Tetapi karena aku pernah didatangi Jibril alaihis-salam. Kemudian ia memberitahukan kepadaku bahwasanya Allah Azza wa Jalla membanggakan kalian di hadapan para malaikat.”
(HR. Muslim no. 4869)
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda pada Mu’adz,“Wahai Mu’adz, demi Allah, sungguh aku mencintaimu. Demi Allah, aku mencintaimu.” Lantas Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Aku menasehatkan kepadamu –wahai Mu’adz-, janganlah engkau tinggalkan di setiap akhir shalat bacaan ‘Allahumma a’inni ‘ala dzikrika wa syukrika wa husni ‘ibadatik’ (Ya Allah tolonglah aku untuk berdzikir dan bersyukur serta beribadah yang baik pada-Mu).”
“orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram”. (QS. Ar-Ra’d ;28)
Aku telah mengukirkan nama kekasihku di bulir batu cincinku
Setelah itu, ia tidak pernah hilang dari mataku dan tidak pernah berpaling dari hatiku
Dengan menyentuh dan menciuminya dapat menyembuhkan rasa sakitku
Ia dapat mendinginkan kesedihan dan perasaan tak menentu
Huruf-huruf namanya terukir di atas semua yang telah aku sebutkan
Hatiku haram dari melalaikanNya
Sesungguhnya aku adalah hambaNya saat dekat maupun saat jauh...
----------
----Perpus Pusat UII, 27 June 2012----
ba'da maghrib