Bismillah...
Planning kehidupan telah kita buat. Umur sekian lulus kuliah, umur sekian travelling ke Suriah, umur sekian menikah. Banyak mimpi pun telah kita gantung ke angkasa, bilangannya bak bintang nan tak terhingga. Apakah itu salah.? Bukankah kata bijak, orang sukses itu bermula dari berani bermimpi, kemudian dia berusaha mewujudkannya.? Bukankah mimpi itu yang bisa membuat kita bergairah di dalam susah, menjadi tabuh genderang kala berjuang.?
Sama sekali tidak salah sodara-sodara. Itu sah sah saja. Yang menjadi masalah hanya orientasi, di manakah kita muarakan mimpi-mimpi kita itu.? Kepada Allah kah,, atau kepada nafsu yang tiada kan pernah usai..?
Travelling time via: http://www.123rf.com/photo_22478761_travelling-by-car-famous-monuments-of-europe.html
Misal, kita bercita-cita travelling ke Paris. Sekedar travelling kah.? Atau ada misi yang tertuju kepada Allah.? Ke Paris untuk membangun-kan masjid bagi warga muslim disana mungkin.? Atau ke sana untuk berdakwah, menyiarkan agama Allah. Bisa juga. Intinya adalah apa-pun dan sebanyak apa pun mimpi dan cita-cita itu, tujuan utamanya adalah Allah. Ya.. hanya Allah.
Karena muara kehidupan kita di dunia ini adalah untuk kehidupan yang sesungguhnya setelah mati nanti. Lalu apakah kita hanya akan mematok mimpi dan cita untuk kehidupan sebelum mati ini saja.? Luaskan hati, tajamkan fikir. Mimpi yang bermuara kepada Allah, setiap helaan nafas dalam usaha kita mewujudkannya menjadi pahala. Setiap bulir keringat berganjar mutiara. Lelah, susah dan payah menjadi amal penuntun ke surga. Ah, indahnya,, nikmatnya...
Ya Rabb,, mimpiku cuma satu... surga-Mu.......
---------------------------
TU(H)AN PASSION
Motivator-motivator
itu berteriak:
Bekerjalah
dengan PASSION.
Bekerjalah
sesuai PASSION.
Memang jika
mengerjakan sesutau yang bukan dari hati tak ada nikmatnya sama sekali. Lain
halnya saat mengerjakan aktivitas yang memang itu passion hidup. Lelah tak dirasa dan siapa pun lawan bicaranya pasti
memilih topik tentang passion diri
sebagai bahasan utama. Pasti jika sudah seperti itu, nada bicara akan menggebu.
Rasanya seluruh dunia harus tahu kalau yang di-passion-in ini amat menarik. Ditulislah daftar panjang mengenai apa
saja yang menjadi passion diri. Aku
suka hal ini. Aku bergairah mengerjakan ini... ini. Aku ingin mewujudkan ini
itu. Ya, semua ini tentang impian dan passion.
Mengejar impian with passion.
Apa yang
ingin digapainya? Setelah deretan list
keinginan itu tercapai, lalu apa?
Kemana
kemudi ini ditujukan? Kepada keinginan-keinginan? Atau apalah itu yang kau
sebut impian? Jika ya, bukankah telah sampai pada kita bahwa keinginan akan
melahirkan keinginan yang lain. Manusia takkan pernah puas, malah akan semakin
buas. Jika tidak terwujud? Lahar kekecewaan itu bisa mengamuk. Hidup dalam
kubangan kekecewaan dan pengandaian yang menyiksa.
Lalu, kemana
kemudi ini diarahkan?
Mari
perkenankan Sang Pencipta Kehidupan yang menjawabnya,
“Tiadalah
Aku menciptakan jin dan manusia kecuali agar mereka BERIBADAH.”
(QS. Adz-Dzariyat: 56)
Allah tujuan kita. via: http://www.anneahira.com/contoh-makalah-ibadah.htm
Tercapai atau tidaknya keinginan, HIDUP INI BUKAN TENTANG ITU.
Membahagiakan
atau tidak pekerjaan yang kini dilakoni, hidup ini bukan tentang itu.
Menyenangkan
atau tidak lingkungan yang didiami, hidup ini bukan tentang itu.
Hidup ini, tentang menjadikan segala sesuatu yang kita miliki dan
hadapi, sebagai piranti IBADAH.
Mengerjakan
dengan niat ibadah, akan membuat seseorang bekerja lebih dari sekadar ‘menggebu
dan giat’. “Niat Ibadah” menjanjikan perbekalan, yang dapat kita bawa untuk
hari-hari kekekalan.
Ya, ternyata
ada yang lebih dari sekadar passion.
Karena Tuhan
kita Ar-Rahman.
Bukan itu yang
kau sebut passion.
Kehawatiran
akan membawamu pada kejumudan berpikir dan bersikap. Sedangkan iman akan
menuntunmu menjadi hamba yang tetap penuh syukur dan ridha, seraya terus
berusaha. Terwujudnya akan membuatmu semakin sujud. Ketiadaannya akan membuatmu
semakin mendekat pada Tuhan.
Seringkali
pertanyaan-pertanyaan kehidupan tak bertemu dengan jawaban, namun berupa
perjalanan yang harus ditempuh, tanpa diberi tahu akan seberapa jauh atau
berapa peluh yang akan jatuh, kita tak pernah tahu, kecuali dengan terus
menempuh perjalanan itu.
Crayon Untuk Pelangi Sabarmu ---karena kesabaran perlu terus
diteguhkan, ~Natisa
–penerbit; PT.elex media komputindo.
Penyesalan tiada guna. via: https://myfitriblog.wordpress.com/2014/04/29/lock-screen-untuk-ibadah-by-islam-diaries/
-------Jakarta, 2 September 2015-------
ba'da 'Ashar
0 komentar:
Posting Komentar