Rabu, 02 September 2015

Tentang Mimpi dan Cita, dimanakah ia bermuara

Posted by Nis |

Bismillah...


Planning kehidupan telah kita buat. Umur sekian lulus kuliah, umur sekian travelling ke Suriah, umur sekian menikah. Banyak mimpi pun telah kita gantung ke angkasa, bilangannya bak bintang nan tak terhingga. Apakah itu salah.? Bukankah kata bijak, orang sukses itu bermula dari berani bermimpi, kemudian dia berusaha mewujudkannya.? Bukankah mimpi itu yang bisa membuat kita bergairah di dalam susah, menjadi tabuh genderang kala berjuang.?

Sama sekali tidak salah sodara-sodara. Itu sah sah saja. Yang menjadi masalah hanya orientasi, di manakah kita muarakan mimpi-mimpi kita itu.? Kepada Allah kah,, atau kepada nafsu yang tiada kan pernah usai..?

Travelling time   via: http://www.123rf.com/photo_22478761_travelling-by-car-famous-monuments-of-europe.html

Misal, kita bercita-cita travelling ke Paris. Sekedar travelling kah.? Atau ada misi yang tertuju kepada Allah.? Ke Paris untuk membangun-kan masjid bagi warga muslim disana mungkin.? Atau ke sana untuk berdakwah, menyiarkan agama Allah. Bisa juga. Intinya adalah apa-pun dan sebanyak apa pun mimpi dan cita-cita itu, tujuan utamanya adalah Allah. Ya.. hanya Allah.

Karena muara kehidupan kita di dunia ini adalah untuk kehidupan yang sesungguhnya setelah mati nanti. Lalu apakah kita hanya akan mematok mimpi dan cita untuk kehidupan sebelum mati ini saja.? Luaskan hati, tajamkan fikir. Mimpi yang bermuara kepada Allah, setiap helaan nafas dalam usaha kita mewujudkannya menjadi pahala. Setiap bulir keringat berganjar mutiara. Lelah, susah dan payah menjadi amal penuntun ke surga. Ah, indahnya,, nikmatnya...

Ya Rabb,, mimpiku cuma satu... surga-Mu.......



---------------------------



 TU(H)AN PASSION

Motivator-motivator itu berteriak:
Bekerjalah dengan PASSION.
Bekerjalah sesuai PASSION.

Memang jika mengerjakan sesutau yang bukan dari hati tak ada nikmatnya sama sekali. Lain halnya saat mengerjakan aktivitas yang memang itu passion hidup. Lelah tak dirasa dan siapa pun lawan bicaranya pasti memilih topik tentang passion diri sebagai bahasan utama. Pasti jika sudah seperti itu, nada bicara akan menggebu. Rasanya seluruh dunia harus tahu kalau yang di-passion-in ini amat menarik. Ditulislah daftar panjang mengenai apa saja yang menjadi passion diri. Aku suka hal ini. Aku bergairah mengerjakan ini... ini. Aku ingin mewujudkan ini itu. Ya, semua ini tentang impian dan passion. Mengejar impian with passion.

Apa yang ingin digapainya? Setelah deretan list keinginan itu tercapai, lalu apa?

Kemana kemudi ini ditujukan? Kepada keinginan-keinginan? Atau apalah itu yang kau sebut impian? Jika ya, bukankah telah sampai pada kita bahwa keinginan akan melahirkan keinginan yang lain. Manusia takkan pernah puas, malah akan semakin buas. Jika tidak terwujud? Lahar kekecewaan itu bisa mengamuk. Hidup dalam kubangan kekecewaan dan pengandaian yang menyiksa.

Lalu, kemana kemudi ini diarahkan?
Mari perkenankan Sang Pencipta Kehidupan yang menjawabnya,

“Tiadalah Aku menciptakan jin dan manusia kecuali agar mereka BERIBADAH.”
(QS. Adz-Dzariyat: 56)


Allah tujuan kita.  via: http://www.anneahira.com/contoh-makalah-ibadah.htm


Tercapai atau tidaknya keinginan, HIDUP INI BUKAN TENTANG ITU.

Membahagiakan atau tidak pekerjaan yang kini dilakoni, hidup ini bukan tentang itu.
Menyenangkan atau tidak lingkungan yang didiami, hidup ini bukan tentang itu.

Hidup ini, tentang menjadikan segala sesuatu yang kita miliki dan hadapi, sebagai piranti IBADAH.

Mengerjakan dengan niat ibadah, akan membuat seseorang bekerja lebih dari sekadar ‘menggebu dan giat’. “Niat Ibadah” menjanjikan perbekalan, yang dapat kita bawa untuk hari-hari kekekalan.

Ya, ternyata ada yang lebih dari sekadar passion.
Karena Tuhan kita Ar-Rahman.
Bukan itu yang kau sebut passion.

Kehawatiran akan membawamu pada kejumudan berpikir dan bersikap. Sedangkan iman akan menuntunmu menjadi hamba yang tetap penuh syukur dan ridha, seraya terus berusaha. Terwujudnya akan membuatmu semakin sujud. Ketiadaannya akan membuatmu semakin mendekat pada Tuhan.

Seringkali pertanyaan-pertanyaan kehidupan tak bertemu dengan jawaban, namun berupa perjalanan yang harus ditempuh, tanpa diberi tahu akan seberapa jauh atau berapa peluh yang akan jatuh, kita tak pernah tahu, kecuali dengan terus menempuh perjalanan itu.



Crayon Untuk Pelangi Sabarmu ---karena kesabaran perlu terus diteguhkan, ~Natisa
–penerbit; PT.elex media komputindo.


Penyesalan tiada guna.  via: https://myfitriblog.wordpress.com/2014/04/29/lock-screen-untuk-ibadah-by-islam-diaries/





-------Jakarta, 2 September 2015-------
ba'da 'Ashar









0 komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger
Powered By Blogger
Powered By Blogger