Kamis, 03 September 2015

IKHLAS, KAU ITU BAGAIMANA?

Posted by Nis |

Bismillah...


Bila ikhlas berarti harus selalu bersembunyi, kapan matahari dapat menerangi semesta ini?

Kita lihat matahari menyingkapkan kelam malam dengan cahayanya yang selalu purnama. Kita rasakan ia, hangatnya adalah keikhlasan terhadap sebuah tugas. Tak semata cahaya, panas, dan terik yang menyilaukan. Lebih dari itu, dia tengah berbicara tentang penghambaan. Tentang tasbihnya pada Pemberi Tugas. Bila ikhlas berarti harus selalu bersembunyi, bagaimana matahari hendak menjalankan tugasnya?

Dia berkata pada kita, bahwa ikhlas adalah totalitas pada pelaksanaan tugas.

Seperti sinar mentari.  via: https://yessiemeleiss.wordpress.com/


Bila ikhlas berarti diam pasrah pada takdir, lalu apa yang menggerakkan sekumpulan semut membuat rumah bak istana yang terbangun dengan kecanggihan sistem pengamanan dan manajemen luar biasa! Dengan ukurannya yang kecil. Dengan langkahnya yang hanya setitik. Dengan komunikasi yang terbatas. Dengan tangan dan kaki yang tak lebih besar dari sesenti helai benang. Tapi saksikanlah! Bagaimana dia mengubah dan menggunakan segala yang dimilikinya sebagai amalan tasbihnya pada Allah, Sang Penguasa Semesta.

Dia berkata pada kita, bahwa ikhlas adalah tentang berjuang mengoptimalkan segala yang dimiliki untuk menjadi sebaik-baik makhluk Allah Ta’ala.

Bila ikhlas berarti selalu menolak penghargaan manusia dan berdalih biar Allah saja yang membayar. Ketahuilah, Teman... Islam agama yang sangat indah. Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam, mengajarkan kita agar segera membayar upah pekerja sebelum kering keringatnya. Lihatlah. Betapa pun Islam mengajarkan nilai yang sangat agung, yaitu ikhlas, tapi Islam tak lantas menghapus segala bentuk penghargaan lain.

Bila ikhlas bukan begini dan begitu, lalu apa?
Sejenak mari kita tamasya pada surah ketiga terakhir dalam Al-Qur’an, yang menjadi favorit bacaan surah dalam shalat kita. Al-Ikhlas. Nama surah yang indah. Namun tak seperti nama surah-surah lain yang tertera dalam Al-Qur’an. Kita lihat, penamaan surah Al-Baqarah karena di dalamnya ada kisah Bani Israil yang diperintah menyembelih sapi betina (Baqarah). Kita lihat juga pada surah Ali Imran, di dalamnya terdapat kisah keluarga Imran (Ali Imran). Surah Yusuf karena di dalamnya terdapat kisah Nabi Yusuf ‘alaihi as-salam. Dan sebagainya. Bagaimana dengan surah Al-Ikhlas? Apakah dalam 4 ayat yang dimilikinya disebutkan kata IKHLAS? Tidak. Melainkan keseluruhannya menekankan makna hakiki IKHLAS.

QS. Al-Ikhlas  via: http://www.ha-mim.net/Duhovnost-detail/cemu-nas-uci-sura-ihlas/ 

“Katakanlah: ‘Dia-lah Allah, Yang Maha Esa, Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan, dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia’”
(QS. Al-Ikhlas: 1-4)

Lewat ayat-ayat-Nya yang ringkas ini, seakan Allah mengajarkan kita tentang ikhlas. Allah yang Esa! Maka esakan Ia di setiap doa dan harap kita. Hanya kepada Allah.

Sebelum kita mengeluh dan membuncahkan segala keluhan kepada manusia, coba kita lari dulu kepada yang menciptakan kita! Jika barang elektronikmu rusak, pasti pergi ke kantor service resmi produsen barang tersebut, kan? Inilah ikhlas, fokus pada yang SATU. ALLAH. Baik dari penghadapan amal yang kita lakukan, maupun penambatannya.

Tengok diri kita, apa yang kita lakukan ketika galau? Sedih? Update status FB, koar-koar di Twitter, bete melanda, curhat ke banyak orang, minta dikasihani. Padahal kita punya Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Catat: bergantung! Seluruh kehidupan kita bergantung kepada-Nya. Jadi, jangan bertanya lagi kenapa sering galau. Lah, yang dicari bukan Allah, malah unjuk rasa kegalauan kepada manusia. Hasilnya? Nihil!

Curhat berjama'ah.  via: http://www.nyunyu.com/main-article/detail/karaoke-curhat-2#.VefIFNLxv_E

Masihkah mengeluh pada manusia, sedang segala jalan keluar dan penawar ada di sisi Allah. Jika simpati manusia telah diraih, lalu apa? Terlalu sering kita terjebak pada segala makhluk yang kasat. Kita harapkan belas kasihan mereka terhadap segala beban yang kita tanggung, tanpa menyadari bahwa mereka pun sama manusianya seperti kita, memiliki sesamudra keluhan. Mengapa bersandar pada kayu rapuh?

Jika hatimu saja sempit menampung segala duka kehidupan, apa lagi hati orang lain yang menerima curhatmu? Setiap manusia pada dasarnya adalah makhluk egois. Ia menempatkan urusan dirinya di posisi pertama, selain kehidupan dirinya adalah nomor sekian. Tak pernah menjadi prioritas. Maka, mengapa kau taruh harapan berlebih pada manusia, yang tak pernah bisa memahamimu dengan utuh, apa lagi memberimu jalan keluar?

Mengapa tak berlari kepada Zat Yang Mahakuat? Seorang yang ikhlas ialah, dipuja atau dihina amalnya tetap memesona.

Ketika kita beramal, coba cek berapa banyak yang menjadi Tuhan amal kita? biar dipuji atasan, biar kelihatan santun, biar diomongin, biar di –retweet, biar di-like, biar naik pangkat, biar dikata saleh atau salehah.

Caper.  via: http://funworldku.blogspot.com/2015/05/tipe-cewek-yang-dibenci-cowok.html

Masihkah mengharap pujian manusia, bila nyata-nyata segala pembalasan ada di tangan Allah. Jika telah didapat pujian, lalu apa? Pujian itukah yang mengangkat derajat manusia? Pujian itukah yang akan memeberatkan timbangan kebaikan kita di hari akhir nanti? Akan terselamatkan kah kita dari nyala api neraka nan hitam, oleh karena setumpuk pujian manusia? Bahkan pujian dapat menyeret segunung kebaikan diri ke dalam jurang kehinaan.

Semakin besar keinginan manusia ingin dipuji, semakin enggan kemuliaan menghampiri.

Tidakkah kita perhatikan Bulan.
Ia meninggi dengan nyalanya yang terang menjadi panduan manusia berjalan di gelapnya malam.
Tak seperti asap, ia betul membumbung tinggi, namun rendah dan dijauhi manusia.



Crayon Untuk Pelangi Sabarmu ---karena kesabaran perlu terus diteguhkan, ~Natisa
–penerbit; PT.elex media komputindo.


-----------------------------


Ikhlas berasal dari kata akhlasha yang merupakan bentuk kata kerja lampau transitif yang diambil dari kata kerja intransitif khalasha (خَلصَ) dengan menambahkan satu huruf ‘alif (أ). Bentuk mudhâri‘ (saat ini) dari akhlasha (اَخْلَصَ) adalah yukhlishu (يُخْلِصُ) dan bentuk mashdarnya yaitu ikhlash (إِخْلاص).

Kata tersebut berarti, murni, bersih, jernih, tanpa campuran. Ikhlas adalah melakukan amal perbuatan syariat yang ditujukan hanya kepada Allah secara murni atau tidak mengharapkan imbalan dari orang lain. Perbuatan ikhlas dibarengi pula dengan keyakinan atas perbuatannya dan tidak memiliki keinginan untuk menarik kembali apa yang telah ia lakukan. Amal perbuatan syariat pun terbagi menjadi 2, yaitu usaha lahiriah dan batiniah (doa).

Hingga jelaslah perbedaan antara ikhlas dan ridho. Kalau ikhlas harus dimulai dengan amal perbuatan syariat seperti membantu, berusaha, berdoa, dan lainnya sedangkan ridho adalah rela menerima qodha-qodhar dan meyakini bahwa apa yang terjadi adalah yang terbaik menurut-Nya.

Ikhlas.   via: http://blitza679.com/2737/hikmah-makna-ikhlas.html

Ikhlas bersifat Aktif dengan melakukan perbuatan ditujukan kepada Allah, secara lahiriah dan batiniah. Sebuah perbuatan yang dilakukan secara ikhlas namun perbuatan tersebut tidak menepati kebenaran, maka amal perbuatan tersebut tidak diterima. Sebaliknya pula bila menepati kebenaran, namun dilakukan dengan tidak ikhlas maka amal tersebut pun memiliki kecacatan.

Apa yang dimaksud dengan menepati kebenaran adalah dengan mengikuti Al Qur’an dan sunnah. Ikhlas sebaiknya dilakukan dengan berusaha secara lahiriah dan batiniah secara bersamaan. Usaha lahiriah adalah berusaha dengan sungguh-sungguh secara ikhlas, sedangkan usaha batiniah adalah berdoa dengan sungguh-sunguh secara ikhlas pula. Bila hanya usaha lahiriah atau usaha batiniah saja yang dilaksanakan, maka terdapat ketimpangan.

Lawan dari ikhlas dalah riya’ yaitu melakukan amal perbuatan dengan tujuan agar dilihat orang dan mengharapkan pujian atau balasan dari orang lain. Riya’ berasal dari kata ro’a (رَأى) yang berarti melihat, atau mengatur sesuatu agar dilihat orang.


Ikhlas itu...   via: http://funworldku.blogspot.com/2015/05/tipe-cewek-yang-dibenci-cowok.html










-------Jakarta, 3 September-------
11;30

0 komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger
Powered By Blogger
Powered By Blogger