Selasa, 11 Desember 2012

Study Qur'an2_Makki*Madani

Posted by Nis |



Bismillah...
Segala puji tercurah hanya kepada Allah SWT..,
 
 مَنْ يُرِدِ اللهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِي الدِّيْنِ
“Barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan baginya, niscaya Allah akan menjadikannya faqih (faham) tentang agamanya.” (Hadits Shahih. Diriwayatkan oleh al-Bukhari, no. 2948 dan Muslim, no. 1037)

Yuukkk belajar lagi...
 Melanjutkan bahasan yang kemarin Study Qur'an1_Qudsi*Wahyu
sumber: Pengantar Studi Ilmu Al-Qur'an, Syaikh Manna' Al-Qaththan

------------------------------------
 
MAKKI DAN MADANI

Perbedaan Makkiyah dengan Madaniyah
Untuk membedakan Makkiyah dan Madaniyah, para ulama mempunyai tiga macam pandangan yang masing-masing mempunyai dasarnya sendiri.

Pertama; Dari segi turunnya. Makkiyah adalah yang diturunkan sebelum hijrah meskipun bukan di Makkah. Sedangkan Madaniyah, adalah yang diturunkan sesudah hijrah sekalipun bukan di Madinah. Yang diturunkan sesudah hijrah sekalipun di Makkah dan Arafah, adalah Madani, seperti yang diturunkan pada tahun penaklukan kota Makkah, misalnya firman Allah, “sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak...” (An-Nisaa’: 58). Ayat ini diturunkan di Makkah, dalam Ka’bah pada tahun penaklukan Makkah, atau diturunkan pada hari haji wada’, seperti firman Allah dalam (Al-Maa’idah: 3)

Pendapat ini lebih baik dari kedua pendapat berikut, karena ia lebih memberikan kepastian dan konsisten.

Kedua; Dari segi tempat turunnya. Mkkiyah ialah yang turun di Makkah dan sekitarnya seperti Mina, Arafah, dan Hudaibiyah. Dan Madaniyah ialah yang turun di Madinah dan sekitarnya, seperti Uhud, Quba, dan Sil. Namun, pendapat ini berkonsekuensi tidak adanya pengecualian secara spesifik dan batasan yang jelas. Sebab, yang turun dalam perjalanan, seperti di Tabuk atau di Baitul Maqdis, tidak termasuk ke dalam salah satu bagiannya, sehingga statusnya tidak jelas, Makkiyah atau Madaniyah. Akibatnya yang diturunkan di Makkah walaupun sesudah hijrah, tetap disebut Makkiyah.

Ketiga; Dari sisi sasarannya. Makkiyah adalah yang seruannya ditujukan kepada penduduk Makkah, dan Madaniyah adalah yang seruannya ditujukan untuk penduduk Madinah. Berdasarkan pendapat ini, para pendukungnya menyatakan bahwa ayat Al-Qur’an yang mengandung “ya ayyuhan-nas” (wahai manusia) adalah Makkiyah. Sedangkan ayat yang mengandung seruan “ya ayyuhal-ladzina amanu” (wahai orang-orang yang beriman) adalah Madaniyah.

Ciri Khas Makkiyah dan Madaniyah
Penetapan Makkiyah dan ciri khas temanya
  1. Setiap surat yang di dalamnya mengandung “ayat-ayat sajdah” adalah Makkiyah.
  2.  Setiap surat yang mengandung lafazh kalla, adalah Makkiyah. Lafazh ini hanya terdapat dalam separo terakhir dari Al-Qur’an. Dan disebutkan sebanyak tiga puluh tiga kali dalam lima belas surat.
  3. Setiap surat yang mengandung “ya ayyuhan-nas” dan tidak mengandung “ya ayyuhal-ladzina amanu”, adalah Makkiyah, kecuali Surat Al-Hajj yang pada akhir suratnya terdapat ya ayyuhal-ladzina amanurka’u wasjudu. Namun demikian, sebagian besar ulama berpendapat bahwa ayat tersebut adalah ayat Makkiyah.
  4. Setiap surat yang mengandung kisah para nabi dan umat terdahulu adalah Makkiyah, kecuali surat Al-Baqarah.
  5. Setiap surat yang mengandung kisah Adam dan iblis adalah Makkiyah kecuali surat Al-Baqarah.
  6. Setiap surat yang dibuka dengan huruf-huruf muqatha’ah atau hija’i, Alif Lam Mim, Alif Lam Ra, Ha Mim dan lain-lainnya, adalah Makkiyah, kecuali surat Al-Baqarah dan Ali Imran. Adapun surat Ar-Ra’d masih diperselisihkan.
Ini adalah dari segi karakteristik secara umum. Adapun dari segi ciri tema dan gaya bahasanya, adalah sebagai berikut:

1.      Dakwah kepada tauhid dan beribadah hanya kepada Allah, pembuktian mengenai risalah, kebangkitan dan hari pembalasan, Hari Kiamat dan kedahsyatannya, neraka dan sisksanya, surga dan nikmatnya, argumentasi terhadap orang musyrik dengan menggunakan bukti-bukti rasional dan ayat-ayat kauniyah.

2.      Peletakan dasar-dasar umum bagi perundang-undangan dan akhlak yang mulia yang dijadikan dasar terbentuknya suatu masyarakat; pengambilan sikap tegas terhadap kriminalitas orang-orang musyrik yang telah banyak menumpahkan darah, memakan harta anak yatim secara zhalim, penguburan hidup-hidup bayi perempuan dan tradisi buruk lainnya.

3.      Menyebutkan kisah para nabi dan umat-umat terdahulu sebagai pelajaran, sehingga mengetahui nasib orang sebelum mereka yang mendustakan rasul, sebagai hiburan bagi Rasulullah sehingga ia tabah dalam menghadapi gangguan mereka dan yakin akan menang.

4.      Kalimatnya singkat padat disertai kata-kata yang mengessankan sekali, di telinga terasa menembus dan terdengar sangat keras, menggetarkan hati, dan maknanya pun meyakinkan dengan didukung oleh lafazh-lafazh sumpah. Seperti surat-surat yang pendek-pendek, kecuali sedikit yang tidak.

Penetapan Madaniyah dan ciri khas temanya
  1. Setiap surat yang berisi kewajiban atau sanksi hukum
  2. Setiap surat yang di dalamnya disebutkan orang-orang munafik, kecuali surat Al-Ankabut. Ia adalah Makkiyah.
  3. Setiap surat yang di dalamnya terdapat dialog dengan Ahli Kitab
Dari segi tema;
  1. Menjelaskan masalah ibadah, muamalah, had, kekeluargaan, warisan, jihad, hubungan sosial, hubungan internasional, baik di waktu damai maupun di waktu perang, kaidah hukum, dan masalah perundang-undangan.
  2. Seruan terhadap Ahli Kitab dari kalangan Yahudi dan Nasrani, dan ajakan kepada mereka untuk masuk Islam, penjelasan mengenai penyimpangan mereka terhadap kitab-kitab Allah, permusuhan mereka terhadap kebenaran dan perselisihan mereka setelah keterangan datang kepada mereka karena rasa dengki di antara sesama mereka.
  3. Menyingkap perilaku orang munafik, menganalisis kejiwaannya, membuka kedoknya dan menjelaskan bahwa ia berbahaya bagi agama.
  4. Suku kata dan ayatnya panjang-panjang dan dengan gaya bahasa yang memantapkan syariat serta menjelaskan tujuan dan syariatnya.
Adapun Madaniyah ada 20 surat, yaitu;
  1. Al-Baqarah                                         11. Ali-Imran                         
  2. An-Nisaa’                                            12. Al-Maa’idah
  3. Al-Anfal                                               13. At-Taubah
  4. An-Nur                                                14. Al-Ahzab
  5. Muhammad                                       15. Al-Fath
  6. Al-Hujurat                                          16. Al-hadid
  7. Al-Mujadilah                                      17. Al-Hasyr
  8. Al-Mumtahanah                                18. Al-Jumu’ah
  9. Al-munafiqun                                    19. Ath-Thalaq
  10. At-Tahrim                                            20. An-Nashr
Sedangkan yang diperselisihkan ada 12 surat, yaitu;
  1. Al-Fatihah                                          7. Ar-Ra’d
  2. Ar-Rahman                                        8. Ash-Shaff
  3. At-Taghabun                                      9. At-Tathfif (Al-Muthaffifin)
  4. Al-Qadr                                               10. Al-Bayyinah
  5. Az-Zalzalah                                        11. Al-Ikhlas
  6. Al-Falaq                                              12. An-Nas
Kemudian sisanya 82 surat adalah Makkiyah. Maka jumlah surat-suratnya adalah 114 surat.

--------------------------------------




 -----Perpus Pusat UII, 11 Des'12-----
09;09 

0 komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger
Powered By Blogger
Powered By Blogger