Jumat, 06 Maret 2020

KEUTAMAAN QIYAMUL LAIL

Posted by Nis |


Bismillah..,


-------


Dalam sebuah atsar disebutkan bahwa ketika seorang hamba bertaubat kepada Allah dan berusaha menjaga kualitas taubatnya, lalu ia bangun untuk melalukan Qiyamul Lail dan meratap di hadapan Rabbnya, niscaya malaikat akan meyalakan sebuah lentera baginya dan menggantungkannya di antara langit dan bumi. Para malaikat yang lain kemudian bertanya, “Apa yang terjadi?” Malaikat yang menggantungkan lentera menjawab, “Sungguh, Fulan bin Fulan telah menghabiskan malamnya untuk meratap kepada Rabbnya.”


Dalam sebuah hadits, diriwayatkan bahwa Nabi Muhammad bersabda, “Jika seorang hamba bangun di malam hari untuk melakukan Qiyamul Lail, niscaya bagian-bagian tubuhnya akan saling memanggil satu sama lain seraya berkata ‘Bangunlah, tuan kita telah bangun untuk mengabdi kepada Allah.”[1]






Diriwayatkan dari Ahmad bin Abul Hawari[2], beliau berkata: Suatu ketika aku dating mengunjungi Sulaiman Ad-Darini. Aku mendapatinya tengah menangis, aku berkata kepadanya, “Apa yang membuatmu menangis tuanku?” Ia pun menjawab, “Wahai Ahmad, sungguh ketika malam tiba, orang-orang yang mencintai Rabbnya akan menegakkan kaki mereka sedang air mata mereka menganak sungai. Mereka menangis di antara rukuk dan sujud. Kemudian Rabb mereka datang dan berkata, 

“Wahai Jibril, tunjukkanlah kepada-Ku siapa saja yang menghabiskan malam bersama kalam-Ku., siapa saja yang bermunajat kepada-Ku. Aku akan datang kepada mereka, Aku akan mendengarkan apa yang mereka katakan. Aku akan mendengarkan ratap tangis mereka. Panggillah mereka wahai Jibril, katakan kepada mereke, ‘Mengapa kalian meratap seperti ini? Apakah seseorang telah mengabarkan kepada kalian bahwa seorang kekasih akan menyiksa kekasihnya dengan siksa neraka?’ Mungkinkah Aku membiarkan suatu kaum menangisi malam mereka dengan munajat kepada-Ku lalu Aku memasukkan mereka ke dalam neraka? Jika seorang hamba yang hina saja tidak pantas melakukannya, maka bagaimana dengan raja yang Mahamulia. Sungguh, demi kemuliaan-Ku, Aku bersumpah bahwa Aku akan memberikan hadiah dengan menyingkapkan wajah-Ku bagi mereka, sehingga Aku dapat melihat wajah mereka dan mereka dapat melihat wajah-Ku.” [3]





Sumber kitab: Air Mata Taubat – Ibnul Jauzi
Penerbit : Al Qowam




[1] Tidak ditemukan sumbernya.
[2] Ahmad bin Abul Hawari adalah Abdullah bin Maimun Abul Abbas Ad-Dimasyqi. Beliau pernah tinggal di Darani dan beberapa kota lain, namun akhirnya beliau menetap di Damaskus. Beiau memiliki seorang putra yang terkenal zuhud, bernama Abdullah. Beliau juga memiliki seorang saudara bernama Muhammad yang memiliki sifat wara’ dan takwa sebagaimana yang dimiliki oleh beliau. Ayah beliau, Abul Hawari juga termasuk orang yang memiliki sikap wara’ dan mlazimkan diri pada kehidupan yang wara’ dan zuhud. Beliau wafat pada tahun 230 H. Shifatush Shafwah, IV/237; Thabaqatul Auliya’,31.
[3] HR. Abu Nu’aim dalam kitab Hiyatul Auliya’, X/16, 12.

0 komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger
Powered By Blogger
Powered By Blogger