Bismillah...
Segala puji untuk Allah SWT, atas segala nikmat-Nya..
Nyamannya suasana di rumah, dan hangat berbincang dengan Ibu
tercinta yang selalu menjadi kerinduan di tengah kesibukan kuliah dan
berorganisasi di Kota Jogja, hari ini(5 Sept '12) alhamdulillah terobati. Sekedar ingin
mencari inspirasi, buku2 lama yang ada di lemari menjadi target kali ini.
Ketemu lah sebuah majalah ‘Yatim’
(Majalah Donatur Yatim Mandiri, Edisi Maret 2010). Di halaman terakhir majalah
tersebut, kategori cerita (cerita anak), cukup menarik untuk dibaca dan diambil
hikmahnya. Sebuah cerita yang berjudul ‘Kalung Anisa’. Seperti apakah
ceritanya.?? Mari kita simak...
-------------------
KALUNG
ANISA
Di
sore hari yang cerah, Anisa, anak manis berumur 5 tahun, bersama ibunya berbelanja
di supermarket. Ketika sedang asyik menemani sang ibu, Anisa melihat kalung
mutiara putih berkilauan. Kalung itu tergantung dalam sebuah kotak berwarna
pink yang sangat atraktif.
Kalung
itu nampak begitu indah sekali, sehingga Anisa pun sangat ingin memiliki kalung
itu. Tapi, dia tahu, pasti ibunya akan keberatan. Seperti biasanya, sebelum
berangkat ke supermarket, dia sudah berjanji tidak akan meminta apa pun selain
yang sudah disetujui.
Dan,
tadi, ibunya sudah menyetujui membelikan kaos kaki berrenda yang cantik. Namun,
karena kalung itu sangat indah, Anisa memberanikan diri bertanya.
“Bunda,
bolehkah Anisa memiliki kalung ini? Ibu boleh kembalikan kaos kaki yang
tadi...”
Sang
Bunda segera mengambil kalung dari tangan Anisa. Dibaliknya tertera harga Rp.15.000,-.
Dilihatnya mata Anisa yang memandangnya dengan penuh harap dan cemas.
Sebenarnya, dia bisa saja langsung membelikan kalung itu, namun ia tak mau
bersikap tidak konsisten.
“Oke...
Anisa, kamu boleh memiliki kalung ini. Tapi, kembalikan kaos kaki yang kau
pilih tadi. Dan karena harga kalung ini lebih mahal dari kaos kaki itu, Ibu
akan potong uang tabunganmu untuk minggu depan. Setuju?”
Anisa
mengangguk lega, dan segera berlari riang mengembalikan kaos kaki ke raknya.
“terima
kasih..., Ibu.”
Anisa
sangat menyukai dan menyayangi kalung mutiaranya. Menurutnya, kalung itu
membuatnya nampak cantik dan dewasa. Dia merasa secantik ibunya. Kalung itu tak
pernah lepas dari lehernya, bahkan ketika tidur. Kalung itu hanya dilepasnya
jika mandi atau berenang. Sebab, kata ibunya, jika basah, kalung itu akan rusak
dan membuat lehernya menjadi hijau.
Setiap
malam sebelum tidur, ayah Anisa membacakan cerita pengantar tidur. Pada suatu
malam, ketika selesai membacakan sebuah cerita, sang ayah bertanya.
“Anisa...,
Anisa sayang enggak sama Ayah?”
“Tentu
dong, Ayah pasti tahu kalau Anisa sayang Ayah!”
“Kalau
begitu, berikan kepada Ayah kalung mutiaramu...”
“Yah...
jangan dong Ayah! Ayah boleh ambil ‘Si Ratu’ boneka kuda dari nenek! Itu
kesayanganku juga”
“Yaa,
sudahlah sayang, nggak apa-apa!” Ayah mencium pipi Anisa sebelum keluar dari
kamar Anisa.
Kira-kira
seminggu berikutnya, setelah selesai membacakan cerita, ayah bertanya lagi.
“Anisa,
Anisa sayang nggak sih sama Ayah?”
“Ayah,
Ayah tahu bukan kalau Anisa sayang sekali pada Ayah?”
“Kalau
begitu, berikan pada Ayah kalung mutiaramu.”
“Jangan,
Ayah, tapi kalau Ayah mau, Ayah boleh ambil boneka Barbie ini,” kata Anisa
seraya menyerahkan boneka Barbie yang selalu menemaninya bermain.
Beberapa
malam kemudian, ketika ayah masuk ke kamarnya, Anisa sedang duduk di atas
tempat tidurnya. Ketika didekati, Anisa rupanya sedang menangis diam-diam.
Kedua tangannya tergenggam di atas pangkuan. Air mata membasahi pipinya.
“Ada
apa, Anisa? Kenapa, Anisa?”
Tanpa
berucap sepatah pun, Anisa membuka tangannya. Di dalamnya melingkar cantik
kalung mutiara kesayangannya.
“Kalau
Ayah mau, ambillah kalung Anisa.”
Ayah
tersenyum mengerti, diambilnya kalung itu dari tangan mungil Anisa. Kalung itu
dimasukkan ke dalam kantong celana. Dan dari kantong yang satunya, dikeluarkan
sebentuk kalung mutiara putih, sama cantiknya dengan kalung yang sangat
disayangi Anisa.
“Ini
untuk Anisa. Sama bukan? Memang begitu nampaknya, tapi kalung ini tidak akan
membuat lehermu menjadi hijau.”
Ya...,
ternyata sang ayah memberikan kalung mutiara asli untuk menggantikan kalung
mutiara imitasi Anisa.
----------------------
Bagus bukan.? Hikmah apa yang bisa diambil dari cerita di atas.?
Dari saya;
- Kebahagiaan
yang kita rasakan di dunia ini bukanlah kebahagiaan yang hakiki, jika kita rela
memberikan kebahagiaan dunia ini untuk Allah, pastilah Allah akan menggantinya
dengan kebahagiaan yang sebenarnya. Yaitu kebahagiaan kehidupan akhirat.
- Harta
yang kita miliki, sebenarnya bukanlah milik kita seorang. Jika kita ikhlas
mengeluarkannya untuk Allah, pastilah Allah akan menggantinya dengan simpanan
harta yang lebih mulia. Yang bisa menyelamatkan kita dari pedihnya hari
pembalasan.
- Cinta
nafsu dan segala keindahan palsunya, itu salah satu bentuk ujian. Jika kita
bisa menahan, mengembalikannya kepada Allah, maka tiada cinta yang lebih mulia
dan lebih indah dari cinta Allah SWT.
-
Apa lagi ya...
Mau menambahkan.???
Saya persilahkan...
Wallahu a’lam...
-----Perpus Pusat UII, 06 Sept 2012-----
11;35
2 komentar:
cara mendewasakan si putri mungil "KEREN"
^^
h'emm bisa dicontoh...
:D
Posting Komentar