Senin, 31 Juli 2017

MIMPI BUDI

Posted by Nis |

Bismillah.
Segala puji milik Allah Ta’ala.



Budi bermimpi, ia dan ibunya pergi ke desa Konoha menghadiri wedding Naruto dan Hinata. Sebenarnya acara tersebut pas berbarengan dengan acara nobar Budi dengan teman-temannya. Namun karena Budi pernah membaca hadits yang bunyinya;

إِذَا دُعِىَ أَحَدُكُمْ إِلَى الْوَلِيمَةِ فَلْيَأْتِهَا

“Jika salah seorang di antara kalian diundang walimah, maka hadirilah.” (HR. Bukhari no. 5173 dan Muslim no. 1429). Hadits ini digunakan kata perintah dan hukum asal kata perintah itu wajib. Sumber: https://muslim.or.id/22872-menghadiri-undangan-nikah.html
Budi pun lebih memprioritaskan hadir ke kondangan daripada hangout dengan genknya.


Sampai di tujuan, Budi mencari tempat untuk menambatkan hati #ehh, untuk memarkir awan kinton yang dipinjamnya dari Goku. Sementara Ibunya pergi ke toilet untuk memperbaiki jilbab yang morat-marit sebab terpaan angin saat perjalanan tadi. Di ruang utama sudah banyak tamu yang hadir dari berbagai kalangan dan latar belakang. Ada penjual ramen langganan Naruto, ada Gara, Kakashi, Muzammil Hasballah ‘lhoh kenapa Bang Jamil ada di sini yah? Pikir Budi. Owh, mungkin mau tilawah untuk pembukaan akad nanti’.

Selain tokoh-tokoh dalam film Naruto, ada banyak tamu undangan yang dikenal Budi. Beberapa teman kampus, bahkan dosen juga ada. Semua orang yang datang begitu ramah, Budi merasa agak lelah juga meladeni sapaan mereka. Setiap yang bertatapan dengan Budi tak segan untuk menyapa dan mengajak salaman, ada pula yang ngajak selfie. Tentunya Budi hanya menyambut tangan para tamu lelaki. Sejak mengaji di Masjid Ulil Albab dan kenal dengan para takmirnya, Budi sedikit-demi sedikit mulai berhijrah dan berusaha mengamalkan ajaran Islam dengan baik dan benar sesuai Qur’an dan Sunnah. Di salah satu kajian ba’da magrib di Masjid Ulil pernah dibahas sebuah hadits yang membuatnya merasa ngeri2 sedaaap. Yang mana pula itu? Yang ini;
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لأَنْ يُطْعَنَ فِي رَأْسِ رَجُلٍ بِمِخْيَطٍ مِنْ حَدِيدٍ خَيْرٌ لَهُ مِنْ أَنْ يَمَسَّ امْرَأَةً لا تَحِلُّ لَهُ

“Ditusuknya kepala seseorang dengan pasak dari besi, sungguh lebih baik baginya daripada menyentuh wanita yang bukan mahramnya.” (HR. Thobroni dalam Mu’jam Al Kabir 20: 211. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih). Hadits ini sudah menunjukkan kerasnya ancaman perbuatan tersebut, walau hadits tersebut dipermasalahkan keshahihannya oleh ulama lainnya. Yang diancam dalam hadits di atas adalah menyentuh wanita. Sedangkan bersalaman atau berjabat tangan sudah termasuk dalam perbuatan menyentuh. Sumber :https://rumaysho.com/2258-hukum-jabat-tangan-dengan-wanita-non-mahram.html
Karenanya, Budi palingan hanya tersenyum sembari menganggukkan kepala tanpa bersentuhan tangan ke tangan kepada para wanita yang ditemuinya.


Hhemmm.. lama nian mempelai pria tak kunjung muncul di meja akad. Akhirnya pembawa acara menggaungkan suaranya, memulai dengan pembukaan2. Dan benar saja dugaan Budi bahwa Bang Jamil ternyata didapuk sebagai pembaca tilawatil Qur’an, sebagai sari tilawahnya adalah mbak Sulis. Sambutan2 telah diberikan oleh masing2 perwakilan calon mempelai putra dan putri, pembawa acara pun melanjutkan, ‘demikian tadi sambutan dari kedua mempelai, dan saat yang ditunggu2 akan segera kita mulai. Maka dari itu, mohon kesediaannya kepada mempelai pria untuk segera menempatkan diri dan melaksanakan prosesi akad nikah. Kepada ananda Budiman Hujan Tak Kunjung Datang, kami persilakan.”


Kaget.   via: https://simomot.com


Mak tratap,, Budi kaget sedemikian rupa hingga nyaris tersedak pecel yang baru saja disuapnya. “ono opo iki?!” tanya-nya dalam hati. Budi hanya mematung, terasa agak merinding gimana gitu menyadari bahwa perhatian para hadirin semua tertuju padanya. Belum usai dengan keterkejutannya itu, Budi kembali dikagetkan tangan Toni dan Tono si sepupu kembarnya yang meraih pundak Budi dari belakang kemudian membangunkannya dari tempat duduk. “ayo ke depan mas” kata mereka berdua kompak diiringi senyum manis semanis kopi susu.


Diikuti Toni dan Tono, Budi pun pasrah melangkah maju sambil menelan pecel di mulutnya yang entah sudah dikunyah atau belum tadi itu. Dilihatnya Ibu sudah ada di depan melayangkan senyum kepada Budi. Budi menyimpan keheranannya di dalam hati “ya Allah,,, whooot happeningg??!”. Budi nurut saja diduduk-kan bertatap muka dengan penghulu. Hanya bisa menunduk dengan degub jantung yang jedag-jedug tak karuan. Suara pembawa acara kembali menggema, “mempelai pengantin putri kami persilakan untuk memasuki ruangan menempati singgasana pelaminan”.


Yang dipanggil nampak memasuki ruangan. Cadar dan gaunnya senada. Di tangannya menggenggam bucket bunga berwarna-warni. Cantik. Budi tapi belum melihat anggunnya calon pengantinnya itu. Kepalanya masih menunduk. Hingga 5 langkah si cantik itu sampai di depannya, Budi pun melirik, pas si cantiknya juga melirik, mata mereka bertemu. Zretttt.!!! Seperti tersengat listrik, Budi langsung kembali menunduk. “mata itu..” sepertinya Budi mengenali tatapan itu. Denyut jantungnya berpacu lebih cepattt, suara jedug-annya terdengar jelas dan menggaung sampai ke telinganya. Dug dug dug dug...

Seperti dispeaker.   via: https://ebay.com


Dug dug dug dug... Budi menggeliat. Perlahan memicingkan kedua matanya sembari mengumpulkan kesadaran. “ah... ngimpi”, gumamnya. Adzan dari masjid samping rumah sudah sampai ‘hayya’alashsholaah’. Jenggelak si Budi segera menuju masjid untuk sholat subuh berjama’ah. Usai sholat, pulang, membuka pintu kamar, ada yang tiba2 diingatnya, sigap tangannya meraih hape dan membukanya. 7panggilan tak terjawab. Ditelpun balik-lah nomor tersebut tapi tak bisa karena kehabisan pulsa. Di pagi harinya Budi ke kampus seperti biasa. Di jalan senyum2 sendiri ingat kejadian di mimpinya semalam. 


&_%#ndak jauh2 dah temanya itu2 mulu. :D



-----------------------------------



Sebenarnya ini oleh2 pulkam di bulan April 2017 lalu. Di kereta qodarullah dapat teman duduk sebelahan embak2 dari komunitas menulis. Ngobrol2 cantik seputar dunia menulis, ehm saya lebih ke sebagai pendengar sebenarnya :D. Sempat mencicipi juga sebuah buku kecil, tipis, kumpulan dari cerita2 macam punya saya di atas. Ada yang lucu2 kriuk, ada yang garing, ada yang bikin saya senyum2, de el el. Di akhir perbincangan, beliau menghadiahi saya stiker sembari mengompori untuk mencoba membuat sebuah cerita. Alhamdulillah terselesaikan juga di bulan ini -Juli 2017. *lama amat yawwww dari april ke juli. Maklum, sekarang2 ini menulis adalah hal yang mood2an untuk dilakoni. Inspirasi sebenarnya buanyakkk, tapi menuangkannya yang muaaalesss minta ampun. *hawhh malessuuuun.






Semoga bermanfaat.., barokallahu fiikum.
:D







-------Tangerang, 31 Juli 2017-------
meja kerja,ba'da dzuhur

0 komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger
Powered By Blogger
Powered By Blogger