Bismillah...
Kebahagiaanmu bukan tanggung
jawab orang lain. Pun bukan tanggung jawab orang yang kamu cintai kasihi.
Mengapa?
Karena ketika menyerahkan tanggung jawab membahagiakan diri
diserahkan kepada orang lain, niscaya menciptakan candu. Yang kabar buruknya ia
akan melahirkan sikap menuntut berlebihan. Sikap menuntut ini jika tak
dipernuhi akan melahirkan kesedihan bertubi-tubi; rasa kecewa, merasa tidak
dipedulikan, kesepian, keterasingan, tidak dihargai, dan lain-lain. Jiwanya
tersebab dikuasai oleh respons dari luar, yang tak selamanya –dan tak pernah
ada yang dapat menjamin- selalu membahagiakan.
Bahagia. via: http://www.evisyahida.com/
Ibaratnya kita sedang menonton televisi. Remote-nya diserahkan kepada orang lain. Kita hanya duduk pasrah
menyaksikan channel TV berganti.
Menyuguhkan tampilan-tanpilan berbeda, yang pasti memengaruhi mindset dan perasaan. Oke, sekarang kita
serahkan remote tersebut tapi tidak
diam dan pasrah. Melainkan mengerahkan bahwa keinginan kita ingin ini dan itu.
Pertanyaaannya, apakah orang yang diberi remote
ini selamanya akan atau harus mematuhi arahan kita?
Semampu apa pun kau ungkapkan keinginan dibahagiakan begini dan
begitu, manusia tidak akan pernah dapat memenuhinya dengan percis. Karena
mereka pun tuan bagi diri sendiri.
Jadilah tuan bagi diri sendiri.
Jadilah pengendali perasaan hati. Tanyalah
dengan jujur. Mengapa harus orang lain yang bertanggung jawab membahagiakanmu?
Siapakah yang paling memahami ingin diri? Siapakah yang paling mengetahui
maksud diri?
Allah Ta’ala menghendaki tidak ada manusia yang akan benar-benar
mengerti memahami pribadi kompleks kita. mengapa? Agar tetap Allah saja tujuan
kita memulangkan segala rasa. Agar tetap kitalah yang menjadi tuan segala
sikap, olah pikir dan olah rasa.
Kebahagiaan adalah pilihan. Dan sekali-kali bukan tanggung jawab
orang lain. Jika hari ini hatimu tak bahagia, itu bukan salah siapa pun. Tapi
karena dirimu memutuskan untuk tidak memilih sebagai pengendali hati dan pikir.
Seburuk apa pun kondisi yang dihadapi, kita tetap memiliki kendali untuk
menjadikannya peruntuh mood atau
tantangan agar dapat mengubahnya menjadi batu loncatan. Menjadi lebih baik dan
lebih baik. Menjadi lebih bahagia dan lebih bahagia.
Bukan orang lain. via: http://www.andriewongso.com/articles/details/4711/Bahagia-Itu-Pilihan
Kebahagiaanmu bukan tanggung
jawab orang lain.
Semua ini adalah tentang cerdiknya mengendalikan hati, jika ia
baik maka baiklah seluruhnya.
“Ketahuilah di dalam jasad itu ada segumpal daging, apabila dia
baik maka baiklah seluruh jasad, dan apabila dia buruk maka buruklah seluruh
jasad. Ketahuilah bahwa segumpal daging itu adalah hati.”
(HR Imam Bukhari)
Crayon Untuk Pelangi Sabarmu ---karena kesabaran perlu terus
diteguhkan, ~Natisa
–penerbit; PT.elex media komputindo.
-----------------------
Seringkali kita menuntut orang-orang di sekitar kita,, bahkan memaksa
mereka untuk mengerti diri kita. Dimana saatnya kita sedih, harusnya mereka
mengerti dan segera menghibur. Ketika kita sedang lelah, harusnya mereka
mengerti dan tidak memaksa kita melakukan banyak pekerjaan, dan harusnya mereka tidak melakuan tindakan yang melukai perasaan kita. Saat kita pengin
ini-itu,, perasaan kita sedang begini-begitu,, kita mengharuskan mereka
mengerti, mengetahui, dan memahami. Ahhayy,, jika yang kita inginkan adalah
seperti itu, bukankah mereka juga kemungkinan besar menginginkan hal yang
sama.??? Karena mereka manusia juga, seperti kita. Lalu, bagaimana akan bisa.?
Kita menginginkan mereka membahagiakan kita, menuruti keinginan
hati kita, memahami rasa dan jalan pikir kita. Bagaimana bisa,, karena mereka
sama seperti kita. Manusia. Penuh dengan keterbatasan, kelemahan, dan
kekurangan. Lantas apakah kita akan menggantungkan kebahagiaan kita kepada
mereka.? No. way.! Itu hanya akan
menumpuk daftar kekecewaan dan penyesalan. Yah, karena mereka semua memang di-desain untuk tidak saling mengerti
sepenuhnya.
Terus, siapakah seharusnya yang kita jadikan sandaran kebahagiaan,
yang memahami seutuhnya diri kita, yang tidak akan pernah membuat kita kecewa,
yang benar-benar bisa membuat hati senantiasa dipenuhi bunga-bunga.?
Dia-lah,, yang menciptakan kita. Yang senantiasa memantau keadaan
kita. Yang tak pernah lelah mengurus kita. ALLAH Ta’ala...
-----------------------------------------
BUKANKAH TUHANMU ESA?
Bukankah Tuhanmu Esa?
Mengapa kau jadikan mereka pun Tuhan
Yang mengatakan kamu tidak bisa, kamu tidak mampu
Seakan pada merekalah bisa atau tidak bisanya kehendak
Seakan pada merekalah kehidupanmu bertolak
Hey, mengapa begitu peduli pada kecaman manusia?
Apakah mereka Tuhan yang ucapannya kun fayakun mengubah hidupmu?
Mengapa begitu menggugu pengerdilan mereka terhadapmu?
Ah, mereka bukan Tuhan!
Yang dapat memberikan balasan amalmu
Tapi kenapa beramal agar mendapat simpati mereka?
Mengapa begitu menggugu tak berbalas sesuai harap?
Kan mereka bukan Tuhan
Yang memiliki surga atau neraka
Mengapa buru-buru menciut saat dikucilkan
Toh mereka bukan panitia surga atau neraka
Yang dapat memberi tahu nasib kita di akhirat
Bebas sajalah terus berkarya beramal!
Sekali lagi mereka bukan Tuhan,
Maka ketika tak mendapat kasih yang purna,
Kepeduluan dan kehangatan yang menyeluruh,
Jangan kecewa.
Toh mereka bukan Tuhan yang kasih-Nya maha meliputi, tak bermusim
tak berwaktu. Jika manusia tak bisa melakukannya untukmu, ya tak usah kecewa,
memang mereka tak bisa melakukannya, karena mereka bukan Tuhan.
Sudahlah,
Manusiakan manusia...
Manusiakan dirimu..
Dan Tuhanmu tetaplah satu, ALLAH..
Laa rayba fiihi!
Crayon Untuk Pelangi Sabarmu ---karena kesabaran perlu terus
diteguhkan, ~Natisa
–penerbit; PT.elex media komputindo.
Yang kita perlukan hanyalah Dia. via: https://nuriffahhidayati.wordpress.com/2013/04/11/bahagia-itu-sebenarnya/
--------Jakarta, 3 September 2015--------
16;30