Senin, 31 Agustus 2015

Agar hati RIDHA

Posted by Nis |

Bismillah..,

Sebenarnya, apa sih ridha itu? Seperti apakah bentuknya? Bercahaya kah? Bisa kah di beli dengan lembaran2 rupiah berwarna merah?

Kata ridha berasal dari bahasa Arab yang makna harfiahnya mengandung pengertian senang, suka, rela, menerima dengan sepenuh hati, serta menyetujui secara penuh , sedang lawan katanya adalah benci atau tidak senang. Kata ridha ini lazim dihubungkan dengan eksistensi Tuhan dan manusia, seperti Allah ridha kepada orang-orang yang beriman dan beramal shaleh, sedangkan dengan manusia seperti seorang ibu ridha anaknya merantau untuk menuntut ilmu , ridha erat kaitannya dengan sikap dan pemahaman manusia atas karunia dan nikmat Allah Ta’ala. http://keluargaumarfauzi.blogspot.com/2013/08/ridha-allah-swt.html

Makna “ridha kepada Allah Ta’ala sebagai Rabb” adalah ridha kepada segala perintah dan larangan-Nya, kepada ketentuan dan pilihan-Nya, serta kepada apa yang diberikan dan dicegah-Nya. Inilah syarat untuk mencapai tingkatan ridha kepada-Nya sebagai Rabb secara utuh dan sepenuhnya. http://keluargaumarfauzi.blogspot.com/2013/08/ridha-allah-swt.html

Menggapai ridha Allah.   via: https://www.pinterest.com/pin/460070918157667777/

Nikah? #nyasar.com
Yang penting ada kata-kata ridha. :D



------------------------------------


BAGAIMANA AGAR HATI RIDHA?



Seorang murid hatinya gelisah oleh tumpuk tanya yang berkelabat.

Dari manakah lahirnya hati yang ridha pada ketetapan Allah?
Bagaimana agar Allah anugerahi hati yang ridha?
Apakah jika hati telah ridha pada ketetapan-Nya itu artinya Allah pun telah ridha terhadap hamba tersebut?

Bagaimanakah urutannya; mengejar keridhaan Allah, maka Allah akan anugerahi hati yang ridha, ataukah ridhalah pada ketentuan Allah maka Allah akan ridha?

Dan setiap pertanyaannya beranak pinak. Sang murid tergugu menghadap gurunya. Mengurai satu per satu pertanyaan-pertanyaan itu. Ia berharap gurunya dapat menjawab detail dari tiap soalan. Baginya, segala sesutau yang dijelaskan secara mendetail dan panjang lebar akan terang benderang. Tidak lagi menyembunyikan ketidakjelasan.

Namun ternyata Sang Guru hanya menjawab dengan satu kalimat uraian,

Segala tentang ridha adalah hak Allah.
Apakah Dia mau memberikan kepada kita atau tidak, itu hak-Nya.
Kita hanya mengusahakan untuk bisa mendapatkan dan berlaku ridha.

Kan hanya USAHA yang kita bisa. Apa lagi?

Rasanya ada tikaman palu keputusan yang amat telak memukul hati si Murid. Amat telak.

Benar. Manusia hanya mampu berusaha. Mengapa membebankan diri dengan segala pertanyaan tentang HASIL?

Seperti pertanyaannya; bagaimana agar memiliki hati yang ridha?
Ya upayakan agar senantiasa ridha pada ketentuan Allah. Urusan nanti setelah berusaha akan punya hati ridha atau tidak, itu kehendak Allah.


Berusaha saja semampu kita.   via: http://inspirably.com/quotes/by-zikril-hakim/hanya-tuhan-yang-bisa-melakukan-segalanya-manusia-hanya-bisa

Tidak bisa abdrakadabra punya hati ridha. Dan apakah seorang yang ridha, mengaku ridha?

Si murid kembali mengingat-ingat  pertanyaannya. Ia tadi bertanya; apakah harus ridhai dulu ketetapan Allah barulah mendapat keridhaan Allah? Aduhai! Ini pun terjawab oleh jawaban gurunya. Keridhaan Allah atas makhluk-Nya mutlak kehendak Allah. Apakah dengan atau tanpa ridha si makhluk, sekali lagi ini adalah kehendak Allah.

Lalu pertanyaan selanjutnya, apakah seorang hamba dapat mengetahui jika Tuhannya meridhainya?

Si murid kembali merasa terpojok oleh pertanyaannya sendiri.
Sombong betul aku bertanya begini? Apa yang aku lakukan jika mengetahui Tuhanku ridha padaku? Pastilah aku PONGAH berjalan di antara manusia. Merasa kehidupanku aman sentosa karena telah mendapatkan keridhaan Allah. Apa yang akan aku lakukan jika mengetahui Tuhanku tak meridhaiku? Aku akan HANCUR. Merasa semua usaha jerih payahku di dunia ini tidak ada gunanya. Lantas aku akan  berhenti berusaha dan beribadah.

Kedua kondisi itu sama sekali tidak ada yang baik. Barulah sang murid sadar.

Ini rupanya hikmah di balik manusia hanya mampu BERUSAHA.
Selama hayat dikandung badan, selama itu pula usaha harus terus dikerahkan.
Terus berusaha meridhai segala ketetapan Allah.
Terus berusaha melakukan yang diridhai-Nya.
Terus berusaha menggapai ridha-Nya.
Terus BERUSAHA.
Apa lagi yang kita bisa selain berusaha?

Bahwa setiap pertanyaan mengenai Tuhan tak bisa dijawab oleh kemanusiaan kita. Hanya Allah yang mengerti Zat-Nya. Hanya Allah yang mengerti kehendak-Nya. Maka kembalikan semuanya kepada Allah. Kita manusia hanya dapat berusaha dan mengembalikan semua pada-Nya. Apa lagi yang kita bisa selain berusaha?

Seorang mukmin yang QANA’AH apabila ia membutuhkan sesuatu dari dunia,
maka dia akan datang kepada Tuhannya dengan mengajukan permintaan,
penuh dengan kerendahan hati dan diiringi TOBAT.
Apabila Allah Ta’ala memberikan apa yang dia perlukan,
maka dia akan BERSYUKUR, dan apabila Allah tidak memberikannya, maka dia MENERIMA dan BERSABAR untuk menahan keperluannya TANPA disertai penentangan
ataupun bantahan atas keputusan-Nya.
Dia tidak mencari dunia dan menukarnya dengan agama,
dia tidak seperti orang munafik (yang selalu membantah keputusan-Nya).
-Syaikh Abdul Qadir Jailani


Crayon Untuk Pelangi Sabarmu ---karena kesabaran perlu terus diteguhkan, ~Natisa
–penerbit; PT.elex media komputindo.


Ridha... via: http://www.slideshare.net/amangsyafrudin/hanya-ridha-allah 





-----Jakarta, 31 Agustus 2015-----
ba'da magrib

0 komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger
Powered By Blogger
Powered By Blogger