Senin, 31 Agustus 2015

Sabar itu.??? *menerima ketetapan Tuhan

Posted by Nis |

Sabar itu, warnanya apa, Bunda?
Jika aku melukiskannya dengan crayon kuning, bolehkah?

Boleh, Sayang
Sesukamu, lukis dengan sebanyak warna yang kau suka.

Eh, Bunda...
Boleh aku gambarkan sabar dengan pelangi seperti yang kita lihat tadi sore?

Ya, seperti pelangi, Ananda!
Kumpulkan segala warna indah yang kamu miliki
Merah, hijau, jingga, semaumu!

Semakin kau sukai  warna pelangimu, kau akan semakin betah berlama-lama dengannya.

Bunda, lengkungannya sepanjang apa?
Aku melukiskannya dari ujung kertas ke ujung yang lainnya.

Sepanjang yang kau bisa, Manisku.
Pelangi itu indah bukan? Maka panjangkan saja lengkungannya.

Taraaaa, ‘lukisan sabarku’ sudah selesai, Bunda!
Aku pajang di mana, ya? Di kamarku atau kamar Bunda?

Tidak anakku, Simpankanlah ia di hatimu
Agar kau mudah menemukan pelangi, kapan pun
Tidak perlu kau tunggu hujan
Tidak perlu juga kau tunggu badai
Pelangi sabarmu tak jauh-jauh
Karena kau telah meletakkannya dalam hatimu.



Crayon Untuk Pelangi Sabarmu ---karena kesabaran perlu terus diteguhkan, ~Natisa
–penerbit; PT.elex media komputindo.


Pelangi,,. via: https://anasetyowati.wordpress.com/2014/12/19/sabar-ketika-disakiti-orang-lain/ 



-------------------------

Hidup ini tentang kebijaksanaan dalam menampilkan sikap pada kenyataan yang menghampiri.
Sikapi dengan sebaik-baik sikap.
Hadapi dengan sebaik-baik keberanian.

Berdamai dengan kehidupan adalah berakrab diri dengan segala rasa, lalu kau tampilkan sebaik-baik sikap untuk menghadapinya niscaya kehidupan ini dinikmati

Dinikmati.?? Meskipun pahit rasanya? Meskipun sakit tak terkata? --Ah,,, itu hanya perasaanmu saja. Pahit memang kelihatannya,, sakit nian sepertinya. Tapi itulah kenyataannya, tak bisa lagi dicancel, atau ditukar dengan lain hal yang tak sepahit dan se-sakit itu. Ini lagi ngomongin apa sih.?

Takdir Allah. Terkadang membuat kita menangis merasakan sakitnya, atau serasa ingin muntah karena pahitnya, dan sering kita tersenyum mengecap manisnya. Yah,, lagi-lagi tentang hal yang tak sesuai keinginan, tak sesuai harapan, tak sesuai perkiraan, tak sesuai dengan yang diidam-idamkan. Serba tak sesuai. Membuat mulut membuka, mengeluarkan sebongkah kata, “Macem mana pula ini.??!”

Gagal itu menyakitkan  via: http://www.kreditur.net/rahasia-bisnis-anti-gagal/


---------------------------



Bagaimana cara menerima ketetapan Tuhan?


Manusia diberi kehidupan, tapi juga diuji agar terus berpaut pada Yang Maha Menghidupi.

Pertama, insyafi, bahwa diri ini hanyalah MANUSIA yang berperan sebagai HAMBA. Bukan TUHAN.

Sudah sadar sebagai manusia yang memiliki Tuhan? Sadari pula wilayah hamba: hanya menjalani garis kehidupan yang telah ditetapkan. Jika masih saja tidak mau menerima ketetapan Tuhan, ya sudahlah silakan mengganti profesi menjadi Tuhan. Bisa? Tidak, kan?

Menerima atau tidak ketetapan-Nya, toh ketetapan Tuhan tetap berjalan. Kita hanya bisa memilih; menghadapinya dengan hati lapang atau terus menggerutu dan tak terasa telah banyak waktu berlalu.

Apabila kita tidak menerima datangnya musim kemarau, maka kemarau tersebut akan mendatangkan kesempitan. Demikian juga apabila kita tidak menerima ketetapan datangnya musim penghujan, kedatangannya hanya akan menjadi siksa. Kerelaan kita terhadap takdir-Nya yang mendatangkan dua musim tersebut, akan menghilangkan akibat buruk apa pun yang datang karena keduanya. Demikian halnya, Penerimaan kita terhadap ujian dan cobaan, akan menghilangkan sedih, perih, dan kesempitan yang lahir darinya. Sekali lagi, menerima atau tidak, ketetapan Tuhan terus berjalan.


 Sabarr..... via: http://izasuani.blogspot.com/2014/02/sabar-dan-mengeluh.html 


Kedua, tingkatkan keimanan. Allah sebagai Tuhan Semesta Alam bukan hanya Pencipta, tetapi Dia juga Pemilik dan Pengatur semesta dengan segala isinya. Kira-kira, siapa yang lebih paham kebutuhan ‘produk’?. Perusahaan yang mengeluarkannya, kan? Begitu pula dengan manusia.

Tuhan kita-lah yang Mahamengerti apa yang kita butuhkan, bukan sekadar yang diinginkan.

Jika benar hati yakin hanya Allah yang Mahatahu yang terbaik bagi hamba-Nya, lantas mengapa masih terasa berat menerima ketetapan Allah? Dia memilihkan yang terbaik untuk kita. katakanlah, “Allah lebih tahu daripada aku”.

Apabila engkau tidak ridha dengan takdir,
Tidak bersabar atas ujian dan tidak bersyukur atas nikmat, maka tidak akan ada Tuhan bagimu,
Carilah Tuhan selain Allah,
Padahal engkau tahu tidak ada Tuhan selain Allah.

Apabila engkau mau,
Ridhalah dengan takdir,
Percayalah kepada ketetapan-Nya, baik ataupun buruk, manis ataupun pahit.
Sesungguhnya sesuatu yang akan menimpamu tidak akan luput darimu,
Dan sesuatu yang harus luput darimu tidak akan menimpamu sama sekali,
Baik dengan usaha ataupun tanpa upaya.
-syaikh Abdul Qadir Jailani


Crayon Untuk Pelangi Sabarmu ---karena kesabaran perlu terus diteguhkan, ~Natisa
–penerbit; PT.elex media komputindo.







------Jakarta, 31 Agustus------
14;31

0 komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger
Powered By Blogger
Powered By Blogger