Kamis, 26 Januari 2017

MEMAKNA BERKAH / BAROKAH, mewasapada ISTIDRAJ

Posted by Nis |

Bismillah...
Segala puji kepunyaan Allah Ta’ala wa Jalla.

Tidak seperti hari Sabtu sebelumnya, Allah mencurahkan karunia-Nya di sepanjang perjalanan menuju masjid Ar-Rahmat, Slipi. Yaitu berupa rintik gerimis nan romantis. Mungkin sungguhan so suwitt bagi sejoli (halal) yang boncengan motor bertujan hendak menuntut ilmu syar’i. Yang dibonceng semakin erat berpegang, yang di depan senyam-senyum girang. Wkwk,, terlalu berimajinasi,, baper nis?!. Ehhem., pekan kemarin Alhamdulillah ditemani oleh Catur Asmorowati yang memang mengagendakan diri berkunjung jauh2 dari bekasi, untuk diskusi masalah mata kuliah yang sedang beliau tekuni yaitu akuntansi. Sekalian saja pagi nya saya ajakin ngaji. Sedangkan Sabtu ini, sendiri. Sendiri lagi... seperti dahulu... #kayak lirik lagu. :D

Jadwal pagi ini adalah kajian oleh Ustadz Abu Haidar As Sundawi hafidzahullah. Qodarullah, ternyata beliau berhalangan. Sehingga digantikan oleh entah ustadz siapa, saya tidak tahu namanya. Semoga Allah merahmati beliau. Yang terpenting, ilmu yang beliau sampaikan, yang berikut ini saya bagikan.

Semoga bermanfaat.


----------------------

Barokah.    via: https://beritaakumuslim.blogspot.co.id/2016/09/hidup-barokah.html


AL BAROKAH = Tetapnya kebaikan Illahi pada sesuatu. = Banyaknya kebaikan, tetapnya kebaikan, dan bertambahnya kebaikan. Makanya danau, dalam bahasa Arab dinamakan birkah karena airnya tetap, dan banyak.

Seringkali orang menakar kekayaan dengan takaran harta. Rasulullah shallallahu ‘alihi wassalam bersabda, "Barangsiapa yang melewati harinya dengan perasaan aman dalam rumahnya, sehat badannya, dan memiliki makanan untuk hari itu, maka seakan-akan dia telah memiliki dunia seisinya." (HR. Tirmidzi; dinilai hasan oleh Al-Albani) sumber: http://muslim.or.id/6286-orang-yang-paling-kaya.html



At-Taubah: 55,
Maka janganlah harta dan anak-anak mereka membuatmu kagum. Sesungguhnya maksud Allah dengan itu adalah untuk menyiksa mereka dalam kehidupan dunia dan kelak akan mati dalam keadaan kafir. Sumber : http://www.tafsir.web.id



Al-An’am: 44,

 $£Jn=sù (#qÝ¡nS $tB (#rãÅe2èŒ ¾ÏmÎ/ $oYóstFsù óOÎgøŠn=tæ z>ºuqö/r& Èe@à2 >äó_x« #Ó¨Lym #sŒÎ) (#qãm̍sù !$yJÎ/ (#þqè?ré& Nßg»tRõs{r& ZptGøót/ #sŒÎ*sù Nèd tbqÝ¡Î=ö7B ÇÍÍÈ  

“Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kamipun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa”. Via: http://tafsirq.com/6-Al-An'am/ayat-44


Seperti itu.      via: http://www.imgrum.net/user/ukhti.diaries




IstidrajAllah menarik perlahan-lahan seseorang pada kebinasaan. ‘jika engkau melihat Allah memberikan nikmat yang banyak pada seseorang, sedangkan ia dalam kemaksiatan, maka itu adalah istidraj’. Na’udzubillah tsumma na’udzubillah.

So, tak perlu envy ketika melihat orang lain yang jauh dari Allah, malas beribadah, kalau dikasih nasehat malah membantah, maksiat jadi gaya hidup keseharian malah, tapi bisa hidupnya mewah, banyak sawah, harta berlimpah. Itu bukanlah berkah, tapi adzab yang tersamarkan,, waiyyadzubillah.



Al-Anfaal: 53.

y7Ï9ºsŒ  cr'Î/ ©!$# öNs9 à7tƒ #ZŽÉitóãB ºpyJ÷èÏoR $ygyJyè÷Rr& 4n?tã BQöqs% 4Ó®Lym (#rçŽÉitóム$tB öNÍkŦàÿRr'Î/   žcr&ur ©!$# ììÏJy ÒOŠÎ=tæ ÇÎÌÈ  

“Yang demikian (siksaan) itu adalah karena sesungguhnya Allah sekali-kali tidak akan mengubah sesuatu nikmat yang telah dianugerahkan-Nya kepada suatu kaum, hingga kaum itu mengubah apa yang ada pada diri mereka sendiri, dan sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”


Allah tidak akan merubah nikmat suatu kaum kecuali mereka merubah apa-apa pada mereka. Sehingga nikmat bisa berubah seketika menjadi musibah. Dan bagi Allah, hal itu sangatlah mudah. Misal, sudah diberikan alis tebal, sehat, indah, malah dikerok, ditipis-tipiskan, atau malah dihabisin diganti dengan tato. Selesai ditato, 2 hari setelahnya  eh bekas tatonya menjadi bengkak, berdarah, jadi sakit ndak sembuh2. Na’udzubillah. Atau sudah diberikan harta yang buanyak, tiba-tiba saja memenangkan perlombaan yang tidak disangka-sangka. Bukannya disedekahkan dulu, dibelikan apa gitu untuk keluarganya, malah dipakai taruhan judi karena tergiur untung yang berlipat-lipat. Habis lah itu harta dengan sia-sia, ditambah lagi kena serangan jantung karena syok. Astagfirullah...

Nikmat yang harusnya kita syukuri, kita rasakan,, menjadi bencana akibat ulah kita sendiri. Rambu-rambu syariat itu bukan seperti rambu2 lalu lintas yang kalau dilanggar dan kena tangkep masih bisa nego dengan pak polisi. Lha kalau rambu2 larangan Allah yang dilanggar, mau nego begimana,,!!

Semoga kita dijauhkan dari yang demikian. Amiin ya Allah.



Berdoa agar diberikan keberkahan

Dari Ibnu Abbas, Rsulullah pernah bersabda, ‘Pernah Nabi Ibrahim ‘alaihissalam berziarah ke tempat putranya (Nabi Ismail) tapi tidak bertemu, hanya bertemu dengan istrinya. Beliau bertanya, ‘apa makanan dan minuman kalian?’ Jawab istri Nabi Ismail, ‘makanan kami adalah daging, minuman kami adalah air’. Nabi Ibrahim pun berdoa, ‘Ya Allah berkahilah makanan dan minuman mereka. (HR. Bukhari).

Berdoa meminta keberkahan adalah sunnah, dicontohkan oleh Rasulullah. Yaitu seperti dalam doa untuk pengantin, dan doa ketika diberi makan (ditraktir). Tahu dong lagunya Maher Zain-Barokallah. :D


Doa untuk pengantin.

Doa untuk pengantin.  via: http://www.riaspengantinbogor.com/2015/03/doa-untuk-pengantin-baru.html

“Semoga Allah memberkahimu dan memberkahi pernikahanmu, serta semoga Allah mempersatukan kalian berdua dalam kebaikan” Diriwayatkan oleh Abu Dawud (no. 2130), at-Tirmidzi (no. 1091), Ahmad (II/381), Ibnu Majah (no. 1905), al-Hakim (II/183) dan al-Baihaqi (VII/148), dari Sahabat Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu. Sumber: https://almanhaj.or.id/3229-walimatul-urus-pesta-pernikahan.html



Doa ketika diberi makan/ditraktir.

Ketika ada teman kita yang berbaik hati memberi traktiran, atau mengundang kita makan di rumahnya, atau kalau saya biasanya dikasih makanan sama mama Panda yang baik hati dan peduli dengan nasib anak kos seperti saya :D, atau pokoknya yang kita makan gratisan, alangkah baiknya mendoakan orang yang mentraktir kita tersebut dengan doa yang telah dicontohkan oleh Rasulullah seperti di bawah ini. Meskipun demikian, diperbolehkan juga mendoakan keberkahan dengan lafal yang berbeda.

Doa traktiran.   via: https://aanmullquria.wordpress.com/2016/01/02/doa-tamu-untuk-orang-yang-menjamu-makan/ 

“Ya Allah, berkahilah apa-apa yang Engkau karuniakan kepada mereka, ampunilah mereka dan sayangilah mereka.” Hadits shahih: Diriwayatkan oleh Muslim (no. 2042), at-Tirmidzi (no. 3576), Abu Dawud (no. 3729), dari ‘Abdullah bin Busr radhiyallaahu ‘anhu. Sumber: https://almanhaj.or.id/3229-walimatul-urus-pesta-pernikahan.html

Kalau kepada orang yang mentraktir atau menjamu makan kepada kita sekali saja, kita disuruh untuk mendoakan yang sedemikian maasyaAllah doanya, apalagi kepada yang mentraktir kita puluhan tahun bahkan sebelum kita lahir (orangtua). Jangan lupa untuk selalu mendoakan mereka, berbakti kepada keduanya. #Ah, jadi kangen emak. :D



KUNCI KEBERKAHAN adalah TAQWA

"Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan jalan keluar baginya. Dan memberi-nya rizki dari arah yang tiada disangka-sangkanya." (Ath-Thalaq: 2-3).

Ayat di atas sering disebut sebagai ayat 1000 dinar, pasalnya ayat tersebut menjelaskan mengenai kunci dari segala permasalah rumit manusia, baik itu problematika kehidupan dan juga utamanya adalah problematika keuangan. Itulah dia TAQWA. Definisi paling sederhana dari takwa, yaitu melaksanakan segala perintah Allah, dan menjauhi segala larangan-Nya. Pokoknya di waktu2 yang kita sedang kepepet, kemudian terbuka di hadapan kita jalan pintas yang haram meliuk-liuk menggoda kita. Pada saat itu lah takwa yang sebenar2 taqwa sedang diuji. Memilih tetap taqwa maka sudah jelas imbalannya, yaitu dibukakan jalan dari arah yang tak disangka2. Atau melanggarnya yang mungkin melepaskan kita dari masalah tapi hanya sementara, lepas itu Allah murka.


Jomblo yang bertaqwa.  :D :D    via: https://mulpix.com/instagram/ta_aruf.html




Bagaimana agar harta menjadi barakah,? Taqwa dalam hal harta?

*)mendapatkannya dengan cara yang halal. barangsiapa yang mengambil suatu harta dengan haknya, maka dia akan diberkahi dalam harta tersebut. Sedangkan barangsiapa yang mengambil suatu harta tanpa haknya, maka Allah menjadikannya seperti orang yang terus makan dan tidak pernah kenyang (tidak pernah merasa cukup)’. HR.Muslim.

Mengambil harta orang lain dengan hak kita, yaitu dengan cara jual-beli, sewa, dll. Kita membeli sesuatu dari orang lain itu kan sama dengan kita mengambil barangnya, tapi sudah sah. Sedangkan mengambil harta orang lain tanpa hak kita, misal dengan cara mencuri, merampas, patok di sawah dilebar2in sehingga menyaplok sawah orang lain, dll.

Al-Baqarah: 169, perintah untuk makan dari yang halal.
Al-Baqarah: 176, ancaman tentang Allah akan menghancurkan harta haram.

Bagaimana cara Allah menghancurkan:
a.Menghancurkan fisik dari harta tersebut. Misal; terjadinya musibah kebakaran, kerampokan, sakit yang mengakibatkan seluruh hartanya habis untuk biaya berobat, dll.

b.Dengan meniadakan keberkahannya; secara fisik ada, tapi harta tersebut semakin menjauhkan dari Allah Ta’ala. Tanda paling besar bahwa harta itu barokah; harta tersebut semakin mendekatkan diri kepada Allah. Maka gunakan harta untuk ibadah, sesuai dengan keinginan Sang Pemilik hakiki harta itu.

*)membelanjakan harta di jalan yang Allah ridhai. Orang yang berharta mendapatkan kesempatan untuk lebih mulia di sisi Allah dengan hartanya; Haji, sedekah, infaq, memerdekakan budak, dll. Jangan sampai banyaknya harta menjadikan kita lalai dengan amalan2 untuk akhirat, jangan dibelanjakan hanya untuk kebutuhan dunia yang tak pernah akan ada habisnya.


Banyak harta,, banyak amal !!    via: http://www.imgrum.net/user/tadabburdaily




Semakin kaya, hendaknya semakin mulia di sisi Allah Ta’ala.



Sebuah hadits mengisahkan bagaimana para sahabat dari kalangan fakir di jaman Rasulullah mengadu bahwa mereka iri kepada saudara2 yang kaya karena amalan orang kaya bisa lebih unggul daripada yang kurang kaya. Yang dimaksud tentunya adalah amalan yang untuk melakukannya harus menggunakan harta; infaq, membebaskan budak, berhaji, menyantuni fakir miskin, dll. Kemudian Rasulullah mengajarkan amalan yang setara dengan amalan orang kaya, yaitu dzikir tasbih, tahmid, dan takbir masing2 33 kali selesai shalat. Para sahabat pun pulang dan mengamalkan apa yang diajarkan Rasulullah tersebut. Beberapa hari kemudian datang lagi mereka ini, mengadu lagi bahwa saudara2 yang orang kaya telah mendengar mengenai amalan tersebut, dan mereka juga mengamalkannya. Maksud hati ingin menyamai amalan orang kaya, ternyata masih saja kalah dari mereka. Rasulullah pun menjawab bahwa itu adalah karunia Allah untuk orang2 kaya yang Dia kehendaki. Demikianlah, Allah memberikan kelebihan pada orang kaya yaitu amalan yang tidak bisa dilakukan jika tidak punya harta.


SEBAIK-BAIK HARTA ADALAH HARTA YANG BERADA DI TANGAN ORANG-ORANG SHALEH (HR. AHMAD)


Harta yang barokah, adalah harta yang dengannya kita merasa berkecukupan (berapapun jumlahnya), tenang dan tentram di hati, serta semakin mendekatkan diri kita pada Allahu Rabbi.


Saya pernah dengar ceramah, seorang ustadz entah siapa pernah berkata.. ‘mungkin selagi lajang, gaji kita 3juta rasanya masih kurang, kadang sampai berhutang. Tapi begitu menikah, gaji 3,5 juta, kecukupan, bisa nabung malah. Itulah yang namanya berkah.’   :D


Demikian lah isi kajian hari ini, dengan beberapa tambahan. Semoga bermanfaat, semoga Allah memberkahi dan merahmati kita semua, serta kita dijauhkan dari segala hal yang karenanya Allah murka.

Barakallahu fiikum, kita tutup dengan hamdalah. Alhamdulillahirobbil’alamiin.




Yuk sedekah.    via: https://lancarrezeki.blogspot.co.id









-------Jakarta, 26 Januari 2017-------
menanti Dzuhur 

Selasa, 24 Januari 2017

Menjadi CAHAYA penerang gulita

Posted by Nis |

Bismillah
Segala puji milik Allah Subhanahuwata’ala.


Nur (cahaya).    via: http://narayanan.deviantart.com/art/Annur-46803411

Saya tiba-tiba teringat beberapa kasus yang tidak serupa namun sama. Begini ceritanya, ber-setting dahulu kala ketika masih masa sekolah menengah. Sedikit gambaran mengenai sekolah menengah saya, tepatnya adalah SMK N 6 Surakarta yang biasa disebut dengan sebutan SMK VISKA. Lokasinya pas banget di bunderan Manahan, Solo. Qodarullah, saya yang orang Klaten bisa sekolahnya nyasar jauh2 sampai ke Solo. Perjalanan bisa menggunakan bus Solo-Jogja (bus besar) biasa ditempuh 45 menit-an, kalau lagi kebut2an bisa 30menit sampai,, bisa juga dengan bus kota jurusan Terminal Penggung-Terminal Tirtonadi (bus kecil) waktu tempuhnya lebih lama, bisa satu jam lebih, apalagi kalau pakai ngetEm,, bisa tidur pulas hingga kebangun dan ternyata belum sampai2 juga. :D :D

Logo smk tercinta,, smk viska.     via: SMK Negeri 6 Surakarta


Nah, di sekitaran Manahan itu tidak hanya ada sekolahan saya saja. Ada beberapa sekolah lain baik itu SMK, STM ataupun SMA yang jaraknya berdekatan. Gandengan malah, contohnya adalah sekolah saya yang nyambung dengan SMK N 4 Surakarta (prodinya lebih ke keterampilan; perhotelan, tata boga, tata busana), terus nyambung lagi dengan SMK N 5 Surakarta (STM yang siswanya 95% adalah laki2). Dan ada waktunya kita orang dari berbagai sekolah itu bertemu di satu titik, yaitu di lampu merah Manahan. Kapan kah itu?? di jam pulang sekolah. Ngapain? Demo? Kagak yaw,, menunggu bus sesuai arah rumah masing2. Jadi bisa saling cuci mata #halahh. Dari yang STM satu sekolah laki semua, kemudian yang SMK perempuan semua, terus ada dari sekolah yang mayoritas etnis cina (SMA Regina Pacis) yang siswa2nya berwajah ala2 artis taiwan. Jiaaahhh. Tapi entah kenapa waktu itu tak ada satupun mas2 dari STM ataupun SMA yang berhasil menggetarkan hati saya, semua biasa saja. #gak penting yaw. :D

Okke, kembali ke topik. Jadi waktu itu perjalanan pulang sekolah di dalam bus Solo-Jogja. Kira2 waktunya sore selepas kegiatan ROHIS. Soalnya saya pulang bareng teman saya itu dapat tempat duduk, kalau pas banget jam pulang sekolah, sangat kecil kemungkinan dapat tempat duduknya. “Jogja,!! Jogja,!!” sesekali terdengar suara kenEk bus mencari penumpang. Saya duduk anteng agak ngantuk2. Entah obrolan apa yang sebelumnya menjadi tema pembicaraan saya dengan teman duduk sebelah saya, tiba-tiba dia bilang,, “kenapa ya dek,, aku dilahirkan di tengah keluarga yang seperti itu”. Saya memandangnya, mencoba ikut merasakan beban perasaan yang terbias dari raut wajahnya. Kembali bersandar memandang langit2 bus,, senyap sesaat. “Mungkin agar dirimu menjadi cahaya dalam keluarga-mu”, ahirnya saya memecah hening, memeluknya dalam tatapan dan senyum mesra. Mencoba untuk sedikiiittt, secuilll mengurangi beban di hatinya.


 Doaku untukmu, tak perlu kau tahu.   via:sriabdillah82.blogspot.com

Flashback,, zzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzrrrrrrrrrttttttt. Sebelum-sebelumnya beliau ada curhat mengenai suasana dalam keluarganya yang dirasa amat berat hingga berpikir, mengapa lah aku harus jadi bagian keluarga yang orang2 di dalamnya bertolak belakang dengan diriku. Baik sifat, perilaku, cara berpikir, dan lain sebagainya. Beliau sangat cinta kepada orangtuanya,, permasalahan beliau terkait saudara-saudaranya.

Kasus lain bersetting di salah satu mess/wisma BTPN Syariah di area Bekasi periode 2013/2014 silam. Masih pagi, di salah satu sudut meja meeting. Segala campur aduk problematika yang menumpuk di hatinya kian tergambar di roman mukanya. Lusuh, mengkeret, seperti bunga yang layu. Matanya berkaca2 yang sebentar lagi akan meleleh, membasahi kedua pipinya. Menatapku dengan genangan di matanya yang kian membanjir, “mbak, kenapa ini semua harus terjadi padaku?”. Ah, hati saya terbawa suasana. Yang bertanya lekas beringsut menyeka airmata, sementara saya mombolak-balikkan bola mata agar tak ikut tumpah juga. “Allah memilihmu untuk diberi ujian seperti itu, artinya kamu pasti sanggup melewatinya,, sabar..”, saya mencoba memeluknya dengan kata-kata, berharap bisa sedikit menambahkan kekuatan di hatinya. Beban yang terasa paling berat dirasakannya kala itu adalah tentang keluarganya. Permasalahan terkait orangtua.

Selalu ada masalah.   via: http://www.everydayinterviewtips.com

Guys,, bermasalah dengan saudara dalam keluarga, mungkin semua orang di dunia pernah menjumpai kasus yang sama. Konflik, selEk, berbeda pendapat, beda kemauan, beda pemikiran, de-es-be. Yang namanya cabe, meskipun dari tangkai yang sama, tapi warnanya bisa beda, bentuknya juga beda, tingkat kepedasan-nya pun bisa jadi tak sama #silakan diteliti sendiri bila ada waktu luang. Begitu pun kita yang bernama manusia. Meskipun dari rahim yang sama, tapi Allah mengaruniakan isi kepala yang berbeda2, sifat, dan karakternya juga pasti  tak ada yang seratus persen sama. Sehingga terjadilah masalah2 yang menguras esmosi tiap kali jumpa di bawah atap yang sama. Adanya problem antar individu, kita dengan saudara, saudara dengan orang tua, saudara dengan saudara, atau malah kita-nya dengan orang tua.. tiap pulang ke rumah rasanya jadi pusing kepala.

Atau kita merasa semua orang di dalam rumah kita itu aneh semua. Ibu yang sukanya marah2, bapak juga marah2, kakak marah2, adek marah2, tetangga marah2, sampae kucing satu juga marah2 #opo lah. Kita marah2 juga aja biyar ndak kalah. :D :D

Kemudian saking seteressnya, suatu hari terpikir juga, mengapa kita harus ada di tengah2 mereka.?? Enak nian lah kalau jadi ulat, kerjanya makan doang, tak ada beban pikiran. Woeh,! ndak gitu juga yaw,, kita harus bersyukur diciptakan sebagai manusia. Bisa hidup menikmati indahnya dunia, mati disediakan surga #bagi yang dikehendaki-Nya.

 Merasa asing.   via: https://www.fastcompany.com

Saat lingkungan sekitar kita terasa begitu menyiksa. Carut-marut tak tertata, sepertinya yang normal cuma kita. Berfikirlah positif,, ah, Allah mengirim kita di antara mereka untuk menjadi cahaya. Bila dalam keluarga tidak ada keharmonisan, misal saudara kita sukanya menyakiti hati orang tua atau malah sebaliknya, Allah menempatkan kita untuk menjadi peredam suasana, permata dalam keluarga. Bayangkan seandainya kita tidak ada di sana, siapa yang akan menenangkan hati ibu tercinta kita, siapa yang akan merangkul saudara kita. Allah menginginkan kita menjadi pelita di tengah gelap yang jangan sampai kian menggulita. Ya,! Dan Allah memberi kepastian bahwa kita bisa melewatinya. #hela nafas.. hhhhhhmmmhhhhh...

Lalu, mengapa harus saya.?? Pertanyaan tersebut seringkali muncul saat berada di puncak depresi. Ingat,, bukankah tanda cinta Allah itu bahwa Dia akan memberikan ujian bagi siapa saja yang dicintaiNya?. Pun ujian yang diberikan itu tak mungkin lebih dari kemampuan kita. Se-emosional apa pun moment yang kita hadapi, se-drama apa pun kisah hidup yang kita jalani,, semua atas izin Allahu Rabbi. Maka sudah seyogya nya kita kembalikan semua kepada Sang Pemilik langit dan bumi. Kuatkanlah, sabarkanlah, mudahkanlah.

Kalau hati kita sudah merasa memiliki Allah, ketenanganlah yang akan kita rasakan. Bersabarlah.




Sabar...... via: https://moslemalfaruq.wordpress.com/2013/06/10/










-------Jakarta, 24 Januari 2017-------
ba'da Ashar 

Powered By Blogger
Powered By Blogger
Powered By Blogger