Bismillah...
Segala puji kepunyaan Allah Ta’ala wa Jalla.
Tidak seperti hari Sabtu sebelumnya, Allah
mencurahkan karunia-Nya di sepanjang perjalanan menuju masjid Ar-Rahmat, Slipi.
Yaitu berupa rintik gerimis nan romantis. Mungkin sungguhan so suwitt bagi
sejoli (halal) yang boncengan motor bertujan hendak menuntut ilmu syar’i. Yang dibonceng
semakin erat berpegang, yang di depan senyam-senyum girang. Wkwk,, terlalu berimajinasi,, baper nis?!.
Ehhem., pekan kemarin Alhamdulillah ditemani oleh Catur Asmorowati yang memang
mengagendakan diri berkunjung jauh2 dari bekasi, untuk diskusi masalah mata
kuliah yang sedang beliau tekuni yaitu akuntansi. Sekalian saja pagi nya saya
ajakin ngaji. Sedangkan Sabtu ini, sendiri. Sendiri lagi... seperti dahulu... #kayak lirik lagu. :D
Jadwal pagi ini adalah kajian oleh Ustadz Abu
Haidar As Sundawi hafidzahullah. Qodarullah, ternyata beliau berhalangan. Sehingga
digantikan oleh entah ustadz siapa, saya tidak tahu namanya. Semoga Allah
merahmati beliau. Yang terpenting, ilmu yang beliau sampaikan, yang berikut ini
saya bagikan.
Semoga bermanfaat.
----------------------
Barokah. via: https://beritaakumuslim.blogspot.co.id/2016/09/hidup-barokah.html
AL BAROKAH = Tetapnya
kebaikan Illahi pada sesuatu. = Banyaknya kebaikan, tetapnya kebaikan, dan
bertambahnya kebaikan. Makanya danau, dalam bahasa Arab dinamakan birkah karena airnya tetap, dan banyak.
Seringkali orang menakar kekayaan dengan
takaran harta. Rasulullah shallallahu ‘alihi wassalam bersabda, "Barangsiapa yang melewati harinya dengan perasaan aman dalam rumahnya, sehat badannya, dan memiliki makanan untuk hari itu, maka seakan-akan dia telah memiliki dunia seisinya." (HR. Tirmidzi; dinilai hasan oleh Al-Albani) sumber: http://muslim.or.id/6286-orang-yang-paling-kaya.html
At-Taubah:
55,
Maka
janganlah harta dan anak-anak mereka membuatmu kagum. Sesungguhnya maksud Allah
dengan itu adalah untuk menyiksa mereka dalam kehidupan dunia dan kelak akan
mati dalam keadaan kafir. Sumber : http://www.tafsir.web.id
Al-An’am:
44,
$£Jn=sù (#qÝ¡nS $tB (#rãÅe2è ¾ÏmÎ/ $oYóstFsù óOÎgøn=tæ z>ºuqö/r& Èe@à2 >äó_x« #Ó¨Lym #sÎ) (#qãmÌsù !$yJÎ/ (#þqè?ré& Nßg»tRõs{r& ZptGøót/ #sÎ*sù Nèd tbqÝ¡Î=ö7B ÇÍÍÈ
“Maka
tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada
mereka, Kamipun membukakan semua pintu-pintu
kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang
telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka
ketika itu mereka terdiam berputus asa”. Via: http://tafsirq.com/6-Al-An'am/ayat-44
Seperti itu. via: http://www.imgrum.net/user/ukhti.diaries
Istidraj = Allah menarik perlahan-lahan seseorang pada kebinasaan. ‘jika engkau melihat Allah memberikan nikmat yang banyak pada
seseorang, sedangkan ia dalam kemaksiatan, maka itu adalah istidraj’.
Na’udzubillah tsumma na’udzubillah.
So, tak perlu envy ketika melihat orang lain yang jauh
dari Allah, malas beribadah, kalau dikasih nasehat malah membantah, maksiat
jadi gaya hidup keseharian malah, tapi bisa hidupnya mewah, banyak sawah, harta
berlimpah. Itu bukanlah berkah, tapi adzab yang tersamarkan,, waiyyadzubillah.
Al-Anfaal:
53.
y7Ï9ºs cr'Î/ ©!$# öNs9 à7t #ZÉitóãB ºpyJ÷èÏoR $ygyJyè÷Rr& 4n?tã BQöqs% 4Ó®Lym (#rçÉitóã $tB öNÍkŦàÿRr'Î/ cr&ur ©!$# ììÏJy ÒOÎ=tæ ÇÎÌÈ
“Yang
demikian (siksaan) itu adalah karena sesungguhnya Allah sekali-kali tidak akan
mengubah sesuatu nikmat yang telah dianugerahkan-Nya kepada suatu kaum, hingga
kaum itu mengubah apa yang ada pada diri mereka sendiri, dan sesungguhnya Allah
Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”
Allah tidak akan merubah nikmat suatu kaum
kecuali mereka merubah apa-apa pada mereka. Sehingga nikmat bisa berubah
seketika menjadi musibah. Dan bagi Allah, hal itu sangatlah mudah. Misal, sudah
diberikan alis tebal, sehat, indah, malah dikerok, ditipis-tipiskan, atau malah
dihabisin diganti dengan tato. Selesai ditato, 2 hari setelahnya eh bekas tatonya menjadi bengkak, berdarah,
jadi sakit ndak sembuh2. Na’udzubillah. Atau sudah diberikan harta yang
buanyak, tiba-tiba saja memenangkan perlombaan yang tidak disangka-sangka.
Bukannya disedekahkan dulu, dibelikan apa gitu untuk keluarganya, malah dipakai
taruhan judi karena tergiur untung yang berlipat-lipat. Habis lah itu harta
dengan sia-sia, ditambah lagi kena serangan jantung karena syok.
Astagfirullah...
Nikmat yang harusnya kita syukuri, kita
rasakan,, menjadi bencana akibat ulah kita sendiri. Rambu-rambu syariat itu
bukan seperti rambu2 lalu lintas yang kalau dilanggar dan kena tangkep masih
bisa nego dengan pak polisi. Lha kalau rambu2 larangan Allah yang dilanggar,
mau nego begimana,,!!
Semoga kita dijauhkan dari yang demikian.
Amiin ya Allah.
Berdoa agar diberikan keberkahan
Dari Ibnu Abbas, Rsulullah pernah bersabda, ‘Pernah Nabi Ibrahim
‘alaihissalam berziarah ke tempat putranya (Nabi Ismail) tapi tidak bertemu,
hanya bertemu dengan istrinya. Beliau bertanya, ‘apa makanan dan minuman
kalian?’ Jawab istri Nabi Ismail, ‘makanan kami adalah daging, minuman kami
adalah air’. Nabi Ibrahim pun berdoa, ‘Ya Allah berkahilah makanan dan minuman
mereka. (HR. Bukhari).
Berdoa meminta keberkahan adalah sunnah,
dicontohkan oleh Rasulullah. Yaitu seperti dalam doa untuk pengantin, dan doa
ketika diberi makan (ditraktir). Tahu dong lagunya Maher Zain-Barokallah. :D
Doa untuk
pengantin.
Doa untuk pengantin. via: http://www.riaspengantinbogor.com/2015/03/doa-untuk-pengantin-baru.html
“Semoga
Allah memberkahimu dan memberkahi pernikahanmu, serta semoga Allah
mempersatukan kalian berdua dalam kebaikan” Diriwayatkan oleh Abu Dawud (no.
2130), at-Tirmidzi (no. 1091), Ahmad (II/381), Ibnu Majah (no. 1905), al-Hakim
(II/183) dan al-Baihaqi (VII/148), dari Sahabat Abu Hurairah radhiyallaahu
‘anhu. Sumber: https://almanhaj.or.id/3229-walimatul-urus-pesta-pernikahan.html
Doa ketika
diberi makan/ditraktir.
Ketika ada teman kita yang berbaik hati
memberi traktiran, atau mengundang kita makan di rumahnya, atau kalau saya
biasanya dikasih makanan sama mama Panda yang baik hati dan peduli dengan nasib
anak kos seperti saya :D, atau pokoknya yang kita makan gratisan, alangkah
baiknya mendoakan orang yang mentraktir kita tersebut dengan doa yang telah
dicontohkan oleh Rasulullah seperti di bawah ini. Meskipun demikian,
diperbolehkan juga mendoakan keberkahan dengan lafal yang berbeda.
Doa traktiran. via: https://aanmullquria.wordpress.com/2016/01/02/doa-tamu-untuk-orang-yang-menjamu-makan/
“Ya Allah,
berkahilah apa-apa yang Engkau karuniakan kepada mereka, ampunilah mereka dan
sayangilah mereka.” Hadits shahih: Diriwayatkan oleh Muslim (no. 2042), at-Tirmidzi
(no. 3576), Abu Dawud (no. 3729), dari ‘Abdullah bin Busr radhiyallaahu ‘anhu.
Sumber: https://almanhaj.or.id/3229-walimatul-urus-pesta-pernikahan.html
Kalau kepada orang yang mentraktir atau menjamu makan kepada kita sekali saja, kita disuruh untuk mendoakan yang sedemikian maasyaAllah doanya, apalagi kepada yang mentraktir kita puluhan tahun bahkan sebelum kita lahir (orangtua). Jangan lupa untuk selalu mendoakan mereka, berbakti kepada keduanya. #Ah, jadi kangen emak. :D
KUNCI
KEBERKAHAN adalah TAQWA
"Barangsiapa
yang bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan jalan keluar baginya.
Dan memberi-nya rizki dari arah yang tiada disangka-sangkanya." (Ath-Thalaq: 2-3).
Ayat di atas sering disebut sebagai ayat 1000
dinar, pasalnya ayat tersebut menjelaskan mengenai kunci dari segala permasalah
rumit manusia, baik itu problematika kehidupan dan juga utamanya adalah problematika
keuangan. Itulah dia TAQWA. Definisi paling sederhana dari takwa, yaitu
melaksanakan segala perintah Allah, dan menjauhi segala larangan-Nya. Pokoknya
di waktu2 yang kita sedang kepepet, kemudian terbuka di hadapan kita jalan
pintas yang haram meliuk-liuk menggoda kita. Pada saat itu lah takwa yang
sebenar2 taqwa sedang diuji. Memilih tetap taqwa maka sudah jelas imbalannya,
yaitu dibukakan jalan dari arah yang tak disangka2. Atau melanggarnya yang
mungkin melepaskan kita dari masalah tapi hanya sementara, lepas itu Allah
murka.
Jomblo yang bertaqwa. :D :D via: https://mulpix.com/instagram/ta_aruf.html
Bagaimana agar harta menjadi barakah,? Taqwa
dalam hal harta?
*)mendapatkannya
dengan cara yang halal. ‘barangsiapa yang
mengambil suatu harta dengan haknya, maka dia akan diberkahi dalam harta
tersebut. Sedangkan barangsiapa yang mengambil suatu harta tanpa haknya, maka
Allah menjadikannya seperti orang yang terus makan dan tidak pernah kenyang
(tidak pernah merasa cukup)’. HR.Muslim.
Mengambil harta orang lain dengan hak kita,
yaitu dengan cara jual-beli, sewa, dll. Kita membeli sesuatu dari orang lain
itu kan sama dengan kita mengambil barangnya, tapi sudah sah. Sedangkan
mengambil harta orang lain tanpa hak kita, misal dengan cara mencuri, merampas,
patok di sawah dilebar2in sehingga menyaplok sawah orang lain, dll.
Al-Baqarah: 169, perintah untuk makan dari
yang halal.
Al-Baqarah: 176, ancaman tentang Allah akan
menghancurkan harta haram.
Bagaimana cara Allah menghancurkan:
a.Menghancurkan fisik dari harta tersebut.
Misal; terjadinya musibah kebakaran, kerampokan, sakit yang mengakibatkan
seluruh hartanya habis untuk biaya berobat, dll.
b.Dengan meniadakan keberkahannya; secara
fisik ada, tapi harta tersebut semakin menjauhkan dari Allah Ta’ala. Tanda
paling besar bahwa harta itu barokah; harta tersebut semakin mendekatkan diri
kepada Allah. Maka gunakan harta untuk ibadah, sesuai dengan keinginan Sang
Pemilik hakiki harta itu.
*)membelanjakan
harta di jalan yang Allah ridhai. Orang yang berharta mendapatkan kesempatan
untuk lebih mulia di sisi Allah dengan hartanya; Haji, sedekah, infaq,
memerdekakan budak, dll. Jangan sampai banyaknya harta menjadikan kita lalai
dengan amalan2 untuk akhirat, jangan dibelanjakan hanya untuk kebutuhan dunia
yang tak pernah akan ada habisnya.
Banyak harta,, banyak amal !! via: http://www.imgrum.net/user/tadabburdaily
Semakin kaya, hendaknya semakin mulia di sisi
Allah Ta’ala.
Sebuah hadits mengisahkan bagaimana para
sahabat dari kalangan fakir di jaman Rasulullah mengadu bahwa mereka iri kepada
saudara2 yang kaya karena amalan orang kaya bisa lebih unggul daripada yang
kurang kaya. Yang dimaksud tentunya adalah amalan yang untuk melakukannya harus
menggunakan harta; infaq, membebaskan budak, berhaji, menyantuni fakir miskin,
dll. Kemudian Rasulullah mengajarkan amalan yang setara dengan amalan orang
kaya, yaitu dzikir tasbih, tahmid, dan takbir masing2 33 kali selesai shalat.
Para sahabat pun pulang dan mengamalkan apa yang diajarkan Rasulullah tersebut.
Beberapa hari kemudian datang lagi mereka ini, mengadu lagi bahwa saudara2 yang
orang kaya telah mendengar mengenai amalan tersebut, dan mereka juga
mengamalkannya. Maksud hati ingin menyamai amalan orang kaya, ternyata masih
saja kalah dari mereka. Rasulullah pun menjawab bahwa itu adalah karunia Allah
untuk orang2 kaya yang Dia kehendaki. Demikianlah, Allah memberikan kelebihan
pada orang kaya yaitu amalan yang tidak bisa dilakukan jika tidak punya harta.
SEBAIK-BAIK HARTA ADALAH HARTA YANG BERADA DI
TANGAN ORANG-ORANG SHALEH (HR. AHMAD)
Harta yang barokah, adalah harta yang dengannya
kita merasa berkecukupan (berapapun jumlahnya), tenang dan tentram di hati,
serta semakin mendekatkan diri kita pada Allahu Rabbi.
Saya pernah dengar ceramah, seorang ustadz
entah siapa pernah berkata.. ‘mungkin selagi lajang, gaji kita 3juta rasanya
masih kurang, kadang sampai berhutang. Tapi begitu menikah, gaji 3,5 juta,
kecukupan, bisa nabung malah. Itulah yang namanya berkah.’ :D
Demikian lah isi kajian hari ini, dengan
beberapa tambahan. Semoga bermanfaat, semoga Allah memberkahi dan merahmati
kita semua, serta kita dijauhkan dari segala hal yang karenanya Allah murka.
Barakallahu fiikum, kita tutup dengan
hamdalah. Alhamdulillahirobbil’alamiin.
Yuk sedekah. via: https://lancarrezeki.blogspot.co.id
-------Jakarta, 26 Januari 2017-------
menanti Dzuhur