Bismillah..,,
Segala puji
kepunyaan Allah Ta’ala...
Refleks. Seseorang
yang mau diambil darahnya saat donor darah, biasanya disuruh refleks dan tenang ketika hendak
dimasukkan jarum suntik. #rileks.,,!!. Rileks itu kan yang bangunan rumah
orang2 di bantaran sungai di Jakarta kebanyakan terbuat dari rileks. #tripleks.!!! Tripleks itu
kan,,, stop.! Sudah...sudah...
Ceritanya begini,
dahulu kala,, saat seorang teman sedang input kerjaannya di ruangan yang
kebetulan hanya ada beliau seorang, ke-iseng’an
saya muncul untuk mengageti-nya. “Badala,,!!!”, beliau benar2 kaget bukan
kepalang, saya pun ikut kaget melihat reaksi beliau #malah kaget2an. Tapi jadi agak gimana....gitu di hati. Pasalnya, beliau ketika kaget entah sadar atau tidak,
beliau itu mengatakan kata2 yang sangat tidak saya sukai untuk mendengarnya#misuh. Mana saat mengucapkannya, arah
pandangan beliau tertuju pada pandangan saya. #hiks.. Ingin tahu kata-kata
apakah itu.?? Ah.. jangan lah... Serius pengin
tahu.?? Baik lah... kata2nya adalah
.... tolong jangan dibenarkan penulisannya yak.. Bener lho ya.. #anyrit#. Astaghfirullah...
Beberapa hari saya merenung,, berdiam diri dari hingar-bingar setiap obrolan
kawan2 rekan kerja. Selang beberapa hari kemudian saya konfirmasi kepada teman
saya tersebut. Dan dari situ saya tahu kalau beliau itu tidak bermaksud misuh-i saya, itu refleks,, kata beliau.
Hhhmm hati jadi lega.
Cerita lain, seorang
ibu tengah duduk ngobrol dengan kawan2nya di dalam sebuah rumah di daerah
Bekasi. Sedang asik ngobrol, tiba2 terdengar suara dentuman dari arah luar
rumah. “Jeblukkk!!”. Sontak ibu tadi
dengan reaksi kaget, berucap “Eh copot,
eh copot, copot”. Ada ibu yang lain yang bereaksi sama dengan ibu tadi,
dengan kata2 yang berbeda. Suara apa tadi ya.? Entahlah, saya juga tidak tahu..
hehe.
Cerita lain lagi,
beberapa waktu lalu saya pulang kerja. Transportasi sehari-hari saya adalah
kereta KRL. Saat itu, sampailah saya di stasiun transit Kampung Bandan. Dari
sana saya harus naik kereta lagi ke stasiun Jakarta Kota. Saat tiba di sana,
ternyata kereta jurusan Jak-Kot sudah ada. Saya harus naik jembatan
penyeberangan #yang tinggi# dulu untuk mencapainya. Begitu turun dari tangga,
kereta masih 100 meter lagi, suara bapak2 operator dari corong pengeras suara mengagetkan saya, “Yak dari jalur tiga,
kereta jurusan Jakarta Kota, persiapan diberangkatkan.” Gubyakkk. Sontak saya langsung lari,,lari... Takut ketinggalan
kereta, harus nunggu 45 menit lagi. Mau nyampe
rumah jam berape.?! Hadehh,,
Bapak satpam pada neriakin, “ayo, lari.! lari.!” Malu saya... hhmm.
Cerita lain pula...
stop! ,,, jangan kebanyakan cerita mbak.!
Bahasannya mana.??!
Baik..
sabar...sabar... :D
Jadi, refleks itu apa sih? Nih, saya copast-kan dari Wikipedia; Refleks adalah gerakan yang
dilakukan tanpa sadar dan merupakan respon segera
setelah adanya rangsang.
Pada manusia gerak refleks terjadi melalui [reflex arc], namun
refleks-refleks ini sangat penting artinya di dalam mendiagnosis dan
melokalisasi lesi neurologi.
Hmm,, setiap orang
mempunyai reaksi refleksnya sendiri-sendiri. Mungkin ada yang sama,, tapi
kebanyakan berbeda, satu dengan yang lain. Yang perlu diperhatikan adalah
apabila reaksi tersebut diikuti dengan perkataan. Nah, ucapan apa yang muncul
ketika kita refleks.??
Contohnya seperti
teman saya yang saya ceritakan di atas. Umumnya reaksi refleks itu terjadi
ketika seseorang dalam kondisi kaget. Misalkan kakinya tersandung, lalu refleks
”Astaghfirullah,!”. Atau kaget saat
dikejutkan dengan suatu kejadian, “Allahuakbar.!”.
Yang demikian adalah ucapan yang baik. Tapi ada juga yang kata2nya itu tidak
pantas untuk diucapkan maupun didengarkan. Yah.. pada tahu lah ya... Semisal dengan latah2, begitu2..
Kalau menurut saya,
sebenarnya ucapan2 refleks itu bisa disetting lho, pemirsa.. Gimana caranya.??
Ya.. dengan yaitu ketika dalam keadaan rileks, tenang, konsentrasi.. Pikirkan,
dan tanamkan dalam hati. Cukup berkata dalam hati, ‘Aku kalo’ refleks, pengin bilangnya astaghfirullah!’. Baca, dan ulang2i dalam hati ucapan tersebut.
Dan.. semoga berhasil. :)
Sesuatu yang kita
pikirkan, dan kita inginkan dengan sungguh2 dengan segenap jiwa, maka nantinya
akan diikuti dan didukung oleh raga kita. Contohnya, saat kita niatkan untuk
shalat tahajjud nanti malam. Sebelum merem,
katakan dalam hati bahwasanya ingin bangun jam sekian. Tidak usah menghidupkan
alarm. Maka insyaAllah akan terbangun sesuai dengan yang diniatkan. Atau contoh
lain, dalam kondisi cuaca panas di luar rumah, sangat panas dan tenggorokan
dalam keadaan kering banget, pengin minum. Pada saat itu bayangkan di pikiran,
es jeruk yang sangat anyess,,. Coba deh,
maka reaksinya adalah liur mengucur, dan... nelen
ludah deh..
Artinya, segala yang
kita lakukan itu, dipengaruhi oleh apa yang kita pikirkan. Jadi, jaga selalu
pikiran kita agar selalu bersih dan terkendali. Maka segala sesuatu yang kita
kerjakan juga akan seperti itu. Wallahu’alam.
Waktu itu saya masih
setingkat SMA. Pelajaran Agama. Pak Guru bertanya, “Pagi tadi siapa saja yang
sudah baca do’a bangun tidur, tunjuk jari,!”. Hhmmm amazing sodara-sodara.
Telunjuk yang diangkat tidak ada separoh dari jumlah orang yang ada di dalam
kelas. Saya tahu, itu juga dengan dibumbui malu2 teman2 saya. Kata pak guru
saya tersebut, “InsyaAllah, orang yang ketika bangun tidur, saat membuka mata
pertama kali kemudian ingat Allah, membaca do’a, nanti ketika sakaratul maut
dia akan bisa menyebut nama Allah”. Benar kah.?? Wallahu a'lam. Semoga kita semua nantinya
termasuk dalam golongan orang2 yang khusnul khatimah, amiin.
Hhmm..,, refleks juga
bisa berarti kebiasaan yang sudah melekat dalam diri seseorang. Dalam kondisi
tertentu, maka akan melakukan sesuatu tertentu secara refleks sebagai
kebiasaan. Contoh; saat jam kuliah/kerja selesai kurang beberapa menit, maka
akan siap2, masuk2in ke tas. Atau saat mau bersin, segera menutupkan tangan ke
mulut. Pokoknya yang kebiasaan2 sehari2 deh.
Nah, sekarang mari
kita merefleksi, refleks2 #belibet.,!# kita dalam hidup kita sehari-hari.
Kebiasaan2 refleks yang mungkin dianggap kecil, namun itu mencerminkan apa yang
ada di dalam hati dan pikiran kita. Contohnya nih, dari membuka mata pertama kali di pagi hari, refleks baca do’a
tak.? Saat mengenakan sesuatu, refleks dari kanan dulu tak? Saat masuk ke
kakus, refleks kaki kiri dulu tak? Saat hendak makan/minum, refleks untuk duduk
dan bismillah tak? Saat ada orang salam, refleks menjawab salam tak? Saat ada
orang bersin, refleks untuk “yarhamukallah/yarhamukillah”
tak.? Dan... ini penting., saat mendengar kumandang adzan, refleks matiin musik lalu menjawab adzan tak???
Hayo.......
Masih banyak lagi kebiasaan2
yang perlu kita tilik dan koreksi
dalam diri kita masing2. Ayo lah,, sama2 sebagai kebiasan, sama2 mengeluarkan
tenaga, yang satu baik+berpahala dan satunya tidak/kurang baik+sia-sia, pilih
mana.? #saya juga masih belajar# :) .
Kebiasaan kita saat ini,
akan menentukan kebiasaan anak2 dan cucu2 kita kelak. Maka dari itu, marilah
bersama-sama kita arahkan refleks2 kita, dalam hal kebaikan, dengan niat untuk
meraih ridho-Nya.
Semoga bermanfaat,,,
Akhiru da’wana
‘anilhamdulillahirobbil’alamin...
-----Jakarta, 22 Sept 2014-----
jam istirahat, di meja kerja
0 komentar:
Posting Komentar