Bismillah..,
Puji syukur senantiasa tercurah hanya untuk
Allah SWT, Sang Penguasa alam raya...
Abdullah bin Amru bin Ash meriwayatkan bahwa
ada seorang lelaki meminta ijin berjihad kepada Rasulullah Sallallahu ’Alaihi Wa Sallam, Beliau
bertanya, “Apakah kedua orang tuamu masih hidup?” Lelaki itu menjawab, “Masih.”
Beliau bersabda, “Kalau begitu, berjihadlah dengan berbuat baik terhadap
keduanya.” (Riwayat
Al-Bukhari dan Muslim)
Sebagian orang yang dianugerahi
oleh Allah SWT dengan hati yang lembut, pada waktu-waktu tertentu, bahkan
setiap waktu ketika mendengar atau membaca kalimat-kalimat pembangun mengenai
perjuangan kedua orang tua, pasti akan cepat tersentuh hatinya. Utamanya bagi
orang-orang yang benar-benar merasakan limpahan kasih sayang, pengorbanan yang
orang tua mereka persembahkan demi kebahagiaan sang anak.
Dan,, lagi-lagi dengan tanpa menyengaja..
segumpal daging yang bersemayam di dalam dada, yang bernama ‘hati’ ini bergolak
tak biasa saat membayangkan satu sosok wanita luar biasa. Yang dengan do’anya,
mampu mengubah takdir Yang Maha Kuasa.
Suasana bertambah melankolis
dengan lantunan syair ber-title
‘Ummi’ oleh Haddad Alwi feat Sulis. Ditambah lagi lagunya Haddad Alwi satunya
yang berjudul ‘Ibu’, feat Farhan. Sehingga tanpa ada perintah atau instruksi,
butiran2 mutiara pun inisiatif meluncurkan diri dengan derasnya bak air terjun
Niagara.
Bersinar kau bagai cahaya
Yang selalu beriku penerangan
Selembut sutra kasihmu ’kan
Selalu rasa dalam suka dan duka
*courtesy of LirikLaguIndonesia.Net
Kaulah ibuku cinta kasihku
Terima kasihku takkan pernah terhenti
Kau bagai matahari yang selalu bersinar
Sinari hidupku dengan kehangatanmu
Yang selalu beriku penerangan
Selembut sutra kasihmu ’kan
Selalu rasa dalam suka dan duka
*courtesy of LirikLaguIndonesia.Net
Kaulah ibuku cinta kasihku
Terima kasihku takkan pernah terhenti
Kau bagai matahari yang selalu bersinar
Sinari hidupku dengan kehangatanmu
Bagaikan embun kau sejukkan
Hati ini dengan kasih sayangmu
Hati ini dengan kasih sayangmu
Betapa kau sangat berarti
Dan bagiku kau takkan pernah terganti
Kaulah ibuku cinta kasihku
Pengorbananmu sungguh sangat berarti
Pengorbananmu sungguh sangat berarti
Mari bersama-sama kita flash back ke masa lalu. Dimana kita
ingat, bagaimana Ibu tersenyum meski ompol kita mengotori bajunya. Ibu-lah yang tak tidur semalaman ketika kita
sakit. Ibu lah yang bertanya kepada
teman kita, jika kita telat pulang. Ibu
lah yang sakit hati jika kita diejek orang. Ibu-lah yang rela tidak makan asalkan perut kita kenyang. Ibu-lah yang selalu memikirkan kita bahkan
ketika tak sedikitpun kita mengingatnya. Ibu-lah yang dengan sempurna menerima apa pun kelebihan maupun
kekurangan kita.
Lalu mari kita renungkan ayat
yang begitu mulia, yang sangat agung, yang begitulah seharusnya akhlak kita,.
“Dan Tuhanmu telah
memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain
Dia dan hendaklah kamu berbuat baik
pada kedua orang tua dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara
keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka
sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan
janganlah kamu membentak mereka, dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yangmulia.”(Qs.Al-Israa;23)
Sebuah ungkapan cinta, teruntuk bidadari panutan diri, ‘Ibu..
Ummi..
Sungguh
dunia sesisinya tidaklah cukup untuk membalas jasamu..
Dari
langit yang tertinggi hingga ke dasar lautan yang paling dasar.. itulah
gambaran dalamnya cinta kasihmu...
Untaian
nasihatmu bak hujan menyejukkan hati yang gersang..
Setiap ucapanmu
adalah sanjungan., dan setiap amarahmu adalah cinta dan kebaikan..
Senyumku...
itulah kebahagiaanmu...
Tangisku
adalah luka terperih di hatimu...
Kau sumbangkan
hidupmu,tulus untuk mencintaiku..
Ummi...
Tak kan
sanggup kuhitung cinta yang kau berikan,
Tak kan
mungkin bisa ku ganti apa yang telah kau korbankan..
Ummi..
Kau lah
bidadari panutan..
Kau lah
pohon perdu yang senantiasa berusaha melindungi dan menaungiku,
Meski
dengan ranting-ranting rapuhmu..
Ummi..
Kau
tahan pedihnya goresan kaca..
Hanya
demi melihatku tak hentikan langkah karenamya..
Ummi..
Kau
mata air surga., yang tak kan berhenti pancaran cinta kasihmu..
Ummi..
Tak
pernah terucap oleh mulutku..
Namun
tidakkah kau dengar dari setiap pandangan mataku..
Tidakkah
kau tahu dari setiap detak jantungku..
Senantiasa
ingin ku katakan
‘aku
mencintaimu..’
‘aku
mencintaimu’...
----- Perpus Pusat UII, 23 Juli 2012 ----
13;55 WIB
0 komentar:
Posting Komentar