Senin, 23 Juli 2012

yangTercinta_SajakUntuk'Ibu

Posted by Nis |



Bismillah..,

Puji syukur senantiasa tercurah hanya untuk Allah SWT, Sang Penguasa alam raya...

Abdullah bin Amru bin Ash meriwayatkan bahwa ada seorang lelaki meminta ijin berjihad kepada Rasulullah Sallallahu ’Alaihi Wa Sallam, Beliau bertanya, “Apakah kedua orang tuamu masih hidup?” Lelaki itu menjawab, “Masih.” Beliau bersabda, “Kalau begitu, berjihadlah dengan berbuat baik terhadap keduanya.” (Riwayat Al-Bukhari dan Muslim)

Sebagian orang yang dianugerahi oleh Allah SWT dengan hati yang lembut, pada waktu-waktu tertentu, bahkan setiap waktu ketika mendengar atau membaca kalimat-kalimat pembangun mengenai perjuangan kedua orang tua, pasti akan cepat tersentuh hatinya. Utamanya bagi orang-orang yang benar-benar merasakan limpahan kasih sayang, pengorbanan yang orang tua mereka persembahkan demi kebahagiaan sang anak.

Dan,, lagi-lagi dengan tanpa menyengaja.. segumpal daging yang bersemayam di dalam dada, yang bernama ‘hati’ ini bergolak tak biasa saat membayangkan satu sosok wanita luar biasa. Yang dengan do’anya, mampu mengubah takdir Yang Maha Kuasa.

Suasana bertambah melankolis dengan lantunan syair ber-title ‘Ummi’ oleh Haddad Alwi feat Sulis. Ditambah lagi lagunya Haddad Alwi satunya yang berjudul ‘Ibu’, feat Farhan. Sehingga tanpa ada perintah atau instruksi, butiran2 mutiara pun inisiatif meluncurkan diri dengan derasnya bak air terjun Niagara.

Bersinar kau bagai cahaya
Yang selalu beriku penerangan
Selembut sutra kasihmu ’kan
Selalu rasa dalam suka dan duka
*courtesy of LirikLaguIndonesia.Net
Kaulah ibuku cinta kasihku
Terima kasihku takkan pernah terhenti
Kau bagai matahari yang selalu bersinar
Sinari hidupku dengan kehangatanmu
Bagaikan embun kau sejukkan
Hati ini dengan kasih sayangmu

Betapa kau sangat berarti
Dan bagiku kau takkan pernah terganti
Kaulah ibuku cinta kasihku
Pengorbananmu sungguh sangat berarti


Mari bersama-sama kita flash back ke masa lalu. Dimana kita ingat, bagaimana Ibu tersenyum meski ompol kita mengotori bajunya. Ibu-lah yang tak tidur semalaman ketika kita sakit. Ibu lah yang bertanya kepada teman kita, jika kita telat pulang. Ibu lah yang sakit hati jika kita diejek orang. Ibu-lah yang rela tidak makan asalkan perut kita kenyang. Ibu-lah yang selalu memikirkan kita bahkan ketika tak sedikitpun kita mengingatnya. Ibu-lah yang dengan sempurna menerima apa pun kelebihan maupun kekurangan kita.

Lalu mari kita renungkan ayat yang begitu mulia, yang sangat agung, yang begitulah seharusnya akhlak kita,.


Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain
 Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada kedua orang tua dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka, dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yangmulia.(Qs.Al-Israa;23)


Sebuah ungkapan cinta, teruntuk bidadari panutan diri, ‘Ibu..

Ummi..
Sungguh dunia sesisinya tidaklah cukup untuk membalas jasamu..
Dari langit yang tertinggi hingga ke dasar lautan yang paling dasar.. itulah gambaran dalamnya cinta kasihmu...
Untaian nasihatmu bak hujan menyejukkan hati yang gersang..
Setiap ucapanmu adalah sanjungan., dan setiap amarahmu adalah cinta dan kebaikan..
Senyumku... itulah kebahagiaanmu...
Tangisku adalah luka terperih  di hatimu...
Kau sumbangkan hidupmu,tulus untuk mencintaiku..

Ummi...
Tak kan sanggup kuhitung cinta yang kau berikan,
Tak kan mungkin bisa ku ganti apa yang telah kau korbankan..

Ummi..
Kau lah bidadari panutan..
Kau lah pohon perdu yang senantiasa berusaha melindungi dan menaungiku,
Meski dengan ranting-ranting rapuhmu..

Ummi..
Kau tahan pedihnya goresan kaca..
Hanya demi melihatku tak hentikan langkah karenamya..

Ummi..
Kau mata air surga., yang tak kan berhenti pancaran cinta kasihmu..

Ummi..
Tak pernah terucap oleh mulutku..
Namun tidakkah kau dengar dari setiap pandangan mataku..
Tidakkah kau tahu dari setiap detak jantungku..
Senantiasa ingin ku katakan

‘aku mencintaimu..’

‘aku mencintaimu’...





----- Perpus Pusat UII, 23 Juli 2012 ----
13;55 WIB

0 komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger
Powered By Blogger
Powered By Blogger