Bismillah.
Segala puji
milik Allah Ta’ala.
Mimpi. via: https://www.youtube.com/watch?v=FJUTuF-lCn8
Budi
bermimpi, ia dan ibunya pergi ke desa Konoha menghadiri wedding Naruto dan
Hinata. Sebenarnya acara tersebut pas berbarengan dengan acara nobar Budi
dengan teman-temannya. Namun karena Budi pernah membaca hadits yang bunyinya;
إِذَا دُعِىَ أَحَدُكُمْ إِلَى الْوَلِيمَةِ
فَلْيَأْتِهَا
“Jika salah
seorang di antara kalian diundang walimah, maka hadirilah.” (HR.
Bukhari no. 5173 dan Muslim no. 1429). Hadits ini digunakan kata perintah dan
hukum asal kata perintah itu wajib. Sumber: https://muslim.or.id/22872-menghadiri-undangan-nikah.html
Budi pun
lebih memprioritaskan hadir ke kondangan daripada hangout dengan genknya.
Sampai di
tujuan, Budi mencari tempat untuk menambatkan hati #ehh, untuk memarkir
awan kinton yang dipinjamnya dari Goku. Sementara Ibunya pergi ke toilet untuk
memperbaiki jilbab yang morat-marit sebab terpaan angin saat perjalanan tadi.
Di ruang utama sudah banyak tamu yang hadir dari berbagai kalangan dan latar
belakang. Ada penjual ramen langganan Naruto, ada Gara, Kakashi, Muzammil Hasballah
‘lhoh kenapa Bang Jamil ada di sini yah? Pikir Budi. Owh, mungkin mau tilawah
untuk pembukaan akad nanti’.
Selain
tokoh-tokoh dalam film Naruto, ada banyak tamu undangan yang dikenal Budi.
Beberapa teman kampus, bahkan dosen juga ada. Semua orang yang datang begitu
ramah, Budi merasa agak lelah juga meladeni sapaan mereka. Setiap yang
bertatapan dengan Budi tak segan untuk menyapa dan mengajak salaman, ada pula
yang ngajak selfie. Tentunya Budi hanya menyambut tangan para tamu
lelaki. Sejak mengaji di Masjid Ulil Albab dan kenal dengan para takmirnya,
Budi sedikit-demi sedikit mulai berhijrah dan berusaha mengamalkan ajaran Islam
dengan baik dan benar sesuai Qur’an dan Sunnah. Di salah satu kajian ba’da
magrib di Masjid Ulil pernah dibahas sebuah hadits yang membuatnya merasa
ngeri2 sedaaap. Yang mana pula itu? Yang ini;
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لأَنْ يُطْعَنَ فِي رَأْسِ رَجُلٍ بِمِخْيَطٍ
مِنْ حَدِيدٍ خَيْرٌ لَهُ مِنْ أَنْ يَمَسَّ امْرَأَةً لا تَحِلُّ لَهُ
“Ditusuknya
kepala seseorang dengan pasak dari besi, sungguh lebih baik baginya daripada
menyentuh wanita yang bukan mahramnya.” (HR. Thobroni dalam Mu’jam Al Kabir 20: 211.
Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih). Hadits ini sudah
menunjukkan kerasnya ancaman perbuatan tersebut, walau hadits tersebut
dipermasalahkan keshahihannya oleh ulama lainnya. Yang diancam dalam hadits di
atas adalah menyentuh wanita. Sedangkan bersalaman atau berjabat tangan sudah
termasuk dalam perbuatan menyentuh. Sumber :https://rumaysho.com/2258-hukum-jabat-tangan-dengan-wanita-non-mahram.html
Karenanya,
Budi palingan hanya tersenyum sembari menganggukkan kepala tanpa bersentuhan
tangan ke tangan kepada para wanita yang ditemuinya.
Hhemmm..
lama nian mempelai pria tak kunjung muncul di meja akad. Akhirnya pembawa acara
menggaungkan suaranya, memulai dengan pembukaan2. Dan benar saja dugaan Budi
bahwa Bang Jamil ternyata didapuk sebagai pembaca tilawatil Qur’an, sebagai
sari tilawahnya adalah mbak Sulis. Sambutan2 telah diberikan oleh masing2 perwakilan
calon mempelai putra dan putri, pembawa acara pun melanjutkan, ‘demikian tadi
sambutan dari kedua mempelai, dan saat yang ditunggu2 akan segera kita mulai.
Maka dari itu, mohon kesediaannya kepada mempelai pria untuk segera menempatkan
diri dan melaksanakan prosesi akad nikah. Kepada ananda Budiman Hujan Tak
Kunjung Datang, kami persilakan.”
Mak tratap,,
Budi kaget sedemikian rupa hingga nyaris tersedak pecel yang baru saja
disuapnya. “ono opo iki?!” tanya-nya dalam hati. Budi hanya mematung, terasa
agak merinding gimana gitu menyadari bahwa perhatian para hadirin semua tertuju
padanya. Belum usai dengan keterkejutannya itu, Budi kembali dikagetkan tangan
Toni dan Tono si sepupu kembarnya yang meraih pundak Budi dari belakang
kemudian membangunkannya dari tempat duduk. “ayo ke depan mas” kata mereka
berdua kompak diiringi senyum manis semanis kopi susu.
Diikuti Toni
dan Tono, Budi pun pasrah melangkah maju sambil menelan pecel di mulutnya yang
entah sudah dikunyah atau belum tadi itu. Dilihatnya Ibu sudah ada di depan
melayangkan senyum kepada Budi. Budi menyimpan keheranannya di dalam hati “ya
Allah,,, whooot happeningg??!”. Budi nurut saja diduduk-kan bertatap muka
dengan penghulu. Hanya bisa menunduk dengan degub jantung yang jedag-jedug tak
karuan. Suara pembawa acara kembali menggema, “mempelai pengantin putri kami
persilakan untuk memasuki ruangan menempati singgasana pelaminan”.
Yang
dipanggil nampak memasuki ruangan. Cadar dan gaunnya senada. Di tangannya
menggenggam bucket bunga berwarna-warni. Cantik. Budi tapi belum melihat
anggunnya calon pengantinnya itu. Kepalanya masih menunduk. Hingga 5 langkah si
cantik itu sampai di depannya, Budi pun melirik, pas si cantiknya juga melirik,
mata mereka bertemu. Zretttt.!!! Seperti tersengat listrik, Budi langsung
kembali menunduk. “mata itu..” sepertinya Budi mengenali tatapan itu. Denyut
jantungnya berpacu lebih cepattt, suara jedug-annya terdengar jelas dan
menggaung sampai ke telinganya. Dug dug dug dug...
Dug dug dug
dug... Budi menggeliat. Perlahan memicingkan kedua matanya sembari mengumpulkan
kesadaran. “ah... ngimpi”, gumamnya. Adzan dari masjid samping rumah sudah
sampai ‘hayya’alashsholaah’. Jenggelak si Budi segera menuju masjid
untuk sholat subuh berjama’ah. Usai sholat, pulang, membuka pintu kamar, ada
yang tiba2 diingatnya, sigap tangannya meraih hape dan membukanya. 7panggilan tak
terjawab. Ditelpun balik-lah nomor tersebut tapi tak bisa karena kehabisan
pulsa. Di pagi harinya Budi ke kampus seperti biasa. Di jalan senyum2 sendiri
ingat kejadian di mimpinya semalam.
&_%#ndak jauh2 dah temanya itu2 mulu. :D
-----------------------------------
Sebenarnya ini oleh2 pulkam di bulan April 2017 lalu. Di kereta qodarullah dapat teman duduk sebelahan embak2 dari komunitas menulis. Ngobrol2 cantik seputar dunia menulis, ehm saya lebih ke sebagai pendengar sebenarnya :D. Sempat mencicipi juga sebuah buku kecil, tipis, kumpulan dari cerita2 macam punya saya di atas. Ada yang lucu2 kriuk, ada yang garing, ada yang bikin saya senyum2, de el el. Di akhir perbincangan, beliau menghadiahi saya stiker sembari mengompori untuk mencoba membuat sebuah cerita. Alhamdulillah terselesaikan juga di bulan ini -Juli 2017. *lama amat yawwww dari april ke juli. Maklum, sekarang2 ini menulis adalah hal yang mood2an untuk dilakoni. Inspirasi sebenarnya buanyakkk, tapi menuangkannya yang muaaalesss minta ampun. *hawhh malessuuuun.
Semoga bermanfaat.., barokallahu fiikum.
:D
-------Tangerang, 31 Juli 2017-------
meja kerja,ba'da dzuhur