Jumat, 24 Juli 2015

Karakteristik 2,3 Dunia; Susah Didapat dan Sedikit

Posted by Nis |



Bismillah,,,
Segala puji bagi Allah,, Rabb semesta alam...

Kita memasuki karakteristik dunia yang berikutnya, setelah sebelumnya saya uraikan mengenai karakteristik dunia yang pertama, di ....karakteristik 1

#Karakteristik Dunia
Kedua; SUSAH DIDAPAT.

…kalau ada seseorang keluar dari rumahnya untuk bekerja guna membiaya anaknya yang masih kecil, maka ia telah berusaha fisabilillah. Jikalau ia bekerja untuk dirinya sendiri agar tidak sampai meminta-minta pada orang lain, itupun fisabilillah. Tetapi apabila ia bekerja untuk pamer atau untuk bermegah-megahan, maka itulah fisabili syaithan atau karena mengikuti jalan Syaithan. (HR. Thabrani)

“ Sesungguhnya apabila seseorang diantara kamu semua itu mengambil tambangnya kemudian mencari kayu bakar dan diletakkan diatas punggungnya, hal itu adalah lebih baik dari pada ia mendatangi seseorang yang telah dikarunai oleh Allah dari keutamaan-Nya, kemudian meminta-minta dari kawannya, adakalanya diberi dan ada kalanya ditolak.”  (HR. Bukhari dan Muslim). sumber

Susah itu berarti tidak mudah, tidak gampang, kalau biasa orang bilang, ‘tak seperti membalikkan telapak tangan’. Betul tak,??? Pastinya...!

Benarkah dunia itu susah untuk didapat/dimiliki.?? Yang masih meragukannya berarti belum pernah merasakan ‘waowww’-nya golek duwit. Mungkin masih termasuk golongan A-P-O alias Anak Penodong Orangtua.. Hahaha,, saya pernah mengalaminya.. #Semua orang juga begitu keless..

Tentunya, tingkat kesusahan masing2 kita tidaklah sama. Kalau tingkat susah kita itu sedikit ya Alhamdulillah, tapi bagi yang tingkat susahnya itu buanyak,, semoga Allah memberikan kekuatan dalam mengatasinya, dan itu berarti Allah sedang ingin mensucikan dosa kita atau menambah kemuliaan kita dengan limpahan pahala.. amiiin.


Orang bekerja itu kan lumrahnya ya kadang susah,, kadang mudah... Macam pedagang, yang kadang ramai, tapi kadang juga sepi. Karyawan pun, kadang puyeng diburu kerjaan tapi kadang juga ada wayahnya ndak ada kegiatan, terus bisa leha2,, browsing2, baca2 berita, komen2 status, ngotak-atik blog, nulis artikel, upload,, de-el-el. :D

Nah, yang namanya manusia, kebanyakan kita kan ndak suka dengan yang namanya ‘susah’. Sehingga kadang suka memilih alternatif yang pintas dan mudah, atau instan #kayak mie. Dari beberapa pilihan alternatif tersebut, tak jarang membuat kita tergiur, badahal jalan tersebut tidaklah yang diridhai Allah dan Rasul-Nya. Akhirnya terjebaklah kepada yang ‘mudah’, tapi ujungnya adalah ‘haram’. Contohnya yang banyak terjadi di masyarakat misalnya; korupsi,, hhmm korupsi ini di Indonesia, sudah sangat merata di berbagai kalangan dan berbagai bidang. Hhemmm,, semoga Allah memberikan taufik dan hidayah-Nya kepada negeri ini. Amiin.

Lalu cara instan lainnya, pengin cepet sugih alias kaya, hmmm ini agak mistis sih, berhubungan dengan mahluk dunia lain. Yaitu.... apalagi kalau bukan –pesugihan-. Ini mah amat sangat diharamkan, bisa masuk kategori syirik. Naudzubillah. Ada berbagai jenis pesugihan –katanya-., yaitu dengan tuyul, buto ijo, nyi blorong, ular, babi ngepet, dan lain sebagainya, yang itu semua termasuk golongan syetan alias jin. Yangmana, ada perjanjian terlebih dahulu antara pesugihan dan majikannya itu, dan biasanya mengarah kepada ‘tumbal’ dan sesaji2 yang harus disediakan untuk si jin-nya tersebut. Tumbal disini adalah kaitannya dengan nyawa, sodara-sodara. Serem yaw.!


Lainnya lagi,, ada yang menggadaikan agamanya demi secuil dunia. Misal, seorang ahwat yang sebenarnya taat, rela berpindah agama demi untuk dipersunting oleh pemuda yang kaya raya, harta berlimpah ruah, tampan, pula mempesona. Duh mbak’e,,, kekayaan seberapapun besarnya, dengan sangat mudah bisa Allah lenyapkan dari tangan kita, ribuan caranya. Pun dengan ketampanan/kecantikan, dengan satu sebab saja –jika Allah berkehendak- maka yang semula menawan bisa berubah mengerikan. Masihkah terpedaya oleh itu semua.?? Hhemmmm......

Ada lagi., kategori yang demi harta, orang rela mengorbankan agama. Seorang ahwat melamar kerja di perusahaan yang amat diidamkannya, alhamdulillah lolos testnya,, kabar yang didapat dari tahap interview alias wawancara kerja, ternyata ia hanya akan diterima apabila bersedia menanggalkan hijabnya. Ahirnya, ia merasa ndak ada pilihan lain baginya, diikutilah peraturan perusahaan itu,, dengan tanpa mengindahkan aturan Tuhan-nya. Malah ada yang berpikir bila dengan berhijab maka akan mempersulit dalam mencari rizqi dunia. Naudzubillah. Ah,, embak... bukankah kau tahu siapa yang berkehendak menurunkan rizqi setiap hamba. Yang kau ikuti aturannya itu hanyalah manusia pemilik satu atau mungkin beberapa perusahaan di dunia,, tapi yang kau abaikan perintahNya adalah Sang Pemilik dunia ini, Sang Penggenggam rizqi. Coba dipikirkan lagi,, hijabmu, ketaatanmu,, apakah semurah itu hingga rela kau tukarkan dengan amat sangatt kecillll sekali nilai dunia ini. Astaghfirullah....


Sepengetahuan saya, kebanyakan karyawati yang tidak dibolehkan untuk berhijab itu adalah di mall2. Atau di perusahaan2 tertentu yang memang pemiliknya adalah orang kafir. Dan, taat kepada Allah itu adalah pilihan.,-pilihan wajib-. Jadi, kita sendiri yang harus dari awal menentukan pilihan, memegang kuat prinsip di dalam hati dan pikiran. Pokoknya yang jadi patokan adalah aturan Allah Subhanahuwata’ala. Jika kita dapati yang bertentangan dengan itu, berarti tidak masuk hitungan, abaikan, tak perlu ditimbang,, intinya ya jangan diambil itu pekerjaan. Ndak perlu ragu ataupun bimbang., karena yang kita ikuti adalah Allah, Tuhan Semesta Alam. Seberapa pun besar gaji yang ditawarkan, tidak akan seimbang dengan balasan takwa yang Allah janjikan, malah bisa berimbas dosa yang akibatnya mengerikan.

Intinya adalah yakin saja kepada Allah Ta’ala. Allah itu Maha luas rizqiNya. Jika yang tidak taat saja diberikan rizqi oleh Allah, apalagi yang taat,, apalagi yang dicintai-Nya. Jadi, kalau ada perusahaan yang nyuruh2 lepas jilbab, “siapa elu,??? Punya pulau berapa di dunia ini.? Berani2 nya!! Yang merintah supaya berhijab itu adalah Allah, Tuhan, yang punya alam semesta, dunia seisinya, dan juga seluruh angkasa raya.! Seenaknya aja, manusia biasa (yang hakekatnya) tak punya apa2, membuat aturan seenaknya, menentang Yang Maha Kuasa, hhu! memangnya kerjaan cuman ada di sini aja.,?! Allah Maha Kaya,, meskipun ndak disini, masih buanyak tempat lainnya..!” hhhemmmmm... sabarr,,, ojo nesu2.. :D

Jadi, hati-hati ya sodara,, jangan sampai kita terpedaya dan lupa, buanyaknya harta itu tidak akan ada artinya, tanpa adanya barokah dari Allah Ta’ala. Kalau caranya saja sudah menyalahi aturan-Nya,, bagaimana Allah akan mengganjar barokah kepada kita.? Think again....

Ketiga; Sedikit
“Tidaklah kehidupan dunia dibandingkan dengan akhirat kecuali seperti saat salah seorang diantara kamu mencelupkan jari telunjuknya di samudra lautan, lalu lihatlah yang tersisa di jari telunjuknya itu (itulah dunia).” (HR. Muslim, Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad) sumber

Se-kaya apa pun manusia di dunia ini, sebuaaaanyaaakkkk apa pun harta yang dimiliki, hakekatnya itu semua masih lah secuil dari apa2 yang ada di bumi. Dan perbandingan jelas antara dunia vs akhirat dalam hadits di atas, betapa kecilnya dunia ini dibandingkan akherat nanti.


Pun rejeki masing2 orang itu sudah ditakar,, tak mungkin tertukar. Sebenarnya, menikmati hidup itu mudah,, yaitu dengan qanaah #merasa cukup. Seberapa-pun yang kita punya, jika ada rasa qana’ah dalam hati, maka yang timbul adalah syukur. Misal; tukang jualan cendol, dengan seorang anggota DPR. Sudah bisa dipastikan gaji/pendapatan yang diperoleh lebih besar yang anggota DPR. Tapi belum tentu, tingkat kecukupannya pun lebih cukup anggota DPR. Sebab rasa cukup itu letaknya di dalam hati. Si tukang cendol, meski peruntungannya tak seberapa, hanya bisa membelikan boneka di pedagang kaki lima, dan makan dengan lauk yang seadanya, namun hatinya dipenuhi rasa cukup, dan syukur yang tak terhingga. Suasana keluarga pun bahagia, saling menerima, merasa cukup dengan keadaannya, si anak pun terbiasa dengan hidup yang bersahaja. Harmonisasi keluarga tercipta dengan indahnya.

Lain dengan yang di DPR,, meski pendapatan berjuta-juta, namun yang dirasa selalu kurang..saja. Bisa membelikan anaknya boneka –mahal- di mall,, makan di restoran,, apa2 serba ada, namun ia tidak pernah merasakan cukup. Nafsu pengen ini, pengen itu, selalu saja diperturutkan. Karena mengikuti kemauan yang tak habis2 itulah, makanya gajinya terasa tidak lah cukup. Ketika ada kesempatan KKN, diembatlah itu tanpa pikir panjang. Yah... karena tidak pernah dihadirkannya Allah di pikirannya. Anak dan istri diajarkan hidup mewah, hambur-hamburan, hura-hura, dsb. Hingga suatu saat, diketahuinya istri yang dicintainya itu melakukan perselingkuhan dengan temannya sendiri. Kacau lah keluarganya, berantakan. Naudzubillah.


Itulah bedanya, antara qanaah dengan serakah. Banyak ataupun sedikit, yang terpenting harta kita itu berkah. Hati yang qanaah, insyaAllah akan diturunkan sakinah, diikuti mawaddah, dan juga rohmah. Lengkaplah sudah.


Jadi, dunia ini sangatlah keciiillll. Pun kenikmatan di dalamnya, cuman se-upil #eh.!. Pernah lihat gambaran tata surya bukan.? Dunia memang kecil kan.? Maka dari itu.... tak usah risau lah masalah dunia ini. Pun di sini hanyalah sementara. Haruslah selalu waspada,, jangan sampai terpedaya, ataupun terlena.!  Semoga kita senantiasa terjaga dari hal2 yang membuat Allah murka. ~amiin...

Semoga bermanfaat,..





~Meja Kerja, 24 Juni 2015~
waktu Ashar

0 komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger
Powered By Blogger
Powered By Blogger