Rabu, 14 September 2016

Walimah mas Lanjar (Tiket Kereta story)

Posted by Nis |

Bismillah.


“Dan diantara tanda-tanda kekuasaanNya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikanNya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir.” (Qs. Ar. Ruum (30) : 21)

via: nurcholishnomajid.wordpress.com 

Tiba-tiba ingat beberapa tahun silam. Masa-masa bahagia menuntut ilmu di Jogja. Moment pamitan balik ke kampus kala itu. Kebiasaan saya dengan Ibu setiap pergi yaitu salim kemudian saya cium pipi beliau kanan-kiri. Yeah, meskipun bukan hanya moment pamitan saya suka nyoro2in bibir nyiumin beliau. Kadang saya gemess, jadi setelah cium satu pipi, saya jilat lah pipi satunya beliau. Respon si ibu cuman, “lah.!!!” Sambil ngelap iler saya di pipi nya. Wkwkwkwk. #jorok ihh nis!.  :D

Cerito opo lah. Gak nyambung yoow.

Baiklah sodara-sodara. Kembali pada tema kita kali ini yaitu mas Lanjar’s wedding. Yang mana acara tersebut diselenggarakan di rumah mempelai wanita, di Subang. Tepatnya di Jl. Walet Mas No.43 Rt.13/04 Tanjung Kerta, Gandasari, Cikaum, Subang, Jawa Barat.

Saat kabar tersebut disiarkan di grup whatsapp TMUA (18/8/16), langsung tertancap niat di dalam hati sanubari untuk menghadirinya nanti. Bagaimanapun caranya. Dan Alhamdulillah, atas ijin Allah saya pun berhasil sampai di tempat resepsi tanpa ada hambatan dan rintangan yang berarti. Hanya pas pembelian tiket keretanya agak ribet sodara-sodara.


Undangan mas Lanjar via whatsapp

Agak mepet sih saya pesan tiketnya. Tanggal 3 berangkat, tanggal 2 saya baru pesan. Setelah berkoordinasi dengan sodara2 yang sudah sampai duluan di Subang sejak tanggal 1, saya pun fix untuk berangkat naik kereta api dari stasiun pasar senen, turun di stasiun pegaden baru. Maksud hati dikiranya lebih cepat kalau beli tiket langsung di stasiun pasar senen, ternyata oh ternyata. Tidak sesuai prediksi.

Pada akhirnya, saya balik lagi ke kantor tanpa hasil. Pasalnya, waktu itu antrian yang dipanggil sampai nomor urut 3, badahal waktu sudah menunjukkan jam setengah sepuluh. Sementara saya waktu itu dapat nomor antrian 150 an lebih. Ndak mungkin juga saya nungguin antrian yaw. Balik-balik ke kantor langsung dinyanyiin tiga hari tiga malam sama atasan lha bisa2.

Tiba di kantor, saya coba pesan via telepon di 121. Alhamdulillah langsung dapet tiket keberangkatan. Yess!!! Berhubung satu panggilan telepon hanya untuk satu pemesanan, setelah membayar via indom**t segera saya call lagi untuk pemesanan tiket pulang. Tapi sayangnya, mbak operatornya bilang sudah habis. Hwuahhhh. Hati mulai resah dan gelisah memikirkan bagaimana lah nanti pulangnya. Saya coba call teman2 di Subang. Mak Jo, mb.Cil, mb.Ngerni, sampai mas Indraji tidak ada yang mengangkat panggilan saya. Maksud hati pengin konfirmasi kira2 ada tebengan kah nanti..??! Hwaaa.. bagaimana ini.????


Habisss.   via: plus.google.com

Saya lihat via online, ternyata memang sudah habis untuk tiket tujuan Jakarta tanggal 4/9/16. Tidak mungkin saya beli tiket pulang setelah tanggal 4. Dikarenakan tanggal 5 adalah hari senin, so sebagai karyawan yang baik kita tidak boleh bolos kan yak. Pun saya sudah mengajukan (utang) cuti untuk tanggal lain di bulan ini berkaitan dengan undangan walimahan juga di kota lain. Itu saya cutinya utang, soalnya cuti tahunan saya di 2016 sudah habis. Perbarui lagi nanti di bulan Oktober. :D :D Yeah,, hanya bisa pasrah. Tetap yakin, pasti nanti ada jalan keluarnya.

Saya melanjutkan browsing2. Baca2 berita kasus sianida, baca komik, dll, iseng saya coba lagi lihat tiket kereta. Ah!!!! Tertulis ‘tersedia’!. Saya langsung klik ‘pesan’ sehingga beralih ke pengisian form pemesanan tiket online. Cahaya harapan kembali menyinari hati. Takut prosesnya kelamaan, saya segera call 121. “Sudah habis mbak”, jawab mbak operator. Oh no.!!!! “Barusan saya lihat via online kog tersedia ya mbak?”, tanya saya penuh harap. “Ya, mungkin sudah langsung dibooking oleh orang lain, soalnya kan itu online”, jawaban mbak nya membuat cahaya harapan tadi meredup menggelapi hati.

Jadi geregetan. Ah??! Apa jangan2 tadi gara2 saya klik pesan, makanya ke-booking. Owh, jadi begitu. Baiklah, tunggu beberapa menit karena tadi saya tidak jadi proses berarti nanti akan tersedia lagi. Ohhoho..benar dugaan saya. Beberapa saat saya cek lagi, tertulis ‘tersedia’. Saya langsung klik pesan, dan melanjutkan prosesnya hingga akhir. Alhamdulillah ya Allah..... dapet tiket pulang.............. yeay.....!!!


Yeeeeeesss. via: www.suggest-keywords.com

Belum selesai sampai di situ yaw. Saya harus print tiket dulu. Ba’da ashar saya ijin ke stasiun kota. Ketika sampai di stasiun rajawali dekat kantor, ternyata kereta belum tersedia di stasiun pol Jatinegara. Yeah... ngantuk2 menunggu kereta, sekitar kurang lebih 40 menit baru lah kereta datang. Transit di Kampung Bandan, kereta lama lagi lah. Woaahhhh.. sengaja saya tak mengendarai motor ke stasiun kota menghindari macet, ternyata naik kereta malah lebih lama. Naik motor sih paling lama 20 menit sudah sampai. Yawis lah, hari Jum’at hari yang panjang. Pulang kantor masih jam 18.00 inih. Ahirnya sampai juga lah di stasiun kota jam setengah 5 lewat. Saya cari2 tempat print tiket mandiri, mana lah. Ndak ado. Saya tanya sama bapak security. Kata beliau sekarang tiketnya hanya bisa print pas cek-in minimal 12 jam, paling mepet: satu jam sebelum keberangkatan di stasiun yang bersangkutan. Busyeeettttt..!!! Balik lagi tanpa hasil.

Begitulah sodara-sodara, proses pembelian tiket yang agak menguras esmosi. Keesokan harinya (3 September 2016), berhubung jadwal keberangkatan kereta pukul 05.30 dan saya harus cek in dulu, saya berangkat dari kos-an jam 04.15. Setidaknya satu jam sebelum berangkat saya harus sudah sampai di stasiun, menghindari terjadinya hal2 yang tidak diinginkan. Dan alhamdulillah perjalanan lancar, tiba lah saya di stasiun pegaden baru. Tinggal minta jemput sama mak.Jo dkk. :D



Jiahahahahayy,.  via: story.id





Kesimpulan:
#Selagi ada niat, insyaAllah akan ada jalan.

#Jangan mepet2. –apanya?? Segala sesuatu baiknya dipersiapkan jauh2 hari, kalau sudah mepet malah jadi rempong sendiri. Terus saat berangkat, berprinsip lah: lebih baik menunggu satu jam, daripada telat satu menit. Dan juga jangan mepet2 cari kesempatan kepada yang bukan mahrom. Entah itu di kereta, di angkot, atau pun di hatiku.. _halahh.

#Beli tiket kereta sekarang lebih enak, bisa via telepon atau online. Dan tiket utamanya itu adalah pas cek-in, maksimal satu jam sebelum keberangkatan. Jadi setelah bayar tidak bisa langsung print tiket. Nanti saja pas mau berangkat. Yang penting ada kode booking/kode pembayarannya.

#Jangan sampai ketinggalan informasi *kayak saya. :D

#De-el-el.


:D








-------Jakarta, 14 September 2016-------
sebentar lagi dzuhur, di meja kerja

0 komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger
Powered By Blogger
Powered By Blogger