Bismillah.
“Dan diantara tanda-tanda kekuasaanNya ialah
Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu
cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikanNya diantaramu rasa kasih
dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat
tanda-tanda bagi kaum yang berpikir.” (Qs.
Ar. Ruum (30) : 21)
via: nurcholishnomajid.wordpress.com
Tiba-tiba
ingat beberapa tahun silam. Masa-masa bahagia menuntut ilmu di Jogja. Moment
pamitan balik ke kampus kala itu. Kebiasaan saya dengan Ibu setiap pergi yaitu
salim kemudian saya cium pipi beliau kanan-kiri. Yeah, meskipun bukan hanya
moment pamitan saya suka nyoro2in bibir nyiumin beliau. Kadang saya gemess,
jadi setelah cium satu pipi, saya jilat lah pipi satunya beliau. Respon si ibu
cuman, “lah.!!!” Sambil ngelap iler saya di pipi nya. Wkwkwkwk. #jorok ihh
nis!. :D
Cerito opo
lah. Gak nyambung yoow.
Baiklah
sodara-sodara. Kembali pada tema kita kali ini yaitu mas Lanjar’s wedding. Yang
mana acara tersebut diselenggarakan di rumah mempelai wanita, di Subang. Tepatnya
di Jl. Walet Mas No.43 Rt.13/04 Tanjung Kerta, Gandasari, Cikaum, Subang, Jawa
Barat.
Saat kabar
tersebut disiarkan di grup whatsapp TMUA (18/8/16), langsung tertancap niat di
dalam hati sanubari untuk menghadirinya nanti. Bagaimanapun caranya. Dan Alhamdulillah,
atas ijin Allah saya pun berhasil sampai di tempat resepsi tanpa ada hambatan
dan rintangan yang berarti. Hanya pas pembelian tiket keretanya agak ribet
sodara-sodara.
Undangan mas Lanjar via whatsapp
Agak mepet
sih saya pesan tiketnya. Tanggal 3 berangkat, tanggal 2 saya baru pesan. Setelah
berkoordinasi dengan sodara2 yang sudah sampai duluan di Subang sejak tanggal
1, saya pun fix untuk berangkat naik kereta api dari stasiun pasar senen, turun
di stasiun pegaden baru. Maksud hati dikiranya lebih cepat kalau beli tiket langsung
di stasiun pasar senen, ternyata oh ternyata. Tidak sesuai prediksi.
Pada
akhirnya, saya balik lagi ke kantor tanpa hasil. Pasalnya, waktu itu antrian
yang dipanggil sampai nomor urut 3, badahal waktu sudah menunjukkan jam
setengah sepuluh. Sementara saya waktu itu dapat nomor antrian 150 an lebih.
Ndak mungkin juga saya nungguin antrian yaw. Balik-balik ke kantor langsung
dinyanyiin tiga hari tiga malam sama atasan lha bisa2.
Tiba di
kantor, saya coba pesan via telepon di 121. Alhamdulillah langsung dapet tiket
keberangkatan. Yess!!! Berhubung satu panggilan telepon hanya untuk satu
pemesanan, setelah membayar via indom**t segera saya call lagi untuk pemesanan
tiket pulang. Tapi sayangnya, mbak operatornya bilang sudah habis. Hwuahhhh.
Hati mulai resah dan gelisah memikirkan bagaimana lah nanti pulangnya. Saya coba
call teman2 di Subang. Mak Jo, mb.Cil, mb.Ngerni, sampai mas Indraji tidak ada
yang mengangkat panggilan saya. Maksud hati pengin konfirmasi kira2 ada
tebengan kah nanti..??! Hwaaa.. bagaimana ini.????
Habisss. via: plus.google.com
Saya lihat
via online, ternyata memang sudah habis untuk tiket tujuan Jakarta tanggal
4/9/16. Tidak mungkin saya beli tiket pulang setelah tanggal 4. Dikarenakan
tanggal 5 adalah hari senin, so sebagai karyawan yang baik kita tidak boleh
bolos kan yak. Pun saya sudah mengajukan (utang) cuti untuk tanggal lain di
bulan ini berkaitan dengan undangan walimahan juga di kota lain. Itu saya
cutinya utang, soalnya cuti tahunan saya di 2016 sudah habis. Perbarui lagi
nanti di bulan Oktober. :D :D Yeah,, hanya bisa pasrah. Tetap yakin, pasti
nanti ada jalan keluarnya.
Saya
melanjutkan browsing2. Baca2 berita kasus sianida, baca komik, dll, iseng saya
coba lagi lihat tiket kereta. Ah!!!! Tertulis ‘tersedia’!. Saya langsung klik
‘pesan’ sehingga beralih ke pengisian form pemesanan tiket online. Cahaya
harapan kembali menyinari hati. Takut prosesnya kelamaan, saya segera call 121.
“Sudah habis mbak”, jawab mbak operator. Oh no.!!!! “Barusan saya lihat via
online kog tersedia ya mbak?”, tanya saya penuh harap. “Ya, mungkin sudah
langsung dibooking oleh orang lain, soalnya kan itu online”, jawaban mbak nya
membuat cahaya harapan tadi meredup menggelapi hati.
Jadi
geregetan. Ah??! Apa jangan2 tadi gara2 saya klik pesan, makanya ke-booking.
Owh, jadi begitu. Baiklah, tunggu beberapa menit karena tadi saya tidak jadi
proses berarti nanti akan tersedia lagi. Ohhoho..benar dugaan saya. Beberapa
saat saya cek lagi, tertulis ‘tersedia’. Saya langsung klik pesan, dan
melanjutkan prosesnya hingga akhir. Alhamdulillah ya Allah..... dapet tiket
pulang.............. yeay.....!!!
Yeeeeeesss. via: www.suggest-keywords.com
Belum
selesai sampai di situ yaw. Saya harus print tiket dulu. Ba’da ashar saya ijin
ke stasiun kota. Ketika sampai di stasiun rajawali dekat kantor, ternyata
kereta belum tersedia di stasiun pol Jatinegara. Yeah... ngantuk2 menunggu
kereta, sekitar kurang lebih 40 menit baru lah kereta datang. Transit di
Kampung Bandan, kereta lama lagi lah. Woaahhhh.. sengaja saya tak mengendarai
motor ke stasiun kota menghindari macet, ternyata naik kereta malah lebih lama.
Naik motor sih paling lama 20 menit sudah sampai. Yawis lah, hari Jum’at hari
yang panjang. Pulang kantor masih jam 18.00 inih. Ahirnya sampai juga lah di
stasiun kota jam setengah 5 lewat. Saya cari2 tempat print tiket mandiri, mana
lah. Ndak ado. Saya tanya sama bapak security. Kata beliau sekarang tiketnya
hanya bisa print pas cek-in minimal 12 jam, paling mepet: satu jam sebelum
keberangkatan di stasiun yang bersangkutan. Busyeeettttt..!!! Balik lagi tanpa
hasil.
Begitulah
sodara-sodara, proses pembelian tiket yang agak menguras esmosi. Keesokan
harinya (3 September 2016), berhubung jadwal keberangkatan kereta pukul 05.30 dan saya harus cek
in dulu, saya berangkat dari kos-an jam 04.15. Setidaknya satu jam sebelum
berangkat saya harus sudah sampai di stasiun, menghindari terjadinya hal2 yang
tidak diinginkan. Dan alhamdulillah perjalanan lancar, tiba lah saya di stasiun
pegaden baru. Tinggal minta jemput sama mak.Jo dkk. :D
Kesimpulan:
#Selagi ada
niat, insyaAllah akan ada jalan.
#Jangan
mepet2. –apanya?? Segala sesuatu baiknya dipersiapkan jauh2 hari, kalau sudah
mepet malah jadi rempong sendiri. Terus saat berangkat, berprinsip lah: lebih baik menunggu satu jam, daripada
telat satu menit. Dan juga jangan mepet2 cari kesempatan kepada yang bukan
mahrom. Entah itu di kereta, di angkot, atau pun di hatiku.. _halahh.
#Beli tiket
kereta sekarang lebih enak, bisa via telepon atau online. Dan tiket utamanya
itu adalah pas cek-in, maksimal satu jam sebelum keberangkatan. Jadi setelah
bayar tidak bisa langsung print tiket. Nanti saja pas mau berangkat. Yang penting
ada kode booking/kode pembayarannya.
#Jangan
sampai ketinggalan informasi *kayak saya. :D
#De-el-el.
:D
:D
-------Jakarta, 14 September 2016-------
sebentar lagi dzuhur, di meja kerja
0 komentar:
Posting Komentar