Jumat, 26 Agustus 2016

Susah MOVE ON *puisi galau yaw

Posted by Nis |

Bismillah.


Purnama kembali memancarkan pesonanya, menemaniku yang sendiri berselimut rindu. Masih saja pikiranku tertaut padamu. Yang selalu beraroma cemburu, dikarenakan besarnya cintamu padaku. Dulu.


Susun2 rapi batuan karang. Benteng nan kokoh pun terbentang. Nyatanya semua itu tak ada artinya, runtuh dalam sekejap mata. Hanya sebab kubaca darimu sebuah pesan cinta. Walau ku tahu tak kau bubuhkan sedikitpun rasa di dalamnya. Ah,, move on kembali ditunda.


Kau terus memintaku tuk memelukmu. Meski yang kau mau bukanlah diriku. Apalah dayaku yang sungguh terlalu menyayangimu. Melihatmu tersenyum, cukup menjadi peredam nyeri luka di dalam qolbu.


Kemarin, saat derita mencengkam hatiku. Dan yang ku pikirkan hanyalah bagaimana caranya tuk kembali bersamamu. Hingga kau pun sedikit merasa terganggu. Mungkin semua itu karena belum bisanya aku, melupakan rasanya ditinggalkan olehmu., pas lagi sayang2nya dan bahagia2nya ku merasa miliki utuh dirimu.


Hujan tak mau berhenti. Dingin kian mengungkung sendi. Semuanya tlah berlalu pergi. Tapi.. senyummu masih saja terasa ngilu di hati.. 


Cinta,, oh cinta.  via: www.katakatagambar.com


-----------------------------------


Entah bagaimana mulanya, puisi2 di atas bisa tercipta. Bahannya yaitu jus alpukat dengan sedikit gula. Jangan pakai creamer, susu coklat saja. Disrrruput sembari menikmati senja, rasanya manstap sodara-sodara. :D

Bisa jadi, terlalu banyaknya problematika anak kosan yang hidup sendiri di Jakarta. Jauh dari orang tua. Sehingga merasakan hidupnya sedikit hampa. Lalu tertuanglah menjadi kata2 putus cinta. Ah, alasan tersebut ndak nyambung sebenarnya, yah..cuman buat ngeles saja. Hahaha.

Si Encu tanya, "Koe beneran galau nis.?!! Ditinggal nikah inceran tah nis.??!"   #gubraak.
:D    :D    :D




BACA JUGA: 












-------Jakarta, 26 Agustus 2016-------
Jum'at barokah, di meja kerja


Kamis, 25 Agustus 2016

MOVE ON saat ini juga! #hijrah

Posted by Nis |

Bismillah.


Hari ini 25/8/16, di perjalanan menuju tempat makaryo golek upo (kerja) saya bertemu bapak tukang sayur langganan saya di pertigaan dekat stasiun rajawali. Baru menghentikan motor, si bapak yang sedang di warung seberang jalan lekas menghampiri saya sembari berkata, “tempe ada noh” hehe kata beliau diikuti senyum lepas. Soalnya kemarin waktu saya pengin beli tempe ternyata sudah habis. “kesiangan sih..” kata bapaknya kemarin. Selesai urusan jual beli nya, dan ternyata saya dikasih kortingan #alhamdulillah, saya pun bergegas menyalakan motor. Si bapak melepas kepergian saya dengan pertanyaan, “Kuliah.?”. Saya, “iya, kuliah pra nikah pak” hehehe, jawab saya cengengesan. Entah si bapak ngeh atau tidak, soalnya saya pakai masker plus berisik suara bajai jadi suaranya mungkin agak ngabar. Si bapak pun tersenyum. Saya pamit,”mari pak..”. Bapaknya, “iya,iya...”, tersenyum memandang kepergian saya. :D

Cerita gak penting sodara-sodara. Heheh. Baiklah, langsung ke inti permasalahan yuuuuks. :D

Move-on. Kata ini sempat mengganggu pikiran saya beberapa waktu terakhir. Saya bertanya-tanya, apa yang menyebabkan seseorang itu susah move-on?? Saya tanyakan kepada orang-orang di sekitar lingkungan saya.

Panda. Nama lengkapnya adalah Pandawati (bukan nama sebenarnya). Teman satu kantor saya, bagian yang sama yaitu accounting staff. Ketika saya tanyakan padanya tentang mengapa dia susah move-on sama abang sebelah dan abang gebetannya dulu. Dia malah mengelak untuk menjawab. Terus dia malah nyomel2 karena merasa ndak pernah jadian dengan abang sebelah. Terjadilah perdebatan yang tidak diperlukan. Pusing jadinya saya malah.

Tapi dengan kegigihan dan pesona kecantikan saya #halahh,, akhirnya si panda mau juga membeberkan kisah move on-nya. Bisa dilihat di bawah. Kalau gambarnya kurang jelas, bisa diklik aja gambarnya yak sodara-sodara.  :D


























Yeahhh. Dari cuplikan chat antara saya dan narasumber yaitu nyonya Pandawati di atas, bisa disimpulkan:

---Proses move-on ada 2. Mudah dan susah. Tergantung dalamnya pengaruh perasaan pada objek yg kita move-on in itu sendiri.

---Kunci dari move-on adalah niat dari dalam hati.

---Salah satu cara move-on adalah membiasakan hati agar tak bereaksi terhadap segala hal dan kenangan terkait si objek.

---Bila diperlukan, putuskan semua media komunikasi dengannya. Karena kadang hati tak kuat menahan rasa ingin berhubungan terus dengannya. Bukan berarti memutus tali silaturhim. Bila hati sudah siap, silakan berinteraksi lagi tanpa ada rasa nyeri di ulu hati.

---Entahlah, kesimpulan lainnya silakan dianalisa sendiri. :D


Sodara-sodaraku yang budiman. Memang pembahasan move-on itu biasanya terkait masalah per-mantan-an. Namun, pada dasarnya move-on itu sendiri, secara istilah memiliki makna bergerak, berpindah. Jadi, bisa diartikan berpindah dari satu hal ke hal yang lain, dari satu jalan ke jalan yang lain, bergerak entah dengan berjalan, berlari, menggelinding, dsb. Dan ini berlaku juga terkait iman dan islam.

Move-on dari kemaksiatan menuju ketakwaan. Ciehhh. Bahasa kerennya adalah HIJRAH. Mungkin sudah saking lamanya menjalani maksiat, sehingga susah untuk diajak move-on alias taubat. Ini,berat sodara-sodara. Misalnya, sudah kebiasaan bohong. Apa2 selalu mudah mengucapkan kebohongan. Kalau gak bohong rasanya lidahnya pahit #halahh. Atau sudah kebiasaan nongkrong dengan teman2 sambil minum2an keras. Terbiasa judi. De es be. Maksiat2 lainnya.

Pasti rasanya berat. Susah meninggalkan kebiasaan2 buruk tersebut. Tapi selagi ada niat yang tulus ikhlas, insyaAllah akan sukses juga move-on nya. Mari bersama kita terus berjuang sodara-sodara.! Allahu Akbar.!!!


Hijrah memang tak mudah.   via: memecomicislam.com


Semoga Allah memberikan hidayah kepada kita semua. Amiiiin.








-------Jakarta, 25 Agustus 2016-------
meja kerja, menanti waktu shalat ashar



Senin, 15 Agustus 2016

KAU TAK PERNAH TAHU **Puisi Cinta si Anak Muda

Posted by Nis |

Bismillah.




Kau tak pernah tahu,
Detak jantungku menggila saat berada di dekatmu,
Kau tak pernah tahu,
Ku nyatakan cinta di setiap gerik sikapku,
Dan pastinya kau tak pernah tahu,
Tiap kali ku mengecupmu di setiap tatapanku.

Ku hembuskan namamu di setiap desah nafasku. Ku sunting sebilah senyummu, ku tempatkan khusus di dasar hatiku. Biarlah mengendap rinduku padamu, terkumpul menjadi kalimat-kalimat syahdu. Hingga saat indah nanti, ijab qabul terucap dari lisanmu.

#Uhhhuyyyyy :D


cinta,,, oh cinta..   via: abumujahidah.blogspot.com









-------Jakarta, 15 Agustus 2016-------
senyum, di meja kerja

Sabtu, 13 Agustus 2016

Ta'aruf (pengalaman) 3

Posted by Nis |

Bismillah.


Kaca yang sudah pecah, mungkin masih bisa disatukan, namun ia sudah tak sama lagi. Seperti halnya paku yang terlanjur menancap, mungkin masih bisa dicabut, namun bekasnya tak kan pernah hilang. Atau kalau kau sobek selembar kertas, lalu kau berusaha mengembalikannya seperti semula, dengan selotip, lem, dan sebagainya. Bisa mungkin, namun pasti tak bisa sempurna seperti sedia kala. Ndak usah disobek, diremes2 pun juga tak akan bisa dikembalikan lagi menjadi sempurna. Semua itu hanya perumpamaan, yang menggambarkan sebuah penghianatan. Semua itu tentang sebuah kepercayaan.

Jagalah amanah (kepercayaan), sodara-sodara.  via: www.nyunyu.com

Hyiaooww,, prolog yang tidak nyambung sodara-sodara. Di episode sebelumnya #macam drama aja lah- lebih jelasnya silakan diklik judul berikut Ta’aruf (pengalaman) 1,  dan Ta’aruf(pengalaman) 2.

Dalam suasana yang sedemikian rupa. Saya terlalu tak berdaya bahkan hanya untuk mengucap sepatah kata. Mas min nampaknya jeli membaca mimik muka saya. “begini...” si mas min mencoba menengahi. Lanjutnya, “saya sebagai ganti bapak-ibuk, sebagai orangtuanya manis, saya kira gak perlu harus sekarang juga ‘ya’ atau ‘tidak’. (jangan) seperti orang beli cabe, saat itu juga langsung ‘iya’, langsung ‘bayar’. Ini kan sama-sama masih muda, ya jalannya masih panjang. Lagian manis juga masih ada tanggungan, -la..la...la...(dan sebagainya)”.

Panjang lebar mas min menjawab pertanyaan bapaknya unai dengan gagah perkasa #opo sih. Meskipun ada beberapa kalimat mas min yang saya tidak mudeng, tapi intinya adalah saya dan mas U disuruh menjalani aja dulu. Pacaran dong.?? Hiyak kesannya sih begitu, tapi sebenarnya mas min itu memberi ruang untuk saya bisa berpikir terlebih dahulu. Dengan begitu, saya tidak harus langsung memberikan jawaban. Hmmmmh alhamdulillah.. sedikit lega... yeahh.

Alhamdulillah....   via: memeshappen.com

Tak berapa lama, mereka berdua pamit. Meninggalkan jeyuk yang segera berpindah dari kantong ke tangan ponakan dan saya seketika mereka pulang. Saya dengan gemes, “humhhhh,, jawabanmu jos gandos mas”, sambil mengacungkan jempol ke arah mas min.  :D

Kemudian saya yang galau berhari2 setelah itu. jawaban sebenarnya sudah ada di kepala saya sejak kedatang mas U yang ke-dua kalinya itu. Sejak saya tahu arah dari ta’aruf ini, ya benar2 ta’aruf. Serius, bukan sekedar kenal dan menjadi teman biasa, akan tetapi menjadi teman hidup. Maka dari itu, saya berpikir berhari-hari sebelumnya. Banyak pertimbangan, banyak pemikiran, banyak istikharah. Tak lupa minta restu si ibu. Mbak wit lagi malah ngompor2i suruh setuju. Lieurrrr euyyyy.

ucing ala berbi    via: dpbbmlucu.info

Dalam salah satu sms, saya pernah bertanya, kapan targetnya nanti si mas U pengin menikah? Beliau menjawab, yaitu sekitar lebaran haji tahun depan. Berarti itu lebaran haji yang dimaksud adalah lebaran haji tahun 2015. Lalu.? Sampai sekarang mau lebaran haji tahun 2016 saya masih single sodara-sodara. Bisa disimpulkan sendiri jawaban apa yang saya berikan kepada mas U. Yaitu adalah ‘no’!. Alasan.? Masalah alasan, di samping waktu itu saya belum ingin menikah dibawah umur 20thn (wkwkwkkw :D), alasan lainnya biarlah cukup saya, Allah dan orang2 tertentu yang mengetahuinya. :D

Jadi saat saya ditanya mengenai keseriusan mas U malam itu, saya sudah ada jawabannya sodara-sodara. Tapi mengutarakannya bagaimana itu yang saya belum menguasai dunia persilatan #halahh. Masak iya, langsung frontal ‘tidak!’. Itu sebenarnya yang ingin saya katakan, tapi mulut ndak mau diajak kerjasama. Malah jadinya menumpuk di dalam dada. Haihhh, sesak pula rasanya. Naiklah imbasnya ke muka. Hingga jadi merah merona. Mana, ada hadits yang mengatakan jika seorang wanita dipinang, kemudian hanya diam, bisa diartikan jawabannya itu ‘iya’. Itulah saya panik luar binasa. Diam saja nanti bikin mereka salah memakna, ingin mengutarakan, tapi mulut tak mau diajak bicara. Jadi saya harus bagaimanaaa.??? Pusing kepala saya (waktu itu).

yang kamu lakuin ke saya itu JAHAT!  via: www.hipwee.com

Beberapa hari setelah itu, saya segera beraksi. Tak ingin lah menyakiti hati mas U, dengan memberi harapan2 palsu. Pun nambah dosa lah bila main perasaan begitu. Kalau terus saya ladeni sms beliau sementara hati saya sebenarnya menolak, (gaya si Cinta di film AADC2) yang saya lakukan itu JAHAT!, dan lama2 mas U bisa semakin dalam perasaannya ke saya, nanti malah tambah susah. Saya pun menegaskan dengan pesan yang halus dan agak ambigu. Ehm,, gimana ya dulu itu. Kurang lebih intinya seperti ini., “ (pembukaan).... ibu di kampung, sudah ada calon buat saya.” Beberapa saat kemudian, sms saya tersebut berbalas. “ ... semoga mbak manis bahagia dengan pilihan orang tua mbak manis...” Mas U sungguh legowo, berjiwa ombo. MaasyaAllah..

Kelegaan luar biasa memenuhi ruang hati saya saat membaca balasan tersebut. Alhamdulillah ya Allah... (sambil guling2) selesai sudah satu masalah sumber kegalauan. Tersebab ibu saya berpesan, kalau nolak itu yang halus, baik-baik, jangan menyakiti hati orang. Dan juga saya tidak mau dengan cara bohong dan berbelit2. Dan juga jangan terlalu frontal. Setelah kajian yang mendalam, pertimbangan yang matang, dan penggabungan berbagai rumus yang fenomenal #hoppo toh!. Ahirnya ketemu lah jawaban seperti tersebut di atas, sms dengan intinya adalah “ibu di kampung, sudah ada calon buat saya”. Dua kalimat tersebut yang sebenarnya saya maksudkan tidak digabung sodara-sodara. Dan penulisannya pun memang sengaja saya pisahkan dengan tanda koma (,) untuk memperjelas bahwa mereka hanya bersama namun tidak menyatu. Memang bila ditafsirkan, bisa ambigu, bisa menjadi beberapa kesimpulan. Seolah-olah ibu sudah memilihkan calon untuk saya. :D

antara yes tapi no   via: www.hipwee.com

Nah, apa sebenarnya yang saya maksudkan dengan kalimat tersebut? Yaitu adalah; -ibu di kampung: ibu saya memang ada di kampung, di Klaten, Jawa Tengah. sudah ada jodoh buat saya: setiap manusia kan memang sudah ditentukan jodohnya oleh Allah Ta’ala sejak dalam kandungan. Jadi ya seperti itulah, keduanya memang berdiri sendiri2. Hehehe. Saya ndak bohong yaw...

Saya bales lagi sms mas U, dengan mendoakan kebaikan semoga mendapat yang terbaik, dan memotivasi untuk bangkit dari kegalauan #halah. Alhamdulillah, mas U bisa langsung menerima dan menyesuaikan diri dengan keadaan yang terjadi. Lepas itu, beliau tidak lagi sms2 saya.

Begitulah, sistem ta’aruf lebih aman. Karena belum main perasaan. Sehingga akan mudah untuk melepaskan. Tidak terlalu menimbulkan kegalauan. Lain hal dengan pacaran. Cinta tanpa adanya ikatan. Cinta yang belum dihalalkan. Iya kalau jadi,, kalau putus bisa bikin kacau kehidupan (katanya). Wallahu a’lam.

Demikianlah salah satu kisah ta’aruf saya. --Memangnya sudah berapa kali ta’aruf nis.??. Sering. –sering2, sok cantik lu.! Wkwkwkwk.


Jadi kesimpulannya?

--ta’aruf lah, jangan pacaran
--tegaskan, jangan permainkan perasaan
--jawaban untuk memberikan penolakan ada berbagai macam, cari yang jangan menyakitkan
--contoh cara untuk menolak bisa dengan mengajukan persyaratan; ‘mas njenengan kalau pengin melamar saya, dirimu sanggup ndak nanti setelah menikah puasa daud setiap hari?’, ‘mas harus khatamin alqur’an setiap hari’, ‘mas harus tahajud setiap malam minimal sejam dari jam 2 sampai jam 3 pagi!’. Wuahahahah. :D
--es campur enak.

Kesimpulan lainnya bisa diambil sendiri2. Dari pengalaman saya tersebut, yang baik silakan diambil (jika berkenan), yang jelek abaikan saja sodara-sodara. Barokallahu fiikum. :D

 Tak lupa, kita tutup dengan hamdalah.






-----------END







-------Jakarta, 13 Agustus 2016-------
meja kerja, 13;53



Kamis, 11 Agustus 2016

TA'ARUF (pengalaman) 2

Posted by Nis |

Bismillah...


Pemirsah, kembali bersama saya kali ini akan saya lanjutkan cerita ta’aruf saya. Untuk mengetahui kisah sebelumnya, silakan klik judul berikut: Ta’aruf (pengalaman) 1.

Ta'aruf tidak sama dengan pacaran.  via : www.orangdalam.com 

Terahir kemarin adalah suksesnya acara perkenalan di malam minggu yang tiba-tiba menjadi syahdu #eaahh. Pulang lah si mas U beserta rombongan (bapaknya Unai doang), sepertinya dengan suka cita yang terpancar dari senyuman yang mereka tebarkan ketika pamit pulang. 

Lepas mereka berdua pulang, si mbak wit sama ponakan kompak senyum2 ngeledekin. Komentar Ridho dan Avivah,, “eaaaa lik manis mau nikah...”, #gubrakkkkk, nih anak2 kecil belajar dari mana lah, nikah2. Habis lah saya dibully mereka. Saya sih selow aja, pikiran saya masih mencoba membohongi diri sendiri bahwa perkenalan barusan hanyalah perkenalan biasa tanpa maksud apa2 #hahaha.

Hari2 berikutnya berjalan seperti biasa. Tidak ada suatu kejanggalan manapun dan apapun. Si mas U tidak nongkrongin saya di parkiran motor saya -depan rumahnya bapaknya Unai, dan bapaknya Unai juga tidak berkabar apa2 kepada saya. Hanya bila kebetulan papasan, beliau senyum dan menyapa. Saya kira, yasudah tidak akan terjadi apa2.

Hingga suatu masa, tepat seminggu setelah perkenalan itu di malam sabtu berikutnya, mbak wit berkata kepada saya, “lik, besok malem si mas U mau kesini lagi katanya. Tadi pagi bapaknya Unai bilang”. Langsung disahutin si Ridho,”ciyeee,, diapelin..”. Avivah pula nanya, “pacar lik mau kesini lagi ya bu”. Saya kaget sodara-sodara. Kagetnya gimana ? #happah????!! __Gitu doang?  :D

Kaget.   via: airielsjourney.blogspot.com 

Sepanjang sabtu siang, saya tidak kepikiran apa2 karena sibuk dengan kerjaan yang kebetulan lagi numpuk. Sepulang nya lah mulai ada debar2 gimanaa gitu. Antum tahu lah gimana rasanya. Malam segera menjelang, dan si mas U pun datang. Tetep bersama kakaknya, saya kurang tahu namanya, yang saya tahu beliau adalah bapaknya Unai. :D

Gak ada yang gimana-gimana, intinya adalah si mas U pengen kenal lebih dekat dengan saya. Dan ini dia masalahnya sodara-sodara. Beliau minta nomr hp saya. Hhmm.. saya mulai tahu ini arahnya kemana. Tukar nomor lah akhirnya kita.

Hari berikutnya, sesuai yang saya sangka dan duga. Si mas U mulai sms2, di jam berangkat kerja, istirahat, dan pulang kerja. Nampaknya beliau menjadi pemerhati kesehatan dan keselamatan saya. Ceilahh. Kewajiban bagi orang yang ditanya adalah menjawab. Jadi, sms2 beliau yang berupa pertanyaan2, ‘udah berangkat kerja?’, ‘udah makan?’, ‘udah shalat?’, saya jawab seperlunya saja. Dan 2 ponakan usil saya, selalu saja kepo kalau dengar hp saya bunyi. "Ciyeeeee,, sms dari om U", si Ridho. Dia sembari dekat2 ke saya, kepo sama sms yang barusan masuk. 

Sms siapa haiyo.!!   via: www.keepcalm-o-matic.co.uk 

Singkat cerita, hari sudah sabtu malam lagi nih sodara-sodara. Mas U kembali bertandang, kali ini tidak dengan tangan kosong. Disamping membawa buah jeyuk yang manis (kayak saya #halahh!), beliau juga memberikan sedekah berupa senyum yang tak henti beliau tebarkan kepada anggota pertemuan malam itu. **kog tau nis?? Kamu ndak berkedip menatap wajah mas nya ya? Haiyyo!!~. #ndak juga, hmm itu hanya asumsi, atau mungkin itu hanya perasaanku saja. :D

Kembali ke fokus pertemuan kali ini. Suasana hening, serius, mungkin seperti suasana saat sidang skripsi yangmana dosen pengujinya yang satu rektor, yang satu lagi dosen paling killerrr seantero kampus.. -Yeahhh #lebay. Saya masih terpaku pada tulisan2 di buku –jalan cinta para pejuang-nya salim a.fillah. Lalu dengan suara yang lembut namun tegas, bapaknya Unai menyampaikan maksud kedatangannya kali ini.

“ ... adik saya pengin serius sama mbak manis.” Jleb!!. Kata2 bapaknya Unai serasa menghentikan detak jantungku waktu itu. Ditambah si mbak Wit yang menimpali, “sekarang manis yang ngomong, piye nis? Jawabanmu?”. Semua mata tertuju padaku, dan entah waktu itu muka saya seperti apa. Antara kaget, bingung, syock. Pengin jawab _pass!!_ mungkin bisa lanjut ke pertanyaan berikutnya,, #emangnya lagi kuis.?!!!

Awkward.   via: www.quickmeme.com

Mengerikan banget dah suasana kala itu. Tak terpikir kata apa yang tepatnya harus saya lontarkan dari bibir ini. Di tengah kekalutan suasana tanpa kata, sementara semua masih menunggu jawaban apa yang akan saya kalimatkan, “begini..” mas min memecah keheningan. Hati saya makin tambah menggalau jedug2 tak beraturan, menerka apa yang akan dikatakan mas min. Jangan sampai salah ngomongggg. Hawhh.!








Masih bersambung ------------------












---------Jakarta, 11 Agustus 2016----------
meja kerja 

Powered By Blogger
Powered By Blogger
Powered By Blogger