Bismillah..
Segala
puji milik Allah Ta’ala.
Asy
Syeikh Muhammad Bin Sholih Al Utsaimin:
Aku
berpendapat wajibnya seorang muslim untuk memiliki kecemburuan terhadap mahrom
mereka dari istri, anak wanita, saudara wanita, bahkan terhadap ibu mereka.
Dan
hendaknya dia berusaha agar jangan sampai wanita yang menjadi mahromnya pergi
sendirian.
Jealousy. Via: http://terselubung.in/10-cara-mengatasi-cemburu/
Terlebih
jika mereka wanita yang masih muda kemudian pergi ke pasar dan mereka berdesak -desakan dengan kaum lelaki, ini adalah sesuatu yang membahayakan atas mereka
dan yang lainnya.
Wanita
adalah fitnah yang bisa membuat dia terfitnah atau membuat para lelaki
terfitnah dengan mereka.
Hendaknya
dalam kondisi yang seperti ini untuk seorang laki laki menemani wanita yang
menjadi mahromnya.
Tetapi
sangat disayangkan kecemburuan itu sudah mati pada kebanyakan manusia.
Tidakkah
kalian mengetahui bahwa seorang laki laki datang kepada penjahit kemudian yang
mendatangi penjahit itu justru wanita (mahrom si laki laki) kemudian wanita itu
yang berbicara dengan penjahit itu sekehendaknya, dan si laki laki duduk di
mobil tidak mendampingi wanita yang menjadi mahromnya tadi.
Yang
demikian ini menunjukkan LEMAHNYA KEIMANAN DAN MATINYA KECEMBURUAN.
It means. Via; http://jomblogger.net/2014/04/20
Bagaimana
kamu melihat dirimu di dalam mobil sedangkan istrimu atau anak perempuanmu atau
saudarimu sedang berbicara dengan penjahit, yang mana bisa saja dia berbicara
dengan pembicaraan yang engkau tidak tau apakah pembicaraan itu adalah sesuatu
yang dibolehkan atau pembicaraan yang harom, terkadang dia berbicara dengan
ucapan yang lembut sehingga dia terjatuh kepada sesuatu yang dilarang oleh Allah,
sebagaimana didalam firmannya:
"Janganlah
kalian melembutkan ucapan kalian sehingga menjadi senang orang yang didalam
hatinya ada penyakit" (QS. Al-Ahzab: 32)
Ini
adalah fitnah yang besar.
Maka
wajib bagi setiap muslim untuk menjaga keluarganya, dan hendaknya mereka punya
KECEMBURUAN untuk tidak bermudah mudahan dengan hal hal yang seperti ini.
WA syarhussunnah linnisa’
••••••••••••••••••••••••••
Cemburu
itu tanda cinta. Tentu cemburu yang positif, yang lebih ke arah menjaga orang2 yang
kita sayangi dari hal-hal buruk. Bukan berarti posesif, yang cemburunya berlebihan. Ingat, segala sesuatu apabila
berlebihan itu ujungnya bisa berdampak tidak baik, malah memberi mudharat. Maka
dari itu, ikuti selalu rambu2 yang telah disyari’atkan, agar senantisa dalam
berkah dan kebaikan.
Salah
satu hikmah diharamkannya memakan babi. Saya pernah baca artikel mengenai sebuah
penelitan. Satu ekor babi betina dan dua ekor babi jantan ditempatkan dalam
satu kandang. Lalu satu ekor ayam betina dengan 2 ekor ayam jantan juga
ditempatkan dalam satu kandang. Pastinya beda kandang dengan si babi.
Cemburu menguras jamban. Via; http://blogsegitiga.blogspot.co.id/2014/06/10
Apa
yang terjadi.? Yang ayam2 tadi, dua ayam jantan tadi bertarung hebat demi
memperebutkan sang betina. Seru. Dua-dua nya berdarah, riuh ber-kokok betok adu
kekuatan. Hingga ahirnya salah satu ayam jantan tersebut mengibarkan bendera
putih tanda mengakui kekalahan #gak gitu
juga keless.
Nah,
sementara di kandang babi,, si babi2 jantannya bukannya bertarung mati-matian
seperti ayam, malah yang satu membantu yang satunya lagi untuk mengawini babi
betina. Jadi ganti-gantian gitu deh.
Astaghfirullah..
Begitulah
di katakan, orang-orang yang di negaranya mayoritas pemakan babi, akhlak mereka
-seperti babi-. Hilang sudah rasa cemburu di hati mereka. Melihat istrinya
ber-cipika-cipiki dengan lawan jenis yang bukan mahrom, menganggapnya sudah
biasa, pun sebaliknya. Lalu ketika anak perempuannya pergi2 entah kemana dengan
pacarnya, juga sudah dianggap biasa. Na’udzubillah.
Cemburu tanda cinta. Via; http://www.cintaquran.com/cemburu-itu-cinta.htm
Cemburu
yang baik, yang didasari oleh iman dan ketakwaan. Dengan menjaga keluarga kita
agar tidak terjerumus dalam lembah dosa yang menyesatkan. Dan senantiasa
membersamai mereka di jalan cinta para pejuang #kog sampe situ ya.
:D
-------Jakarta, 11 Februari 2015-------
menjelang 'asar