Jumat, 17 Mei 2013

Pengin Mantuk

Posted by Nis |


Bismillah..,
Pujian milik Allah Subhanahuwata’ala...

Mbak Lett,”Ca, masak tadi si Nisa #panggilan saya _kog bisa,? :D,,_ bilang sama ibuk-nya, nanti kalo’ punya anak, yang satu dikasih-in ibuk-nya, yang satu dikasihin suaminya,. Keluarga suaminya maksudnya,. Yang satu...dikasihin siapa lagi Nis.? #sambil ketawa-ketiwi”. Yang diajak bicara –Caca- tertawa sambil memandang-ku. He..... “Ceritanya tadi denger Nisa telpon...”, lanjut mbak Letta.

Awalnya;
Berjauhan dengan Bidadari tercantik #versi saya, hmmm.... rasanya begitu luaarrr binasa. Sebenarnya saat kuliah pun dulu ya agak berjauhan, tapi setidaknya masih bisa pulang setiap saat kalo’ lagi pengin. Sekarang..?? yah,, dikarenakan situasi, kondisi, dan mutasi,. Beginilah. Setiap hari hanya bisa bertemu lewat kata,. Hiks,, jadi pengin pulang _lagi.............

Ketika masih proses akhir perkuliahan, Ibu sudah mewanti-wanti untuk tidak mencari kerja jauh-jauh, bahkan jodoh-pun kalo’ bisa yang deket-deket aja #Jogja-Solo dan sekitarnya.._gubyaak. Masalah jodoh, saya sudah membicarakan agak lebih jauh, hingga tercapai-lah sebuah kesepakatan #rahasia kami, :D. Ketika pertama saya akan mengambil pekerjaan saya sekarang, agak lama saya mengurus perijinan-nya dari Ibu. Dengan dibantu oleh Lik Muji, kami akhirnya berhasil meyakinkan Ibu untuk merelakan anaknya yang tersayang_termanis_tercinta ini#halahh.., pergi merantau, mencicipi asam-garam kehidupan ke Bekasi. Alasan kuatnya adalah; setelah beberapa bulan di Bekasi, akan dikembalikan ke daerah asalnya yaitu Yogyakarta.

Siang hari pemberangkatan saya, di rumah 02/03/2013. Ibu mengantar-kan saya pamitan ke rumah Lik Muji. Saya mencium tangan Lik Muji, cipika-cipiki, “Pamit ya Lik,. Titip Ibu’.. #tiba-tiba hati ini bergolak, mata-pun berkaca, membayangkan Ibu saya hanya tinggal sendirian di rumah, kesepian, de-el-el. Hiks.. sedih. Wiss., speachless. Lik Muji memberikan semangat, wejangan de-es-be. Sekuat tenaga berusaha agar genangan di mata ini tak tumpah, menunduk.

Pulang ke rumah. Pamitan kepada Bidadari tercantik #versi saya _Ibu. Beliau bertutur., nasihat, penyemangat, pengingat.. “... kerjo sing semangat, ati-ati, shalat’e ojo lali, mangane dijogo, kesehatan’e dijogo adoh wong tuwo,. suk gek bali nyang Jogja..  #mata beliau berkaca,. Dinding pertahanan saya pun mulai retak.” Lanjut kata beliau, “...poko’e koe anak-ku sing tak tresnani, aku suk mbek bapakmu yen tuwo melu koe,. De-es-te,. #runtuhlah sudah,. Tanggul jebol.. akhirnya meleleh, meluap, banjir tak terbendung.. Beliau mendekapku beberapa lama.. tak berhenti kata do’a-nya.

Bapak.?? Yah, setelah itu telpon Bapak, beliau di Semarang tengah menjalankan kewajiban sebagai kepala rumah tangga yang sangatt luar biasa. Menjemput rizki dari Allah., nafkah untuk keluarga tercinta. Tak berapa lama, suara beliau muncul dari hape di tanganku. “Halo.? Pak, aku pam-mit.., ar- #tercekat di tenggorokan.” Tak bisa lagi melanjutkan kalimat, hape saya kasihkan Ibu, beliau mewakili. Semakin deras mengucur airmata ini.

Koper sudah siap di motor, akhirnya dengan airmata masih meleleh, saya berucap salam, start menuju Jogja untuk nanti malamnya pemberangkatan. Hhmmmm gejolak hati terasa semakin kuat, sementara airmata belum surut.. meleleh sepanjang jalan Solo-Jogja. #Hiks.. sedih. 

Wis., sabar sabarr... #meleleh lagi ini. Be-te-we ini sebenarnya mau cerita apa ya..? _Eh iya.. haduwh., apa ya.. Jadi lupa..
Ya sudah., di page berikutnya deh..   :D 


So.?
- Sungguh, kasih Ibu sepanjang masa..,
- Apa yang sudah kita berikan untuk mereka _ortu.? Hmmm,, setidaknya ucapan yang membuat mereka senang.
-          Don’t forget.!!! Pray for them.,




 Semoga bermanfaat.,
Wa akhiru da’wana, alhamdulillahirobbil’alamiin.



---Bekasi,  17 May 2013---

0 komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger
Powered By Blogger
Powered By Blogger