Selasa, 06 Desember 2016

Tahan KELUH-mu, Luahkan SYUKUR-mu !!!

Posted by Nis |

Bismillah
Segala puji milik Allah subhanahu wa ta’ala..


Sodara-sodariku yang budiman, kali ini saya ingin perkenalkan teman super spesial saya yang bernama Lina Tatik alias Nong. Beliau akan menemani saya dalam episode ini.

Hamdalah.    via; Muslimah.Or.Id

Waktu itu ba’da isyak beberapa hari pasca gajian. Seperti biasa, agenda rutin habis gajian adalah traktiran. Yeay....!. Entah waktu itu giliran saya yang jadi bos ataukah si Nong. Yang jelas tempatnya adalah di gerai makanan paling banget kesukaannya si Nong. Apalagi kalau bukan h*kben. Pesanan sudah siap, kami pun segera menuju spot favorit. Yaitu di sebelah pinggir dekat kaca, madep ke-jalan. Duduk kami sebelah2an agar kalau mau comot2an lebih gampang, dan tidak terlihat oleh pengunjung lain yang ada di ruangan. Wkwkwk. Dan kami bisa sama2 melihat lalu lalang suasana jalanan.

Baru saja duduk, biasalah sudah sifat wanita yang katanya multi tasking, saya dan si Nong sembari meletakkan tas, lihat handphone, menata hidangan di meja, belah duren #eh, sumpit. Sembari melakukan itu semua, lidah kita orang tak putus2nya ngomyang alias ngedumel alias misuh2 #astagfirullah, ndak sampe begitu juga keless. Permasalahannya yaitu adalah mengenai kerjaan kita masing-masing.

Si Nong yang seorang tenaga medis #ciyeh. Lebih tepatnya dia seorang apoteker. Apoteker bukan ya dia itu. Entahlah pokoknya berhubungan dengan obatan2. Tanya lah sama beliau obat apa saja, kemungkinan besar dia akan tahu, sekaligus dengan harganya. Tapi satu obat yang beliau tidak ketahui formula dan resepnya. Yaitu obat penyembuh jomblo menahun biyar lekas ketemu jodoh. Wkwkwk mbak e laperr.. #eh, baper! :D

Menunggu dengan mengisi.   via: Lifestyle - Liputan6.com

Sembari ngunyah, kami belum juga berganti topik obrolan. Masih ngomel2 sendiri ndak jelas. Merasa sebel lah, dongkol lah, jengkel lah, uanyel lah, rasanya hidup kita ini kog sempelah. Kalau si Nong masalah lingkungan kerja, saya mengenai mas2 bersepeda hijau yang suka nge-kring2 saya tiap kali papasan. Sama2 pakai masker sih, tapi kadang saat tak sengaja bertemu pandang, tatapan matanya yang tajam bak busur panah-nya Arjuna serasa melesat menembus hati. Meng-amburadul-kan perasaanku.  Hwoalahhh!!! Jelas aja nge-kring2, lha kamu berhenti di tengah jalan, bikin macet! Wkkwkkwk. Maaf, bukan itu sodara2. Itu adalah permasalahan saya sekarang. #jiah,,,curhatt.!!

Fokus!. Jadi di tengah keasik-an kita orang ngeluh masalah gawean, seakan2 kami rasanya paling merana se-dunia karena mendapat pekerjaan yang kurang sesuai keinginan. Seolah-olah, ‘kenapa harus saya ya Allah?’ atau dengan redaksi lain, ‘kenapa saya yang harus di posisi ini ya Allah, salah hamba apa ya Allah, dapat pekerjaan ndak pernah bener ya Allah’. Astaghfirullah hal’adzim banget deh pokoknya. Nah di tengah suasana sedemikian rupa, di keramaian lalu-lalang jalan di hadapan kami, tak sengaja mata kami menangkap se-sosok pria paruh baya tengah menghentikan langkahnya karena macet ada mobil simpangan. Beliau seorang pedagang rupanya. Di pundaknya memikul bermacam-macam pernik aksesoris dan maninan anak2. Bambu pikulannya sampe mentiyung karena mungkin keberatan beban.

 Ini masih lebih enak, pakai gerobak.   via: Solopos.com

Seketika hati saya seperti kena deburan ombak, mak pyuk.. hati saya basah. Saya letakkan sumpit, memandangi onggokan nasi di depan saya lalu mendongak ke bapaknya. Astaghfirullah... saya noleh ke si Nong. “hey, lihatin bapaknya itu. Jam segini masih kerja. Keliling. Jalan kaki. Sementara kita udah duduk2 disini, makan enak. Bayangpun....”

Satu ayat kesayangan namun sering terlupakan kembali berdentang2 di kedalaman sanubari. “maka nikmat Tuhan-mu yang manakah yang kamu dustakan?!”. Merasa diri ini paling susah, paling ndak enak, paling melas sejagat.. tapi coba dipikir. Masih susah-an mana sama bapaknya itu,, masih capek-an mana sama bapaknya itu,, masih melas-an mana sama bapaknya itu?!. Kita yang kerja enak naik motor, kerjaannya duduk nyaman di ruangan AC, gaji sudah pasti, jam kerja jelas, lembur dibayar, kog masih merasa kuraaaang terus.

Si bapaknya itu, dan bapak2 atau abang2 penjual semisal mereka, seperti; abang tukang sol sepatu, tiap pagi jam 6-an sudah terdengar suara khas-nya menawarkan jasa sol sepatu di sekitar kos saya. Bayangpun, berangkat jam berapa beliau dari rumahnya. Kita baru bangun tidur mungkin, si abangnya sudah jalan,, jalan kaki pula. Atau kalau di Klaten, kadang ada yang jual ambEn, itu lho tempat tidur kayu yang nantinya jadi tempat kita meletakkan kasur buat tidur. Keliling jalan kaki sembari memikul ambEn itu, maasyaAllah... entah bapaknya itu rumahnya dimana, sampai ke tempat saya jauhnya seberapa, ah,,,saya aja jalan kaki dari kamar ke toilet kadang ngeluh capek. Subhanallah..

Penjual amben keliling.   via: dluwang

Kembali ke bapaknya yang jual aksesoris. Terpikir dalam benak saya waktu itu. Betapa saya dan si Nong sudah lebih enak jauuuuuuuuuuuuuuuuuh dibandingkan si bapak itu. Malam2, di saat kita-orang sudah berleha-leha, makan, santai. Si bapak itu masih jalan memikul dagangannya. Siang2 kami duduk enak di ruangan, si bapak itu panas2 jalan kaki. Penghasilan kami pun mungkin lebih2 banyak bila dibanding dengan hasil jualan bapak itu. Terpikir, kira2 sudah laku belum itu dagangan dari pagi bapaknya keliling. Di rumah mungkin anak istrinya menunggu kepulangan si bapak. Apakah uang yang didapat hari ini cukup untuk makan besok. Apalagi kalau anaknya sudah sekolah. Tentu kebutuhan sudah buanyak tak terkira.

Ahh,,  betapa malunya tadi mengeluarkan keluhan2 tak semestinya. Bukankah si bapak itu lebih berhak mengeluh mengenai pekerjaannya? Bukankah bapak itu lebih berhak mengeluh mengenai capek nya? Bukankah bapak itu lebih berhak mengeluh mengenai penghasilannya?

Saya dan Nong langsung disentil Allah Ta’ala pada saat itu juga. Lihat lah, masih buanyak orang di luaran sana yang mendambakan nikmat yang sama dengan kita. Betapa kita jauuuuh lebih2 beruntung dari mereka. Bukankah syukur itu lebih utama. Mengeluh itu gunanya apa?? Ngurangin beban enggak,, nambahin dosa iya.!


Dalam setiap keadaan.!!!   via: pempem22 - WordPress.com



Demikianlah untuk episode kali ini. Barokallahu fiikum.
Alhamdulillahirabbil ‘alamiin.








------Jakarta, 06 Desember 2016------
jam pulang




0 komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger
Powered By Blogger
Powered By Blogger