Ketika antum membuka blog
ini, sesaat kemudian pasti akan secara otomatis terdengar sebuah lantunan
syair. Tapi ini terbatas kepada yang telah memasang aplikasi terkait, yaitu
semacam flash player gitu deh.
Tak pernah bosan rasanya
(_saya) mendengarkan cerita ini,
Relakanlah
perpisahan kita ini
Iringilah
pemergian daku nanti
Dengan doa
yang tidak henti
Moga Islam
terus berdiri
Usapilah
genang air mata kasih
Senyumanmu
penguat semangat daku
Andai kita
tak jumpa lagi
Ku semai
cintamu di syurga
Berpisahlah
dua jiwa
Meninggalkan
kuntum cinta
Mekar di
istana taqwa
Menyahut
panggilan Allah
Dengan
nama-Mu Allah yang Maha Gagah
Langkahku
atur pasrah daku berserah
Menangkanlah
kaum muslimin
Hancurkanlah
kaum musyrikin
Hanzalah pergi ke medan jihad
Bersama
dengan para sahabat
Bertempur
hebat penuh semangat
Sehingga
dia syahid akhirnya
Turunlah
malaikat ke bumi
Mandikan
jasadnya simpati
Sucilah
jasadnya mewangi
Diarak
rohnya ke Firdausy
Hening
malam menyaksikan
Korban
cinta dua insan
Baru
diijabkabulkan
Rela
menyahut seruan
Demi Islam
ditegakkan
Jihad
menjadi pilihan
Sebuah syair nasyid yang
bisa menyalakan semangat, penuh makna, dan
luar biasa..._menurut saya. Setiap mendengar nasyid ini, seolah
merasakan bagaimana suasana ketika itu, seperti yang diceritakan pula dalam
sebuah hadits.
_ini postingan kedua, kisah tentang Hanzlah
Tentang seorang sahabat,
bernama Hanzalah. Sore itu dia menemui Rasulullah SAW untuk mengutarakan maksud
hatinya hendak turut bersama rombongan Rasulullah dan para shahabat. Kemana.? Ke
salah satu taman surga. Yaitu sebuah pertempuran dimana nyawa sudah
dipersiapkan sebagai persembahan sebagai tiket memasuki surga nan kekal. Dimana
para syuhada mengalirkan wangi semerbak darahnya sebagai pertanda bahwa surga
begitu nyata. Keharumannya seolah memberikan rayuan kepada yang masih bernyawa
untuk segera menyusul mereka.
Semangat yang membakar di
hati Hanzalah pada akhirnya harus tertahan, karena ijin dari Rasulullah SAW
tidak dikantonginya. Why.? Bagaimana
jadinya Rasulullah hendak mengijinkan seorang calon mempelai pengantin pria
meninggalkan ratu dan singgasananya. Dimana sore itu juga adalah hari
ditetapkannya Hanzalah melaksanakan walimahannya. Sabda Nabi pun dipatuhinya,
untuk melangsungkan akad nikah yang memang sudah terencana.
Pagi harinya saat membuka
mata, terdengar kabar bahwa kaum muslimin kalah dalam peperangan. Seketika itu
juga Hanzalah bangkit, menyusul Rasulullah SAW dan para shahabat berjuang
mengerahkan segala daya upaya dalam rangka bakti dan cinta kepada Allah ta’ala.
Tak terpikir lagi bahwa baru saja dia melaksanakan pernikahan. Manisnya dunia
secicip baru dirasakan, namun tak setitik pun terasa berat dalam hatinya untuk
meninggalkannya.
Peperangan pun usai. Para
syuhada dikumpulkan untuk dimakamkan. Termasuk diantara mereka adalah Hanzalah.
Namun ada keanehan yang terjadi pada jasad Hanzalah, seorang shahabat mendapati
tubuh Hanzalah basah. Dari kepalanya mengucur air. Ditanyakanlah keanehan
tersebut kepada Rasulullah SAW. Jawaban beliau, bahwasanya Hanzalah tengah
dimandikan oleh malaikat, dikarenakan syahidnya dalam keadaan junub.
Dalam rengkuhan cinta, Hazalah
telah menemui Tuhannya...
masyaAllah...
0 komentar:
Posting Komentar