Bismillah.
Segala puji milik Allah Ta’ala.
Tidak ada sukses yang lebih sukses dari suksesnya orang yang
berhasil melewati sirath sehingga mendapatkan surga. Pun tidak ada cinta yang
lebih berharga daripada cinta Allah Ta’ala. Mengapa kesuksesan dan kecintaan
itu senantiasa menjadi tujuan umat manusia? Orang yang sukses perihal keduniaan,
pastinya berbagai kemudahan bisa didapat. Misal punya mobil, kemana2 lebih enak
tidak merasakan capeknya jalan kaki atau mabok naik turun angkot. Punya banyak
duit, maka menjadi mudah lah dalam memenuhi kebutuhan hidup. Katanya, ‘asal
punya duit mah, semua bisa diatur’.
Syuksess ya say... :D via: http://armanalfarisi.blogspot.co.id/2012_03_01_archive.html
Nah kalau dicintai (perhatikan! Cinta bisa dalam arti luas),
misal kita dicintai petugas perpus kampus, maka ada kemudahan2 perihal
peminjaman buku atau masuk ke area perpus online meskipun tidak membawa KTM.
*pengalaman :D. Atau jikalau kita dicintai dosen yang kebetulan jadi pembimbing
TA/skripsi, maka pastinya ada kemudahan2 spesial untuk kita dalam proses menuntaskannya
pun ketika ujian pendadarannya. *pengalamanjuga :D. Atau dicintai bapak2
penjual sayur, bisa mendapat diskon sekaligus bonus saat bertransaksi.
*pengalaman lagi :D :D. Atau kalau dicintai calon mertua, maka... wkwkwwk *yang
ini belum pengalaman :D :D ;D. ##hidupku
penuh cintaaa...... alhamdulillah.
Demikianlah contoh-contoh keuntungan yang diperoleh bila
seseorang sukses dan dicintai manusia.
Sedangkan bila ditilik sukses dan dicintai Allah dalam
perspektif akhirat = SURGA. Kecintaan Allah ibarat adalah makanan pokoknya
hati. Maka dengan cinta Allah itulah hati menjadi sehat, kuat, tak mudah
terperangkap oleh jaring2 syaiton laknatullah ‘alaih. Sementara hati yang
kosong dari cinta Allah, seperti ruang tanpa cahaya, gelap gulita. Tidak
tenang, tak tahu arah, yang ada kadang bisa terjadi kita tanpa sengaja melukai
diri sendiri.
Kecintaan Allah lebih agung dari pengakuan cinta kita kepada
Nya.
Ciri-ciri / tanda orang yang dicintai Allah Ta’ala:
*1) Mengikuti Tuntunan Rasulullah shallallahu’alaihi wa
sallam.
Dalil; QS. Al-Anfal: 24
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اسْتَجِيبُوا لِلَّهِ وَلِلرَّسُولِ إِذَا دَعَاكُمْ لِمَا يُحْيِيكُمْ ۖ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ يَحُولُ بَيْنَ الْمَرْءِ وَقَلْبِهِ وَأَنَّهُ إِلَيْهِ تُحْشَرُونَ
“Hai
orang-orang yang beriman, penuhilah seruan
Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi
kehidupan kepada kamu[605], ketahuilah bahwa Sesungguhnya Allah membatasi
antara manusia dan hatinya[606] dan Sesungguhnya kepada-Nyalah kamu akan
dikumpulkan.”
[605] Maksudnya:
menyeru kamu berperang untuk meninggikan kalimat Allah yang dapat membinasakan
musuh serta menghidupkan Islam dan muslimin. juga berarti menyeru kamu kepada
iman, petunjuk Jihad dan segala yang ada hubungannya dengan kebahagiaan hidup
di dunia dan akhirat.
[606] Maksudnya:
Allah-lah yang menguasai hati manusia.
Ikuti seruanNya. via: http://www.av-iq.com/
Kalimat ‘wahai orang2 yang beriman’, adalah
panggilan untuk 2 hal: 1.Perintah, 2.Larangan. Dalam ayat di atas, Allah
menyuruh alias memberikan perintah yangmana apabila kita melaksanakan
perintahNya tentulah kita termasuk kriteria makna dari orang2 bertakwa. Dan
dengan kita bertakwa, ostomastis Allah akan cinta kepada kita *amiiin. Lalu,
perintah-Nya.?? Di atas disebutkan untuk memenuhi seruan Allah dan Rasulullah.
Kata sambung ‘dan’ bermakna sejajar. Berarti bersamaan kita harus mengikuti
Allah, mengikuti pula Rasulullah. Pun dari Rasulullah, pada dasarnya adalah
dari Allah juga.
Salah satu makna sunnah yaitu; Setiap yang disandarkan
kepada Rasulullah, baik ucapan, perbuatan, akhlak, sifat, perilaku, dll.
Seluruh cara Rasulullah.
‘Shalatlah
kalian sebagaimana kalian melihat aku shalat’.
(HR.
Bukhari)
Kalau bisa, benar2 mencontoh segala yang ada pada Beliau.
QS.Ali Imran: 31
قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
“Katakanlah:
"Jika kamu (benar-benar) mencintai
Allah, ikutilah Aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni
dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
Sudah gamblang bagaimana Allah ingin melihat bukti cinta
kita kepada-Nya, yaitu dengan mengikuti Rasulullah. Yang menyakitkan dari cinta
kepada manusia, bahwa kadang cinta sepenuh hati kita tak terbalaskan. Sungguh
sakiiiiit rasanya hati hancur berkeping2, menjadi kepingan debu. Wes tak
terlukiskan lah rasanya seperti apa. Tapi mungkin lebih sakit yang di php-in
kayaknya. Sudah siap2 pengin khitbah, eh malah dapat undangan nikah.
Innalillahi banget ya Allah. Piye jal kalo begitu itu. Padahal... Setoppp.!!!!
*malah bahas opo lah iki.!! Kebanyakan nonton drama korea :D
Cinta oh cinta... via: https://www.youtube.com/watch?v=Vp85NO3dww0
Nah, tak perlu hawatir lah kalau sama Allah Ta’ala mah. Gak
bakalan ada ceritanya cinta bertepuk sebelah mata *eh,tangan,, macam di
sinetron dan drama2. Hadits panjang di bawah ini akan menjelaskannya.
Dari Abu Hurairah –radhiyallahu ‘anhu-, ia berkata bahwa
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Allah Ta’ala berfirman: Aku
sesuai persangkaan hamba-Ku. Aku bersamanya ketika ia mengingat-Ku. Jika ia
mengingat-Ku saat bersendirian, Aku akan mengingatnya dalam diri-Ku. Jika ia
mengingat-Ku di suatu kumpulan, Aku akan mengingatnya di kumpulan yang lebih
baik daripada itu (kumpulan malaikat). Jika ia mendekat kepada-Ku sejengkal, Aku
mendekat kepadanya sehasta. Jika ia mendekat kepada-Ku sehasta, Aku mendekat
kepadanya sedepa. Jika ia datang kepada-Ku dengan berjalan (biasa), maka Aku
mendatanginya dengan berjalan cepat *redaksi lain dengan berlari.” (HR. Bukhari no. 6970 dan Muslim no. 2675).
Sumber
MaasyaAllah... Betapa so sweetnya Allah Ta’ala. Meleleh hati
adek membacanya. :D
*2) Berlemah lembut kepada orang-orang yang beriman, keras
kepada orang2 kuffar.
Saling berbuat baik menyuburkan cinta.... via: http://adjiesilarus.com/berbuat-baik-untuk-hidup-bahagia/
Qs.Al Maidah: 54
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا مَنْ يَرْتَدَّ مِنْكُمْ عَنْ دِينِهِ فَسَوْفَ يَأْتِي اللَّهُ بِقَوْمٍ يُحِبُّهُمْ وَيُحِبُّونَهُ أَذِلَّةٍ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ أَعِزَّةٍ عَلَى الْكَافِرِينَ يُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَلَا يَخَافُونَ لَوْمَةَ لَائِمٍ ۚ ذَٰلِكَ فَضْلُ اللَّهِ يُؤْتِيهِ مَنْ يَشَاءُ ۚ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ
“Hai
orang-orang yang beriman, Barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya,
Maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintaiNya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang
yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad
dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela.
Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan
Allah Maha Luas (pemberian-Nya), lagi Maha mengetahui.”
Murtad yaitu keluar dari agama Allah. Yang sebelumnya ia
beriman, entah mungkin dengan berbagai sebab, hingga seseorang itu menyatakan
dengan sadar bahwa dirinya mengingkari Allah Ta’ala. Wal iyyadzubillah. Semoga
Allah senantiasa menjaga hati kita tetap dalam keimanan hingga maut menjelang.
Amiiin. Sungguh amat besar kerugian orang yang meninggalkan agama Allah hanya
untuk kesenangan dunia yang amat sangat keciiiiilllll dan sesaat. Sering kita
jumpai, adanya muslimah yang rela berpindah agama demi dinikahi oleh
pasangannya yang berbeda keyakinan. Atau saudara2 muslim kita yang kurang mampu
lantas rela menukar agamanya demi kebutuhan pokok sehari2, pakaian, dan secuil
harta yang ditawarkan misionaris yang memang membidik kalangan seperti mereka.
Kalau dibahas bisa panjang. :D
Nah, kaitannya terhadap orang2 yang murtad, Allah sama
sekali tidak rugi, Islam tak pula kehilangan kemuliaannya. Mudah bagi Allah
untuk mendatangkan ganti dari mereka, dengan orang2 yang kualitasnya malah jauh
lebih melampaui mereka. Yang mencintai
dan dicintai Allah. Ayat di atas dengan rinci menyebutkan kriteria orang2
tersebut. Salah satunya yang berlemah lembut kepada sesama muslim, sementara
kepada orang kafir ia keras.
Mari kita simak hadits perumpamaan2 indah orang2 yang
beriman;
“Orang mukmin dengan orang mukmin yang lain seperti sebuah
bangunan, sebagian menguatkan sebagian yang lain.”
[Shahih Muslim No.4684] Sumber
“Perumpamaan kaum mukmin dalam sikap saling mencintai,
mengasihi dan menyayangi, seumpama tubuh, jika satu anggota tubuh sakit, maka
anggota tubuh yang lain akan susah tidur atau merasakan demam.”
[HR. Muslim]
Sumber
Persaudaraan sejati. via: http://www.ululalbabradio.com/2016/12/hakikat-persaudaraan-muslim-yang.html
Coba, kalau misal pas tangan kita tak sengaja tersayat. Berdarah.
Apa tindakan anggota tubuh kita yang lain? Apa mungkin si lidah kita berkata, ‘eh,
berdarah’, wes gitu tok habis itu diem. Anggota tubuh yang lain juga diem saja.
Lagi asik kerja input voucher, tangan kirinya berdarah tak sengaja nyenggol cuter. Tahu si tangan terluka apakah
dibiarkan saja, lanjut input. Darah netes2 perih di cuekin. Yo gak lah ya. Pasti
terus pada tanggap. Kaki melangkah ke wastafel, tangan satunya mbasuh darah,
ambil obat merah sama plaster luka, diobatin, mata memperhatikan seksama
lukanya, mulut meniup2 biar cepet kering, mengupayakan bagaimana caranya agar
luka tersebut cepet sembuh. Demikianlah seharusnya interaksi sesama muslim. Bila
satu orang sedang kesusahan, yang lain ikut merasakan, mengusahakan bagaimana
beban saudaranya menjadi ringan.
Contoh kisah yang fenomenal yaitu persaudaraan kaum Ansor
dengan Muhajirin. Dikisahkan pada waktu itu Aburrahman bin ‘Auf hijrah ke
Madinah meninggalkan harta dan keluarga, sebagaimana yang lainnya. Tiba di
Madinah, tanggapan penduduk Madinah maasyaAllah sedemikian luarbiasa. Salah seorang
berkata, “aku punya istri 3, pilihlah yang paling engkau sukai, maka aku akan
menceraikannya untukmu”. Yang lainnya, “aku punya kebun banyak, ambillah satu
untukmu”. Banyak lagi yang lainnya menawarkan harta yang mereka punya untuk
dibagi dengan kaun Muhajirin dari Makkah. Pada akhirnya Abdurrahman bin ‘Auf
hanya meminta untuk ditunjukkan dimana letak pasar. Subhanallah.
*3) Berjihad di jalan Allah (dalam arti luas).
Jihad
(bahasa Arab: جهاد) menurut syariat Islam adalah berjuang
dengan sungguh-sungguh. Jihad dilaksanakan untuk menjalankan misi utama manusia
yaitu menegakkan Din (atau bisa diartikan sebagai agama) Allah atau menjaga Din
tetap tegak, dengan cara-cara sesuai dengan garis perjuangan para Rasul dan
Al-Quran. Sumber; https://id.wikipedia.org/wiki/Jihad
Jihad ada berbagai macam, diantaranya;
Melawan Syaithan. Yaitu memerangi bisikan2nya untuk
melakukan kemaksiatan. Karena tugas utama syaithan adalah menjerumuskan manusia
ke dalam dosa hingga kelak menjadi temannya di neraka. Na’udzubillah.
Melawan orang2 kafir -> dengan kriteria dan waktu yang
tepat.
Ka-fa-ra. via: http://www.republika.co.id/berita/
“\... dan
janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan
dengan sesuatu (sebab) yang benar demikian itu yang diperintahkan
kepadamu supaya kamu memahami(nya).” (QS Al An’am: 151)
Maksud dari ‘sesuatu sebab yang benar’ yaitu yang dibenarkan
oleh syara' seperti qishash membunuh orang murtad, rajam dan sebagainya. Termasuk dalam membunuh orang kafir, ada
ilmunya. Tidak sembarangan, tidak pula serampangan. Tiap ketemu orang kafir, langsung
dibunuh. Tidak boleh seperti itu. Harus benar2 belajar dengan ilmu yang haq,
sehingga paham benarnya bagaimana.
Para ulama membagi orang kafir menjadi tiga kategori:
1. Orang kafir harbi (al-muhâribîn)
2. Orang kafir yang memiliki perjanjian dengan kaum Muslimin
(ahlu al-‘ahd)
3. Orang kafir ahlu dzimmah (adz-dzimmi)
Penjelasan dari kategori di atas bisa dibaca di: https://almanhaj.or.id/2569-apakah-semua-orang-kafir-sama.html
Melawan hawa nafsu.
Jihad melawan hawa nafsu, yaitu nafsu yang negatif. Jangan sampai
mengira nafsu makan juga harus diperangi. Apalagi nafsu makan anak. Malah banyak
orang tua bingung bagaimana cara agar meningkatkan nafsu makan anak, agar
sehat, tidak lemesan, cerdas, lincah, dsb.
Hawa nafsu negatif yang dimaksud bisa berarti nafsu ketika
marah. Rasulullah mewasiatkan khusus untuk melawan marah. Yaitu dalam hadits;
Dari
Abu Hurairah Radhiyallahu anhu bahwa ada seorang laki-laki berkata kepada Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam : “Berilah aku wasiat”. Beliau menjawab, “Engkau jangan marah!” Orang itu
mengulangi permintaannya berulang-ulang, kemudian Nabi Shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda: “Engkau jangan marah!” [HR al-Bukhâri]. Sumber
Nafsu mengejar dunia juga harus dikendalikan. Keinginan memiliki
harta yang tak pernah berbatas. Pengin ini, pengin itu, pengin semuanya. Satu terpenuhi,
muncul keinginan lainnya. Tak pernah puas. Kembalikan lagi bahwa dunia hanyalah
kesenangan yang sementara. Hakekat kesenangan yang sesungguhnya dan abadi
selamanya yaitu surga-Nya Allah Ta’ala. Banyak lagi nafsu2 negatif lain, semoga
kita diberikan kekuatan dalam melawannya.
Masjid Ar-Rahmat – Slipi, 18/2/17
Ust. Muhsan S.
dengan beberapa penyesuaian :D
.....~Bersambung :D
Baca Juga:
-------Jakarta, 25 Februari 2017-------
menanti Dzuhur